Keil dan Daniel melihat kepergian Nico yang entah akan membawa kemana wanita yang tidak sadarkan diri itu. Keduanya saling melihat satu sama lain lalu terkekeh. Mereka membiarkannya saja, lagi pula anak buah mereka pasti akan mengekori kemana pun Nico pergi.
"Dia akan membawanya ke tempat yang aman," seru Keil. Tempat teraman yang selalu mereka maksud adalah semacam hotel dan resort atau Mansion pribadi.
"Hem." Daniel berdehem sesaat setelah menghabiskan minumannya. "Aku berani bertaruh, jika Nico tidak akan menyentuh wanita yang sedang mabuk."
"Dia tidak pernah memanfaatkan wanita yang tidak berdaya." Keil kembali menuangkan wine ke dalam gelas miliknya, lalu mengabiskan dengan sekali tegukan.
"Ya, dia gentle man, bukan?" seru Daniel tanpa sadar memuji sahabat bajingannya itu.
"Bagaimana denganmu, apa kau bukan gentle man?" ejek Keil dan hal itu sukses membuat Daniel mendengkus kesal.
"Aku bersikap gentle man saat di ranjang!" cetusnya hingga Keil tergelak akan kekesalan Daniel.
"One night stand?" seloroh Keil kemudian asal berbicara.
Kedua alis Daniel berkerut dalam. "Apa perlu bukti jika aku masih bersegel?" Dan kemudian Daniel beranjak berdiri, bermaksud membuka resleting celana yang dikenakannya.
Keil berdecih. "Bastard, don't do that! Aku tidak menyukai milikmu!" Kemudian menendang tulang kering kaki Daniel hingga pria itu mengaduh kesakitan dan mendudukkan tubuhnya kembali di atas kursi namun tetap menyelipkan tawanya.
"Aku ingin menunjukkannya karena kau tidak percaya," ucap Daniel sesaat setelah tawanya menyurut.
"Hentikan bajingan, kau akan merusak nama baikku!" Napas Keil terbuang kasar lantaran kesal.
"Hahaha, iya baiklah." Akhirnya Daniel menghentikan kegilaan dirinya, karena kini mereka menjadi pusat perhatian di sekitar.
"Hai, tampan." Dua sosok wanita tiba-tiba datang mendekat, salah satu di antara wanita itu yang menyapa, sehingga menghentikan berdebatan kecil mereka. Keil dan Daniel menoleh serempak.
Melihat dua wanita dengan pakaian seksi tentu saja jiwa liar Daniel seketika bangkit. Ia bersiul tanpa bersuara, mengekpresikan kekagumannya pada dua wanita cantik yang berdiri di hadapan mereka.
"Apa boleh kami berdua bergabung dengan kalian?" Wanita dengan rambut bergelombang memberikan senyum menggoda disertai kerlingan matanya kepada Daniel.
Damn it! Menggemaskan sekali.
Tentu saja Daniel tidak akan melewatkan kesempatan tersebut. Kapan lagi mereka akan ditemani wanita yang lebih seksi dengan ukuran buah dada yang lebih besar dari wanita kesayangan mereka
"Alright, tidak masalah jika bertambah dua wanita cantik seperti kalian." Daniel beranjak berdiri, dengan tidak tau malu merangkul wanita berambut bergelombang tersebut.
Keil berdecak disertai gelengan kepala. Seperti itulah sahabatnya Daniel, tidak akan bisa mengabaikan wanita cantik dan seksi untuk di mangsa.
"Kami sedang tidak ingin diganggu. Pergilah!" Apa yang baru saja dilontarkan Keil, membuat Daniel tercengang tidak percaya.
Stupid! Can't you see? Aku butuh pelampiasan.
Sahabat macam apa yang tidak mendukung dirinya untuk bersenang-senang. Daniel hanya mengumpat dalam hati, meruntuki kebodohan Keil.
Keil tidak peduli. Bukankah malam ini mereka akan berpesta tanpa seorang wanita satu pun.
"Be-benarkah tidak boleh?" Wanita itu tidak menyerah, jika pria yang duduk tanpa menatap ke arahnya menolak kehadiran mereka, masih ada harapan untuk menggoda pria yang kini merangkul dirinya.
"Jangan dengarkan dia. Malam ini kita akan bersenang-senang Babe." Daniel menghirup dalam aroma parfum wanita yang begitu menggoda. Sungguh membangkitkan gairahnya. Tanpa aba-aba Daniel menyambar bibir wanita rambut bergelombang yang mungkin saja akan menjadi partner sekss yang berakhir di ranjang. Tidak ada penolakan, wanita itu membalas ciuman Daniel yang begitu menggiurkan.
Tidak ingin membuang kesempatan saat temannya berhasil menggoda salah satu Cassanova di Club tersebut, wanita dengan rambut di kuncir ekor kuda mendekati Keil, lalu melingkarkan salah satu tangan di leher pria itu.
"Apa kau tidak ingin melakukannya juga denganku?" bisiknya dengan sensual, ekor matanya menunjukkan temannya yang sudah berakhir di atas sofa dengan bibir mereka yang saling bertautan.
"Shitt!" umpatnya dalam hati. Tentu saja Keil sangat tergoda untuk melakukannya, tetapi tidak malam ini. Moodnya sangat tidak bagus. "Tidak! Karena itu, kau pergilah dan bawa temanmu." Dan tetap menolak dengan tegas.
Wanita tersebut menggigit bibir bawahnya, merasa tertampar karena di tolak mentah-mentah. "Tapi...." Tangannya berusaha meraba dada Keil yang masih dilapisi oleh T-shirt.
Keil menghela napasnya dengan kasar. "Get the fuckk out of here!" Lalu menghardik dan menghempaskan tangan wanita yang masih saja berusaha menggoda dirinya, hingga membuat wanita itu terkejut dan keberaniannya mendadak menciut saat melihat wajah Keil yang merah padam.
Keil mengabaikan keberadaan wanita itu, ia beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Daniel. Dihempaskanya tubuh wanita yang berada di pangkuan Daniel hingga ciuman mereka terlepas dan wanita itu jatuh tersungkur di atas sofa.
"Apa yang kau lakukan, Keil?!" Daniel melayangkan tatapan tajam, tidak habis pikir dengan sahabatnya itu. "Kau merusak kesenangan kami!"
"Kau tetap disini bersama dengannya atau ikut denganku?!" Sembari melirik ke arah wanita yang baru saja bercumbu dengan Daniel.
"Tentu saja denganmu, tapi setelah aku selesai bercinta." Daniel tersenyum, hingga menampakkan deretan giginya.
Mendengar jawaban Daniel, tentu saja semakin membuat Keil kesal. "Kalau begitu selesaikanlah kegiatan kalian, aku pergi dulu!" Dan kemudian Keil berlalu pergi dari sana, meninggalkan Daniel yang menatap punggung Keil dengan heran.
"Aku yang gila atau dia yang gila, kenapa malam ini dia menyebalkan sekali," gumamnya. Meskipun biasanya Keil juga sangat menyebalkan. Lalu Daniel beranjak berdiri, ia akan menyusul Keil yang sudah tenggelam di antara kerumunan-kerumunan pengunjung.
"Sorry, malam ini aku tidak bisa memuaskanmu, Babe. Bye...." Daniel melambaikan tangannya, lalu ikut berlalu pergi dari sana tanpa mendengarkan jawaban dari kedua wanita itu.
Tentu hal tersebut membuat kedua wanita cantik dan seksi itu kesal bukan main karena telah gagal bercinta dengan dua pria Cassanova.
****
Nico baru saja menghentikan mobil di parkiran Corinthia Hotel, salah satu hotel bintang lima yang terletak di pusat Kota London. Sejak di dalam perjalanan, ia telah menimbang-nimbang untuk membawa kemana wanita yang kini tertidur di mobilnya. Tidak mungkin ia meninggalkan tadi saat di Club. Satu-satunya jalan adalah ia membawanya ke hotel dan setelah itu selesai. Ia harus menghajar Daniel karena telah memberikan tantangan yang justru akhirnya menyusahkan dirinya.
Dengan tergesa-gesa, Nico turun dari mobil, sebelum itu ia melirik ke arah mobil hitam yang terparkir tidak jauh. Tentu saja itu adalah mobil anak buahnya. Mereka memang tidak akan diam begitu saja. Nico segera membuka handle pintu mobil dan mulai menggendong wanita cantik tersebut.
Tidak perlu memakan waktu lama untuk memesan kamar hotel, karena dengan memberikan black card akan dilayani dengan mudah. Nico menghentikan langkah saat sudah mencapai kamar yang ditujunya. Menempelkan akses kartu di sisi pintu dan kemudian menendang pintu setelah bagian pintu itu terbuka setengahnya.
Buru-buru Nico membaringkan tubuh wanita itu di atas tempat tidur berukuran king. Bukan karena tidak kuat menggendong, melainkan hanya dengan bersentuhan saja membuat sesuatu di balik celananya merasakan sesak yang teramat luar biasa.
Nico tidak langsung pergi dari sana, ia memandangi lekat-lekat wajah cantik yang bagaikan bidadari. Menggemaskan dan.....
"Wait, aku merasa tidak asing dengan wanita ini. Seperti pernah melihatnya, tapi dimana." Nico bergumam seorang diri. Sejak di dalam Club ia berusaha mengingat wajah wanita yang menari dengan begitu frustasi dan wajahnya seperti mirip dengan seseorang. Itu sebabnya ia memperhatikan lebih dari 10 menit untuk memastikan wajah wanita itu. Tapi sialnya justru Daniel dan Keil menangkap basah dirinya.
"Ngghh...."
Dan seketika Nico panik saat wanita itu melenguh pelan. Apa wanita itu akan segera bangun? pikirnya. Karena itu ia harus cepat-cepat pergi dari sana sebelum wanita itu mendapati dirinya berada di dalam ruangan yang sama.
Namun belum sempat melangkah, pergelangan tangannya lebih dulu di jangkau oleh wanita tersebut. Kedua matanya terbuka, dan tentu saja wanita itu tidak sadar jika di depannya terdapat seorang pria bertubuh besar darinya. Beranjak berdiri dan apa yang terjadi setelahnya adalah wanita itu memuntahkan isi perutnya di depan Nico dan tepat mengenai pakaian Nico.
"Shitt, menjijikan!" umpatnya kesal. Bukan merasa bersalah tetapi wanita itu justru kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Wanita ini...." Nico mengeram kesal. Ia ingin marah dan membangunkan wanita itu tetapi entah kenapa lagi-lagi ia tidak tega. Ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa membantah, aura wanita itu seperti mengintimidasi dirinya.
"Aaarrgghh!!!" Nico segera berlari ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan setelah itu akan memanggil petugas hotel untuk membersihkan ruangannya.
Setelah membersihkan tubuhnya dan melepaskan kemejanya yang kotor, Nico kembali mendekati tempat tidur dengan bertelanjang dada, tangan kanannya sibuk mengusap rambutnya yang basah dengan handuk kecil. Kenapa sulit sekali mengingat wajah wanita itu, benar-benar mirip dengan seseorang, pikirnya.
Pikiran Nico membuyar kala ponsel yang masih terselip di saku celananya berdering cukup keras. Buru-buru Nico merogoh ponselnya dan menjawab panggilan tersebut.
"Ada apa?" tanyanya malas. Siapa lagi jika bukan Daniel yang selalu menghubungi dirinya.
"Kau dimana?" Suara Daniel menyahuti di seberang sana.
"Hotel."
"What? Kau benar-benar membawanya ke hotel dan akan melakukannya?" seru Daniel. Suaranya tersebut sangat memekakkan telinga Nico.
"Melakukan apa?!" Nico menyahut dengan kesal. "Bersihkan pikiran kotormu itu, aku hanya mengantarnya saja dan setelah ini aku akan segera pergi!"
"Ternyata kau bukan bajingan." Suara Keil terdengar menyambar di seberang sana.
"Shut up, Keil. Stop talking as we are bastard true!" Mereka memang bajingan, tetapi tidak perlu selalu membahasnya.
Mendengar Nico yang kesal, Keil dan Daniel hanya tertawa. "Kita memang bajingan Dude," seru Daniel tidak bisa membantah fakta yang sebenarnya.
"Lebih tepatnya mafia bajingan." Keil kembali menimpali, hingga kekesalan Nico kian meningkat.
"Kalian meneleponku hanya untuk ini, heh?!"
"Tentu saja tidak," sahut Daniel. "Hanya ingin mengingatkanmu tentang tantangan kita Karena kau gagal, jangan lupa mobil terbaru untukku."
Nico berdecak. "Bagaimana bisa disebut gagal jika aku belum memulainya!"
"Karena itu, malam ini kau bisa memulainya. Selamat bersenang-senang." Dan kemudian Daniel memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
Nico menggeleng, lalu menoleh ke arah wanita yang terbaring di tempat tidur. Tidak mungkin ia melakukannya dengan wanita yang tidak sadarkan diri.
"Daniel, sialan!"
.
.
To be continue
.
.
Penasaran gak? penasaranlah... masa enggak haha 😂😂 makasih dukungan kalian yang tetep setia. jempolnya jangan lupa ya, vote dan kasih kopi, biar si babang Nico gak kehausan wkwk 🤭🤭😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Kuro
Nic...tantanganmu berat nihh
2023-12-12
0
Alexandra Juliana
Dia mirip bos mu Nic...krn wanita itu adiknya si Bos
2022-12-20
2
Maia Mayong
knp Nic ga kenal ma adk Xavier y ....
2022-03-11
0