Javier membuka laci disampingnya, ia mengambil kertas putih yang sudah di laminating, sengaja agar Sky tidak bisa merobeknya langsung.
Ia memberikannya kepada Sky, Sky perlahan mulai membaca.
1). Pihak I (Javier) dan pihak II (Sky) tidur di satu ranjang yang sama.
2). Pihak II (Sky) harus menuruti semua perintah pihak I (Javier) tanpa perlawanan.
3). Pihak II (Sky) harus memeluk pihak I (Javier) ketika tidur.
4). Pihak I ( Javier) harus menerima morning kiss dari pihak II (Sky) setiap hari.
5). Pihak II (Sky) tidak boleh keluar tanpa seizin pihak I (Javier).
Sky membulatkan mata kaget sampai mulutnya terbuka. Tunggu, bukan ini perjanjian yang ia baca dihotel kemarin. Ia sangat ingat perjanjian itu sangat menguntungkan dirinya. Tapi kenapa sekarang malah dirinya yang berada dibawah tekanan Javier.
Sky menatap Javier dan Pria itu juga sedang memperhatikan dirinya dengan tersenyum.
Tapi senyuman itu, senyuman yang Sky benci.
"Kau menjebakku ya?"
"Tidak."
"Jawab yang benar sial*n!!" bentak Sky.
"Tidak sopan berbicara kasar terhadap suamimu, sayang."
"Kau yang tidak sopan karena menjebakku!!" teriak Sky kembali dengan kobaran api kemarahan.
Javier menghela nafas melihat wajah Sky memerah karena amarah.
"Kapan aku menjebakmu hm? Kau lihat ada tanda tanganmu disitu kan. Dan aku yakin kau tidak akan lupa bahwa kemarin tanganmu sendiri yang menyetujui perjanjian itu," jawab Javier santai.
Tak ada jawaban, Sky kembali melihat kertas yang ia pegang. Ia memang ingat kemarin menanda tangani perjanjian itu tapi ia juga sangat ingat kemarin malam bukan ini isi perjanjian yang sekretaris Han berikan.
Javier segera mengambil kertas itu dari tangan Sky, ia menyimpan kembali di laci dan menguncinya. Sky masih mematung dalam keheningan.
"Bangunlah kita akan sarapan. Aku harus pergi ke negara M untuk meeting. Kau tidak boleh keluar selama aku tidak ada disini."
Sky menatap Javier dengan tatapan menusuk. "Apa maksudmu? aku harus pergi bekerja sekarang!"
Javier yang sedang berdiri langsung membungkukan tubuhnya menatap Sky dengan tatapan menusuk. Sky segera menjauhkan wajahnya dari wajah Javier.
"Ingat nomor dua, kau harus menuruti semua perintahku!" tegasnya penuh penekanan.
Javier hendak keluar dari kamar tapi langkahnya terhenti.
"Dimana bajuku?"
Ah Javier lupa, lemarinya hanya penuh dengan lingerie nakal pilihan sekretaris Han.
Javier membalik. "Pakai kemejaku untuk menutupi tubuhmu. Aku akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan baju untukmu nanti."
Sky mendengus kasar. Javier pergi dari kamarnya.
****
Carla sampai di mansion kedua milik Javier. Ia segera keluar dengan tergesa gesa.
"Secantik apa perempuan sial*n itu sampai bisa menikah dengan Javier," batinnya
Ketika masuk beberapa pelayan membungkukan badannya tanda hormat.
"Dimana Javier?"
"Maaf nyonya, Tuan sudah lama tidak pulang ke mansion ini," jawab salah satu pelayan.
"A-apa? lalu dimana perempuan itu?"
Para pelayan saling melirik satu sama lain, mereka bingung perempuan mana yang dimaksud oleh Carla.
"Dimana dia hah!" tanya Carla geram karena bukannya menjawab para pelayan justru hanya saling menatap satu sama lain.
"Kami tidak tahu nyonya."
"Apa maksudmu tidak tau? Bukankah Javier membawa perempuan itu kesini?"
Ting.
Tiba tiba ponselnya berbunyi, Carla segera membuka pesan dan ia terbelalak dengan isi pesan tersebut.
Sekretaris Han : Tuan dan Nona Sky tinggal di mansion utama nyonya.
Carla menggeleng dengan mulut menganga, ia tak percaya dengan isi pesan sekretaris Han. Dua tahun, dua tahun pernikahannya ia tak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di mansion utama. Ia tak tahu sebesar apa Mansion itu.
Carla segera melakukan panggilan kepada Javier dengan frustasi. Ia berjalan mondar mandir seraya memegang keningnya. Javier tidak mengangkat panggilan darinya.
"Apa maksudnya ini, kenapa perempuan itu bisa masuk ke mansion utama. Siapa dia?"
Carla memegang ponsel dengan geram, nafasnya memburu seiring kemarahan memuncak.
"Aku harus menyingkirkan perempuan itu!" gumamnya.
Ia segera pergi dari mansion menuju mansion utama. Syukurlah Sekretaris Han menelpon supir Carla untuk mengantarkannya ke mansion. Walaupun Javier tidak mengangkat panggilan darinya tapi ia yakin Javier sendirilah yang menyetujui Carla datang ke mansion utama.
Sementara di mansion utama Javier sedang duduk di meja makan menunggu Sky.
"Apa anda yakin akan memperkenalkan nona Sky kepada nyonya Carla tuan?"
Javier mengangguk. "Lambat laun Carla juga akan tahu. Lebih baik aku mengenalkan Sky dari awal."
"Bagaimana jika nona Sky kecewa denganmu?"
"Sebesar apapun kecewanya dia tidak bisa pergi tanpa seizinku. Karena nyawa ayahnya berada dalam genggamanku, Han," ucapnya dengan tersenyum.
Sekretaris Han tak mampu menjawab lagi kala melihat senyuman menggerikan dari tuannya. Ya, Sekretaris Han bisa membedakan mana ucapan serius dan bercanda dari tuannya itu. Tampaknya Herry Atmaja dan Sky Alexander memang benar benar dalam genggaman Javier.
Javier melihat ke arah tangga, tak ada tanda tanda kemunculan Sky. Ia melihat arloji di lengannya, sudah tiga puluh menit dan gadis itu belum juga keluar.
Javier mendengus kasar dan kembali ke kamarnya.
Carla sudah memasuki mansion utama Javier , ia dibuat terpana dengan luasnya mansion utama milik suaminya itu. Pandangannya tak henti menelusuri bangunan mewah di depannya. Mansion kedua tempatnya tinggal tak sebesar ini pikirnya.
"Apa spesialnya perempuan itu sampai Javier membawanya kesini."
Setelah mobil terhenti Carla segera berlari masuk dan menghiraukan Pak Liam dan beberapa pelayan di teras depan yang membungkukan badan kepadanya.
Carla segera berlari, ia mengelilingi beberapa ruangan mencari Javier. Carla masih belum tahu dimana letak kamar Javier karena ini kali pertama ia masuk ke mansion utama yang disebut mansion khusus keluarga itu.
Pak Liam yang melihat Carla mondar mandir frustasi langsung menghampirinya.
"Nyonya ada yang bisa saya bantu?"
"Dimana Javier?"
"Sepertinya sedang sarapan nyonya. Di sebelah sana," ucap Pak Liam seraya menunjuk tempat makan yang tak jauh dari sana.
Carla segera berlari dan mendapati sekretaris Han yang sedang meminum teh di meja makan.
"Sekretaris Han, dimana Javier?"
Sekretaris Han terbangun dari duduknya menatap Carla "Dikamarnya nyonya."
Carla melihat ke tangga lalu beralih menatap sekretaris Han. Dan sekretaris Han pun mengangguk.
Sementara di dalam kamar Sky sedang bercermin di kamar mandi. Ia tidak memakai kemeja milik Javier karena setelah mencobanya ternyata itu terlalu pendek, Sky sedikit risih.
Alhasil, Sky pun memakai bathrobe putih yang panjangnya selutut.
tok tok tok
"Hei kau ini sedang apa? Apa kau pingsan di dalam sana?" teriak Javier kesal.
Sky menghembuskan nafas memandang pintu yang tertutup rapat.
"Hei jawab aku!! atau aku dobrak saja pintu sial*n ini!"
"Aku tidak pingsan, Aku masih hidup di dalam sini, pergilah!" teriak Sky di kamar mandi.
"Kau mau aku mati kelaparan hah? aku menunggumu di meja makan sedari tadi. Cepatlah keluar!"
Sky didalam sana mendengus kasar, ia pun membuka pintu kamar mandi.
"Kenapa kau memakai bathrobe?"
"Aku tidak mau memakai bajumu. Itu terlalu pendek!"
Javier akhirnya pergi dari kamar diikuti Sky dibelakang.
"J-Javier?" seru Carla terbata kala melihat Javier keluar bersama seorang perempuan.
Sky menatap Javier lalu beralih kepada perempuan dihadapannya. Ia menatap bingung Carla.
Javier terlihat tenang, Sekretaris Han yang berada dibelakang Carla sedang menunggu mulainya perang.
Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa biar aku semangat nulisnya hehe 💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
cece
keknya bukan ini deh pernjanjian pas awal di baca sky
2024-12-12
0
Fareza Gmail.Com
😭😭😭😭
2024-09-23
0
Fareza Gmail.Com
dilaminating gak tuh 🤣
2024-09-23
0