Setelah melakukan tindakan penyiksaan, Keil keluar dari VIP room lebih dulu. Pria itu hanya terkekeh saat justru Nico dan Daniel menikmati pemandangan di hadapan mereka. Ya, anak buah mereka di berikan tugas untuk melucuti pakaian kedua wanita penghibur tersebut.
"Bawa dua wanita itu pergi dari sini! Pastikan Jerome tidak akan pernah bisa menemukan mereka!" perintah Nico kepada empat anak buah yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Setelah puas memberikan pelajaran kepada dua wanita yang sebelumnya memiliki tubuh putih bersih dan berwajah cantik, kini yang tersisa hanyalah luka gores dan tentunya luka bakar di bagian wajah serta bagian tubuh yang lainnya.
"Dan pastikan kedua wanita ini lenyap malam ini juga!" sambung Daniel kemudian.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh kedua wanita penghibur tersebut, tubuh mereka tidak memiliki sisa tenaga untuk memberontak. Keenam anak buah mereka segera menyeret dua wanita yang di tutupi oleh selembar selimut. Nampak sepi di sekitar, tidak ada pengunjung yang berlalu lalang di lorong ruangan VIP room karena tempat itu hanya khusus untuk pengunjung tertentu saja dan yang pasti The Cavern Club memiliki pintu rahasia untuk membuang para mayat yang mereka eksekusi di tempat.
Nico, Keil dan Daniel memang tidak pernah pandang bulu dengan siapapun yang mengkhianati mereka dan Sang Bos, termasuk seorang wanita sekalipun.
Daniel menyusul langkah Nico yang sudah lebih dulu meninggalkan VIP room dan keduanya menghampiri Keil yang sudah duduk di tempat mereka sebelumnya.
Beberapa minuman sudah tersedia di atas meja. Tanpa diperintah, para anak buah yang bekerja di Club tersebut sudah mengetahui kebiasaan dan minuman kesukaan ketiga bos saat menghabiskan waktu di Club.
"Kenapa kau keluar lebih dulu? Apa ada seorang wanita yang menarik perhatianmu?" Nico menyambar salah satu gelas yang sudah terisi minuman beralkohol kesukaannya. Mendengar perkataan Nico, Keil hanya berdecak malas. Apa yang sedang ia lakukan harus di sangkutpautkan dengan wanita? Ia malas menanggapi dan hanya menyesap minumannya. Memang di antara mereka, hanya Keil yang terlalu malas jika berurusan dengan wanita-wanita penghibur jika bukan karena untuk menuntaskan hasrat dengan melakukan orall sekss.
"Jika benar-benar ada wanita yang bisa menaklukkanmu, aku akan berlutut di kakimu dan memberikan apapun yang kau inginkan," seru Daniel menimpali. Bukan Daniel namanya jika pria itu tidak mengejek Keil, mengingat Keil lebih pendiam dari mereka.
"Aku akan menagih ucapanmu." Dengan mengulas senyum, tentu saja Keil dengan senang hati menerima tantangan Daniel. Mungkin saat ini tidak ada wanita yang berhasil mencairkan hatinya yang telah membeku sejak perpisahannya dengan seorang wanita di masa lalu. Dan itu adalah pertama dan terakhir kalinya dirinya memiliki kekasih.
Nico hanya terkekeh akan tantangan Daniel yang konyol. Mereka tahu jelas, Keil yang paling sulit menerima seorang wanita jika bukan karena kebutuhan saja.
Ketiganya terhanyut dalam percakapan, jika mereka sudah duduk bertiga sembari menikmati musik dan minuman mereka, maka siapapun tidak akan ada yang berani mengganggu meski anak buah mereka sekalipun.
Pandangan ketiganya tertuju pada latar di bawah, dimana para pengunjung di bawah sana saling menari dan menempel satu sama lain. Daniel seketika tersenyum saat kedua matanya mendapati Nico yang tidak melepaskan pandangan kepada seorang wanita cantik di bawah sana, meliukkan tubuhnya bersama seorang wanita lainnya.
"Jika kau bisa mendapatkan wanita itu, maka aku akan memberikan mobilku yang paling mahal." Daniel menepuk bahu Nico, sontak saja pria itu tersentak kaget dan menolehkan wajahnya.
"Jangan bicara omong kosong!" sahut Nico dengan gelengan kepala dan kemudian kembali meneguk minumannya.
"Ck, matamu tidak bisa berbohong, Nic! Kau pasti tertarik dengan wanita itu." Daniel tidak percaya begitu saja. "Kau tidak pernah memandangi seorang wanita lebih dari 10 menit dan aku perhatikan, sudah lebih dari 10 menit kau memperhatikannya."
"Sialan kau!" cetus Nico kesal. Dan sialnya ia seperti tertangkap basah mencuri pandang dengan seorang wanita.
Keil terkekeh, ia juga memerhatikan gerak-gerik Nico. Tidak biasanya Nico tertarik dan memperhatikan seorang wanita cukup lama. "Sepertinya dia wanita baik-baik, kau harus bisa mendapatkannya." Entah kenapa sisi Daniel yang suka memprovokasi menular kepada Keil.
"Astaga, kalian ini!" sahutnya disertai gelengan kepala. "Jika dia wanita baik-baik, tidak mungkin berada di Club malam seperti ini." Bukankah wanita baik-baik hanya perlu berdiam diri di Mansion, tidak perlu berkeliaran di tempat berbahaya seperti Club malam, pikirnya.
"Ingatlah. Jika kau berhasil, aku akan memberikan mobil paling mahal dan terbaru. Tapi jika kau gagal mendapatkannya, kau yang harus membelikan mobil mahal terbaru untukku." Dan kemudian Daniel tertawa, ia sangat tahu jelas Nico tetaplah Nico, pria yang mudah terprovokasi olehnya. Dan sudah pasti dirinyalah yang akan menang.
"Ck, aku tau apa yang ada di dalam pikiranmu itu, Daniel!" Nico melayangkan tatapan kesal, namun sepertinya Daniel tidak menyurutkan tawanya, semakin di perkencang hingga tawanya saling beradu dengan suara dentuman musik yang keras.
"Kau tutup saja mulutnya dengan ini!" Keil menyodorkan gelas kepada Nico, bukan hanya Nico saja yang kesal, bahkan Keil juga selalu kesal setiap kali melihat Daniel yang tertawa seperti itu, seperti sudah kehilangan akal sehatnya.
"Aku akan membungkam mulutnya, tapi dengan caraku. Wanita itu pasti bisa jatuh ke dalam pelukanku!" Nico buru-buru menghabiskan minumannya dengan sekali teguk, dan akhirnya tawa Daniel yang terdengar menyebalkan itu perlahan menyurut saat melihat Nico yang sudah beranjak dari tempat duduk. Keil dan Daniel memperhatikan langkah Nico yang menuruni tangga untuk menghampiri wanita cantik itu.
"Kau pasti sengaja." Keil mendelik tajam, ia tahu bahwa tadi hanya sebuah lelucon dan akal-akalan Daniel saja agar akhirnya Nico kalah dalam tantangan dan memberikan mobil terbaru.
"Biarkan saja. Aku hanya menginginkan mobil terbaru darinya. Lagi pula tadi kau juga mengikuti permainanku!"
Keil hanya berdecak lidah karena tidak bisa membantah, ia juga turut andil memprovokasi lelucon Daniel. Namun Keil tidak mengambil pusing, mungkin wanita itu juga tidak akan mungkin meladeni Nico.
"Ah, ini sangat menyenangkan." Daniel menumpu dagu dengan telapak tangannya, ia begitu antusias melihat pertunjukkan yang akan dilakukan oleh Nico. "Oh shitt!" pekiknya kemudian menggebrak meja, hingga membuat Keil terkejut dan tersedak minumannya.
"Apa kau tidak bisa diam, hah?!" hardik Keil. Siapapun pasti kesal saat sedang minum, namun secara tiba-tiba seseorang mengejutkannya hingga minuman yang tertelan nyaris menyembur keluar.
"Sorry." Daniel terkekeh melihat wajah kesal Keil. "Pria sialan itu berani-beraninya ingin memangsa wanita milik Nico!" serunya mendengkus kesal.
Keil mengikuti arah pandang Daniel, tetapi reaksinya berbeda dengan Daniel. "Biarkan saja, Nico bisa mengatasi pria itu!" Dan Daniel mengangguk setuju, ia kembali meneguk minuman dengan pandangan yang terus berpusat kepada Nico dan bergantian memperhatikan wanita cantik tersebut.
***
Nico masih memperhatikan wanita yang menari-nari dengan dua wanita lainnya. Sungguh ia dibuat tidak habis pikir jika ada wanita sebodoh itu, sudah tau tidak bisa minum tetapi masih memaksakan diri saat teman-temannya memberinya minuman dan kini keduanya hilang entah kemana. Dan lihatlah, wanita itu sudah mabuk seorang diri dan sebentar lagi akan dimanfaatkan oleh pria lain di sekitar. Nico tersenyum masam ketika melihat seorang pria cukup tampan mendekati wanita tersebut.
Apa dia benar-benar sudah mabuk berat? Tidak mungkin, tidak menyadari seorang pria yang sudah merangkul pinggulnya. Nico berdiri di tempatnya, ia hanya mengamati tanpa tergugah untuk menyelamatkan wanita itu.
Plak
"Jangan menyentuhku!" bentak wanita itu. Sepertinya kesadaran sudah kembali menguasai wanita itu, sehingga ia menampar pria yang bersikap kurang ajak padanya. "Jangan macam-macam!"
Menerima penolakan, pria tersebut tersulut emosi. "Jangan berpura-pura jual mahal Nona, disini semua wanita sama saja. Bukankah tujuanmu datang kesini untuk itu?!"
"Jaga bicaramu!" Tentu saja wanita tersebut tidak terima. "Menyingkirlah dari hadapanku!" bentaknya kembali. Hingga akhirnya pria tersebut menarik tangan wanita itu dengan kasar.
"What the fuckk!" umpat Nico tidak terima dan kemudian mendekati keduanya. "Wanita ini milikku!" Nico menahan tangan pria yang terus menarik pergelangan tangan wanita di hadapannya.
Pria itu segera menoleh, seketika melepaskan tangannya dan mengurungkan niatnya untuk mengumpat lantaran ia mengetahui siapa sosok pria yang baru saja menahan dirinya. "Maaf, aku tidak tau jika wanita ini milik Tuan." Dengan tergesa-gesa pria itu berlalu pergi dan mengurungkan niatnya untuk membawa wanita yang ternyata milik Tuan Nico.
Kini wanita yang tidak diketahui namanya itu berada di dalam dekapan Nico. Berulang kali Nico mengguncang bahu wanita tersebut tetapi tidak mendapatkan jawaban, sudah dipastikan jika wanita itu kini sudah tidak sadarkan diri karena terlalu mabuk.
"Astaga, menyusahkan saja!"
.
.
To be continue
.
.
Tetap jangan lupa buat like dan vote nya ya man teman tercinta.. terima kasih banyak 💕🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Kuro
1mulai ketemu jodohnya
2023-11-08
0
Trysa Wailull Umi Safitri
ok
2022-01-13
0
Berdo'a saja
siapa dia babang
2021-09-23
1