"Apa kalian punya anak?" tanya Sky bergantian melirik Pak Liam dan Bibi Gail.
"Tidak nyonya. Ada sedikit masalah dengan rahim istriku yang membuatnya tidak bisa memiliki anak."
Sky terkejut, apa pertanyaannya menyinggung hati Bibi Gail. Ia segera membukukan badan untuk meminta maaf tapi Bibi Gail segera menahannya.
"Maafkan aku bibi Gail. Aku tidak seharusnya bertanya seperti itu."
"Tidak apa nyonya kau tidak perlu meminta maaf."
Bibi Gail memegang kedua pundak Sky menatapnya dalam. Bagaimana bisa ada nyonya yang murah hati Seperti ini.
Sikap ini tidak seperti nyonya besar umumnya yang sombong dan berkuasa.
Bahkan gosip mansion kedua tersebar luas bahwa Carla memperlakukan para pelayan disana seenaknya. Beruntunglah mansion utama ini dikuasai oleh nyonya murah hati seperti Sky.
"Boleh aku berkeliling sendirian?"
"Tentu saja nyonya," ucap Pak Liam.
Disaat Sky pergi bibi Gail segera menghampiri Pak Liam.
"Apa kau tidak salah membawa perempuan? istri siapa yang kau bawa?"
"Tuan Javier, siapa lagi."
"Benarkah? aku masih tidak percaya. Kau lihat tadi kan, gadis itu membungkuk untuk meminta maaf, bagaimana bisa seperti itu?"
"Dia memang baik, Gail."
"Untung saja yang menjadi nyonya di rumah ini nyonya Sky. Bukan nona Zivania."
"Dan beruntunglah karena ucapanmu tidak di dengar oleh nona Zivania. Kalau terdengar habis kau," Pak Liam berucap sambil melangkah meninggalkan Bibi Gail.
"Ishh.. kau ini!"
Sky berkeliling sendirian melihat beberapa lukisan yang terpajang disini, sesekali duduk di sofa yang empuk seraya tersenyum. Ah tak ada sofa seempuk ini di rumah nya.
"*Wah tv nya besar sekali."
"Karpetnya juga lembut*."
Ia memainkan kakinya di karpet.
"Sekaya apa si om tua itu, aku jadi penasaran."
Sky terus membatin dalam dirinya karena terpukau dengan suasana ruang bawah tanah yang sebelumnya ia pikir gelap dan menyeramkan.
Tiba tiba Sky mendengar suara seseorang yang sedang bernyanyi.
"I hope you're Happy but dont be happier.... hey ayo semuanya bernyanyi.... dududu.."
"Lebih keras!"
"Lagu ini untukmu Ara sayang..."
"Araaa... ohh sayanggg... kenapa kau pergi..."
Suara itu suara seorang lelaki yang sedang mabuk. Sky melihat ke kanan dan ke kiri, ah dari mana asal suara itu.
Ia bangkit dan hatinya menyuruh Sky untuk pergi ke ruangan yang ada di sebelah kanan.
Sky pun berjalan mengendap ngendap, suara itu semakin jelas dan semakin keras. Suara lelaki yang sedang meracau karena mabuk.
"Ohhh Ara kau boleh happy dengan pria lain... but dont be happier Ara....."
"Araa Ara."
"Aku bekerja disini karena mu.."
Lelaki itu mulai menangis.
"Araa... kau tega sayang.. hiks.. kau tega."
Sky berhenti di salah satu pintu yang sedikit terbuka. Ia mengintip disana, dan alangkah terkejutnya Sky ketika melihat beberapa lelaki sedang mabuk diruangan yang tak terlalu terang itu.
Semua lelaki berpakaian hitam dan sebagian memakai topi, berbeda dengan para pelayan yang berseragam hitam dan putih.
Ada dua lelaki yang tak sadarkan diri, dua lelaki yang sedang meminum alkohol, satu lelaki yang sedang memakan kacang seraya membuang kulit kacang sembarangan dan satu lagi yang sedari tadi bernyanyi dan meracau tidak jelas.
Di depannya ada meja bulat yang berantakan karena botol minuman, kulit kacang dan juga kartu remi.
Tanpa Sky sadari dari tadi ada beberapa pelayan perempuan yang mengikutinya dari awal masuk ke dapur sampai ditempat Sky mengintip sekarang.
Mereka saling berbisik.
"Mereka sepertinya mabuk lagi."
"Kenapa nyonya Sky malah mengintip, seharusnya dia masuk dan menghukum mereka."
"Ah seandainya Tuan Javier yang mengintip pasti lebih seru."
"Kau pikir Tuan Javier mau datang kesini. Bahkan sekali pun tidak pernah."
"Hahaha kau benar juga."
"Aku suka dengan senyumnya dia sangat manis dan baik hati."
"Setuju, tidak seperti calon nyonya yang sebelumnya itu tuh*."
Mereka menyindir Zivania.
"Aku berharap dia tidak kembali ke sini lagi."
Lelaki itu kembali meracau dan Sky masih mengintip.
"Araaaa kau dimana sayangg..."
Lelaki itu kembali menangis sebelum akhirnya ia menangkap mata Sky yang sedang mengintip.
"Ara.. kau kah itu sayang."
Lelaki yang sedang di sampingnya mengikuti arah mata temannya yang sedang mabuk itu.
Lelaki mabuk itu segera berlari gontai membuka pintu dan menarik Sky masuk kedalam lalu memeluknya.
Para pelayan perempuan yang sedang mengintip tak kalah terkejut sampai mulutnya terbuka.
"Hei hei nyonya Sky dalam masalah besar!"
"Kurang ajar si kampr*t itu!"
Mereka berlari untuk mengikuti Sky. Dan jantungnya seakan meloncat melihat Sky sedang di peluk oleh lelaki yang sedang mabuk itu, Sky berusaha memberontak dibantu oleh lelaki di ruangan itu.
"Jonathan anj*ng sialan lepaskan!!" ucap lelaki bertopi yang berusaha membantu Sky. Walaupun temannya itu minum alkohol tetapi ia tak sampai mabuk.
"Araaa... araaa... kau dari mana saja Araa.. hikss.." Ia mempererat pelukannya. Sky terus berusaha memberontak.
"A-aku t-tidak bisa bernafas," ucap Sky terbata karena oksigen seakan dihalangi masuk oleh pelukan lelaki mabuk itu.
"Jon lepaskan Jon... sadar Jon.. Anj*ng.. dia istri tuan Javier.."
"Sialan lepaskan dia bisa mati!"
"Ini Araku.. punyaku..." lelaki mabuk itu kembali meracau.
Para pelayan perempuan tak tinggal diam. Ia datang mengambil barang barang yang tersedia disana.
BUGH
Satu pelayan perempuan memukulnya dengan tongkat bisbol sampai lelaki itu akhirnya pingsan.
"Hei kau bodoh, kau tinggal pukul malah berteriak seperti perempuan." Pelayan itu marah kepada lelaki bertopi di depannya.
Sky memegang dada dengan nafas terengah engah.
"Nyonya.. nyonyaa apa kau baik baik saja?" tanya pelayan perempuan panik.
Sky mengangguk lemah.
"Maaf nyonya mereka mabuk."
Tiga lelaki yang masih setengah sadar pun hanya bisa menunduk tanpa bersuara. Mereka tak mengucapkan maaf juga tak bersuara lagi, walaupun tidak pingsan kesadaran mereka tidak sepenuhnya full. Bahkan untuk memukul temannya yang memeluk Sky saja mereka lupa.
"Ada apa ini?" tanya Pak Liam yang baru datang. Ia mendengar suara ricuh dan berlari ke arah suara.
"Nyonya apa kau baik baik saja?" Pak Liam menghampiri Sky dan menggalungkan lengannya di leher gadis itu karena ia melihat Sky lemah.
"Aku baik baik saja Pak Liam." ucapnya.
Pak Liam mendelik ke semua lelaki yang ada di ruangan itu. Ia menggelengkan kepala kala melihat dua lelaki pingsan di sofa dan satunya lagi terbaring di lantai.
Pak Liam akhirnya membawa Sky keluar dari ruangan itu dan sebelum Sky keluar dibantu Pak Liam matanya sempat mendapati tulisan bertuliskan Yakuza di dinding ruangan itu.
Tulisan yang dipahat oleh kayu jati menempel disana. Tulisan yang cukup besar.
"Siapa Yakuza?" batinnya dalam hati.
***Jangan lupa tinggalkan jejak biar aku semangat nulisnya hehe ❤
maaf kalau ada typo***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Rahel Mustofa
nama mafia suami lu
2024-04-01
3
Angraini Devina Devina
selingkuhan cewek nya kalik
2023-09-03
0
Novianti Ratnasari
kata nya Ski juga ada keturunan mafia dech.
2022-12-17
0