Kekasih Misterius Ku

Bab 14

🌼Kebencian Kai

Malam ini aku duduk diteras depan menunggu kedatangan Kai.

"Tumben malam-malam duduk diluar. Ada yang ditunggu ya?" Ucap Mama menghampiriku.

"Eee ... iya Ma. Kai bilang mau kesini." Jawabku sedikit malu.

"Enak ya yang punya pacar deket rumah." Goda Mama.

"Mamaaaa .. Udah sana Mama masuk aja," ucapku semakin malu sembari mendorong pelan tubuh Mama.

"Iya-iya. Takut banget digangguin." Jawab Mama sembari tesenyum lalu masuk kedalam rumah.

Tak lama kemudian Kai datang. Jantungku berdebar semakin cepat dibuatnya. Kenapa aku ini?. Inikan bukan kali pertama kami bertemu. Aneh!

"Sudah lama nunggunya?" Kai menjatuhkan bok*ngnya dikursi sebelahku.

"Tidak kok. Kamu datang tepat waktu." Jawabku tersenyum simpul.

"Gimana kuliahnya tanpa aku? Lancar?" tanyanya menatapku.

"Lancar, seperti biasanya." Jawabku singkat. Aku bingung harus mulai dari mana bertanya tentang ucapan Nathan.

Hening.

"Hei, kenapa diam? Ada sesuatu yang kamu pikirkan?" tebakannya benar. Tapi aku harus mulai dari mana.

"Hmmm, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan." Jawabku serius.

"Apa?" Jawabnya lembut.

"Tentang Nathan ..." ucapku ragu-ragu.

"Kenapa Nathan? Dia mengganggumu lagi?" tanyanya pelan.

"Hmmm ... gak jadi. Lupakan saja." Jawabku cepat.

"Kenapa? Nathan bilang sesuatu hal sama kamu tentang aku, iya?" Kai seperti punya indera ke enam saja dalam menebak.

Aku hanya mengangguk.

"Lihat aku!" ucapnya pelan sembari mensejajarkan pandangan kami. "Jangan percaya dengan omongan Nathan. Mungkin saja dia sengaja mencari cara untuk merusak hubungan kita. Beberapa bulan ini sebelum kedatangan Nathan, hubungan kita baik-baik saja kan?" ucapnya yang kubalas dengan anggukan kepala.

Hening sesaat.

"Dulu aku beberapa kali punya hubungan dengan perempuan sebelum kenal dengan kamu, tapi entah kenapa Nathan selalu berusaha mendekati mereka. Nathan mempengaruhi mereka dengan omongan yang terkesan menuduhku, seolah aku adalah laki-laki yang jahat, yang punya perilaku buruk dan sebagainya. Dan sialnya, mereka semua terpengaruh dan mempercayai begitu saja ucapan Nathan yang bahkan tidak punya bukti valid. Sekarang aku tanya, apa kamu juga sudah terpengaruh dengan semua omong kosong Nathan?" Kai menjelaskan panjang lebar.

Aku terdiam sesaat.

"Aku ... aku minta maaf!" Ucapku menyesal. Benar kata Kai. Sebelum kehadiran Nathan hubungan kami baik-baik saja. Kenapa aku malah dengan mudahnya percaya begitu saja dengan ucapan Nathan.

"Aku selalu memaafkan kamu. Tapi ingat, jangan mudah percaya begitu saja dengan Nathan. Siapa tau dia suka dengan kamu makanya dia berusaha keras mendekati dan menghasut kamu. Karena, dari kemarin aku melihat tatapannya denganmu itu beda." Jawab Kai lagi.

"Tidak ada yang bisa menggantikan kamu di hatiku! Sekalipun itu Nathan." Ucapku mantap.

"Aku harap begitu." Jawabnya tersenyum simpul.

Kami melewati malam itu dengan bercanda riang. Membicarakan masa depan yang masih jauh diangan-angan. Lucu memang.

🌼🌼🌼🌼

Seperti biasa pagi ini Kai menjemputku menuju kampus.

Dikampus, kami berpapasan dengan Nathan.

Kai menatap tajam kearah Nathan. Terlihat kebencian dimatanya.

Aku lalu mengalihkan pandangan Kai, takut terjadi hal-hal tak diinginkan. Karena bagaimana pun mereka adalah saudara.

Satu lagi yang menganggu pandanganku.

Pamela menatap sinis kearahku. Perempuan itu belum juga jera dipermalukan Kai didepan banyak orang. Biarlah. Asalkan tidak menggangguku.

🌼🌼🌼🌼

Diminggu pagi ini aku dikejutkan dengan kedatangan Bu Meta kerumah. Dia mengundang aku dan Mama untuk datang kerumahnya. Dia bilang akan ada acara makan-makan keluarga dirumahnya.

Karena tidak enak jika hanya datang saat makannya saja, aku dan Mama berencana membantu Bu Meta untuk menyiapkan makanannya. Bu Meta awalnya menolak, namun aku dan Mama memaksa, apalagi kami adalah tetangga dekat. Akhirnya Bu Meta mengalah.

Terlihat Bik Inah sedang sibuk menyiapkan segalanya didapur.

Aku membantu memotong sayuran untuk dibuat Capcay. Mama dan Bu Meta memotong dadu daging untuk dibuat rendang. Kami sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Tak lama kemudian Kai datang menghampiri kami.

"Ada tamu nih." Ucapnya sembari tersenyum menatapku.

"Iya, tamu spesial. Khususnya untuk kamu, iya kan?" sahut Bu Meta menggoda.

Aku hanya tersenyum. Sedangkan Mama tertawa pelan mendengar ucapan Bu Meta.

"Memangnya siapa yang datang malam ni Bu Meta?" tanya Mama.

"Itu, abang saya beserta anak istrinya Bu Ajeng." Jawab Bu Meta.

Berarti Nathan dan orangtuanya yang dimaksud.

Aku menoleh sejenak kearah Kai. Namun Kai nampak santai-santai saja. Hanya tersenyum simpul kepadaku. Seperti sedang tidak terjadi apa-apa antara mereka.

Malam hari pun tiba. Keluarga Nathan tiba dirumah Bu Meta.

Aku ikut membantu menyiapkan makanan keatas meja makan.

Kami lalu duduk mengelilingi meja makan.

"Nathan, gimana kuliahnya, lancar?" tanya Pak Sony.

"Alhamdulillah lancar, om." Jawab Nathan ramah.

"Dengar-dengar kamu pindah kekampus yang sama sama Kai, ya?" giliran Bu Meta bertanya.

"Iya tante." Jawab Nathan tersenyum.

Aku dan Mama diam saja.

"Kalau ini, siapanya Kai?" tanya Mama Nathan kepadaku.

"Ini pacarnya Kai. Namanya Sea." Belum sempat aku membuka suara, Bu Meta terlebih dahulu menjawab.

"Oh cantiknya. Tinggal dimana sayang?" tanya Mama Nathan lagi.

"Tepat disebelah kanan rumah ini, tante." Sahutku sopan.

Terlihat Nathan manggut-manggut mendengar ucapanku.

Mereka lalu lanjut membicarakan masalah kerjaan, Mama pun ikut buka suara. Kami seperti sedang bergabung dengan keluarga sendiri.

🌼🌼🌼🌼

"Jadi kamu tetangga Kai?" aku terlonjak kaget ketika masuk kedalam kelas. Nathan sudah berdiri didepan pintu.

Aku menstabilkan nafas lalu menjawab, "Kenapa?" ucapku cuek sambil terus berjalan menuju kursi dan mendaratkan bok*ngku.

"Hanyaa ... sedikit lucu!" Jawabnya sembari menggerakkan jari telunjuk dan tengahnya keatas.

"Apa yang lucu?" tanyaku bingung.

"Kamu!" Jawabnya.

Aku tidak menanggapi Nathan lagi. Aku mengambil buku dalamn tas lalu pura-pura sibuk membaca.

Tapi, Nathan tidak kunjung pergi. Dia masih fokus memperhatikanku dengan serius.

Dengan malas aku menutup buku yang ku baca dan berucap, "Bisa tidak kamu pergi dari sini. Aku risih diperhatikan seperti itu!"

"Maaf!" Jawabnya sembari tersenyum lalu pergi meninggalkanku didalam kelas.

Aman sekarang.

Sepertinya Nathan mempunyai sebuah penyakit aneh. Ya, penyakit suka mengganggu orang. Kenapa lama-lama dia semakin menyebalkan saja.

Aku semakin benci saja padanya.

"Aku tunggu diparkiran, cantik."

Begitulah isi pesan yang dikirim Kai.

Membacanya saja membuatku menyunggingkan senyum.

"Siang tuan puteri, mau pulang sekarang?" ucapnya ketika kami bertemu diparkiran.

"Langsung pulang saja, ya. Aku lelah sekali hari ini." Jawabku pelan.

Kai lalu membukakan pintu mobil untukku, "Silahkan masuk tuan puteri!" Ucapnya terdengar manis, apalagi dia berucap sembari tersenyum, memperlihatkan lesung pipi.

Ah kekasihku ini tampan sekali. Pujiku dalam hati.

Aku lalu masuk kedalam mobil disusul oleh Kai. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah.

Diperjalanan pulang, kami melihat Nathan nampak kesusahan memperbaiki mobilnya. Sementara disini jalan sedang sepi. Bengkel mobil masih jauh.

Kai nampak acuh dengan apa yang dilihatnya. Seperti tak peduli dengan sepupunya tersebut.

.

.

.

.

To be continued ...

Jangan lupa vote, like dan komen ya. Biar Author tambah semangat nulisnya.

Terimakasih.

SELAMAT MEMBACA!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!