Bab 13
🌼Terpengaruh Ucapan Nathan
"Aku sudah bilang, Sea. Jangan dekat-dekat dengan Nathan. Aku tidak suka!" Ucap Kai ketika kami sampai dikantin.
"Ta-tapi, bukan aku yang mendekatinya, Kai. Ketika aku keluar kelas dia sudah ada didepan pintu." Aku membela diri.
Kai terlihat mengatur nafas. Menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.
"Baik. Aku minta maaf sudah marah-marah. Tolong maafkan aku." Kai bicara pelan sembari menggenggam tanganku.
"Iya, aku maafkan. Aku juga minta maaf jika membuat kamu cemburu. Tapi sungguh, aku tidak bermaksud." Ucapku lembut sembari menatap dalam manik mata Kai.
Kai tersenyum simpul lalu mengelus lembut pipiku.
"Sekarang aku pesan makanan dulu ya, kamu tunggu sebentar." Kai lalu pergi memesan makanan.
Tak lama kemudian pesanan kami sampai.
"Habis ini langsung pulang atau jalan-jalan dulu?" tanya Kai disela-sela menyuap makanan.
"Aku ikut aja." Jawabku.
"Kalau aku terserah tuan puteri." Ucapnya menggoda.
Aku tersenyum simpul. "Kalau gitu, aku mau jalan-jalan dulu sebelum pulang kerumah." Tambahku kemudian.
"Siap tuan puteri!" Jawabnya semangat.
Selesai makan kami langsung menuju parkiran mobil. Kai membukakan pintu mobil untukku, aku menurut saja.
"Besok mungkin aku tidak bisa jemput kamu dulu. Ada kerja yang harus kuselesaikan." Ucapnya setelah mobil melaju.
"Kemana? Lama ya?" tanyaku penasaran.
"Aku tidak bisa janji. Nanti akan ku kabari." Katanya sambil terus menatap kearah depan jalan.
"Mulai lagi, kan!" Sungutku kesal sembari melipat kedua tangan didepan dada.
Kai menoleh sejenak kearahku lalu mengelus pelan pipiku, "Jangan ngambek! Aku janji setelah kerjaku selesai aku langsung menghubungimu." Ucapnya menenangkan.
Aku menoleh kearahnya, "Sebenarnya kamu itu kerja apa sih?" tanyaku.
"Hmm, ya kerja biasa sayang. Pokoknya kamu jangan khawatir pasti nanti kuhubungi setelah selesai, oke?" Jawabnya.
Aku hanya mengangguk.
Kai menghentikan mobil ditepi jalan. Ia turun tanpa berbicara padaku. Aku menunggu didalam mobil.
Tak lama Kai datang sambil membawa buket bunga mawar.
"Bunga untuk tuan puteri tersayang." Ucapnya sembari memberikan bunga tersebut padaku.
Aku menerima buket bunga tersebut sembari tersenyum, "Terimaksih sayang." Ucapku bergelayut manja dibahu Kai.
"Sama-sama sayang." Jawabnya tersenyum.
🌼🌼🌼🌼
Hari ini aku berangkat kekampus diantar Mama.
Ketika menuju kelas, aku melihat Nathan duduk dikursi depan kelasku.
Aku harus menghindar. Baru berencana memutar badan, tiba-tiba Nathan memanggil.
"Sea, mau kemana?" tanyanya menghampiriku. Sial. Dia ternyata melihat keberadaanku.
"Hmm, Nathan. Ada apa?" tanyaku balik.
"Tidak. Sengaja menunggumu." Jawabnya cepat.
"Kenapa menungguku? Ada hal penting?" tanyaku lagi.
"Hanya ingin bertemu. Kenapa? Tidak boleh?" tanyanya balik.
"Hmm, bukan begitu. Ta-tapi ..."
"Tapi Kai melarangmu dekat denganku, iya kan? " tebaknya benar.
Aku hanya tersenyum. Takut salah menjawab.
"Kai ternyata tidak pernah berubah. Selalu protektif kepada pasangan." Ucapnya lagi.
"Maksudnya?" tanyaku bingung.
"Iya. Dari dulu dia begitu. Selalu protektif kepada setiap pacarnya." Jelas Nathan.
"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulutku. Jujur saja ada kecemburuan mendengar penjelasan dari Nathan.
"Apa aku salah bicara? Kalau begitu aku minta maaf ya, aku tidak bermaksud ..."
"Tidak apa-apa. Kalau tidak ada hal penting lain, aku mau masuk kelas dulu. Sebentar lagi kuliahku mulai." Potongku cepat.
Aku langsung masuk kedalam kelas meninggalkan Nathan. Kulihat Nathan tersenyum tipis menatapku lalu pergi.
Apa maksudnya?.
🌼🌼🌼🌼
Dirumah aku masih memikirkan omongan Nathan tadi. Apa benar Kai selalu protektif terhadap semua pacarnya?.
Apa perlakuan manisnya bukan hanya padaku?.
Apa aku bukan satu-satunya orang spesial dihatinya?.
Aku ingin bertanya langsung padanya, tapi nomornya dari tadi tidak bisa dihubungi. Hatiku benar-benar resah setelah mendengar ucapan Nathan tadi pagi.
Tapi, aku tidak boleh gegabah. Bisa saja ini akal-akalan Nathan untuk membuat renggang hubunganku dengan Kai. Aku tidak boleh langsung terpengaruh dengannya. Aku harus tetap yakin dengan Kai. Karena selama ini Kai belum pernah mengecewakanku.
Matahari pagi kembali menyapa. Aku tidak ada jadwal kuliah hari ini. Setelah mengemasi rumah dan mandi, aku duduk diteras depan berharap bisa melihat Arum, aku rindu dengannya.
Tak lama kemudian, benar saja. Arum lewat didepan rumahku. Aku lalu memanggilnya untuk singgah.
"Aruumm, aku rinduuu." Ucapku ketika Arum tepat didepanku.
"Kamu ini, seperti tidak bertemu bertahun-tahun saja." Jawabnya. "Aku antarkan belanjaan ini kerumah dulu ya, habis itu aku kesini lagi." Tambahnya lagi sambil memperlihatkan kantong kresek hitam ditangan kanan.
"Oke. Aku tunggu ya." Jawabku. Arum lalu pulang kerumahnya terlebih dahulu sementara aku menyiapkan minuman dan beberapa cemilan untuk kami.
"Kamu pasti mau cerita tentang liburan kamu sama Kai dikampung neneknya, iya kan?" Ucap Arum ketika datang kembali.
"Ih kamu, Rum. Orang aku benar-benar sedang rindu kamu." Jawabku sembari mengerucutkan bibir.
Arum tertawa melihatku. "Sudah jangan ngambek gitu. Sekarang aku tanya, gimana seru tidak liburannya?" tanyanya lagi.
"Lumayanlah Rum. Kamu kok tau aku pergi sama Kai?" tanyaku balik.
"Ya tau lah. Mama mu yang bilang pas kemarin aku main kesini." Jelas Arum.
"Jadi kamu ada main kerumah, Rum?"
"Iya, kamu ini seperti tidak tau aku saja. Aku kan sebentar-sebentar pasti main kesini." Jawabnya.
"Ada apa, Rum?" tanyaku penasaran.
"Tidak ada. Hanya rindu sama kamu." Celotehnya sembari tertawa pelan.
Kami melanjutkan obrolan hingga siang hari.
Aku bilang dengan Arum masalah Nathan. Dia bilang tidak mengenal sepupu dari Kai itu. Arum juga bilang jangan dulu percaya dengan omongan Nathan, siapa tau Nathan hanya ingin merusak hubunganku dan Kai.
🌼🌼🌼🌼
Hari ini nomor Kai masih belum bisa dihubungi. Aku berfikiran positif. Mungkin saja dia sedang kerja dan tidak ingin diganggu dulu.
"Sayang kamu nonton berita gak? Terjadi penembakan lagi tadi malam. Korbannya mati ditempat. Ih Mama makin takut lama-lama berada diluar sana. Kalau bisa Mama gak mau keluar rumah dulu untuk sekarang. Tapi mau bagaimana lagi, tuntutan kerja memaksa." Jelas Mama padaku.
"Masa sih Ma? Sea belum nonton berita dari kemarin Ma. Mama jangan parno gitu. Selalu berdoa minta perlindungan dari Allah." Sahutku menenangkan. Padahal sebenarnya aku juga was-was dengan pemberitaan akhir-akhir ini. Semoga saja keluargaku selalu dalam lindungan Allah.
Malam harinya Kai menelponku. Bahagia sekali rasanya mendengar suara kekasih hatiku ini.
"Maaf ya baru menghubungimu sekarang. Kerjaku baru selesai." Ucapnya lembut.
"Iya, yang penting kamu disana baik-baik saja. Kapan kita bisa bertemu?" sahutku.
"Kenapa? Sudah rindu sekali ya?" Godanya sembari terkekeh.
"Memangnya kamu tidak rindu aku?" tanyaku balik.
"Rindu sekali dong. Besok aku pulang. Kita ketemu besok malam dirumahmu." Jawabnya pelan.
"Oke!" Sahutku antusias.
Aku harus menanyakan hal yang mengganjal dihatiku beberapa hari ini. Ini kesempatanku.
.
.
.
.
To be continued ...
SELAMAT MEMBACA!
Jangan lupa vote, komen dan like ya semua. Biar Author makin semangat lagi nulisnya. Terimakasih!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Neno
penasaran ma kerjaannya Kai🤔🤔🤔🤔
2021-08-21
0