Kekasih Misterius Ku

Kekasih Misterius Ku

Kekasih Misterius Ku

Bab 1

🌼Teman Baru

Namaku Sea. Hari ini adalah hari kepindahan keluargaku kerumah baru. Tentunya lingkungan baru pula.

Sebenarnya berat hatiku meninggalkan kota kelahiranku ini. Kota yang menyimpan banyak kenangan sedari aku kecil. Tapi mau bagaimana lagi, tuntutan pekerjaan Mama memaksaku untuk ikut dengan nya. Iya, Mama bekerja disalah satu perusahaan swasta di kota tempat kami tinggal. Beberapa hari lalu Mama dipindah tugaskan ke kantor cabang yang baru diluar kota. Mama bilang rumah yang akan kami tempati terletak didalam desa nya , bukan di kota nya. Tapi jarak tempuh rumah ke kantor Mama tidak terlalu jauh. Aku hanya manggut-manggut saja mendengar penuturan Mama.

Aku akan ikut kemana pun Mama pergi. Karena hanya dia yang ku punya. Papa sudah lama menghadap-Nya.

Semenjak itu, Mama yang harus banting tulang untuk menghidupi aku, anak semata wayang nya.

🌼🌼🌼🌼

Aku terbangun ketika tepukan tangan Mama menyentuh pelan bahuku. "Bangun nak, kita sudah sampai."

Aku membuka pintu mobil perlahan, sembari melirik lingkungan sekitar tempat tinggal baru kami.

Lingkungan yang lumayan rapi dan juga bersih. Disamping rumah terdapat beberapa pohon besar yang tumbuh.

Rumah yang akan kami tempati tidak sebesar rumah lama kami. Tetapi aku langsung menyukai rumah ini. Entah, mungkin karena lingkungan yang cukup menyejuk kan mata, yang jarang bisa ku dapatkan di kota.

🌼🌼🌼🌼

Aku sudah selesai menaruh barang-barangku didalam kamar.

Setelah itu membuka jendela kamarku. Hawa dingin langsung menusuk kulit ketika kurasakan angin bertiup kencang.

Mungkin karena berdekatan dengan pohon-pohon besar jadi suara angin terdengar agak berisik ditelinga. Tapi aku suka itu. Sungguh suasana yang membuat damai jiwa.

Ternyata rumah yang kami tempati bersebelahan dengan sebuah rumah yang lumayan besar. Dari sini aku hanya bisa melihat halaman depan nya saja, halaman yang cukup luas.

Jika dilihat ke atas, nampak balkon rumah tersebut dari samping.

Hatiku agak tenang karena tau ada tetangga yang tinggal dekat dengan rumah kami. Karena yang kulihat disini, jarak antara rumah kerumah agak berjauhan.

Aku menuju dapur ketika mendengar Mama memanggilku untuk makan.

"Ayo makan sayang. Kamu pasti lapar kan belum makan tadi?"

"Iya Ma. Memang lagi lapar nih." Jawab ku sambil tersenyum kearah Mama.

Kami makan dalam keheningan. Hingga akhirnya Mama bicara, " Sea, Mama besok udah mulai kerja. Kamu gak apa-apa kan tinggal sendiri dirumah?" tanya Mama sambil menatapku. "Iya gak apa-apa dong Ma, biasa nya aja kan tinggal sendiri dirumah." Jawabku sambil melanjutkan makan. "Tapi kan sekarang kita bukan dirumah lama, sayang. Mama takut kamu gak berani dirumah sendiri. Apalagi kita belum kenalan sama tetangga-tetangga kita. Iya kan?"

Aku langsung menghentikan menyuap makanan kedalam mulut, "Ma, emang nya aku ada tampang penakut gitu?" aku agak sedikit kesal dengan perkataan Mama. Masa aku dikira penakut sih. Inikan bukan pertama kali nya aku ditinggal sendiri saat Mama kerja.

"Bukan begitu maksud Mama, sayang. Mama tau kok kamu itu pemberani, iya kan? Ya udah, lanjutin makan nya, habis itu langsung tidur." Jawab Mama sembari tersenyum.

🌼🌼🌼🌼

Aku terbangun ketika mendengar alarm berbunyi. Segera aku pergi kebelakang untuk mengambil wudhu. Setelah itu menunaikan shalat subuh.

Sesudah shalat, mataku enggan dipejamkan kembali.

Aku berinisiatif untuk kembali mengemasi rumah dan membuat sarapan pagi untuk aku dan Mama.

Pukul 06:20 WIB sarapan ku siap.

Tak lama kemudian Mama datang menghampiriku di dapur. Mungkin Mama terlalu lelah hingga baru bangun segini, biasanya Mama akan bangun lebih awal dariku, tentunya sesudah shalat subuh.

"Wah, anak gadis Mama rajin banget."

Aku hanya membalas ucapan Mama dengan tersenyum.

"Mama mandi dulu ya, nak. Habis itu kita makan sama-sama ya." ucapnya lagi.

"Oke Ma." Jawabku tersenyum.

Setelah sarapan, Mama langsung berangkat kerja. Tinggal akulah dirumah ini.

Aku duduk dikursi depan rumah sembari memainkan ponsel.

Ada beberapa warga yang terlihat berjalan melewati jalan depan rumahku. Mereka sangat ramah, tidak sungkan untuk menyapa. Dan aku membalas sapaan mereka dengan menganggukan kepala sembari tersenyum kearah mereka.

"Assalamualaikum," aku hampir terlonjak mendengar ucapan salam dari seseorang didepan rumah ku. Ini akibatnya karena terlalu fokus memainkan ponsel. Aku benar-benar terkejut dibuatnya.

"Waalaikumsalam. Cari siapa ya?" Jawabku, saatku lihat ternyata didepanku seorang perempuan, mungkin umurnya tidak jauh berbeda denganku.

"Perkenalkan nama saya Arum. Rumah saya tidak jauh dari sini. Hmm, kamu baru pindah ya? Soalnya saya baru lihat kamu sekarang."

"Oh, iya iya. Nama ku Sea. aku baru pindah kemarin. Salam kenal," Jawabku sembari mengulurkan jabatan tangan dan langsung dibalas oleh Arum.

"Maaf, saya membuat kamu terkejut tadi." Ucapnya sembari tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi.

"Tidak apa-apa. Oh iya, mari silahkan duduk." Aku hampir lupa mempersilahkan Arum duduk. Arum pun menduduki kursi didepanku.

"Aku buatin minum ya. Kamu mau minum apa?" tanyaku.

"Tidak usah repot-repot Sea," ucapnya canggung. "Siapa yang repot, kan aku yang nawarin. Aku buatin dulu ya, kamu tunggu sebentar ya." Jawabku sembari tersenyum pada Arum dan dibalas Arum dengan anggukan.

Teh hangat dan juga beberapa cemilan ku hidangkan kepada Arum.

"Terimakasih Sea." Ucapnya.

"Sama-sama. Ayo diminum teh nya, cemilan nya juga." Balasku dengan nada semangat. Aku bersemangat karena hari pertama di rumah baruku, sudah ada teman yang datang.

Apalagi kalau ingat ucapan Mama tadi malam. Jujur saja aku sedikit parno. Seharus nya jika Mama tidak bilang seperti malam tadi aku tidak akan takut sih. Tapi, mama sudah terlanjur bilang kalau dia takut aku tidak berani dirumah sendiri, jadinya kan aku parno. Huh aneh memang.

"Arum, disini sinyal nya memang gak ada ya? atau sedang ada perbaikan?" tanyaku setelah beberapa saat kemudian.

"Disini memang seperti itu. Hanya beberapa orang saja yang menggunakan ponsel, aku saja tidak punya." Jawabnya dengan suara pelan.

"Oh begitu. Pantas saja dari tadi sinyal di ponselku gak ada. Aku kira memang lagi ada gangguan."

"Kalau kamu mau menelpon seseorang, biar aku bawa yang ada sinyal nya. Tidak terlalu jauh sih, cuma agak naik ke atas sebuah bukit. Kalau di kota sih ada, cuma agak jauh, apalagi kalau jalan kaki." Jawab nya menjelaskan.

"Hmm, ribet juga ya."

"Iya, namanya juga di desa." Sahut Arum sembari tersenyum. " Kamu gak takut sendirian dirumah?" tanyanya lagi.

"Memang nya ada apa Rum? Ada sesuatu ya?" aku sedikit mencondongkan badanku kearah Arum, berbicara sedikit pelan seakan-akan sedang bicara hal rahasia.

"Ah tidak kok. Kamu, kalau lagi perlu teman ngobrol, datang aja kerumah ku ya. Itu rumahku. Tidak jauh kok dari sini." Ucapnya sambil menunjuk kearah beberapa rumah yang agak jauh. Entah rumah mana yang dimaksud Arum.

Setelah beberapa saat kemudian, Arum pulang. Dia bilang nanti akan main kesini lagi. Karena aku tidak mungkin berani kemana-mana dulu saat ini. Aku belum mengenal tempat ini. Aku harus bisa beradaptasi dulu.

🌼🌼🌼🌼

Waktu menunjukan pukul 17:00, tapi Mama belum pulang juga. Diluar sedang hujan. Mungkin Mama sedang berteduh dulu. Mama tidak berani mengendarai mobil saat hujan. Karena dulu pernah hampir kecelakaan ketika menyetir mobil saat cuaca hujan, jalan licin dan pandangan kejalan jadi buram. Itu sebabnya Mama masih trauma hingga sekarang.

Aku menutup semua pintu dan jendela.

Setelah itu, aku menuju kekamar berencana menutup jendela kamar.

Saat ingin menutup jendela, pandanganku tertuju ke atas balkon tetangga sebelah rumah ku. Walau agak jauh, tapi terlihat jelas jika disana sedang duduk seorang laki-laki yang berumur tidak jauh berbeda dengan ku, sedang menatap ke arah depan. Apa mungkin sedang menatap tetesan hujan yang turun?.

Disaat aku tengah memperhatikan nya, tiba-tiba dia malah berbalik memperhatikanku.

Aku gelagapan. Langsung saja kututup jendela kamarku dengan cepat.

Laki-laki itu, seolah tau sedang diperhatikan.

Atau jangan-jangan dia memang sadar sedari tadi kuperhatikan ....

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🧭 Wong Deso

🧭 Wong Deso

Assalamualaikum Kak, aku mampir nih

2021-11-20

0

Safini Azizah

Safini Azizah

sea nya umur berapa kak, apa g sekolah dia... SMA atau kuliah.. kalo Uda g sekolah knp dirmh j.. ap g kerja????

2021-09-08

0

Sabarita

Sabarita

ku baca sambil nahan nafas........macam seraaam aj ni cerita.... salam kenal dari ku d Batubara ya thor...

2021-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!