Kekasih Misterius Ku

Bab 8

🌼Menyatakan Cinta

Kai mengantarku pulang selepas makan tadi. Dia juga meminta nomor teleponku. Katanya biar enak saja kalau ingin bertukar kabar. Alasan yang lucu.

Setelah mengantarku pulang, dia tidak langsung pulang kerumahnya. Kai malah melajukan mobilnya menuju jalan raya. Mungkin karena Pak Sony sedang ada dirumah, makanya Kai tidak berani pulang.

🌼🌼🌼🌼

Hari ini aku melihat beberapa petugas teknisi tower telekomunikasi lewat didepan rumah. Dengar-dengar sebentar lagi tower telekomunikasi didesa ini segera dibangun. Syukurlah kalau begitu, jadi ponselku bisa berguna jika sedang dirumah.

Kebetulan hari ini hari minggu, aku bisa menghabiskan waktu dirumah. Mama mengajakku membuat ikan bakar di halaman belakang rumah.

Tak lupak aku juga mengajak Arum ikut serta, makin ramai makin seru.

Kami membakar beberapa ekor ikan mas berukuran sedang. Sementara Mama membuat sambal untuk cocolan ikan bakar, aku dan Arum punya tugas mengolesi ikan yang sedang dibakar dengan bumbu kecap yang sudah kami siapkan.

Akhirnya ikan bakar kami matang. Aku menyiapkan piring besar untuk menaruh ikan-ikan tersebut.

Sedangkan Mama mengambil piring juga dan mengambil dua ekor ikan mas bakar tidak lupa dengan sambal cocolannya.

"Sea, kamu antar ini ke tetangga sebelah ya, habis itu langsung pulang." Ucap Mama sembari menyodorkan piring berisi ikan bakat tersebut.

"Rum, mau ikut gak?" tanyaku kepada Arum.

"Tidak. Kamu aja, Sea." Jawab Arum padaku.

Aku pun menuju rumah Bu Meta. Pembantunya terlihat sedang menyapu halaman depan rumah. Ketika melihat ku datang dia pun membukakan pagar untukku.

"Bik, saya mau ngasih ikan bakar disuruh sama Mama." Kataku sembari memperlihatkan ikan bakar dibakar diatas piring.

"Oh iya, non. Masuk saja. Tuan dan Nyonya sedang ada didalam. Ayo." Jawab pembantu Bu Meta yang kutau namanya Bik Inah.

Aku masuk kedalam rumah mengikuti langkah Bik Inah.

Ternyata Bu Meta dan Pak Sony sedang duduk diruang tamu.

"Nyonya ini ada non Sea." Ucap Bik Inah sembari tersenyum sopan kearah majikannya.

"Eh Sea, ada apa nak?" Bu Meta langsung menghampiriku.

"Ini, saya mau nganterin ikan bakar, Bu." Sahutku sopan sembari memberikan piring berisi ikan tersebut kepada Bu Meta.

"Oh terimakasih ya, Sea. Pasti ikannya enak." Jawab Bu Meta tersenyum padaku.

"Pasti enak dong, Ma. Kan Sea yang bikin." Tambah Pak Sony sembari tersenyum.

"Kalau begitu, saya pamit pulang dulu Bu, Pak. Ditungguin sama Mama dan teman dirumah." Ucapku kemudian.

"Iya, iya. Makasih ya ikannya, nak. Kapan-kapan main kesini lagi," kata Bu Meta.

Aku pun kembali pulang kerumah.

"Gimana, nak? Ada orangnya gak?" tanya Mama setelah aku kembali.

"Ada, Ma," Jawabku.

Acara makan-makan kecil dibelakang rumah berlangsung lumayan lama. Cahaya matahari semakin terik terasa di atas kepala.

Mama memasukan dua ekor ikan bakar kedalam kantong dan diberikan kepada Arum. Arum awalnya menolak, namun Mama memaksa.

Mama bilang Arum anak yang baik dan sopan. Tidak salah jika aku berteman dengannya, kata Mama.

🌼🌼🌼🌼

Akhirnya sinyal didesa ini aktif juga. Aku bisa berselancar ria dibeberapa aplikasi online diponselku. Senangnya hatiku.

Ketika sedang asyik memainkan ponsel, tiba-tiba sebuah nomor asing meneleponku. Nomor siapa ini?. Dari pada penasaran, aku pun mengangkat panggilan tersebut.

"Hei," ucap seseorang diseberang sana. Seseorang yang sedang kurindu. Ya, itu suara Kai.

"Ya?" sahutku gugup. Entah kenapa aku gugup, padahal sudah sering aku berbicara dengannya.

"Kamu sedang apa? Apa aku mengganggu?" tanyanya lagi.

"Tidak. Aku tidak sedang apa-apa." Sahutku pelan.

Hening kemudian. Hingga sebuah nembusan nafas kecil diseberang sana terdengar.

"Malam besok bisa ketemu?" tanyanya.

"Malam besok? Bisa. Ketemu dimana?" sahutku kemudian.

"Nanti aku jemput jam tujuh malam. Dandan yang cantik ya, sampai ketemu besok malam." Sahutnya kemudian yang membuat jantungku semakin berdebar-debar. Apa maksudnya dandan yang cantik?.

"Baik." Sahutku singkat. Lalu panggilan dimatikan dari seberang sana.

🌼🌼🌼🌼

Aku mematut diri dicermin. Sebuah dress berwarna meran maroon sebahu dengan bawahan tepat selutut. Rambut panjang terurai yang ujungnya sedikit diblow serta lipstik berwarna merah muda yang terlihat cocok diwajahku.

"Wah anak Mama cantik sekali." Ucap Mama ketika masuk kedalam kamarku.

"Mama bisa aja," ucapku malu.

"Beneran sayang. Anak Mama memang yang paliiing cantik." Ucap Mama sembari tersenyum kearahku.

Tiba-tiba terdengar suara mobil didepan. Aku melihat jam ditangan dan ternyata tepat pukul 19:00 WIB.

Aku dan Mama keluar, kulihat Kai berdiri didepan pintu.

Matanya menatapku tanpa berkedip. Aku jadi salah tingkah dibuatnya.

"Saya minta ijin bawa Sea jalan tante," ucapnya setelah beberapa saat hening.

"Iya, boleh. hati-hati dijalan. Tante titip Sea ya. Pulangnya jangan larut malam." Sahut Mama sembari tersenyum.

Aku dan Kai pun masuk kedalam mobil setelah sebelumnya menyalami tangan Mama terlebih dahulu.

"Kamu cantik sekali, Sea." Kata Kai saat kami sudah diperjalanan.

"Memang biasanya jelek?" tanyaku sembari menoleh kearahnya.

"Tidak. Maksudku malam ini semakin cantik." Jawabnya sembari tersenyum kearahku.

Aku jadi salah tingkah.

"Kita mau kemana?" tanyaku sesaat kemudian.

"Rahasia."Jawabnya singkat.

"Kenapa rahasia?"

"Gak kenapa-kenapa. Biar surprise aja." Sahutnya santai. Kemudian Kai menghentikan mobil, lalu mengeluarkan kain penutup mata.

"Pakai ini. Kalau tidak, ini bukan kejutan namanya." Ucapnya lagi.

Baru saja aku ingin mengambil kain itu dari tangannya, tiba-tiba ia menarik kembali kain tersebut.

"Biar aku saja yang memakaikannya. Nanti kamu curang lagi," ucapnya kemudian lalu mengikatkan kain tersebut menutupi mataku.

"Jangan dibuka sebelum aku suruh, oke?" katanya lagi.

"Iya, iyaa." Jawabku singkat. Kemudian mobil melaju kembali.

Sekitar tiga puluh menit kemudian mobil berhenti, entah dimana, karena mataku masih tertutup kain.

"Jangan buka dulu!" Katanya.

"Iyaa iyaa. Bawel banget." Sungutku.

Kudengar pintu mobil dibuka, Kai memegang tanganku, menuntun ku turun dari mobil. Lalu membawaku berjalan perlahan.

"Kita mau kemana, Kai?" tanyaku penasaran.

"Diam saja dulu. Sebentar lagi sampai." Jawabnya sembari terus menuntun jalanku.

"Nah, sekarang kamu duduk dikursi belakangmu!" Titahnya, aku pun mengikuti sembari menerka-nerka kemana Kai membawaku sekarang.

"Sekarang aku buka penutup matanya. Hitungan ke tiga kamu buka mata ya." Tuturnya sembari perlahan membuka ikatan kain dimataku.

"satu ... dua ... tiga,"

Aku pun membuka mata dan melihat sekeliling.

Betapa terkejutnya aku melihat ruangan ini.

Dekorasi yang indah. Nuansa berwarna putih. Dihiasi bunga-bunga dan pita berwarna putih.

Tiba-tiba ...

"Sea, maukan kau menjadi pacarku?" ucap Kai sembari membungkukkan badan nye menghadap kearahku, sementara tangan kirinya memegang sebuah cincin permata yang indah berwarna putih.

"Kamu, kamu serius Kai?" tanyaku gugup.

"Kenapa tidak?" jawabnya santai.

"Hmmm, iya aku mau." Jawabku kemudian.

"YES!" Kai bersorak sementara aku hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum.

Kai lalu menyematkan cincin dijari manisku. Cincin itu terlihat sangat indah dijariku.

Kai menatapku sesaat setelah mamakaikan cincin itu. Pandangan kami saling menyatu, semakin dekat inci demi inci, dan ...

.

.

.

.

To be continued ...

Terpopuler

Comments

Eiynn08

Eiynn08

aku suka ceritanya thor.. ngenak😍

2021-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!