Pagi pun datang, Sky mengerjap ngerjapkam matanya ketika sinar matahari menerobos masuk lewat jendela.
Sky duduk selepas meregangkan ototnya. Ketika melihat jam, matanya terkejut bukan main.
Jam tujuh pagi, seharusnya ia bangun jam tiga pagi untuk melakukan pekerjaan rumah sebelum pergi bekerja. Ah, hari ini ia pasti dihukum.
Sky dengan cepat berlari ke dapur untuk menyiapkan makan tapi ketika ditangga.
Tuan Javier, Sekretaris Han, Elsa, Herry dan Aleza sedang duduk dan semua sorot mata tertuju ke arahnya.
"Apalagi sekarang.." batin Sky.
Ia menghembuskan nafas pasrah dan kembali berjalan ke dapur tapi.
"Sky." Panggil Herry.
Sky membalik.
"Sini nak." Lanjut Herry.
Sky mengerutkan dahinya. Kenapa Herry Ayahnya menjadi selembut itu. Lalu ia melirik ke arah Javier, oh hanya akting.
Sky duduk di dekat Herry. Kemudian Herry pun memegang tangan Sky. mendapat perlakuan itu Sky terkejut bukan main, bahkan ia hampir saja menarik tangannya sendiri. Seandainya perlakuan itu tulus Sky pasti akan senang.
"Kamu akan menikah hari ini."
"Apa?!! Bagaimana bisa, bukankah minggu depan?" Sky menatap Herry lalu matanya beralih ke arah Javier meminta penjelasan.
Tetapi mata Javier hanya fokus dengan kaki putih Sky, terdapat banyak luka disana. Bahkan darahnya pun sudah mengering yang artinya gadis itu tidak membersihkan dan mengobati kakinya.
Javier menghela nafas. "Kau ini kenapa lagi," batinya
Javier mengalihkan pandangannya ke arah Sekretaris Han yang berada disampingnya. Ia tahu Sekretaris Han juga sedang memperhatikan kaki Sky.
Javier mengisyaratkan kepada Han untuk menjelaskan.
"Begini nona, minggu depan Tuan Javier harus ke Negara M. Jadi ia tidak bisa melangsungkan pernikahan. Dan-"
"Kalau gitu minggu berikutnya saja, aku tidak keberatan."
"Tuan Javier tidak bisa menunggu terlalu lama, nona."
"Dan aku juga tidak mau menikah hari ini!"
"Kau tidak bisa membantah!" Tegas Javier.
"Kau tidak bisa seenaknya Jamal! Kenapa semuanya dibuat secara sepihak seperti ini!!"
Javier menghembuskan nafas, kenapa anak ini selalu salah menyebut namanya.
Lelaki itu menatap tajam Sky. "Ja__Vier. Thats my name!!" Ucapnya penuh penekanan.
Sky tidak perduli ia mengerucutkan bibirnya lalu memutar bola matanya malas. Sungguh semua yang ada di ruang keluarga adalah orang yang paling menyebalkan di dunia untuknya.
Sementara Elsa, Herry dan Aleza saling terkejut melihat Sky yang begitu berani menantang Javier.
"Nona sebaiknya anda ikut kami sekarang," sekretaris Han dan Javier sudah berdiri.
Sky menggeleng.
"Jangan mencoba untuk menolak," tegas Javier.
"Sky ikutlah," ucap Herry.
"Aku bilang---- arrrghhh turunkan aku Jamal!!"
Belum selesai Sky bicara tubuhnya sudah diangkat oleh Javier. Ia membawa Sky seakan akan gadis itu karung beras, menggendong Sky dibahunya.
Sky terus memberontak memukul punggung Javier tapi tak merubah apapun Javier tetap membawanya secara paksa.
"Kami permisi pamit." Sekretaris Han tersenyum tipis lalu meninggalkan Herry, Elsa dan Aleza yang masih memandang Sky dan Javier pergi.
Javier memasukan paksa Sky ke mobil, sedikit mendorongnya agar memberi ruang untuk ia duduk disamping Sky.
Bukan tanpa alasan Javier meminta pernikahannya di percepat, selepas pertemuan mereka di restaurant S, Javier tak tega melihat penampilan Sky yang semrawut, mata sembab, luka dikening dan pipinya.
Ia sudah tahu pasti Herry lah pelaku dari semua itu, siapa lagi yang berani menyiksa Sky kalau bukan si pak tua itu.
Sekretaris Han sempat terkejut dengan permintaan Javier yang meminta pernikahannya dipercepat, ini seperti bukan tuannya.
Bukankah darah, luka dan nyawa adalah mainan bagi Javier. Hanya luka kecil di kening gadis itu Javier merasa tak tega, lalu bagaimana dengan nyawa seseorang yang pernah dia bunuh.
Ya, Javier adalah pria kaya berdarah dingin. Ia mempunyai kelompok mafia besar di negaranya yang di beri nama, Yakuza.
Yakuza adalah kelompok mafia yang sudah berdiri puluhan tahun, pemimpin pertamanya adalah Andreas De Willson, kakek Javier yang meninggal karena sakit.
Dan pemimpin kedua adalah Ataric De Willson, Ayah kandung Javier yang meninggal karena dibunuh oleh temannya sendiri. Seorang pengkhianat yang sekarang entah ada dimana, sepuluh puluh tahun Javier memerintahkan anak buahnya untuk mencari si pengkhianat yang membunuh ayahnya tapi hasilnya nihil. Sampai detik ini mereka tidak tahu dimana keberadaan dia.
Saat ayahnya meninggal Javier berusia enam belas tahun, ia masih dini untuk menjadi pemimpim Yakuza, ia masih belum bisa diandalkan dan belum mempunyai kemampuan untuk mencari teman ayahnya itu.
Dia baru disahkan menjadi seorang pemimpin kala usianya dua puluh tahun. Sebelum usianya dua puluh tahun, Yakuza di pimpin selama empat tahun oleh Pak Liam.
***
Sementara dirumah Elsa mengerucutkan bibirnya.
"Seharusnya kita diundang juga ke pernikahannya. Kenapa dia malah melarang kita datang."
"Iya, Pah. Aneh sekali. Bagaimanapun kita keluarga Sky."
"Sudahlah. Lebih baik tidak diundang dari pada aku dipecat dari perusahaan."
Memang kedatangan Javier selain untuk membawa Sky, pria itu juga meminta Herry dan yang lain untuk tidak hadir di pernikahannya. Mereka sempat merengek hadir tapi Javier tetap menolak.
Setelah pertemuan malam itu Javier dan Sekretaris Han tahu ada yang tidak beres dengan Sky. Mereka harus segera mengeluarkan Sky dari rumah itu, mereka tahu luka di kening dan pipi Sky karena siksaan Herry. Dan ditambah lagi pagi ini Javier melihat kaki Sky yang terluka.
Aliandra datang setelah kepergian Javier dan Sekretaris Han.
"Apa Sky akan bahagia dengan pernikahannya?" Tanyanya tiba tiba.
"Dih... peduli apa kau tentang dia," jawab Aleza.
"Aku hanya bertanya. Jadi, siapa yang menyiapkan sarapan?"
Semua orang menatap, Elsa. Elsa pun mendengus kasar.
"Aku tidak mau. Tanganku kotor nanti."
"Lalu kau mau kita kelaparan?" Tanya Herry.
"Aleza kau saja yang masak," perintah Elsa.
"Aku tidak bisa memasak, Ma."
Elsa beralih menatap Aliandra.
"Jangan berharap lebih denganku, Ma. Aku juga tidak mungkin bisa memasak," jawab Aliandra dengan mata masih sibuk dengan ponsel.
Elsa beralih menatap Herry.
"Aku yang mencari uang. Tidak mungkin aku juga yang harus memasak."
Elsa kembali mendengus dan mau tak mau ia pergi ke dapur.
Dimobil Sky diam diam mengepalkan tangan sembari mata menatap keluar jendela.
"Ada apa dengan tanganmu?" Tanya Javier yang menyadari kepalan tangan Sky.
Hening
"Hei jawab aku!!"
Hening
"Apa kau berubah menjadi gadis tuli dan bisu? Sebelumnya kau sangat bawel!!"
Hening
"SKY ALEXANDER!!"
"Sekretaris Han, bisa antar aku ke cafe X?"
"****! Bisa bisanya dia mengabaikanku," batin Javier.
Sekretaris Han menatap Javier dari kaca spion didepannya. Ia melihat Javier menggeleng kecil.
"Maaf, tidak Nona."
"Lalu kita mau kemana?"
"Bukankah kau sudah tahu kita akan menikah sekarang," jawab Javier.
Sky menghembuskan nafasnya dan kembali menatap ke luar jendela.
Dari kaca spion di depan sekretaris Han yang sedang menyetir tersenyum geli melihat kekesalan diwajah Javier. Tapi sialnya Javier mengetahuinya.
"Nyawamu tinggal enam!!" Geram Javier.
Sekretaris Han langsung memudarkan senyumannya.
"Nyawa siapa yang tinggal enam?" tanya Sky penasaran.
Hening.
"Sial dia balas dendam!" batin Sky
*J***angan lupa tinggalkan jejak ya biar aku semangat nulisnya hehe ❤️**
*Maaf kalau ada typo*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Rahel Mustofa
Jamaludin
2024-04-01
0
Rahel Mustofa
senyum senyum sendiri gw
2024-04-01
0
Angraini Devina Devina
nyawa yang di depan 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-09-03
0