Bab 17
🌼Tertuduhnya Nathan
Ternyata Kai yang mendobrak. Aku langsung memeluknya erat sembari menangis.
"Hei, jangan takut ada aku disini." Ucapnya sembari mengelus pelan rambutku.
"Aku-aku takut Kai. Ada orang diluar tadi. Aku gak kenal siapa orang itu. Aku takut." Jawabku terus memeluk Kai.
"Kamu tenang dulu. Lihat aku. Aku ada disini buat kamu." Ucapnya lagi.
Aku melepas pelukan perlahan. Kai mengapus air mataku lalu membawaku duduk disofa yang berada dekatku.
"Kamu tenangkan diri kamu dulu." Ucapnya pelan.
Setelah agak tenang aku kembali bicara.
"Kamu gak lihat siapa diluar tadi?" tanyaku dengan suara bergetar."
Kai menggeleng. "Aku tidak melihat siapa-siapa didepan." Jawabnya.
"Terus, kenapa kamu matikan telpon ku tadi. Kamu makin buat aku takut tau."
"Aku langsung kesini setelah mendengar kamu bilang ada orang diluar rumah, sayang." Jawabnya lembut.
Aku tergugu sejenak. "Aku takut Kai." Ucapku kemudian.
"Ya sudah. Malam ini kamu tidur dirumahku dulu. Tidur dikamarku, biar aku tidur luar." Ucapnya.
Aku berpikir sejenak.
"Baiklah. Aku nginap dirumah kamu aja malam ini. Aku takut orang itu kembali lagi." Jawabku gelisah.
"Oke. Sekarang kita pergi kerumahku. Ayo!" Ucapnya sembari memegang tanganku.
Aku mengunci pintu terlebih dahulu lalu pergi menuju rumah Kai dengan berjalan kaki dengannya.
Kulihat pot bunga didepan rumah pecah, berserakan ditanah. Mungkin ini yang kudengar terjatuh tadi.
Sesampainya didepan pintu rumahnya, terlihat bik Inah menunggu didepan.
"Non Sea kenapa?" tanyanya khawatir.
"Gak apa-apa bik." Sahutku berbohong.
"Bik, malam ini Sea tidur dikamar saya. Saya tidur diluar. Nanti kalau mama atau papa nanya, bibi bilang saja, ya." Ucap Kai pelan.
"Oh, iya mas. Mari non, saya antar kekamar mas Kai." Ajak bik Inah sembari menarik tanganku pelan menuju kamar Kai.
"Saya kembali kekamar lagi ya, non. Jangan lupa kunci kamarnya biar tenang." Ucap bik Inah ketika kami sampi didepan kamar Kai.
"Terimakasih ya bik." Jawabku sopan.
"Sama-sama non." Jawab bik Inah sembari tersenyum lalu pergi meninggalkanku.
Aku lalu masuk kedalam kamar, tidak lupa menguncinya dari dalam.
Merebahkan diri diatas kasur, menenangkan hati yang gelisah. Lama kelamaan mataku mulai terasa berat, aku pun terbuai kealam mimpi.
🌼🌼🌼🌼
Pagi menyapa menampakan senja.
Aku terbangun ketika silauan mentari menyentuh mata.
Beranjak dari kasur lalu membuka pintu kamar dan keluar.
Kudengar suara orang berbincang didapur. Aku pun menuju kearah suara.
"Eh Sea, udah lama bangunnya?" Sapa Bu Meta menatapku.
"Baru bangun, Bu. Maaf sayaa ..."
"Iya, bik Inah sudah cerita sama saya. Kai juga." Ucapanku langsung dipotong oleh Bu Meta.
"Selama mama kamu gak ada, kamu tidur disini aja, Sea. Maklum, kamu hanya sendiri dirumah. Takut terjadi hal-hal tak diinginkan. Seperti malam tadi." Sambung Bu Meta.
"Iya, nanti saya pikirkan bu." Jawabku sopan.
"Ya sudah. Kamu kuliah hari ini?" tanyanya lagi.
"Kuliah tapi nanti siang, bu." Jawabku.
"Kalau gitu, ayo kita sarapan sama-sama." Ajaknya.
Aku hanya mengangguk lalu mengikutinya menuju meja makan.
Kami duduk dimeja makan. Semua makanan sudah tersedia dimeja.
Tak lama kemudian Pak Sony datang disusul oleh Kai.
"Ayo makan Sea, jangan malu-malu." Ucap bu Meta.
"Anggap saja dirumah sendiri, Sea." Tambah Pak Sony sembari tersenyum menatapku.
Aku hanya tersenyum lalu mengambil nasi beserta lauk pauk kedalam piring.
"Kamu kuliah hari ini, Kai?" tanya Pak Sony.
"Gak pa. Hari ini gak ada jam kuliah. Tapi, nanti mau antar Sea kekampus." Jawab Kai.
"Oh begitu. Semenjak kenal Sea, kamu sekarang jadi berubah ya. Sekarang jadi lebih baik dari sebelumnya. Sea punya pengaruh baik untukmu." Ucap Pak Sony kemudian.
Kai hanya tersenyum. Sementara aku hanya diam dan ikut menyimak.
Setelah makan aku pulang kerumah, diantar oleh Kai berjalan kaki. Lucu sekali rasanya berpacaran dengan tetangga seperti ini.
Aku mengemasi rumah, tak lupa membersihkan pot bunga yang pecah dihalaman depan. Setelah itu bersiap-siap untuk pergi kekampus.
Jadwal kuliahku hari ini pukul 10:30 WIB.
Setelah bersiap aku menunggu Kai diteras depan.
Tak lama kekasihku itu datang dengan mobilnya. Aku lalu masuk kedalam mobil setelah sebelumnya mengunci pintu rumah terlebih dahulu.
"Jika sudah pulang langsung telpon aku." Ucap Kai setelah kami sampai dikampus.
"Siap!" Jawabku cepat sembari mengacungkan jempol kearahnya.
Aku turun dari mobil dan langsung menuju kelasku.
Jadwal kuliahku hari ini tidak banyak. Hanya satu mata kuliah saja.
Saat menuju kekelas, aku bertemu dengan Nathan. Dia tersenyum kearahku, aku membalas senyumannya.
Tapi, ada satu yang aneh dimataku.
Jam tangan yang dipakai Nathan mirip dengan yang dipakai seseorang yang mencoba masuk kerumahku malam tadi.
Apa jangan-jangan itu memang benar Nathan?. Jika benar itu Nathan, apa alasan dia berbuat seperti itu.
Tapi, aku mencoba berfikir positif. Mungkin jam tangan mereka hanya mirip.
Tidak mungkin Nathan berbuat nekat seperti itu.
Biar bagaimana pun juga Nathan itu sepupu Kai, tidak mungkin Nathan punya niat jahat kepadaku.
Aku masuk kedalam kelas sembari menunggu jam kuliah tiba.
🌼🌼🌼🌼
Aku menuju parkiran setelah menelpon Kai, dan memberi tahu jika aku sudah selesai.
Tak lama menunggu, Kai sampai.
Seperti biasa, dia membukakan pintu mobil untukku masuk.
Kami menuju kafe untuk bersantai sejenak.
Kai memesan capuccino dingin untuknya dan jus wortel untukku, serta dua porsi kentang goreng. Karena aku masih kenyang sehabis makan tadi pagi.
Tak lama kemudian pelayan datang sembari meletakan pesanan kami diatas meja.
Aku langsung meminum jus pesananku.
"Kai?" aku memulai obrolan.
"Iya, kenapa?" Jawabnya sembari menatapku.
"Mungkin tidak kalau orang malam tadi itu adalah Nathan?" tanyaku ragu-ragu.
"Kenapa kamu bisa beranggapan itu Nathan?" tanya Kai.
"Hmm, bukan apa-apa sih. Sudah, jangan difikirkan." Jawabku, lalu kembali melanjutkan memakan kentang goreng.
"Kamu lihat wajah orang itu malam tadi?"
"Tidak. Dia menutupi kepalanya dengan hoody dan memakai masker." Jawabku pelan.
"Lalu kenapa kamu berfikit itu Nathan?" tanyanya menyelidik.
"Tadi, aku ketemu dia saat menuju kelas. Jam tangan yang dipakainya sama seperti yang dipakai orang itu tadi malam. Tapi, mungkin hanya mirip saja. Tidak mungkin kan orang Nathan." Jelasku.
Kai terdiam, seperti sedang berpikir.
"Iya, tidak mungkin orang itu Nathan. Mungkin memang benar hanya mirip saja." Katanya kemudian.
Aku mengangguk tanda setuju.
Setelah itu, kami lalu melanjutkan jalan pulang kerumah.
🌼🌼🌼🌼
"Gimana kabar kakek, ma?" tanyaku via WA dengan mama.
"Masih seperti itu, nak. Kamu doakan biar kakek ku segera sembuh ya." Jawab mama kemudian.
"Amin. Mama hati-hati disana, ya." Balasku cepat.
"Iya, pasti. Kamu juga hati-hati disana. Arum mau tidak nemenin kamu tidur dirumah?" balas mama.
"Mau ma. Malam ini dia tidur disini lagi. Mama jangan khawatir soal itu."
"Ya sudah , kalau gitu udah dulu ya, nak. Mama mau liat kakek kekamarnya dulu. Mama sayang kamu!"
"Sea juga sayang mama!"
Chatan pun berakhir.
Aku menunggu Arum datang. Tadi aku sudah memberi tahu dia untuk menemaniku malam ini.
Tak lama Arum pun datang. Aku menyambutnya antusias. Setidaknya aku punya teman lagi malam ini.
Hari sudah gelap. Aku membawa Arum masuk kedalam rumah, tak lupa mengunci pintu dan jendela. Takut terjadi hal yang tak diinginkan seperti malam tadi. Walau pun orang itu tidak berhasil masuk kedalam rumah.
Aku membawa Arum masuk kedalam kamar.
Menceritakan kejadian malam tadi. Arum terkejut mendengar ceritaku.
"Untung kamu baik-baik saja ya, Sea. Untung Kai cepat datang. Kalau tidak, ..." Arum menggantung ucapannya.
"Benar, Rum. Kalau sampai Kai tidak datang, aku tidak tau apa yang akan terjadi." Jawabku membenarkan.
"Kamu sih tidak bilang kalau minta ditemani tidur lagi." Ucapnya.
"Aku lupa, Rum. Malam aku jalan sama Kai, pulangnya sudah jam sembilan malam." Jelasku.
"Kamu, keasyikan pacaran jadi lupa semua." Ucapnya kesal.
"Bukan begitu, Rum. Namanya juga lupa, kan. Tapi sekarang aku tenang, kan ada kamu yang nemenin." Jawabku sembari tersenyum kearah Arum.
Arum hanya tertawa.
Kami lalu lanjut membicarakan banyak hal. Keasyikan mengobrol sampai lupa dengan waktu. Kulihat waktu sudah pukul 00:10 WIB.
"Astaga, udah tengah malam, Rum. Ayo kita tidur, gak bagus begadang jauh malam." Kataku menyadari waktu sudah sangat larut.
"Lha kamu yang ngajak ngomong, kok." Jawabnya santai.
Kamu lalu menyelimuti tubuh masing-masing dan memejamkan mata, tak lama kemudian kami pun terlelap.
.
.
.
.
To be continued ...
Jangan lupa vote, like dan komen ya.
Biar makin semangat nulisnya.
Terimakasih.
SELAMAT MEMBACA!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments