Kekasih Misterius Ku

Bab 16

🌼Malam Menakutkan

Malam ini Kai mengajakku makan malam disebuah restauran. Tentu saja aku sangat antusias mendengarnya.

Sebelum pergi, aku terlebuh dahulu meminta ijin kepada Mama. Alhamdulillah Mama mengijinkan. Tetap dengan pesan utamanya, "jangan pulang larut malam, jaga diri baik-baik, jangan sampai mengecewakan Mama" begitulah pesannya. Ah Mama, manis sekali.

Waktu menunjukan pukul 18:30 WIB, aku segera mandi dan bersiap-siap.

Malam ini aku memakai sebuah dress panjang berwarna hitam dengan potongan lengan baju sebahu. Memoleh wajah dengan make up tipis, karena aku kurang suka dengan make up yang terlalu menor dan menonjol. Aku hanya menyesuaikan dandanan dengan umurku.

Pukul 19:00 WIB terdengar suara klakson mobil diluar. Aku mengambil tas jinjing berwarna hitam mengkilap di lemari khusus tasku. Lalu menuju keluar menemui Kai.

"Cantik sekali pacarku malam ini." Sapanya ketika aku sudah dihadapannya.

"Pasti ada maunya ini." Jawabku menatap Kai penuh selidik.

"Iya, memang ada maunya. Maunya ngajak kamu makan. Ayo kita berangkat!" Katanya santai sembari menuju pintu mobil.

Aku lalu mengunci pintu kemudian menyusul Kai. Dia membukakan pintu mobil untukku.

"Silahkan masuk tuan puteri!" Ucapnya terdengar manis sembari tersenyum padaku.

Aku hanya geleng-geleng kepala sembati tersenyum simpul.

Mobil yang kami naiki berjalan perlahan meninggalkan rumahku menuju restauaran dikota. Kai menyetel lagu Ed Sharen yang berjudul Perfect di mobil. Sebentar-sebentar dia menolehku sembari tersenyum, membuat aku salah tingkah dibuatnya.

"Bisa tidak kamu fokus kejalanan saja?" ucapku sembari membalas menatapnya.

"Bisa tidak ya?" Jawabnya mengejek.

"Ih aku serius, Kai. Coba fokus kejalanan aja, aku takut nanti kita nabrak kalau kamu liatin aku terus." Ucapku beralasan, padahal alasan sesungguhnya ialah karena aku jadi salah tingkah dibuatnya.

Kai terkekeh sambil terus menyetir mobil, sekarang dia fokus melihat kejalanan. Ini lebih baik.

Kami sampai didepan restauran yang dituju.

"Eits, biar aku bukakan pintunya. Kamu tunggu dulu." Ucap Kai ketika baru saja aku ingin pintu mobil. Aku tersenyum mendengarnya.

Kai lalu turun dari mobil lalu membukakan pintu untukku. Aku turun dari mobil lalu menggandeng tangan Kai. Lalu kami masuk kedalam restauran dan duduk di meja paling pojok.

Setelah memesan makanan dan minuman. kami lanjut mengobrol sembari menunggu pesanan datang.

"Mama kamu berapa lama pulang kampungnya?" Kai mendahului obrolan.

"Belum tau juga. Katanya sampai kakek agak mendingan." Jawabku sembari menatapnya.

Tiba-tiba aku ingat belum memberitahu Arum kalau malam ini aku masih mengajaknya tidur dirumahku. Bagaimana ini?. Bisa-bisa aku tidur sendirian dirumah malam ini.

Seolah tau kegelisahanku, Kai menatapku aneh.

"Kenapa?" tanyanya menatapku.

"Hmm, itu. Aku lupa bilang sama Arum untuk minta temenin tidur dirumah malam ini." Jawabku gelisah.

"Kalau kamu gak berani dirumah sendirian, kamu nginap dirumahku aja malam ini. Mama dan Papaku pasti mengijinkan." Ucapnya pelan.

"Aku gak enak, Kai. Nanti apa kata tetangga kalau mereka tau aku nginap dirumah kamu. Kita kan bukan muhrim. Aku beranikan diri dirumah aja malam ini." Jawabku.

"Ya udah. Terserah kamu aja. Kalau ada apa-apa kamu telpon aku aja, oke?"

Aku mengangguk.

Pesanan kami sampai, kami lalu menyantap hidangan yang tersedia.

"Kai?" tanyaku.

"Iya?" jawab Kai datar sembari terus menyuap makanan.

"Pekerjaan kamu halal, kan?" tanyaku terus menatapnya.

"Uhuk Uhuk!" Kai tersedak makanan ketika mendengar pertanyaanku.

"Ini minum dulu!" Aku memberikan gelas berisi air putih padanya.

Kai menenggak minuman tersebut hingga tandas.

"Kenapa tiba-tiba kamu menanyakan itu?" tanyanya menatapku tajam.

"Memangnya kenapa? Ada yang salah dengan pertanyaanku?" tanyaku balik.

"Aneh saja!" Ucapnya datar.

"Aku penasaran, Kai. Kenapa kamu tidak pernah mau jujur soal pekerjaanmu? Pekerjaan kamu bukan pekerjaan haram, kan?" ucapku menyelidik.

"Itu semua tidak penting, Sea!" ucapnya meninggi. Aku sedikit terkejut mendengar suara Kai, tidak biasanya dia meninggikan suaranya padaku. Hanya karena aku menanyakan tentang pekerjaannya dia menjawab seperti itu. Tiba-tiba ada sesak didada.

"Aku kan hanya ingin tau. Kenapa respon kamu seperti ini." Jawabku merunduk menyembunyikan bulir bening yang keluat dari mata.

Hening sesaat.

Kai menghembuskan nafas perlahan.

"Aku minta maaf! Tolong maafkan aku. Aku tadi reflek." Ucapnya sembari menyentuh bahuku.

Lalu tangannya beralih memegang daguku, mensejajarkan pandangan kami, menghapus air mata yang mengalir.

"Maaf." Ucapnya pelan.

Aku menangguk.

Kami keluar dari restauran setelah membayar makanan.

Kai kembali membukakan pintu untukku, aku pun masuk mobil lalu disusul olehnya.

"Jangan berfikiran yang tidak-tidak soal pekerjaanku. Apapun pekerjaanku, tidak akan mengubah perasaanku untukmu. Yang terpenting adalah aku sayang sangat sangat menyayangi kamu. Aku tidak akan membiarkan siapa pun jahat dengan kamu. Aku akan berusaha melindungi kamu. Percaya padaku." Jelasnya pelan setelah masuk kedalam mobil. Apa maksud penjelasannya itu?. Apa benar dugaanku tentang kerjanya yang salah.

Tapi aku tidak mau memperpanjang masalah. Mungkin Kai perlu privasi tentang ini. Dan satu-satunya cara ialah aku harus mencari tahu sendiri. Ikuti saja alurnya.

Mobil lalu meninggalkan halaman restauran menuju jalan pulang. Kai sempat mengajakku untuk jalan-jalan terlebih dahulu, namun suasana hatiku sedang tidak baik. Jadi aku menyuruhnya untuk mengantarku pulang saja.

Akhirnya kami sampai didepan rumah.

"Kalau ada apa-apa telpon aku. Ingat!" Ucapnya mengingatkan.

"Iya-iya. Aku masuk dulu ya." Jawabku. Lalu turun dari dalam mobil dan menuju pintu.

Kulihat Kai belum pergi. Dia mengeluarkan kepalanya lewat jendela mobil lalu berkata, "Langsung masuk! Jangan lupa kunci pintu." Ucapnya kemudian.

Aku tersenyum lalu menuruti perintahnya.

Tak lama kudengar suara mobil Kai meninggalkan halaman depan.

Aku melepas high heels yang kupakai, lalu menuju kamar mandi untuk mencuci muka, kaki dan tangan. Setelah itu pergi kekamar untuk istirahat. Tak lama kemudian kantuk melanda, perlahan aku pun terlelap tidur.

Aku terkejut mendengar suara bende terjatuh. Kulirik jam didinding ternyata pukul 23:25 WIB.

Perlahan aku beranjak dari tempat tidur lalu menuju asal suara tersebut.

Aku melihat seseorang diluar pintu depan melalui celah jendela. Orang itu memakai hoodie berwarna hitam, penutup kepala dan juga masker. Jantungku berdetak tidak karuan. Jangan-jangan itu maling yang mencoba masuk kedalam rumah.

Pelan-pelan aku masuk kembali kedalam kamar, mengambil ponsel dan menelpon nomor Kai. Panggilan kali ke empat baru terhubung, alhamdulillah panggilan terjawab, "Kenapa sayang?" tanyanya diseberang sana.

"Ka-Kai .. didepan ada seseorang, tolong kesini, ..." Belum usai aku berucap, telponku langsung dimatikan.

Sial. Kenapa malah dimatikan.

Aku mencoba menghubungi lagi nomor Kai, tapi malah diangkat.

Aku terdiam didalam kamar dengan ketakutan.

Apa yang harus kulakuan sekarang?.

Tolong aku Tuhan.

Tiba-tiba ditengah kalut yang melanda, pintu depan diketuk dengan kuat. Aku terlonjak kaget dibuatnya.

Jangan-jangan orang itu yang mengetuk pintu. Aku semakin ketakukan.

Dengan memberanikan diri, aku menuju pintu dengan langkah pelan.

Setelah berada didepan pintu. Aku terdiam. Aku tidak berani membuka pintu. Namun pintu semakin kuat diketuk.

Aku mematung ditempat. Bingung harus berbuat apa.

Tiba-tiba pintu didobrak dari luar, dan ...

.

.

.

.

To be continued ...

Jangan lupa vote, like dan komen ya. Biar makin semangat nulisnya.

Terimakasih.

SELAMAT MEMBACA!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!