Calista keluar dari kamar mandi, ia kembali ke dalam ruangan Dedrick. Matanya membulat sempurna saat melihat pria yang dia sukai itu berwajah suram.
“Why are you so presumptuous to open something I didn't ask for?!” (Kenapa kau begitu lancang membuka sesuatu yang tidak kuminta?!)
“Sorry....” Calista hanya bisa menundukkan pandangannya. “I accidentally, I want to take yesterday's file,” sambungnya lagi.(Aku tak sengaja, aku hanya ingin mengambil berkas kemarin.)
“I don't want to hear any more excuses, get out! Next time, don't touch my stuff again!” (Aku tak ingin mendengar alasanmu, keluarlah! Lain kali, jangan menyentuh barang-barang ku!)
Calista pun keluar dengan muka murung.
Ia menuju ke sebuah apartemen. Ya, apartemen Andrean.
Sesampainya di sana, ia memencet bel, tak ada sahutan. Gadis itu mencoba membuka dengan pin ulangtahun Dedrick. Krek! Pintu terbuka. Pin pintu masih sama.
Calista masuk, ia lihat tempat itu berantakan, ia masuk ke dalam kamar, melihat dua wanita bertubuh polos sedang tertidur disamping kiri dan kanan Andrean.
“Andrean! Wake up!” Ia menepuk kaki pria itu.
Ia menepuk berkali-kali hingga salah satu wanita yang berbaring di ranjang Andrean terbangun. Calista menatapnya malas. Baginya, wanita-wanita itu barang murahan yang dipakai lalu dibuang oleh Andrean.
“Hei, wake up!” Calista terus membangunkannya. Hingga wanita yang terbangun tadi juga ikut membangunkannya.
“Baby, wake up. There is someone standing here, looking for you,” katanya manja. (Sayang, ada seseorang di sini yang berdiri mencarimu.)
“Ask him to leave, I still want to sleep!” jawab Andrean serak (Minta dia pergi, aku masih ingin tidur!)
“But, she is girl,” sahut wanita itu.
Andrean membuka matanya malas, perlahan duduk. Mengulurkan tangan pada gadis di sampingnya, gadis itu menarik sedikit selimut menutupi tubuhnya, mengambil jubah Andrean. Pemuda itu memakainya.
“Apa kau masih ingin menikmati tubuhku?” tanyanya menggoda Calista. Gadis itu mengernyit.
“Jika tidak, keluarlah! Aku akan mandi.” pintanya.
“Aku akan menunggu di sini. Jika aku keluar, kau akan bermain dengan mereka kembali sebelum mandi.” jawab Calista ketus.
“Cih! Kau sama seperti Kakak, menyebalkan. Kenapa kalian sangat cocok sekali.” Andrean bergumam lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Calista yang awalnya sangat marah, kini bersemu merah, barusan Andrean mengatakan mereka cocok. Sesuatu yang membahagiakan baginya.
Cukup lama Calista menunggu, hingga Andrean keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.
“What happen?” tanya Andrean to the point.
“Ada lalat di sini, lebih baik menggunakan bahasa daerah Ibumu.” tunjuk Calista pada dua wanita yang baru juga keluar dari kamar Andrean.
Ya, Calista dekat dengan Andrean dan Dedrcik sejak kecil. Dulu, dua kakak beradik itu sering bicara bahasa Indonesia saat bermain, agar Calista tak mengerti saat mereka mengejek gadis itu. Sejak itu, gadis cantik ini belajar bahasa Indonesia.
“Ya, ada apa?” tanya Andrean, Ia langsung menghidupkan rokok di tangannya, menghisapnya dengan santai.
Calista mendekat, “Kau tau siapa wanita disamping dia?”
“Siapa? Kakak?” tanya Andrean, Calista mengangguk.
“Aku menemukan seseorang mengirim video, anak kecil berumur 6 tahun, sangat mirip dengannya. Anak itu mengatakan kalau dia anak Dedrick, ia sangat merindukannya, Ibunya bekerja keras karena Dedrick mengabaikannya.” tutur Calista.
Andrean ternganga mendengarnya.
“Apakah itu rekayasa seseorang yang ingin merebut perhatian? Tapi anak itu mirip sekali dengannya. Apa kau tahu sesuatu?” Calista menatap Andrean yang terlihat bengong.
Ya, Andrean sedang berpikir, bagaimana mungkin Kakaknya pria dingin pada wanita menghamili seseorang, lalu mempunyai anak berumur 6 tahun. Itu mustahil.
“Kau membawa videonya? Aku belum tahu mengenai masalah ini.” Andrean berucap.
“Ya, aku menyimpannya di flashdisk. Ini,” kata Calista memberikan benda itu.
Andrean memasukkan flashdisk di laptopnya. Ia buka file yang telah dicopy oleh Calista tadi. Ia menatap lama wajah Arhen, sangat mirip, persis Kakaknya waktu kecil.
Ia mengelus dagunya, “Bagaimana bisa?” gumamnya.
“Kau malah bertanya padaku.” Dengus Calista. Ia mengeluarkan map merah yang ia lipat kecil di dalam tasnya. Lalu, meletakkan kunci di atasnya.
“Ku berikan Villa Calleng yang sangat kau sukai itu untukmu! Temukan kebenaran tentang anak ini!” pintanya, “Kau tahu, 'kan aku sangat menyukai Kakakmu?!” Ia menatap Andrean serius.
“Seharusnya kau menyukai diriku saja Cantik, aku pasti akan membalas cintamu!” ucap Andrean menggoda.
“Simpan rayuan sampahmu itu padaku, aku tak butuh!” Andrean hanya terkekeh mendengar jawaban Calista.
Andrean membuka kertas yang di lipat itu, Surat kepemilikan atas namanya, “Bagus, mari kita tandatangani surat ini dulu. Aku akan mencari informasinya.” Ia menandatangani surat itu, begitupula dengan Calista.
____________________
Irfan telah menyusun beberapa rencana, ia mencaritahu keberadaan Arhen, namun situs yang mencantumkan nama Arhen tak bisa di temui. Alasannya yang pertama, Arsen menggunakan nama samaran Arhen, yang kedua saat ia mengirim pesan, ia menggunakan email palsu untuk meretas. Dan sekarang, Irfan terkena jebakan Batman dari Arsen. Laptopnya sedang diretas oleh Arsen, semua data dan laporan penting masuk ke laptop kesayangan Arsen.
Wizza juga mendapatkan kabar itu dari Irfan, ia mengatakan kalau Dedrick telah melakukan kesalahan dengan menghamili wanita, memiliki anak haram dengan wanita liar yang tidak jelas, membuat malu keluarga, ia mengusulkan dirinya untuk menjadi CEO karena Dedrick masih labil, sama seperti Andrean yang pemain wanita.
Wizza mendatangi kantor, ia menunggu Dedrick sembari berjalan-jalan. Sekali-kali terdengar ia mendesah dan menarik nafas, lalu membuangnya panjang. Ya, kursi Manager Personalia itu kosong. Tempat yang sengaja diletakkan untuk Andrean, agar pemuda itu bisa bekerja dan mandiri.
“Daddy?” Dedrick terkejut melihat Ayahnya di kantor. “Ada apa? Kenapa Anda berada di sini?” tanya Dedrick.
“Apakah Andrean melakukan kesalahan besar lagi? Atau ada apa-apa dengan Mama?” sambungnya.
“Ini tentang kamu,” kata Wizza.
“Tentangku?” tunjuk Dedrick pada dirinya sendiri.
“Apa benar kau memiliki anak diluaran sana?”
“Apa Paman sudah memberitahumu terlebih dahulu?” tanya balik Dedrick.
“Jadi benar, kau menghamili seorang wanita lalu tak bertanggung jawab dan menelantarkannya? Aaaaaaah....” Wizza menghela nafasnya dalam. “Tak ku sangka, dua putraku juga sama. Aku mengira kau tak seperti dia, Dedrcik,” ucap Wizza penuh kecewa.
“Papa, aku tak tahu kenapa anak itu sangat mirip denganku dan mengatakan dia anakku. Selama ini, aku tak pernah menyentuh wanita, Papa pasti tau, 'kan kalau aku phobia wanita?” Dedrick menatap ayahnya serius.
“Pa, beberapa hari lalu ada hacker yang meretas sistem perusahaan kita yang di Singapore dan di sini, setelah itu ia mengirim video ini. Bahkan Alex dan yang lainnya sudah membantuku dan Andrean.” jelas Dedrick.
Wizza membulatkan matanya.
“Ya, aku berpikir ada yang dendam pada kita. Tapi....” Dedrick menggantung kalimatnya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 293 Episodes
Comments
C2nunik987
itu anak andrean bukan adiknya dedrick?
2025-03-22
0
Amrih Ledjaringtyas
iiihhh lama banget mrk bertindak. para ortu yg tdk peka. huu kasianlah itu bocah seball
2021-12-23
0
A.0122
andrean butuh teguran dr tripple nie biar insaf
2021-12-10
0