Bab 10
🌼Pertemuan Dengan Nenek
Hari ini adalah hari minggu. Aku hanya menghabiskan waktu berada didalam kamar.
Tiba-tiba Mama memanggil namaku dengan sedikit berteriak.
"Iya, ada apa Ma?" tanyaku sembari membukakan pintu kamar untuk Mama.
"Itu ada diluar nungguin kamu." Ucap Mama sembari tersenyum.
"Tamu? Siapa Ma, Arum?" tanyaku lagi.
"Bukaan. Kamu lihat aja sendiri diluar. Dia duduk diteras depan tuh." Jawab Mama lalu pergi menuju dapur.
Aku penasaran siapa tamu yang dimaksud Mama. Aku lalu menuju keteras depan untuk melihat siapa tamu yang datang.
Setelah melihat keteras depan, betapa terkejutnya aku melihat siapa tamu yang Mama maksud. Ya, dia Kai, kekasihku.
"Sore tuan puteri." Sapanya setelah melihatku.
"Kamu ... udah lama sampainya?" tanyaku pelan.
"Belum. Baru aja sampai. Sini duduk!" Ucapnya sembari menepuk kursi disebelahnya.
Aku lalu duduk disamping Kai. Tak lama kemudian Mama datang sembari membawa nampan berisi dua gelas jus jeruk dan beberapa cemilan.
"Diminum jus nya, ya. Tante tinggal kedalam dulu. Lanjutin aja ngobrolnya." Ucap Mama lalu kembali masuk kedalam rumah.
"Ada apa sore-sore kerumah? Ada sesuatu hal penting ya?" tanyaku menoleh kearah Kai.
"Memangnya tidak boleh aku main kesini, ganggu ya?" tanya Kai balik.
"Bukaan. Siapa tau ada hal penting sampai kamu harus kerumah, iya kan? Kalau tidak penting-penting amat kan biasanya kamu cuma nelpon aja." Jawabku.
"Iya, memang ada hal penting." Sahutnya.
"Apa?" jawabku penasaran.
"Aku rindu." Jawabnya dengan wajah menggoda.
"Oh, sekarang sudah pandai menggoda ya." Jawabku sedikit terkekeh.
Kai hanya membalas dengan tersenyum.
"Sore ini Papa dan Mama datang." Ucapnya kemudian.
"Oh ya? Darimana kamu tau?" tanyaku.
"Aku nelpon Papa." Jawabnya singkat.
"Sudah ada kemajuan nampaknya." Sahutku senang. Kai hanya tersenyum.
Tidak lama kemudian mobil Pak Sony tiba didepan pagar rumahnya, lalu Pak Sony turun dari dalam mobil disusul oleh Bu Meta.
Supir mereka menurunkan satu persatu barang-barang dari dalam mobil.
Tiba-tiba Bu Meta menoleh kearah aku dan Kai, dia tersenyum melihat kami, lalu menepuk bahu suaminya dan memperlihatkan kami kepada suaminya.
Pak Sony nampak tersenyum saat melihat kearah kami.
Mereka lalu masuk kedalam rumah.
"Besok aku jemput. Berangkat kekampus sama-sama." Ucap Kai sesaat orangtuanya hilang dari pandangan mata.
"Boleh," sahutku singkat sembari meminum jus buatan Mama. "Ayo jusnya diminum!" Titahku kepada Kai. Ia lalu meminum jus tersebut.
🌼🌼🌼🌼
Kai sudah menunggu didepan rumah. Kami berencana berangkat kuliah bersama-sama. Setelah menyalami Mama, kami pun pergi.
Semua orang menatap kami dengan tatapan yang aneh setelah aku dan Kai turun dari dalam mobil menuju kelas.
Namun ada satu tatapan yang terlihat sangat membenci. Ya, Pamela sedang menatap kearah kami dengan tatapan tajam.
Aku tidak menghiraukannya. Selagi dia tidak menggangguku, ku rasa aku tidak harus mempermasalahkannya.
🌼🌼🌼🌼
Tidak terasa sudah tiga bulan berlalu semenjak Kai menyatakan cintanya tempo hari.
Tapi, akhir-akhir ini Kai susah di hubungi. Nomornya selalu tidak aktif saat ditelpon. Chat ku tak pernah dibalas, centang biru saja tidak.
Aku sudah cobe bertanya kepada Bu Meta, namun dia pun tidak tau kemana Kai pergi. Sudah hampir satu minggu Kai tidak pulang kerumah, dikampus pun aku tidak pernah melihatnya.
🌼🌼🌼🌼
Berita pembunuhan di tv semakin membuat pikiranku tak tenang. Aku khawatir dengan keadaan Kai. Entah dimana dia sekarang. Aku takut jika dia dalam bahaya. Aku pun tidak tau diapartemen mana tempat tinggalnya jika sedang tak dirumah.
Malam harinya aku mendengar Mama sedang berbicara dengan seseorang diluar.
"Sudah lama tante tidak melihat kamu main kesini." Ucap Mama.
"Kebetulan saya sedang sibuk akhir-akhir ini, tante." Jawab seseorang diluar sana.
Tunggu!
Aku seperti familiar dengan suara itu.
Bergegas aku menuju keluar.
"Nah ini anaknya keluar sendiri." Ucap Mama kepadaku.
"Kai?" ucapku setelah mengetahui siapa tamu yang sedang berbicara dengan Mama.
"Kejutan." Ucap Kai sembari tersenyum padaku.
Sementara Mama kembali masuk kedalam kamarnya.
"Kamu kemana aja sih, Kai? Aku nelpon-nelpon kamu tapi gak pernah bisa. Chat ku pun gak pernah kamu balas. Kamu dari mana?" cerca langsung.
"Aku kerja, Sea. Aku sedang malas pegang ponsel." Jawabnya pelan.
"Kerja? Kamu kerja apa? Sejak kapan kamu kerja?" tanyaku penasaran.
"Sudah lama aku kerja. Kamu jangan khawatir. Aku bisa jaga diri, pernah aku bilang, kan? Jangan takut. Aku gak akan ninggalin kamu. Lihat! Sekarang aku datang kerumahmu, kan?" Tuturnya membuat hatiku menghangat.
"Lain kali kabari aku kalau kamu sedang kerja, jangan buat aku khawatir." Jawabku.
Kai hanya tersenyum sembari mengelus pelan pipiku.
"Aku buatkan minum dulu ya," kataku kemudian.
"Tidak usah repot-repot. Aku sedang tidak ingin minum apapun." Tolaknya halus.
"Aku punya sesuatu untukmu." Ucapnya lagi sembari mengeluarkan kotak perhiasan dari dalam jaketnya.
Sebuah kalung cantik berpermata berlian berwarna putih.
"Ini kan mahal, Kai." Ucapku menatapnya.
"Tidak ada yang lebih mahal melebihi sayangku padamu." Sahutnya sembari memakaikan kalung tersebut dileherku. "Sangat cocok untuk tuan puteri kesayanganku." Tambahnya lagi.
Aku memperhatikan kalung tersebut dileher jenjangku.
"Terimakasih, Kai." Ucapku menatapnya.
"Asal kau bahagia, sayang." Jawabnya.
🌼🌼🌼🌼
Hari ini Kai mengajakku menuju kampung neneknya untuk beberapa hari kedepan. Dia bilang ingin memperkenalkanku kepada neneknya.
Kami sudah minta ijin kepada Mama dan Mama mengijinkan.
Tak lupa Kai juga memberitahukan kepada orangtuanya atas keberangkatan kami. Respon dari orangtuanya sangat baik. Mereka bilang agar Kai berhati-hati menjagaku selama disana.
Mobil pun melaju menuju kampung nenek Kai.
Kai bilang sekitar tiga jam perjalanan menuju kampung tersebut. Lumayan jauh. Namun aku bersemangat sekali. Tidak sabar untuk segera sampai ditempat tujuan.
"Kalau ngantuk tidur aja." Ucap Kai ditengah perjalanan.
"Iya."Jawabku singkat sembari melihat pemandangan di tepi jalan.
Kami melewati hamparan sawah yang membentang luas. Kai bilang sebentar lagi sampai dirumah neneknya. Mataku seperti terhipnotis dengan pemandangan di sekeliling. Pemandangan yang indah nan sejuk dimata.
Tiga jam perjalanan akhirnya kami sampai.
Nenek Kai menyambut kami dengan ramah didepan pintu.
"Gimana perjalanannya?" tanya nenek setelah kami beristirahat diruang tamu.
"Cukup melelahkan nek. Tapi hilang seketika saat mendapat sambutan hangat dari nenek." Ucapku menggoda.
"Kamu ini ada-ada saja." Jawab nenek sembari tersenyum. "Ayo nenek antar kekamarmu." Sambungnya lagi.
Aku pun mengikuti langkahnya sementara Kai masih duduk diruang tamu.
Aku menyimpan tas koperku didalam kamar, lalu menuju kamar mandi karena badanku terasa sudah lengket sekali.
Setelah mandi, aku menuju keruang tamu. Terlihat Kai dan neneknya sedang berbincang santai.
"Sudah mandinya, nduk?" tanya nenek.
"Sudah, nek. Badan ku terasa segar kembali." Sahutku.
"Sekarang giliran aku yang mandi. Aku mandi dulu ya nek. Titip Sea sebentar," ucap Kai sembari menaikan sebelah alisnya menggoda sang nenek.
"Beruntung sekali kamu, nduk. Seumur-umur baru kali ini Kai membawa pasangannya kerumah nenek. Mungkin dia sudah yakin sama kamu, nduk." Ucap nenek sembari menggenggam tanganku.
Aku tersipu malu mendengar ucapan nenek.
Aku berharap ucapan nenek benar. Semoga saja Kai benar-benar mencintaiku.
.
.
.
.
To be continued ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments