Semenjak menikah dan memiliki anak, bos mereka jarang sekali mengunjungi Markas dan selalu menugaskan Nico, Keil dan Daniel jika ada klien yang meminta bantuan dia bawah tanah atau sekedar membeli senjata. Black Lion bisa bernapas untuk saat ini karena musuh-musuh sudah tidak menampakkan diri, sejak insiden penyerangan Sang Bos di perjalanan hingga mengakibatkan Nona Bos melahirkan prematur bayi ketiganya. Dan itu adalah sisi yang sudah lama tidak dilihat oleh mereka, bos adalah pria yang tidak ingin membunuh dengan tangannya sendiri, ia lebih senang menugaskan untuk membunuh seseorang kepada mereka, tetapi tidak malam itu. Dengan sangat jelas, Keil dan Nico serta Daniel melihat dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana bos mengeksekusi Peter dengan 6 peluru sekaligus ke tubuh pria itu.
Jika dipikir-pikir lagi, bos hanya akan menggila jika keluarganya berada dalam bahaya ataupun seseorang dengan dengan mengusik istri tercinta. Dan kerena bentuk kesetiaan mereka akan selalu melindungi keluarga Romanov hingga akhir hayat mereka.
Nico terlihat duduk di pembatas dinding batu dengan punggung yang disandarkan. Pandangannya tertunduk ke bawah, memandang hamparan pohon hijau di bawahnya. Ia memang lebih senang menghabiskan waktu di markas alih-alih kembali ke Mansion pribadi miliknya.
"Sudah ku duga kau berada disini."
Nico mengabaikan suara seseorang yang baru saja datang. "Ada apa?" tanyanya malas tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya tersebut.
"Malam ini kita akan mengadakan party!" Pria yang kini berdiri di samping Nico adalah Keil, ia juga menyandarkan bahu pada dinding batu.
"Lagi?" Nico tercengang heran.
"Hem, kau tanyakan saja pada Daniel yang gila party itu!" cetus Keil. Dirinya juga tidak habis pikir dengan Daniel yang selalu senang mengadakan pesta dengan wanita-wanita cantik.
Mendengar perkataan Keil yang kesal, Nico terkekeh. Mereka tahu betul bagaimana watak sahabat yang satu itu, hanya ada pesta, uang dan wanita cantik. "Ya, baiklah."
"Kau senang sekali jika berburu wanita," ejek Keil disertai decakan lidahnya.
"Bagaimana denganmu, bukankah kau juga sama saja denganku?!" Nico membalas ejekan Keil. Sebenarnya ia tahu pasti jika Keil hanya sesekali saja menyentuh wanita-wanita.
Keil tidak membalas ejekan Nico. Pria itu hanya mengangkat kedua bahunya acuh. "Dari pada kau disini, lebih baik ikut denganku!" Kemudian Keil menarik bahu Nico untuk mengikuti langkahnya.
Dengan malas, Nico menyeret langkahnya mengikuti kemanapun sahabatnya itu membawa dirinya. Langkah keduanya terhenti di halaman yang biasa tempat baba bermain.
"Untuk apa membawaku kesini?" tanya Nico bingung.
"Lihatlah disana." Sembari menunjuk ke arah yang berlawanan dan Nico tercengang mendapati Baba dengan seekor singa lainnya.
"Kenapa kau mengeluarkannya? Dia masih sangat liar dan sulit untuk diatur!" Hewan buas tetaplah hewan buas, terlebih lagi mereka membeli singa betina tersebut saat berusia 10 tahun dan kini sudah berusia 14 tahun sama seperti Baba, sehingga mereka memerlukan waktu lebih lama untuk menjinakkannya, berbeda dengan baba yang sejak lahir sudah bersama dengan mereka.
"Dia sudah lebih jinak saat ini. Lagi pula Lala sudah lebih dekat dengan Baba." Keil tersenyum melihat interaksi kedua hewan buas itu. Mereka sepakat memberi nama singa betina peliharaan mereka dengan nama Lala. Nico hanya mengangguki saja, saat ini Lala memang sudah terlihat lebih jinak dan lebih dekat dengan Baba. Bahkan Lala tidak menolak saat salah satu anak buah mereka mendekatinya dan mengelus kepalanya.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Keil, Nico dan Daniel sudah berada di The Cavern Club, duduk di tempat khusus mereka pada saat berada di sana. Pandangan ketiganya mengedar ke segala arah, sosok wanita-wanita cantik dan sexy menambah kesenangan mereka.
"Matamu melihat kemana?" Nico menepuk bahu kekar Daniel yang terus saja memandangi wanita-wanita cantik di latar bawah yang sedang meliuk-liukkan tubuh mereka. Tidak berkedip dengan menyunggingkan senyum devil. "Air liurmu menetes." Bahkan jari telunjuk Nico menyentuh dagu Daniel, bermaksud menutup rapat mulut sahabatnya itu yang sedikit terbuka.
Daniel berdecak kesal, dan menepis tangan Nico. "Air liurku tidak menetes, bodoh!" Tentu saja kekesalan Daniel hanya disambut tawa oleh Nico dan juga Keil.
"Jangan lupa misi kita, mengundang mereka hanya untuk memberi pelajaran karena sudah menjadi mata-mata di The Cavern Club." Keil mengingatkan. Ia mengangkat gelas berisi cooktail dan meneguk hingga tidak menyisakan setetes pun. Sebelumnya ia memiliki rencana untuk menangkap mata-mata dengan menyerang apartemen wanita itu saat bertemu dengan pria yang bernama Jerome, salah satu ketua dari gembong gengster yang menginginkan kekuasaan di wilayah The Cavern Club. Siapapun yang memiliki peran penting di Cafe mereka, maka akan di segani oleh para pengusaha yang sering berada di sana. Tidak jarang banyak pengusaha yang memberikan uang hingga Milyaran hanya karena berhasil memberikan umpan ikan segar.
Ketiga anggota Black Lion tidak mempermasalahkan hal tersebut, yang terpenting tidak melupakan tugas untuk membayar pajak kepada mereka selaku pemilik The Cavern Club dengan jumlah yang tidak sedikit.
"Hem, aku tidak lupa." Daniel mengangguk. Memang dirinyalah yang mengusulkan untuk menjebak wanita-wanita sexy itu. "Dia pikir kita akan terjebak hanya dengan melemparkan wanita-wanita untuk memuaskan kita," sambungnya kemudian dengan nada mengejek. Mereka pria yang selektif, dan akan memilih wanita penghangat ranjang yang tidak terkontaminasi dengan pria lain. Daniel kembali menyesap minuman miliknya, tidak melepaskan arah pandangannya dari salah satu wanita yang sudah mereka incar.
Langkah ketiga wanita yang mengenakan high heels berjalan mendekati ketiga bos tampan, langkah mereka tenggelam di dalam kebisingan musik yang menggema disana.
"Hai, bukankah malam ini bukan waktu kalian untuk datang ke Club?" Salah satu wanita yang mengenakan burgundy bodycon dress dengan penyangga tali spaghetti di bahunya mendaratkan tubuhnya di samping Daniel, pun dengan kedua wanita lainnya yang juga mengenakan model lace bodycon dan cut out bodycon mendudukkan tubuh mereka di samping Keil juga Nico.
Ketiga wanita cantik itu adalah pengunjung wanita yang selalu datang ke Club. Ketiganya bernama Chole, Mia dan Emma, putri dari para pengusaha kaya raya dan tentunya selalu menemani mereka untuk sekedar minum ataupun menjadi partner orall sekss. Meskipun mereka bajingan tetapi mereka hanya ingin melakukan penyatuan tubuh dengan wanita bersegel dan tidak terkontaminasi dengan kelamin laki-laki lain, menurut ketiganya hal itu adalah menjijikan jika mereka memakai pakaian dalam bekas pria lain. Fuckiing bitchh!
"Sedang bosan." Daniel menjawab dengan malas. Ketiga wanita itu saling melirik dan tidak banyak bertanya.
Kini mereka menuangkan minuman kepada Keil, Nico juga Daniel, melayani pasangan mereka masing-masing dengan penuh semangat dan percaya diri ketika kini mereka menjadi pusat perhatian di sekitar, dan mengundang decakan iri dari para wanita lainnya. Ketiga wanita tersebut sangat yakin jika lambat laun mereka akan berhasil mendapatkan hati pria-pria cassanova tersebut, karena selama ini hanya mereka bertiga yang menjadi wanita kesayangan Nico, Keil dan Daniel.
.
.
To be continue
.
.
Kata-kata di novel ini sedikit bar-bar dan banyak kata yang doble huruf untuk menghindari sensor kata wkwk 🤭 yang berkenan bisa vote babang Keil, Nico dan Daniel ya.. terima kasih 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Kuro
heemmm.....
2023-10-31
0
Alexandra Juliana
Wow Baba juga diberikan pasangan...smg nanti lahir anak²nya...biar tambah meramaikan markas
2022-12-20
1
vy virgie
menarik...
2022-04-22
0