Bab 15
🌼Tanda Tanya Tentang Kerja Kai
"Kamu gak mau nolong Nathan. Kasian dia. Dia terlihat kesusahan itu." Kataku ketika mobil Kai melewati Nathan.
Kai menghembuskan nafas kasar, lalu menghentikan mobil tepat didepan mobil Nathan.
Kami turun bersama-sama dari mobil. Kai menghampiri Nathan sementara aku berdiri dibelakang mobil Kai.
"Apa yang rusak?" tanya Kai ketika berada tepat dibelakang Nathan.
Nathan nampak terkejut namun sesaat kemudian ekpresinya normal kembali.
"Ini, tiba-tiba mati." Jawab Nathan datar.
Kai lalu mengambil alir pekerjaan Nathan, dan mencoba memperbaiki mobil Nathan. Cukup lama aku menunggu sambil berdiri disini. Tak terdengar obrolan antara Kai dan Nathan, mereka sama-sama diam seribu bahasa.
"Coba sekarang hidupkan!" Ucap Kai tiba-tiba.
Nathan lalu mengikuti perintah Kai dan berhasil. Mesin mobil akhirnya hidup.
Kai menuju mobilnya.
"Kai?" tiba-tiba Nathan memanggil.
Kai menoleh,
"Terimakasih!" Sambungnya lagi.
Kai hanya menganggukan kepala lalu masuk kedalam mobil, disusul olehku. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju rumah.
"Aku salut lho sama kamu." Ucapku kemudian.
"Kenapa?" Jawab Kai santai.
"Karena kamu masih mau menolong Nathan. Padahal dia selalu berusaha menjatuhkan kamu." Sahutku sembari menoleh padanya.
"Kan kamu yang suruh." Ucapnya masih santai.
Aku hanya menggeleng sembari tersenyum mendengarnya.
🌼🌼🌼🌼
"Sea, Mama mau ngomong sama kamu." Mama berucap ketika kami sedang menonton tv diruang keluarga.
"Apa Ma?" tanyaku penasaran.
"Lusa Mama mau nengok kakek mu. Tadi paman mu nelpon, katanya kakek sedang sakit. kakek mu terus nyebut-nyebut nama Mama, mungkin dia rindu, sudah lama tidak bertemu. Mama tidak tau pasti berapa hari disana. Mungkin sampa kakek agak mendingan. Kamu gak apa-apa kan dirumah sendirian?" Ucap Mama panjang lebar.
"Kenapa Sea gak ikut aja Ma?" Jawabku.
"Kamu kan kuliah, sayang. Kemarin kan udah bolos waktu kekampung neneknya Kai, masa sekarang bolos lagi." Sahut Mama lembut.
Aku terdiam sejenak. Benar juga kata Mama. Aku bisa banyak ketinggalan materi nantinya.
"Terus kerja Mama gimana?" tanyaku lagi.
"Mama sudah minta ijin untuk beberapa hari ke atasan." Jawab Mama pelan. "Kalau kamu takut, kamu ajak aja Arum buat nemenin kamu dirumah. Dia juga kan gak kemana-mana." Tambah Mama lagi.
"Hmm, iya deh. Nanti aku ajak Arum aja." Jawabku.
Lusa pun tiba. Aku membantu Mama memasukan koper dan barang-barang Mama kedalam bagasi mobil.
"Mama hati-hati ya. Kabari Sea kalau sudah sampai." Ucapku ketika selesai menaruh barang-barang Mama.
"Iya, kamu jangan khawatir. Mama berangkat dulu ya. Ingat, ajak Arum buat nemenin tidur." Jawab Mama pelan.
"Iya-iya. Siap Ma!" Ucapku cepat.
Mama lalu naik kemobil lalu melaju perlahan kejalanan.
🌼🌼🌼🌼
Kebetulan sekali Arum berjalan melewati rumahku. Aku lalu memanggilnya.
"Kenapa Sea?" tanyanya setelah menghampiriku.
"Bisa nemenin aku tidur gak, Rum? Mama sedang nengok kakekku dikampung. Aku gak ada temen dirumah soalnya." Jelasku.
"Hmm, bisa-bisa. Tapi aku bilang sama Ibuku dulu ya, langsung ngasih belanjaan ini." Ucap Arum sembari menunjukan kantong kresek hitam ditangannya.
"Iya-iya. Aku temenin gak minta ijin nya?
"Tidak usah! Pasti diijinkan kok. Ibuku kan kenal sama kamu. Aku pulang sebentar ya." Jawab Arum lalu berlalu.
Tidak lama kemudian Arum datang kerumah. Tepat sekali. Hari sudah senja, sebentar lagi gelap.
Aku lalu mengunci semua pintu dan jendela. Lalu mengajak Arum masuk kedalam kamar.
"Mama kamu berapa hari nginap disana, Sea?" tanya Arum ketika kami sama-sama sudah berbaring ditempat tidur.
"Belum tau juga, Rum. Tadi pas Mama nelpon dia bilang baru sampai, jadi belum tau kapan pulangnya. Katanya sih mungkin sampai kakek ku agak mendingan. Mudah-mudahan saja kakekku segera membaik. Doakan ya, Rum!" Jelasku.
"Aamiiin!" Jawab Arum pelan sembari menengadahkan kedua telapak tangannya. Anak ini polos sekali. Aku hanya geleng kepala melihat tingkahnya
"Gimana hubungan kamu sama Kai?" tanya Arum tiba-tiba.
"Seperti biasanya Rum. Kenapa?" Jawabku santai.
"Tidak apa-apa. Hanya ingin tau. Masa sama aku gak boleh tau." Sahutnya cemberut.
"Hahaha gitu aja ngambek." Godaku sembari tertawa.
"Ih siapa yang ngambek. Hmm, dipikir-pikir jadi kamu itu enak ya, Sea. Pacar tampan, rumah dekat, orangtuanya juga baik sama kamu. Beruntung sekali kamu!"
"Alhamdulillah, Rum. Tapi ... ada sesuatu yang mengganjal dihatiku." Ucapku hati-hati.
"Apa?"
"Kerjanya Kai!" Jawabku singkat.
"Memang Kai itu kerja? Kerjanya apa?" tanyanya penasaran.
"Nah, itu masalahnya, Rum. Aku juga gak tau kerja dia apa. Setiap kali dia pergi kerja, pasti nomornya tak pernah aktif. Terus, kalau aku tanya kerja apa, dia gak pernah mau bilang. Dia cuma pesan kalau aku jangan khawatir masalah kerjanya. Aku juga bingung, Rum." Jelasku gelisah.
"Aneh ya! Aku baru tau lho kalau dia itu kerja. Kukira uang orangtuanya lebih dari cukup." Sahut Arum dengan wajah bingung.
"Itu dia, Rum. Satu lagi, Rum. Ternyata Kai itu juga. donatur disalah satu panti asuhan dikota. Kemarin aku ikut kesana, dan dia memberi uang yang cukup banyak kepengelola panti itu."
"Oh ya? Hebat dong berarti." Jawab Arum.
"Bukan masalah hebatnya, Arum. Masalahnya kerjanya itu apa sampai punya uang banyak begitu. Sedangkan dia pernah bilang kalau dia tidak pernah minta sama orangtuanya lagi.
Kerjanya pun gak tentu waktu. Satu bulan hanya dua sampai tiga kali." Jelasku panjang lebar.
"Menurutku, kamu harus selidiki deh. Kamu harus cari tau apa sebenarnya kerja Kai itu.
Aku cuma khawatir, kalau ..." Arum menjeda ucapannya.
"Kalau apa, Rum?" tanyaku penasaran.
"Kalau pekerjaannya haram." Ucap Arum hati-hati.
"Maksudnya?"
"Yaa, kamu cari tau saja, Sea. Jangan sampai menyesal dikemudian hari." Tambahnya lagi.
"Aku makin bingung dengan ucapanmu, Rum. Menyesal gimana? Aku gak ngerti!" Jawabku bingung.
"Ya sudah. Jangan dipikirkan lagi. Anggap saja aku lagi ngelantur. Tidur yuk! Aku sudah ngantuk sekali ini." Ucap Arum sembari memeluk guling. Kulihat sudah berapa kali dia menguap sembari menutup mulut menggunakan tangannya.
Kulihat jam didinding, ternyata sudah pukul sepuluh malam, tidak terasa karena aku terlalu asyik mengobrol dengan Arum.
Tapi, aku jadi penasaran dengan maksud ucapan Arum tentang kerja Kai. Apa aku memang harus menyelidikinya?.
Tiap kali ditanya pun dia tidak pernah memberi tahu.
Ucapan Arum makin membuat aku penasaran.
Apa sebenarnya pekerjaan Kai?. Kenapa dia tidak pernah mau cerita soal kerjanya itu.
Apa ada yang disembunyikannya dariku?.
Aku harus cari tahu!
.
.
.
.
To be continued ...
Jangan lupa vote, like dan komen diaplikasi ya. Biar Author makin semangat nulisnya.
Terimakasih.
SELAMAT MEMBACA!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments