Sky berjalan berpuluh puluh kilo meter untuk sampai ke rumahnya. Ia tidak memesan taxi atau kendaraan umum lainnya, karena ia ingin memperlambat waktu. Jika dengan menggunakan taxi mungkin satu jam sudah sampai dirumah lalu ia akan masuk ke kamar dan bangun di keesokan harinya.
Sungguh, Sky tidak mau waktu berjalan terlalu cepat. Sky tidak siap dengan hari hari selanjutnya, apakah besok ia akan menerima masalah yang lebih berat dari sekarang?
Sekarang saja ia sudah sangat lelah dengan artikel mengenai cafe X, kemarahan kedua orang tuanya sampai ia harus dihukum digudang, lalu bertemu dengan pria menyebalkan itu direstaurant S. Dan lagi, ia harus kecewa mendengar ayahnya menikahkan dirinya supaya ia selamat dari hukuman Javier.
Sky menghembuskan nafas berat, ia berjalan gontai di trotoar jalan. Pandangannya kosong, tangannya menenteng sepatu karena sepatunya sudah rusak dan alhasil kakinya lecet dengan luka dimana mana.
Tapi sakit itu tak ia rasakan, karena nyatanya hatinya jauh lebih sakit. Kenapa rasanya tak ada kebahagiaan dalam hidupnya. Ia hanya merasa sedikit bahagia ketika bersama Liana saja, hal hal kecil sering mereka bicarakan dengan penuh tawa, dari mulai siapa aktor paling tampan korea, membahas lelaki tampan yang makan di cafe X, membuat ulah untuk mengerjai Pak Dimitri dan banyak hal lagi, tapi itu juga hanya ketika mereka bertemu di cafe X untuk bekerja.
Karena selain itu mereka tidak pernah main bersama, bukan Sky tidak menginginkannya. Tapi jika libur kerja sekalipun Elsa selalu menyiksa dirinya dengan pekerjaan rumah sampai Sky tidak bisa bermain seperti gadis seusianya.
Setelah tiga jam lebih ia berjalan Sky akhirnya sampai di rumah Herry. Ketika melangkah menuju pintu ia mendengar suara gaduh di dalam rumah, suara kemarahan Herry yang mencari dirinya. Ya, ketika pergi Sky melewati pintu belakang tanpa pamit kepada Ayahnya itu.
Sky menghela nafas seraya memejamkan mata. Mungkin pertengkaran baru sudah menunggu di dalam rumahnya.
Ketika ia membuka pintu.
"Sky."
"Sky."
Ucap Herry dan Elsa bersamaan. Mereka tampak terkejut dengan kedatangan Sky. Sementara Aleza hanya menatap tajam dengan duduk di kursi. Dan Aliandra, adik bungsunya itu memperhatikan penampilan Sky dari atas sampai bawah. Ia melihat luka di kaki Sky, tapi akhirnya ia kembali acuh dan kembali main game di ponsel.
Sky hendak berjalan ke kamarnya tetapi.
"DARI MANA SAJA KAU ANAK S*ALAN!!" Teriak Herry.
Sky berbalik dan tersentum getir ke arah Herry. "Papah..."
"AKU TANYA DARI MANA KAU SKY?! KAU SEHARUSNYA BERTEMU DENGAN TUAN JAVIER HARI INI!!"
"Aku sudah menemuinya."
Herry dan Elsa pun terkejut dengan pernyataan Sky. Aleza masih menjadi penonton perdebatan sengit ini. Dan Aliandra masih sibuk dengan game nya.
Herry melirik penampilan anaknya. "Jangan bilang kalau kau bertemu dengannya dengan penampilan seperti ini."
"Memangnya kenapa?"
"Apa kau masih belum tau siapa tuan Javier, Sky?" Tanya Elsa sedikit membentak.
Sky menghela nafas. "Awalnya aku tidak tahu. Tapi aku tahu orang seperti apa dia sekarang."
"Kau seharusnya di dandani dulu oleh ibumu agar Javier bisa menerimamu!!" Bentak Herry.
Sky memutar bola matanya malas seraya berbalik tapi.
BUGH
Bantal kursi melayang dan mendarat tepat di kepala bagian belakangnya.
Sky menghembuskan nafas mencoba menahan amarah dan air mata secara bersamaan. lalu berbalik dan berteriak
"AKU AKAN MENIKAH DENGANNYA MINGGU DEPAN!! APA KALIAN PUAS?!!" Matanya berkaca kaca, wajahnya merah tangannya mengepal.
Hening.
Semua orang tampak terkejut. Sky segera berlari ke kamarnya sebelum air matanya dilihat oleh orang orang diruang keluarga.
Elsa tersenyum sinis. "Akhirnya!"
"Sebenarnya siapa yang menikah dengan Sky, Ma? Aku cari nama Javier di google tapi fotonya tidak ada," ucap Aleza mengerucutkan bibirnya karena gagal mencari tahu soal Javier.
"Tidak ada yang berani memotret atau memasang foto Tuan Javier tanpa izin darinya," jawab Herry.
"Apa dia menyeramkan?"
"Dia hanya pria dingin dan kaya," jawab Elsa.
"Kalau begitu Sky beruntung. Kenapa tidak di nikahkan denganku saja?" Aleza kembali mengerucutkan bibirnya sembari melipat tangan didada.
"Apa kau mau menikah dengan pria kejam seperti dia? Selain dingin dia juga mungkin tidak punya hati. Sky pasti sangat menderita menikah dengan dia." Elsa kembali menjelaskan.
Herry menghela nafas. "Syukurlah, aku sudah tenang sekarang." Ia beranjak dan kembali ke kamarnya.
Aliandra mengikuti hal serupa dan akhirnya yang tersisa di ruang keluarga hanyalah Elsa dan Aleza.
Di kamar Sky hanya duduk menatap dirinya sendiri di cermin. Entahlah wajahnya benar benar berantakan. Masih merah dipipi bagian kanan, plester di kening, matanya juga masih sembab malah semakin bengkak karena sedari ia berjalan pulang ia menangis.
Air mata mulai turun, ia benar benar tak bisa menahannya. Ini teramat sakit, ia pikir penderitaan ini akan berakhir ketika ia menikah dengan pria yang ia cintai. Nyatanya, takdir buruk meloncat ke takdir yang semakin buruk. Ia penasaran apa tidak ada takdir baik untuknya.
Sky menghela nafas berat, sesekali ia mengusap air mata dengan punggung tangannya. Hatinya terasa ditusuk oleh ribuan belati, nafasnya terasa tercekat bahkan untuk mengeluarkan suara tangisan pun ia tak mampu. Tapi air mata terus mengalir deras tanpa henti.
Ia tak tahu hidupnya sehancur ini setelah kepergian Alexa, Ibunya. Ia ingin kehidupannya yang dulu. Dimana Herry begitu menyayangi dirinya, dimana Herry selalu memanjakan dirinya dan saat saat dimana Alexa, Herry dan dirinya bercanda di ruang keluarga.
Tawa canda itu hilang sekarang. Semuanya berubah, ia tak pernah lagi melihat Herry menatap dirinya dengan penuh kasih sayang, ia tak pernah lagi merasakan elusan lembut dari tangan Ayahnya.
Pria paruh baya yang di panggil 'papa' itu kini menjelma menjadi orang asing yang selalu kasar dengan dirinya. Bahkan Ayahnya sendiri berani menjerumuskan Sky ke dalam jurang kehidupan yang gelap.
"Mama... Sky kangen...," gumamnya dengan suara tercekat.
Perasaan ini teramat sakit, Sky pernah berharap seandainya hidupnya tak menyenangkan dirumah ini, ia berharap suatu saat ia akan menikah dengan lelaki yang begitu mencintainya dan mampu memberikan kenyamanan di tempat yang di sebut Rumah.
Karena rumah tempatnya tinggal sekarang seakan rumah penyiksaan.
Tapi lihatlah bagaimana takdir begitu lucu mempermainkan dirinya, bukannya masuk ke rumah dengan penuh kebahagiaan ia malah di dorong keras masuk ke jurang kegelapan.
Menikah dengan Javier De Willson adalah jurang yang sangat amat gelap.
Sky beranjak kembali ke ranjang, menarik selimut sampai leher, mencoba menutup mata. Tapi naas, air mata masih saja keluar. Biarkanlah, biarkan malam ini ia habiskan untuk menangis tak perduli seberapa bengkak matanya besok. Ia harus mengeluarkan semua perasaan buruk ini sebelum ia kembali bangkit menjadi Sky yang kuat.
*Jangan lupa tinggalkan jejak ya biar aku semangat nulisnya hehe ❤️
.
.
.
*Maaf kalau masih ada typo**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Astrid Nandistya Hayoto
Aku ngk kebayang, berada di posisi Sky,, apa aku bisa se kuat Sky
percayala Sky, setela Badai pasti ada pelangi,, semoga kebahagiaan segera menjemput 😘😘
2025-04-21
0
Angraini Devina Devina
tenang seki semua akan indah pada waktunya......😥😥😥😥😥😘
2023-09-03
0
Arin
semoga nanti di kehdpn sky ada pelangi amiin....
2022-07-25
0