Jangan mengharapkan apapun!

Jennifer terlonjak kaget ketika tangan seseorang melingkar di lehernya. Ia sangat mengenal wangi parfum yang menguar di indera penciumannya.

"Astaga, apa yang kau lakukan?!" Buru-buru Jennifer menepis kedua tangan pria yang melingkar di lehernya tersebut. Sebelum kemudian beranjak dari kursi dan berdiri saling berhadapan.

Pria tersebut terkekeh. Reaksi yang menggemaskan, pikirnya. Hingga membuat Jennifer melayangkan tatapan kesal.

"Kenapa kau bisa berada disini? Bagaimana jika ada yang melihatmu?!" Jennifer melirik ke arah pintu, memastikan ada atau tidaknya tanda-tanda seseorang yang akan masuk ke dalam ruangan. Hubungan mereka memang tidak diketahui siapapun kecuali Jane. Ya, Jennifer dan Billy sudah menjalin kasih selama enam bulan lamanya. Sebelumnya mereka sudah saling mengenal saat keduanya menempuh pendidikan di universitas yang sama. Billy lebih dulu menyukai Jennifer yang saat itu menjadi juniornya, hingga akhirnya mereka dipertemukan kembali, dan betapa terkejutnya Billy, wanita yang ia cintai selama ini adalah pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

"Tenang saja sayang, tidak ada yang melihatku masuk ke dalam ruangan ini." Sungguh sikap Billy terkesan sangat santai, ia tidak peduli dengan kehadiran orang lain. Untuknya yang saat ini adalah bisa bertemu kekasihnya sudah cukup, mengingat sudah tiga hari mereka tidak saling bertatap muka.

"Ck, kau ini." Jennifer menyilangkan kedua tangan. "Apa pekerjaanmu sudah selesai? Bukankah kau masih harus melakukan pemotretan?" Jennifer ingat betul jadwal kekasihnya itu, karena ia sudah mencari tahu dari Jane.

Sikap Jennifer yang tidak seperti biasanya membuat Billy menjadi paham, meskipun tidak diungkapkan oleh Jennifer, ia tahu benar jika kekasihnya yang seorang Direktur itu tidak menyukai kedekatannya dengan Clarisa. Billy meraih kedua tangan Jennifer, lalu membawa ke dalam dekapannya.

"Maaf untuk yang kemarin, pasti kau melihatku dengan Clarisa." Diusapnya punggung Jennifer dengan penuh kasih sayang. Billy sempat melihat Jennifer yang mengamati dirinya di dalam mobil, hubungan backstreet membuat keduanya kerap kali tersiksa dan tidak bisa bebas bertemu di depan banyak orang, sehingga mereka seringkali bertemu di tempat tertentu, seperti makan bersama di private room.

Jennifer terpaksa menyembunyikan hubungannya dengan Billy dari sang kakak. Ia merasa cemas jika kakaknya itu akan melakukan sesuatu kepada Billy, mengingat kekasihnya itu adalah seorang publik figur yang akan selalu berhubungan dengan wanita-wanita sesama profesi.

Jennifer mengurai pelukan mereka. "Memang apa yang kau lakukan kemarin sehingga meminta maaf kepadaku?" Meskipun berkata lembut, tetapi tidak dengan sorot mata Jennifer yang mendelik tajam. Jennifer berbeda dari wanita pada umumnya, jika wanita lain jika merasa cemburu akan marah-marah atau menggerutu sepanjang hari, akan tetapi Jennifer tidak seperti itu, wanita itu akan bersikap santai seolah apa yang dilihatnya bukanlah masalah besar.

Billy menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Seperti inilah sikap kekasihnya, seringkali ia dibuat ragu dengan perasaan Jennifer padanya.

"Karena aku terlihat sangat dekat dengan Clarisa di lokasi syuting, lalu tadi pagi aku juga melakukan pemotretan mesra dengannya," jelas Billy ragu-ragu, mengamati ekspresi apa yang akan ditunjukkan kepadanya.

Tatapan Jennifer yang menajam perlahan mulai memudar. "Aku tau, kau hanya bersikap profesional kerja saja. Lagi pula aku percaya denganmu, kau tidak mungkin memiliki hubungan dengan Clarisa."

Tersemat senyuman tipis di sudut bibir Billy karena Jennifer mempercayai dirinya. Inilah yang selalu membuatnya merasa nyaman berada di dekat Jennifer, kekasihnya itu selalu bersikap dewasa dari usianya, bahkan di usianya yang masih muda, Jennifer bisa pemimpin perusahaan dengan baik.

"Kau benar sayang, aku dengan Clarisa hanya sebatas teman kerja saja," ucapnya dan kemudian memberikan usapan lembut pada rambut Jennifer. "Karena sudah waktunya makan siang, aku pergi dulu."

"Hem...." Jennifer mengangguk. Billy mengulas senyum, sebelum kemudian keluar dari ruangan setelah Jennifer mengiyakannya.

Ekor mata Jennifer melirik ke arah pintu, dimana Jane baru saja memasuki ruangan. "Nona maaf, saya tidak bisa menolak saat Tuan Billy ingin masuk ke dalam menemui Nona." Jane sempat melarang Billy untuk menemui Nona Direkturnya, mengingat bisa saja beberapa pasang mata melihat Billy bersama dengan Nona Jennifer di satu ruangan, akan tetapi pria itu tetap bersikeras sehingga Jane tidak memiliki pilihan lain.

"Tidak apa-apa Jane." Jennifer tersenyum, ia tidak akan menyalahkan Jane, memang selama menjadi kekasih Billy sudah membuatnya cukup paham sikap pria itu.

***

Suasana hati Billy menjadi membaik ketika sudah bertemu dengan kekasih tercintanya. Menyembunyikan hubungan mereka tidak jarang membuatnya tersiksa dan kerap kali merasa kesal, pasalnya kekasihnya adalah wanita muda dan sangat cantik. Terlebih lagi pemilik perusahaan, sudah pasti banyak yang menginginkan kekasihnya itu. Berbeda dengannya, keluarganya hanya memiliki dua perusahaan dan terbilang sangat jauh jika dibandingkan dengan Keluarga Romanov.

Seorang wanita cantik dan seksi berjalan mendekat dan menepuk bahu Billy. "Billy, kita makan siang bersama." Hingga membuat Billy menoleh ke arahnya.

"Bukankah kau akan makan dengan managermu, Clarisa?" Ya, wanita itu adalah Clarisa, salah satu teman wanita yang dekat dengannya, tetapi entah kenapa di sekelilingnya mendukung hubungan mereka yang jelas-jelas hanya rekan kerja saja.

Sebelum Billy memberikan jawaban, suara kegaduhan memenuhi ruangan studio. Entah apa yang terjadi sehingga para staf wanita dan para model lainnya gaduh mengenai sesuatu.

Billy serta Clarisa serentak menolehkan tubuh mereka ke arah pandangan semua mata berpusat. Sosok pria tampan dan gagah, penampilannya jauh berbeda dari pertama kali ia menjejakkan kaki di perusahaan Romanov Ent. Pria yang tengah menjadi pusat perhatian tidak lain ialah Nico Jefferson, bodyguard tampan milik Jennifer.

Dengan gaya angkuhnya, Nico melewati begitu saja para staf wanita dan pria yang berpapasan dengannya. Mereka semua kembali berbisik ketika Nico masuk begitu saja ke dalam ruangan yang hanya boleh orang-orang tertentu saja memasuki ruangan tersebut, sehingga banyak menimbulkan beragam pertanyaan di benak mereka. Tidak terkecuali Billy.

"Siapa pria itu? Kenapa masuk ke dalam ruangan....." Oh, shitt di dalam ruangan itu terdapat kekasihnya, tidak mungkin pria itu memiliki hubungan dengan Jennifer.

"Billy, ada apa?" Melihat Billy yang tercenung sesaat, Clarisa menyadarkan Billy dengan tepukan telapak tangan di bahu kirinya.

Wajah Billy seketika memucat, bayang-bayang akan kekasihnya bersama dengan seorang pria tampan dan gagah di ruangan yang semua membuat hatinya bergejolak tidak tenang.

"Tunggu sebentar." Billy hendak melangkah, bermaksud memastikan hubungan pria itu dengan Jennifer, namun detik kemudian ia kembali memutar arah. "Ayo, kita makan siang," ucapnya pada Clarisa. Mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam ruangan tersebut, Billy tidak ingin Jeniffer dalam kesulitan karenanya. Biar bagaimanapun mereka sudah sepakat untuk merahasiakan hubungan mereka hingga Jennifer siap untuk mengumumkan akan status mereka.

Clarisa tersenyum, ia tidak akan membuang kesempatan untuk makan siang bersama dengan Billy, pria tampan yang sudah membuatnya jatuh hati.

***

Jennifer terperangah di tempatnya, pasalnya Nico tiba-tiba sudah berada di dalam ruangan yang sama dengannya dengan penampilan Nico yang lebih rapih dari sebelumnya.

"Ke-kenapa kau berada disini?" Masih dengan keterkejutannya, karena seingatnya tidak memberitahukan keberadaan dirinya kepada pria itu.

Nico tersenyum, lalu melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya dan menyelipkannya di saku jas. "Tentu saja aku berjalan kaki untuk menemui Nona," ujarnya. Pria itu dengan santai masih menyandarkan punggung di depan pintu yang tertutup, hingga Jennifer baru menyadari keberadaannya. Karena sejak lima menit yang lalu, Nico masuk tanpa bersuara karena Jennifer dan Jane tengah memeriksa suatu dokumen.

Jennifer memutar bola matanya dengan malas. "Iya, aku tau kau berjalan dengan kakimu tapi aku belum menghubungimu untuk segera menjemputku." Bibir Jennifer mengerucut hingga Nico semakin dibuat gemas.

"Bagaimana caranya Nona menghubungiku, bukankah Nona tidak memiliki nomor ponselku?" serunya dengan nada ejekan.

Jennifer tersentak. Benar juga, ah kenapa dirinya melupakan hal itu? "Lalu bagaimana caramu mengetahui jika aku berada disini?" Jennifer tetap tidak ingin mengakui kebodohannya tersebut.

"Tentu saja dari sekertaris Nona." Sontak saja membuat Jennifer menoleh ke arah Jane yang tersenyum kepadanya.

"Kau memberikan nomor ponselmu padanya?" tanyanya pada Jane dengan tatapan datar.

Jane mengangguk. "Benar Nona, Tuan Nico mengatakan untuk mempermudah mengetahui keberadaan Nona. Tadi juga Tuan menghubungi saya, sehingga saya memberitahukan jika Nona sedang berada di studio lantai tiga."

Penjelasan Jane tidak bisa membuat Jennifer mengeluarkan sepatah katapun. Jadi bodyguardnya itu selangkah lebih maju, dan benar-benar membuktikan bagaimana caranya berlaku menjadi seorang bodyguard. Sementara Nico menatap wajah Jennifer yang tertekuk, ia hanya tersenyum simpul.

"Sudah waktunya jam makan siang Nona. Sebaiknya Nona makan terlebih dahulu. Jika tidak, Nona akan menjadi lebih kurus dan...."

"Tutup mulutmu." Jennifer memotong perkataan Nico, kedua matanya membeliak, ia tidak terima dengan ucapan Nico yang mengatakan jika dirinya kurus.

"Hehe......" Lagi-lagi Nico hanya terkekeh, hingga benar-benar membuat Jennifer kesal setengah mati.

Jennifer menarik napas panjang, kenapa pria itu sangat menyebalkan. "Jane, carikan tempat makan siang untuk kita." Dan kemudian beranjak dari tempat duduk.

"Baik Nona."

"Menyingkirlah...." Jennifer terlihat kesal, wanita itu ingin keluar dari ruangan tetapi justru Nico masih menyandarkan punggung pada daun pintu.

Nico terkesiap, kemudian menyingkir dan membukakan pintu untuk Jennifer. "Silahkan Nona...."

Sementara Jennifer hanya melirik dengan ekor matanya. "Ck, berpura-pura bersikap manis," gumamnya namun terdengar jelas oleh Nico, sebelum kemudian berlalu dari ruangan itu.

Nico terkekeh. Astaga, menggemaskan sekali, batinnya.

Nico serta Jane sesegera mungkin mengekori Jennifer yang semakin menjauh. Mereka menjadi pusat perhatian kembali, terlebih lagi Nico tidak berjalan di belakang Jennifer, melainkan di samping Nona majikannya itu.

Aishh, apa pria ini sengaja? Jennifer hanya membatin, ia bisa mendengar para staf berbisik tentangnya dan juga tentang Nico.

Berada di depan perusahaan dan berpapasan dengan Billy serta Clarisa. Jennifer menghela napas, kenapa harus disaat seperti ini berpapasan dengan mereka.

"Selamat siang Nona." Tentu saja Clarisa harus menghormati Nona Direktur, meskipun sejujurnya ia sangat benci dengan kecantikan yang dimiliki oleh Direkturnya karena melebihi kecantikan dirinya.

"Siang...." Jennifer dengan tatapan datarnya. Sekilas melirik ke arah Billy yang juga menatapnya dengan tajam.

Pasti dia salah paham.

Jennifer kembali melangkah, diikuti oleh Nico dan juga Jane. Sebelum berlalu, ekor mata Nico melirik singkat kepada Billy yang ternyata juga tengah menatap tajam kepadanya. Nico menyunggingkan senyum penuh arti, hingga kedua tangan Billy mengepal di sisi kedua pahanya.

"Nona sebaiknya duduk di depan saja," ujar Nico.

Kening Jennifer berkerut bingung. "Kenapa? Aku ingin duduk di belakang bersama Jane." Jennifer membuka handle pintu mobil.

"Tapi Nona...." Namun Nico kembali menahannya.

Jennifer mendengkus kesal. "Ada apa? Kenapa aku tidak boleh duduk di belakang?"

"Hem, itu...." Nico menggaruk keningnya, dan kemudian membisikan sesuatu. "Aku belum membersihkan kursi belakang, sepertinya masih ada serangga disana."

"Apa?!" Tentu saja Jennifer terkejut, ia paling benci dengan serangga jenis apapun. "Kenapa kau tidak mengatakannya sejak tadi?!" gerutunya.

Nico menarik kedua sudut bibirnya. Tangannya membukakan pintu mobil depan samping kemudi untuk Nona majikan yang menggemaskan itu. Setelah Jennifer masuk, Nico kembali menutup pintu dan Jane juga segera masuk ke dalam mobil, duduk di kursi belakang. Jane terheran, karena tiba-tiba saja Nona Direktur duduk di depan, tetapi ia tidak mempermasalahkannya.

Namun tidak dengan Nico yang tersenyum senang. Serangga seperti apa? Bahkan jika memang terdapat serangga di dalam mobilnya, ia sudah lebih dulu membakar mobilnya tersebut. Tidak mungkin ia membiarkan serangga bersarang di dalam mobilnya yang mahal dan terawat itu. Ia sengaja melakukan hal itu, karena saat ini Billy masih memperhatikan mereka di sisi mobil pria itu. Keyakinan Nico entah kenapa mengatakan jika Nona Jennifer dengan pria itu memiliki hubungan, nampak jelas di raut wajah pria itu yang menunjukkan kecemburuan dan ketidaksukaan.

"Jangan mengharapkan apapun dari Nona Jennie!" Bibir Nico memberikan kalimat tersebut, sebelum kemudian masuk ke dalam mobil meninggalkan gedung Perusahaan Romanov Ent.

.

.

To be continue

.

.

Billy Torres

Dah segitu dulu ya man teman.. terima kasih yang masih setia sama babang tampan Nico 💕💕

Terpopuler

Comments

Totok Tok

Totok Tok

bang nico

2023-12-19

0

Maia Mayong

Maia Mayong

wahh Nico ,, maju trussss ....

2022-03-12

1

NADIRAH

NADIRAH

semangat Nico demi mengambil hati xavierdan jeniyye
baru aelasi baca nopel tahanan bos mapia meluncur ke 3 bang" ganteng

2022-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog dan Visual
2 Wanita kesayangan
3 Merusak wajah cantik
4 Menyusahkan saja!
5 Daniel, sialan!
6 Habislah aku
7 Mati di tangan bos!
8 Benar-benar adik bos
9 Kekasih nona Jennie?
10 Apa yang kau lakukan?
11 Jangan mengharapkan apapun!
12 Pria raksasa menyebalkan!
13 Memberikan adik?
14 Menyingkirkan hewan liar
15 Kenapa dia juga berada disini?
16 Bertindak diam-diam
17 Kekasih masa lalu
18 Aku sudah menikah
19 Tidak akan pernah melepaskannya
20 Pengantin baru?
21 Kau sudah memiliki kekasih
22 Kau dalam masalah, temanku
23 Aku pasti akan mendapatkanmu lagi
24 Apa yang kau sembunyikan dariku
25 Tidak akan membiarkanmu pergi
26 Benar-benar sudah gila
27 Apa ini yang disebut melayani?
28 Meluapkan perasaan
29 Ingin merampas?
30 Kehilangan kesabaran
31 Ketiga pria mengerikan
32 Dasar pencemburu
33 Siapa yang lebih hebat?
34 Black Lion yang licik
35 Membantu Red Dragon?
36 Kenapa seperti ini?
37 Siapa yang mengincar Nona Jennie?
38 Luka yang berbuah manis
39 Kenapa harus mengawasiku?
40 Klien anonim?
41 Kejadian tiga tahun lalu
42 Menjagamu sampai akhir!
43 Siapa kau?
44 Kenapa dia terlihat senang seperti itu?
45 Sedekat itukah mereka?
46 Tidak tau malu
47 Pesta pernikahan
48 Melarat dalam sekejap mata
49 Harga yang sangat mahal
50 Terjerat pria seperti Daniel
51 Pemeran utama dan pemeran figuran
52 Jonas Fortes
53 Jika saja bukan temanku
54 Lebih baik menjadi Casper
55 Hanya akan memandangiku saja
56 Apa kau menyesalinya?
57 Nona Jennie, hanya miliknya.
58 Tidak dapat memendam lagi
59 Tidak menginginkan wanita lain
60 Aku akan menghabisimu!
61 Membawamu pergi
62 Tidak bisa hidup tanpamu
63 Berani menyentuhnya?!
64 Permintaan kencan
65 Melarikan diri dari singa ganas
66 Sebuah pengakuan
67 Ada apa dengan Nona Jennie?
68 Informasi tidak terduga
69 Aku ada disini
70 Apa seperti itu caramu berterima kasih?
71 Umpan sudah termakan
72 Jadi milikku ya.....
73 Dasar, calon kakak ipar
74 Menginginkan Nona Jennie
75 Permainan menarik
76 Hanya kau wanitaku
77 Aku tersiksa
78 Serangan
79 Cemburu
80 Jonas adalah......
81 Ketua Golden Dawn
82 Berlutut dan menangis darah
83 Desa Portmeirion
84 Kekasih putrimu
85 Membuang waktu dan tenaga
86 Akhir dari Lana
87 Semoga bahagia
88 Memiliki teman baru
89 Informasi yang berharga
90 Ternyata aku kuat
91 Ada yang tertinggal
92 Aku merindukanmu
93 Tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu
94 Serangan panas
95 Sahabat macam apa?
96 Berhenti mengganggu wanitaku!
97 Penyamaran
98 Aku ingin bersamamu
99 Apa lagi yang kalian sembunyikan
100 Kemarahan big bos
101 Bukan kakak yang baik?
102 Hanya urusan pria
103 Kau memilikiku
104 Aku tidak memerlukannya lagi
105 Bertamu atau menyerang?
106 Perangkap
107 Mission Completed
108 Kenapa dia yang marah?
109 Selangkah lebih maju
110 King Adam
111 Aku lebih tampan!
112 Terlambat
113 Harus bertanggung jawab
114 Mobil bergoyang
115 Tidak akan berharap lebih
116 Adikmu sudah menjadi kekasihku
117 Apa kau masih tidak bisa merasakannya?
118 Beruntung atau sial
119 Jangan menyentuhku!
120 Nikmati kematianmu!
121 Siapa yang sudah membantu?
122 Akhir dari seorang David
123 Dimana wanitaku?!
124 Apa kau ingin mati?!
125 Aku disini
126 Jangan salahkan aku menculik adikmu
127 Tidak ingin kehilangan
128 Seseorang yang berada di balik layar
129 Dua pria penyelamat
130 Pupus harapan
131 Aku harus mencegah mereka
132 Kenapa berubah?!
133 Jangan takut
134 Sudah cukup
135 Menerima apa adanya
136 Membuatnya bertekuk lutut
137 Anything for you
138 Balas dendam
139 Ancaman yang mematikan
140 Kebahagiaan berlipat
141 Menyandang status suami
142 Invitation Cards
143 The Wedding
144 Meraih kebahagiaan (THE END)
145 Bonus Chapter (Aku mencintaimu)
146 Bonus chapter (Penantian panjang berbuah manis)
147 Bonus chapter (Lupa waktu)
148 Bonus chapter (Santorini Island)
149 Bonus chapter (Kejutan)
150 Bonus chapter (Mereka adalah para Mafia)
151 Bonus chapter (Kelelahan)
152 Bonus chapter (Tidak tersiksa seorang diri)
153 Bonus chapter (Ingatan masa lalu)
154 Bonus chapter (Poor Nico)
155 Bonus chapter (Calon anggota baru)
156 Bonus chapter (Menjadi seorang Daddy)
157 Bonus chapter (Mengidam)
158 Bonus chapter (Gavin Ellard Wheeler)
159 Bonus chapter (Perkara mengusap kepala)
160 Bonus chapter (Elden & Liam)
161 Bastard Mafia (Falling In Love)
162 New Story
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Prolog dan Visual
2
Wanita kesayangan
3
Merusak wajah cantik
4
Menyusahkan saja!
5
Daniel, sialan!
6
Habislah aku
7
Mati di tangan bos!
8
Benar-benar adik bos
9
Kekasih nona Jennie?
10
Apa yang kau lakukan?
11
Jangan mengharapkan apapun!
12
Pria raksasa menyebalkan!
13
Memberikan adik?
14
Menyingkirkan hewan liar
15
Kenapa dia juga berada disini?
16
Bertindak diam-diam
17
Kekasih masa lalu
18
Aku sudah menikah
19
Tidak akan pernah melepaskannya
20
Pengantin baru?
21
Kau sudah memiliki kekasih
22
Kau dalam masalah, temanku
23
Aku pasti akan mendapatkanmu lagi
24
Apa yang kau sembunyikan dariku
25
Tidak akan membiarkanmu pergi
26
Benar-benar sudah gila
27
Apa ini yang disebut melayani?
28
Meluapkan perasaan
29
Ingin merampas?
30
Kehilangan kesabaran
31
Ketiga pria mengerikan
32
Dasar pencemburu
33
Siapa yang lebih hebat?
34
Black Lion yang licik
35
Membantu Red Dragon?
36
Kenapa seperti ini?
37
Siapa yang mengincar Nona Jennie?
38
Luka yang berbuah manis
39
Kenapa harus mengawasiku?
40
Klien anonim?
41
Kejadian tiga tahun lalu
42
Menjagamu sampai akhir!
43
Siapa kau?
44
Kenapa dia terlihat senang seperti itu?
45
Sedekat itukah mereka?
46
Tidak tau malu
47
Pesta pernikahan
48
Melarat dalam sekejap mata
49
Harga yang sangat mahal
50
Terjerat pria seperti Daniel
51
Pemeran utama dan pemeran figuran
52
Jonas Fortes
53
Jika saja bukan temanku
54
Lebih baik menjadi Casper
55
Hanya akan memandangiku saja
56
Apa kau menyesalinya?
57
Nona Jennie, hanya miliknya.
58
Tidak dapat memendam lagi
59
Tidak menginginkan wanita lain
60
Aku akan menghabisimu!
61
Membawamu pergi
62
Tidak bisa hidup tanpamu
63
Berani menyentuhnya?!
64
Permintaan kencan
65
Melarikan diri dari singa ganas
66
Sebuah pengakuan
67
Ada apa dengan Nona Jennie?
68
Informasi tidak terduga
69
Aku ada disini
70
Apa seperti itu caramu berterima kasih?
71
Umpan sudah termakan
72
Jadi milikku ya.....
73
Dasar, calon kakak ipar
74
Menginginkan Nona Jennie
75
Permainan menarik
76
Hanya kau wanitaku
77
Aku tersiksa
78
Serangan
79
Cemburu
80
Jonas adalah......
81
Ketua Golden Dawn
82
Berlutut dan menangis darah
83
Desa Portmeirion
84
Kekasih putrimu
85
Membuang waktu dan tenaga
86
Akhir dari Lana
87
Semoga bahagia
88
Memiliki teman baru
89
Informasi yang berharga
90
Ternyata aku kuat
91
Ada yang tertinggal
92
Aku merindukanmu
93
Tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu
94
Serangan panas
95
Sahabat macam apa?
96
Berhenti mengganggu wanitaku!
97
Penyamaran
98
Aku ingin bersamamu
99
Apa lagi yang kalian sembunyikan
100
Kemarahan big bos
101
Bukan kakak yang baik?
102
Hanya urusan pria
103
Kau memilikiku
104
Aku tidak memerlukannya lagi
105
Bertamu atau menyerang?
106
Perangkap
107
Mission Completed
108
Kenapa dia yang marah?
109
Selangkah lebih maju
110
King Adam
111
Aku lebih tampan!
112
Terlambat
113
Harus bertanggung jawab
114
Mobil bergoyang
115
Tidak akan berharap lebih
116
Adikmu sudah menjadi kekasihku
117
Apa kau masih tidak bisa merasakannya?
118
Beruntung atau sial
119
Jangan menyentuhku!
120
Nikmati kematianmu!
121
Siapa yang sudah membantu?
122
Akhir dari seorang David
123
Dimana wanitaku?!
124
Apa kau ingin mati?!
125
Aku disini
126
Jangan salahkan aku menculik adikmu
127
Tidak ingin kehilangan
128
Seseorang yang berada di balik layar
129
Dua pria penyelamat
130
Pupus harapan
131
Aku harus mencegah mereka
132
Kenapa berubah?!
133
Jangan takut
134
Sudah cukup
135
Menerima apa adanya
136
Membuatnya bertekuk lutut
137
Anything for you
138
Balas dendam
139
Ancaman yang mematikan
140
Kebahagiaan berlipat
141
Menyandang status suami
142
Invitation Cards
143
The Wedding
144
Meraih kebahagiaan (THE END)
145
Bonus Chapter (Aku mencintaimu)
146
Bonus chapter (Penantian panjang berbuah manis)
147
Bonus chapter (Lupa waktu)
148
Bonus chapter (Santorini Island)
149
Bonus chapter (Kejutan)
150
Bonus chapter (Mereka adalah para Mafia)
151
Bonus chapter (Kelelahan)
152
Bonus chapter (Tidak tersiksa seorang diri)
153
Bonus chapter (Ingatan masa lalu)
154
Bonus chapter (Poor Nico)
155
Bonus chapter (Calon anggota baru)
156
Bonus chapter (Menjadi seorang Daddy)
157
Bonus chapter (Mengidam)
158
Bonus chapter (Gavin Ellard Wheeler)
159
Bonus chapter (Perkara mengusap kepala)
160
Bonus chapter (Elden & Liam)
161
Bastard Mafia (Falling In Love)
162
New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!