Bab 2
🌼Pertemuan Tidak Terduga
Syukurlah hujan kembali reda. Tidak lama kemudian Mama akhirnya datang.
Aku lega. Setidaknya sekarang aku tidak sendirian lagi.
Setelah selesai makan malam bersama, aku langsung menuju kamar.
Walaupun hujan telah reda, tetapi hawa dingin masih menusuk kulit.
Aku langsung menyelimuti tubuh ku dengan selimut yang cukup tebal. Cuaca yang dingin langsung membuatku hanyut terbuai mimpi.
🌼🌼🌼🌼
Cuaca pagi ini membuatku ingin berjalan mengelilingi desa. Aku sudah minta izin kepada Mama.
Kulihat Arum berjalan menuju kerumah.
Kebetulan sekali.
"Hai Arum, kebetulan sekali kamu datang. Aku pengen jalan-jalan keliling desa nih, kamu mau gak nemenin aku?"
"Boleh. Ayo, sekalian aku mau beli sayur kepasar. Tidak terlalu jauh kok dari sini. Tadinya aku memang mau ngajak kamu, makanya aku kesini." Jawabnya sembari tersenyum.
Setelah mengunci pintu, aku dan Arum pun melangkahkan kaki menuju pasar.
"Rum?" tanyaku. "Iya, kenapa?" jawabnya.
"Itu, rumah besar disamping rumah ku. Kamu kenal siapa pemiliknya?" tanyaku lagi.
"Oh, Pak Sony?"
"Pak?" tanyaku. "Iya, kan dia bapak-bapak." Jawab Arum sambil tetap berjalan.
"Bapak-bapak?" aku heran. Laki-laki yang kulihat kemarin sore kan masih muda, kenapa Arum bilang dia sudah bapak-bapak.
"Iya Sea. Dia kan memang bapak-bapak. Udah tua." Jawab Arum sekena nya.
"Tapi, kemarin aku lihat dia masih muda. Mungkin hanya tua beberapa tahun dari kita."
Arum menghentikan langkahnya.
"Memang kamu lihat dimana?" tanya nya.
"Aku lihat dia duduk dibalkon atas rumahnya." jawabku lagi.
Arum hanya diam sambil menatapku, seakan meminta penjelasan.
🌼🌼🌼🌼
Kami sudah sampai dipasar sayur. Arum membeli beberapa jenis sayur dan juga ikan. Aku hanya mengikuti langkah kaki nya saja.
Setelah berbelanja, kami duduk disebuah warung kecil didekat pasar. Warung ini menjual minuman dingin dan juga beberapa kue tradisional.
Tenggorokanku terasa haus sekali setelah menemani Arum berbelanja.
Aku langsung memesan 2 minuman dingin untukku dan Arum.
"Kamu tiap hari belanja kepasar, Rum?" tanyaku kemudian.
"Tidak tiap hari. Kalau disuruh Ibuku belanja aja. Hari ini kebetulan stok sayur dirumah ku menipis." Jawab Arum sembari meminum minuman yang baru sampai.
Aku manggut-manggut saja mendengarnya.
"Sea, pas kamu lihat laki-laki dibalkon itu, apa yang dia lakukan?" tanya Arum.
"Dia cuma melihat kearah depan, seperti melamun gitu." Ucapku sambil sedikit terkekeh.
"Masa laki-laki melamun, ketika hujan lagi. Seperti lagi galau." Sambungku kemudian. Aku hanya sedikit geli membayangkan kejadian kemarin sore, apalagi saat aku ketahuan sedang memperhatikan laki-laki itu. Malu sekali rasanya.
"Aku jarang melihat oranglain dirumah Pak Sony. Yang aku tau dirumah itu hanya ada Pak Sonh dan juga istrinya, Bu Meta. Makanya aku kaget pas kamu bilang laki-laki itu masih muda," jawab Arum.
"Atau, mungkin itu anaknya Pak Sony. Kalau memang benar, berarti kamu sedang beruntung karena bisa melihatnya. Aku saja tidak pernah. Kudengar anaknya jarang pulang kerumah. Katanya tinggal diluar kota, gitu." Sambungnya lagi.
Setelah menghabiskan minuman. Kami lalu pulang.
Aku terlebih dulu sampai dirumah. Semetara Arum melanjutkan berjalan menuju kerumahnya.
Aku menyuruh dia mampir dulu, tapi Arum bilang dia harus segera pulang. Takut Ibunya menunggu, katanya.
Aku duduk diteras rumah. Kaki ku terasa pegal. Ternyata lumayan letih juga berjalan kaki menuju pasar.
Kulihat rumah besar disamping rumahku.
Halaman yang luas dan juga bersih, dikelilingi pagar besi yang tinggi.
Terlihat seorang wanita paruh baya sedang menyiram tanaman disekitar halaman rumah.
Jika dilihat dari penampilan nya, mungkin itu pembantu dirumah tersebut.
Aku tersenyum saat wanita tersebut melihat kearahku. Dan dibalas dengan senyuman nya juga.
🌼🌼🌼🌼
Segar rasanya tubuh ini setelah mandi.
Aku sudah membersihkan rumah dan juga masak untuk makan malam nanti.
Sengaja aku masak awal dari sebelumnya. Aku takut sore nanti hujan lagi, dan aku tidak berani kemana-mana, selain dikamar.
Aku memainkan ponsel ditangan. Cukup membosankan.
Aku beralih menonton tv yang terletak didalam kamarku.
Saat sedang asyik menonton, aku mendengar suara ribut dirumah besar disebelah. Memang tidak terlalu jelas, namun masih bisa kudengar suara seorang wanita sedang menangis.
Aku beranjak dari tempat tidur menuju ke jendela kamar, mencoba melihat kerumah tersebut.
Terlihat seorang wanita sedang berusaha mengejar seorang laki-laki muda tepat dihalaman depan rumahnya.
"Laki-laki itu ... laki-laki yang kemarin kulihat." Gumamku.
"Kai, jangan pergi, nak. Jangan tinggalkan Mama lagi." Itu yang kudengar. Dapat disimpulkan wanita itu adalah Ibu dari laki-laki tersebut.
Sedangkan tepat dibelakang wanita tersebut, seorang laki-laki paruh baya namun masih terlihat bugar dengan tubuh tinggi besarnya, sedang memegang pundak dan tangan si wanita.
"Biarkan dia pergi, Ma. Papa sudah lelah menasehati dia, tapi sama sekali tidak pernah didengar. Terserah. Mau jadi apapun dia." Ucap laki-laki paruh baya tersebut. Nampak nya dia adalah Pak Sony, suami dari wanita yang tengah menangis itu, Bu Meta.
Laki-laki muda itu menghentikan langkah nya, menatap kearah orangtua nya sejenak lalu pergi.
Aku langsung menjauh dari jendela.
Tidak ingin ketahuan sedang mengintip.
🌼🌼🌼🌼
Saat ini aku dan Mama sedang makan malam.
Mama bercerita seputar kerjaan nya hari ini, aku hanya mendengarkan sambil sesekali menjawab jika ia bertanya.
Mama bilang lusa aku sudah bisa pergi ke kampus. Ya, kekampus baruku.
Mama sudah mengurus surat kepindahanku.
Syukurlah, sekarang aku ada kegiatan.
🌼🌼🌼🌼
Pagi ini aku diantar Mama menuju kampus.
Mungkin pulangnya aku akan memesan taksi online atau angkutan umum. Dikampus ponselku tidak sunyi lagi, karena disini ada sinyal. Lain lagi kalau dirumah.
Hari pertamaku di kampus baru lumayan baik.
Aku langsung bisa beradaptasi dengan lingkungan begitupun dengan orang-orangnya.
Jadwal kuliah ku hari ini tidak banyak.
Setelah keluar dari kelas aku menuju kantin, cacing-cacing diperutku meronta-ronta minta makan.
Sesampainya dikantin, aku langsung memesan satu mangkok bakso dan segelas teh es. Ini adalah salah satu menu favoritku.
Tidak lama menunggu, makanan dan minuman pesanan ku sampai. Aku langsung mengisi perut yang sedari tadi keroncongan. Salah kusendiri tadi pagi tidak sarapan. Akibatnya perut kelaparan, untung jam kuliah sudah kosong.
Setelah habis makanan ku habis, aku langsung membayar semuanya. Lalu kembali duduk lagi ditempat semula.
Sambil memikirkan habis ini mau kemana, langsung pulang atau jalan-jalan dulu.
Tidak lama kemudian, beberapa laki-laki datang ke kantin. Mereka duduk tidak jauh dariku. Nampak nya mereka juga anak kampus ini.
Tapi, ada sesuatu yang membuat aku terkejut.
Satu dari beberapa orang tersebut adalah anaknya Pak Sony dan Bu Meta.
Yang lebih membuatku terkejut adalah laki-laki itu menatapku dengan tatapan tajam.
Seolah tau jika aku ketakuan, dia malah berjalan mendekat kearahku.
Ya tuhan, aku harus bagaimana.
Aku beranjak dari tempat duduk ku, buru-buru ingin pergi, namun betapa terkejutnya aku ketika tiba-tiba tangan ku dipegang oleh seseorang.
"Kamu ..."
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments