Acara malam pun dimulai, tidak ada media untuk meliput karena memang Javier maupun Sky tidak mau ada orang yang tahu soal pernikahan mereka. Tamu yang hadir pun hanya sahabat dekat Javier dan rekan bisnis yang sudah menjalani kerja sama sangat lama. Javier yakin mereka tidak akan membocorkan pernikahan dirinya kepada orang lain, walaupun tak dipungkiri mereka pun bertanya tanya tentang pernikahan kedua Javier. Dan Javier hanya tersenyum sebagai jawaban.
Sementara Sky tak henti hentinya melirik ke arah tamu, mencari seseorang yang tak ada disana, sesekali matanya menyipit walaupun tangannya tetap sibuk menyalami beberapa tamu.
"Fokuslah dan tersenyum kepada mereka!!" Bisik Javier.
"Dimana keluargaku?" Bisik Sky.
Javier menaikkan satu alisnya. "Keluarga? Memangnya kau punya?"
"Aku sedang tak ingin bercanda. Dimana mereka? Jangan bilang kau tidak mengundangnya!"
"Tentu saja aku tak akan mengundang orang yang sudah menyakiti istriku," ucapnya membuat Sky tiba tiba menatap dalam ke arah Javier.
Istrinya? Ah seharusnya kalimat itu keluar dari lelaki yang benar benar mencintainya, bukan lelaki yang menjadikan dirinya pengganti hukuman kesalahan Ayahnya.
Javier mengedipkan sebelah matanya dengan tersenyum. "Apa kau senang dengan ucapanku, Nyonya Sky." Ia menekan kata 'nyonya Sky' dengan menatap lekat Sky, membuat gadis itu salah tingkah lalu memalingkan wajahnya.
"T-Tidak. Aku tidak senang sama sekali. Malah aku jijik mendengarnya." Sky lalu bergidik seakan akan kalimat Javier benar benar menjijikan. Javier hanya tersenyum melihat itu.
Setelah pesta selesai, Javier maupun Sky kembali ke kamarnya masing masing. Sky langsung menjatuhkan dirinya diranjang dengan gaun pengantin masih melekat ditubuhnya.
Ia memejamkan mata dan menghela nafas. Hari ini hari pernikahannya tapi keluarganya bahkan tak ada dalam pesta, sahabatnya juga tidak ada. Ia seakan akan hidup sebatang kara.
Dua pramusaji masuk ke kamarnya membawa roda berisi makanan diatasnya.
Sky langsung terduduk dan menatap mereka.
"Nona, ini makan malam untuk anda."
Sky sudah tahu pasti Javier yang meminta mereka mengirimkan makanan ke kamarnya, karena di pestanya tadi Sky bahkan enggan menyentuh makanan sedikitpun.
Sky mengangguk dengan tersenyum. "Terimakasih."
Mereka pun membukukan badan lalu keluar dari kamar Sky.
Sky masih enggan menyantap hidangan didepannya. Alhasil ia hanya membawa orange jus ke balkon kamarnya.
Ia meminumnya perlahan sembari menatap langit yang penuh dengan ribuan bintang.
"Langit yang indah," gumamnya pelan.
Ia kembali meminum orange jus nya lalu menghela nafas berat. "Huuffft ... padahal arti namaku juga langit, tapi kenapa aku tidak bisa sama indahnya dengan yang diatas sana. Kenapa langit dihidupku malah suram dan menyedihkan." Lanjutnya kembali dengan suara parau karena gadis itu merasa tubuhnya melemah seketika, pandangannya tiba tiba buram sampai ia harus mengerjapkan mata beberapa kali. Dan.
PRANGG
Gelas ditangannya terjatuh bersamaan dengan kepalanya yang terasa berat dan tubuhnya yang lemah. Ia memegang kepala, pandangannya masih terlihat kabur bahkan semakin lama semakin tak jelas. Tapi ia mencoba menahannya. Dan tiba tiba.
"Are u okay, Sky?" Seseorang dengan cepat menangkap tubuh Sky yang sudah tak seimbang lagi.
Javier.
Sky melihat wajah Javier walaupun tidak jelas. "Ah, kau ternyata. Om Tuaku," racau Sky ditengah tengah mabuknya.
Javier segera menggendong Sky dan menempatkannya dikasur. Pria itu segera mengeluarkan kertas putih di saku jas nya. Kemudian ia membantu Sky kembali terduduk.
"Sky kau harus tanda tangani ini."
"Apa itu, Om?"
"Surat perjian yang kita buat. Kau lupa menanda tanganinya, Sky."
"Ah, benarkah?" Tanyanya dengan wajah merah karena efek alkohol di minumannya dan mata yang setengah terbuka.
Javier mengambil bollpoin dinakas dan memberikan bollpoint itu ke tangan Sky. Tanpa bertanya apapun lagi, Sky langsung menanda tangani kertas putih tersebut.
Javier menarik ujung bibirnya lalu mengelus puncak kepala Sky. "Good girl!"
Setelah itu kesadarannya pun habis, Sky tidak sadarkan diri, entah tidur atau pingsan.
Beberapa jam kemudian, Javier duduk di sofa di depan ranjang Sky. Gadis itu masih belum sadarkan diri. Javier menyesap rokoknya dalam dalam lalu menghembuskannya ke udara. Pria itu bertelanjangkan dada, ia membiarkan atasanya terbuka dan hanya memakai jeans hitam untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.
Tak lama ponsel berbunyi, Javier menatap datar ponsel yang kini ia pegang.
Carla
"Sayang ... apa maksudmu?!! Kau selingkuh?!!" Teriak Carla diseberang sana.
Javier menghembuskan nafasnya tak niat menjawab.
"Jawab, Javier De Willson!! Bajingan sekali kau ini!! Aku menjaga hatiku untukmu dan kau--"
"Aku tidak melarangmu jika kau ingin selingkuh, Carla!!"
"Br*ngs*ek!! Kau memang kepar*at Sial*n!!"
Javier kembali menghela nafas mendengar umpatan dari Clara untuknya.
Lalu ia pun menjawab dengan santai. "Dengar, pernikahan kita hanya terikat tali bisnis. Dan disurat perjanjian itu kau dan aku hidup masing masing tanpa mencampuri urusan satu sama lain!! Bahkan kita sama sama diperbolehkan untuk selingkuh bukan?!"
"Kau-" geram Carla, perempuan itu tidak melanjutkan kalimatnya, ia sudah kehabisan kata kata. Memang benar, isi surat perjanjian yang dibuat dua tahun lalu kedua belah pihak tak boleh mencampuri urusan satu sama lain.
Tapi selingkuh? Carla pikir Javier tak akan benar benar melakukannya. Selama dua tahun mereka menikah Javier tak pernah mendekati perempuan lain atau membawa perempuan ke mansion nya dan sikap itulah yang membuat Carla juga tak membuka hati untuk pria lain yang mencoba untuk mendekatinya.
Emosi Carla semakin memuncak ketika Javier mematikan ponselnya sepihak. Carla meremas ponselnya geram lalu membantingnya ke lantai dengan keras.
Ia menjerit seraya menyebut nama Javier, dadanya naik turun karena nafasnya dikuasai oleh amarah.
"Aku harus pulang sekarang!!" Carla memang tidak ada dikota yang sama dengan Javier, ia memilih berlibur dari pada menghabiskan waktu di mansion besar milik suaminya itu.
Sementara disebuah kamar hotel, Javier berjalan menghampiri Sky dan duduk di samping gadis itu.
"Sedikit alkohol membuatmu tak sadar sampai selama ini," gumam Javier dengan tersenyum miring.
Tanpa sadar tangan Javier terulur ke wajah Sky, jari jemarinya mengelus pipi Sky lalu beralih ke hidung milik gadis itu dan berhenti di bibir ranum pink milik Sky.
Javier tidak bisa membohongi dirinya sendiri, gadis yang masih tak sadarkan diri ini sangat cantik. Dan juga polos.
Han berdehem tepat di dekat pintu kamar, entah kapan pria itu masuk dan membuka pintu kamar. Yang jelas Javier tak mendengarnya karena ia terlalu fokus dengan kecantikan Sky.
Javier menarik cepat lengannya ketika mengetahui keberadaan Han.
"Ada apa?"
"Nona ini mau dibawa ke mansion mana tuan? Aku akan menyuruh pelayan menyiapkan kamar untuk anda dan nona Sky."
"Tak perlu. Aku akan membawanya ke mansion utama. Dia akan tidur dikamarku malam ini."
"M-mansion u-utama?" Tanya Han heran, karena mansion utama hanya akan dimasuki oleh keluarga Javier saja. Tak ada yang boleh masuk ke mansion itu, bahkan Carla saja tinggal dimansion kedua milik Javier.
Javier mengangguk membuat Han menatap tak percaya dengan ucapan tuannya ini.
"Han, kau tidak membunuh gadis ini bukan?"
Han menunjuk ke wajahnya. "Aku?" Lalu menunjuk ke arah Sky. "Membunuh dia? Mana berani Tuan. Nyawaku saja tinggal enam," lanjutnya.
"Lalu mengapa dia sampai tak sadar selama ini. Alkohol apa yang kau berikan?" Javier meninggikan sedikit suaranya.
"Hanya alkohol dengan kadar 65% saja," jawab Han enteng yang membuat mata Javier membulat tak percaya.
"Kau ... bagaimana bisa kau memberikan dia alkohol dengan kadar setinggi itu. Bagaimana kalau dia mati hah!" Geram Javier.
"Tuan, kau saja tidak mati karena alkohol itu. Lagi pula aku menambahkan ke minumannya hanya sedikit. Sepertinya bukan Alkoholnya yang salah. Tapi gadis itu memang tidak pernah mabuk sebelumnya." Di situasi ini Han memang harus pintar membela dirinya sendiri agar tidak tertancap peluru milik Javier.
Javier beralih menatap Sky. "Kau benar. Sepertinya ini kali pertama dia meminum alkohol." Javier kembali menatap Han dengan tajam . "Tapi kau juga salah! Seharusnya kau berikan alkohol biasa saja kalau sudah tahu dia belum pernah meminum alkohol sebelumnya!"
"Nyawamu tinggal lima!!"
"T-tuan..."
"Eeergghhh ... " suara erangan Sky membuat keduanya hening.
Javier dan Han sama sama menatap Sky, menunggu reaksi selanjutnya. Apa Sky akan sadar dan mengamuk ketika melihat Javier dikamar yang sama dengan dirinya atau ia akan kembali tak sadarkan diri.
Dan ternyata.
Sky kembali tak sadarkan diri. Javier dan Han menghembuskan nafas lega, mereka belum siap dengan macan yang baru sadar dari tidurnya itu.
"Kita harus pulang sekarang, sebelum dia bangun."
Han mengangguk dan berjalan ke arah ranjang.
"Hei kau mau apa?!" Tanya Javier
"Aku akan membawa dia ke mobil tuan."
"Aku tidak menyuruhmu!"
"Tapi kau selalu memintaku menggendong Carla ketika dia tidak sadarkan diri. Bukankah aku harus melakukan hal yang sama dengan nona Sky," ucapnya sembari mengalihkan pandangannya kepada Sky.
Javier yang mendengar itu pun menatap tajam Han. "Ini berbeda. Dia istriku, kau tidak berhak menyentuhnya!"
"Bukankah Carla juga istrimu tuan?"
"Dia hanya istri bisnisku saja!"
"Oh. Yang ini istri sah ya," goda Han menahan senyumnya.
"Kau-" geram Javier.
"Kau keluar sajalah dan siapkan mobil," lanjut Javier berteriak.
Han mengangguk dengan bibir yang masih menahan tawa. Ia pergi dari kamar itu dan demi tuhan Javier melihat Han tertawa kecil ketika punggung sekretarisnya itu menjauh dari kamar.
Javier menyusupkan jari jemarinya menekan kepalanya frustasi. Ada apa dengan dirinya, mengapa ia begitu marah ketika Han hendak menyentuh Sky. Ia tak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Bahkan Carla? Ah ia saja tidak perduli jika istri bisnisnya itu selingkuh sekalipun.
Ia pernah begitu posesif kepada seseorang dimasa lalunya, bukan Carla tetapi seseorang yang lebih mementingkan karier dibandingkan dirinya. Seseorang yang membuat Javier menutup hatinya rapat rapat untuk siapapun.
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya biar aku semangat nulisnya hehe ❤️
*maaf kalau ada typo*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
cacasilmi
snjaiakskskxdisjansj han lu ga diajak
2024-03-28
0
Angraini Devina Devina
Clara tidak akan bisa berbuat apa karena sky tak kan tinggal diam
2023-09-03
0
keyza formoza
novel ini secara dak langsung mengingatkan david saga boy secara bersamaan
2023-02-01
0