Kekasih Misterius Ku

Bab 5

🌼Permintaan Bu Meta

Ketika melihatku ketakuan melihat tingkahnya, manusia aneh itu malah tertawa geli.

Salahku juga kenapa bisa berpikiran yang tidak-tidak, padahal dia hanya ingin menakuti-nakuti ku.

🌼🌼🌼🌼

Sesampainya didepan rumah, aku langsung turun dari mobil.

"Sama-sama." Ucapnya setelah membuka kaca mobil.

"Oh iya, Terimakasih tumpangan nya." Jawabku sedikit salah tingkah. Aku benar-benar lupa mengucapkan nya tadi.

Aku langsung membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Mama keluar dari kamar dan langsung menghampiriku.

"Nak, kamu dari mana saja? Mama kira kamu udah pulang duluan." Ucap Mama.

"Kehujanan, Ma. Belum sempat keluar dari kafe itu, udah hujan." Sahutku kemudian.

"Jadi, kamu pulang gimana, nak? Pulangnya sama siapa?"

"Sama ... sama anak tetangga sebelah, Ma. Kebetulan dia lagi ada di kafe itu juga. Jadi bisa pulang sama-sama." Sahutku lagi.

"Oh, begitu. Ya sudah. Kamu masuk kamar sana. Ganti baju, nanti masuk angin."

"Iya, Ma."

🌼🌼🌼🌼

Hari ini aku sedang tidak ada jadwal kuliah.

Setelah membereskan rumah dan juga memasak, aku duduk diteras depan rumah, setelah sebelumnya mandi terlebih dahulu.

Mama sudah berangkat kerja pagi tadi.

Badanku sedikit meriang, mungkin karena terkena hujan malam tadi.

Aku berencana kerumah Arum saat tidak ada jadwal kuliah, tapi mengingat kondisi tubuhku yang kurang fit seperti ini, mungkin harus ku tunda dulu rencana itu. Lagi pula, aku belum melihat Arum hari ini.

🌼🌼🌼🌼

Aku terbangun ketika mendengar ketukan pintu diluar rumah. Ya, sehabis duduk diteras pagi tadi, aku langsung menuju kamar untuk tidur, tubuhku terasa sangat lelah sekali.

Kulihat jam di ponselku, waktu menunjukan pukul 11:30 WIB, berarti aku sudah tertidur sekitar empat jam lamanya.

Aku menuju pintu depan dan membuka nya.

Kulihat pembantu tetangga sebelah sedang berdiri didepan pintu, "Iya, cari siapa ya?" tanyaku. "Maaf mengganggu waktunya. Saya kemari disuruh Nyonya Meta untuk mengajak Nona kerumahnya. Dia mengundang Nona untuk makan siang." Jawab wanita paruh baya tersebut dengan sopan.

"Oh, memangnya ada acara apa Bu Meta sampai mengundang saya untuk makan dirumahnya?"

"Tidak ada. Hanya ingin mengundang Nona kerumah saja." Tuturnya lagi sembari tersenyum.

"Baiklah kalau begitu. Saya kunci pintu dulu ya."

Setelah mengunci pintu rumah, aku pun mengikuti langkah wanita itu dari belakang.

Sesampainya di rumah Bu Meta, aku langsung di bawa keruang makan keluarga. Sudah tersedia makanan diatas meja makan. Nasi dan juga beberapa macam lauk yang masih mengepulkan asap. Tidak lupa beberapa macam buah untuk pencuci mulut.

Aku disuruh duduk sembari menunggu Bu Meta. Kata pembantu nya, Bu Meta sebentar lagi akan turun dari kamar.

Namun, bukannya Bu Meta, malah anaknya yang datang ke meja makan.

"Sudah lama menungguku?" tanyanya dengan PD.

"Bukan menunggu kamu. Tapi Bu Meta." Jawabku.

Dia hanya diam saja. Tidak menghiraukan perkataanku. Malah langsung mengambil buah apel yang tersedia di meja makan. Seolah tidak mendengar perkataanku tadi. Mungkin lebih tepatnya pura-pura tidak mendengar.

Tidak lama kemudian Bu Meta datang menghampiri kami dan langsung duduk di kursi yang bersebrangan denganku.

"Sea, sudah lama menunggu?" tanya Bu Meta lembut. "Tidak kok. Belum lama saya tiba, Bu." Jawabku sopan.

"Kamu pasti bingungkan kenapa tiba-tiba di undang untuk makan disini?" tanya Bu Meta.

"Hmm, iya Bu. Kalau boleh tau ada apa ya, Bu?"

"Hari ini hari ulang tahun anak saya, Kai. Sebab itu saya mengundang kamu kemari. Ya, hitung-hitung biar Kai ada teman disini. Soalnya saya belum pernah lihat Kai punya teman perempuan disini. Karena rumah kamu yang paling dekat, ya sudah saya undang kamu saja." Tutur Bu Meta kemudian.

"Lho, kok Mama kayak gitu? Kan aku bukan anak kecil yang kalau ulang tahun harus ngundang teman, Ma." Sahut Kai seperti tidak terima dengan penuturan Ibu nya.

"Ngundang nya kan cuma di ajak makan sama-sama, Kai. Bukan nya potong kue dan tiup lilin." Kekeh Bu Meta tidak mau kalah.

"Lagian kamu disini kan tidak punya teman. Tidak salah kan kamu temenan sama Sea. Sea juga keliatan nya anak nya baik." Lanjut Bu Meta sembari tersenyum kearahku.

Aku hanya membalas dengan senyuman.

Jujur saja aku jadi serba salah sekarang. Mau pulang tidak enak hati dengan Bu Meta, tidak pulang merasa tak enak hati dengan Kai.

"Kamu sehat?" tanya Kai tiba-tiba kepadaku.

"Sehat. Memangnya kenapa?" jawabku dengan wajah bingung.

"Siapa tau masuk angin atau demam karena terkena hujan malam tadi." Jawabnya datar.

"Memangnya malam tadi kalian ketemu?" tanya Bu Meta.

"Iya. gak sengaja ketemu di kafe dekat kampus, Ma," sahut Kai kemudian.

"Baguslah kalau kalian sudah saling kenal." Jawab Bu Meta. " Ya sudah. ayo sekarang kita makan. Keburu dingin nanti makanan nya. Sea, makan ya. Jangan malu-malu. Anggap saja sedang bersama keluarga sendiri." Sambung Bu Meta kemudian.

"Iya, Bu. Terimakasih." Sahutku sembari tersenyum.

🌼🌼🌼🌼

Selesai makan bersama, Bu Meta mengajak ku menemani nya duduk di taman belakang rumah.

Kami duduk disebuah kursi panjang tepat dibawah pohon yang lumayan rindang.

Sedangkan Kai, dia bilang tadi mau kembali masuk kedalam kamarnya.

"Memangnya bagaimana kamu bisa ketemu Kai malam tadi, nak?" tanya Bu Meta tiba-tiba.

"Aku dan Kai kuliah di kampus yang sama, Bu. Cuma beda jurusan saja." Jawabku sekenanya.

"Oh begitu. Kai itu jarang sekali pulang kerumah. Kalau pun pulang biasanya tidak lebih dari 1 minggu. Entah, saya juga tidak tau dimana dia tinggal diluar sana. Tapi, saya dan Papanya pernah melihat Kai keluar dari klub malam dengan jalan yang sempoyongan bersama teman-temannya. Makanya kemarin Papanya mencoba menasehati Kai, tapi sifat keras kepalanya sangat susah untuk di nasehati. Karena emosi, Papanya mengusir Kai dari rumah. Sekarang saja Papa nya tidak tahu dia ada disini, karena Papanya sedang tugas diluar kota dan saya tidak berencana memberi tahunya. Saya yang menyuruh Kai untuk pulang kerumah, kebetulan Papanya tidak ada, jadi Kai mau. Kalau ada Papanya, mungkin dia tidak mau pulang. Biasalah, anak-anak seumuran kalian begini kan gengsi nya lumayan tinggi," tutur Bu Meta panjang lebar.

Aku hanya diam mendengarkan cerita Bu Meta. Mau di jawab apapun aku tidak tau.

"Makanya saya berniat mengenalkan kamu kepada Kai. Saya lihat kamu anak nya baik. Sopan dan juga ramah. Saya berharap kamu bisa membuat Kai berubah menjadi anak yang baik. Berteman dengan orang-orang baik. Bukan malah berteman dengan orang-orang yang menjerumuskan kedalam pergaulan yang tidak sehat." Lanjut Bu Meta sembari tersenyum menatapku.

"Hmm, tapi ... tapi saya dan Kai hanya sebatas kenal saja. Saya tidak dekat dengan dia, Bu." Jawabku jujur.

"Pelan-pelan saja. Jangan buru-buru. Saya yakin kamu anak yang baik, Sea." Sahut Bu Meta lagi.

Aku terdiam sejenak. Bagaimana aku bisa, sedangkan dengan orangnya saja aku kurang suka.

Tapi, aku kasihan juga dengan Bu Meta. Sepertinya dia berharap banyak kepadaku.

"Saya akan usahakan. Tapi, tidak janji." Tuturku kemudian.

Bu Meta langsung memeluk erat tubuhku. Pelukan hangat yang terasa tulus.

.

.

.

.

To be continued ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!