Sky membuntuti Pak Liam yang hendak membawanya ke dapur. Dapur itu sangat luas dan bersih, baru kali ini ia melihat dapur seluas ini. Bahkan luasnya tidak seperti dapur tapi seperti aula besar. Desainnya putih dan bersih. Sepertinya ruangan bawah tanah ini memang di desain putih dan ruangan diatas di desain warna gold.
Semua orang yang ada di dapur sibuk dengan kegiatannya masing masing, Sky melihat ada empat chef laki laki yang menyuruh para pelayan disana untuk membantunya.
"Hei tambahkan madunya sedikit lagi."
"Bawakan tepung gandum lebih banyak."
"Kau aduk adonan itu sampai sedikit mengembang."
"Tambahkan sayuran ke dalam mie itu."
"Tolong bawaan cherry kesini."
"Ayamnya jangan di masukan dulu, minyaknya belum panas."
Semua yang memerintah itu chef yang mengurus masakannya masing masing. Ketika Sky dan Pak Liam masuk tiba tiba semuanya mematung, hening dan menatap Sky. Beberapa bahkan sampai membulatkan mata kaget dengan kedatangan Sky.
Sedetik kemudian mereka membungkukan badan bersamaan dan menyambut kedatangan Sky.
"Selamat siang nyonya." ucap puluhan orang di depan Sky.
Sky tersenyum. "Selamat siang," jawabnya.
Pak Liam mengajak Sky untuk mendekati salah satu chef disana.
"Kau masak apa?" tanya Sky.
"Roti gandum nyonya."
"Roti gandum?"
Chef itu mengangguk.
"Tuan Javier tidak bisa makan makanan dari luar nona," jelas Pak Liam .
Sky mengangguk ngangguk tetapi dalam hatinya.
"Cih, apa dia takut makanan dari luar tidak higenis."
"Siapa namamu?"
"S-saya nyonya?" ucap Chef itu menunjuk dirinya sendiri. Heran, mengapa istri tuannya ini ingin tahu namanya.
Sky mengangguk.
"Nama saya Juna nyonya."
"Baiklah Chef Juna mari kita berteman." Sky mengulurkan tangan.
Semua yang tadinya hanya menunduk mendongak menatap Sky kaget.
Chef Juna masih mematung berusaha mencerna dengan baik ucapan nyonya nya itu. Ia masih diam menatap Sky.
"Eum.. apa kau tidak mau berteman denganku?"
"T-tidak nyonya.. saya mau.. mau nyonya." Chef Juna segera mengambil uluran tangan Sky dengan kedua tangannya, ia lakukan itu karena takut dikira tidak sopan bersalaman dengan nyonya Sky.
Sky menatap tangannya lalu melepaskan satu tangan Chef Juna. "Salaman itu seperti ini tau," ucap Sky tersenyum seraya menggoyangkan tangannya.
Chef Juna ikut tersenyum, walaupun sedikit canggung.
"Apa aku boleh mencoba roti gandum itu?"
"Tentu saja nyonya."
Chef Juna memberikan selembar roti diatas piring kecil lalu memberikannya kepada Sky.
Di saat ia hendak memberikan pisau dan garpuh untuk Sky, gadis itu sudah melahap roti gandum dengan tangannya sendiri.
Chef Juna terkesiap. Sky tak kalah malu kala melihat Chef Juna mengulurkan tangan memberikan pisau dan garpuh.
"Eumm.. m-maaf.. aku terbiasa makan dengan tangan," pekik Sky tersenyum malu dengan makanan penuh di mulutnya.
"Kau memang tidak cocok menjadi orang kaya Sky," ia mengutuk dirinya sendiri dalam hati.
"Tidak apa apa nyonya. Makan dengan tangan memang jauh lebih enak. Iya kan?" tanya Chef Juna ke para pelayan di sampingnya.
"Hah, eh iya, iya nyonya."
"Iya nyonya."
"Iya pakai tangan memang lebih enak."
Seru para pelayan yang sempat loading dengan pertanyaan chef Juna.
"Makan nasi pakai tangan lebih enak nyonya," ucap kembali salah satu pelayan dengan mengacungkan jempolnya.
Temannya yang disamping menyikut pelayan itu untuk menarik kembali tangannya.
"M-maaf nyonya." Pelayan itu menurunkan tangannya lalu menunduk kembali.
Sky tersenyum melihat kesopanan mereka.
"Kenapa mereka begitu sopan, apa mereka tidak tahu aku menikah karena hukuman ayahku. Aku bukan nyonya yang sebenarnya disini," batin Sky.
Pak Liam ikut tersenyum melihat Sky dengan sangat baik memperlakukan pelayan disana. Ia tidak seperti nyonya pada umumnya yang merasa berkuasa dan sombong.
Sky berjalan ke pantry selanjutnya.
"Kau masak apa chef?"
"Pie cherry nyonya."
"Siapa namamu?"
"Saya Bara nyonya."
"Chef Bara boleh aku mencobanya?" ucapnya tersenyum.
"Tentu saja nyonya."
Chef Bara tersenyum lalu memberikan sepotong pie cherry di piring kecil.
Tak mau malu lagi, Sky memilih mengambil sendok dan memakannya.
Matanya berbinar menatap Chef Bara. "Waahhh.. ini sangat enak... kau sangat pintar memasak pie ini chef Bara." Sky memberikan jempol untuk Chef Bara dengan tersenyum.
"T-terimakasih nyonya."
Chef Bara menghembuskan nafas lega dengan senyum tipisnya.
"Itu makanan kesukaan tuan Javier nyonya," ucap Pak Liam.
"Aku pikir orang dengan muka dingin seperti dia tidak suka pie semanis ini."
"Kalian chef yang hebat. Walaupun aku tidak bisa mencoba semua makanan disini, aku yakin apapun yang kalian buat pasti enak," seru Sky mengacungkan kedua jempolnya ke udara seraya melirik ke semua chef yang ada disana bergantian.
Chef dan para pelayan pun ikut tersenyum ke arah Sky, walaupun masih dengan senyuman canggung mereka.
Pak Liam tak berhenti tersenyum melihat sikap Sky.
Mereka akhirnya keluar dari dapur dan beralih ke ruangan yang tak terlalu luas. Ruangan yang di desain dengan warna coklat. Pintu dan lemari disana terbuat dari kayu jati, di dalam lemari itu penuh dengan botol, cahaya disana juga tidak terlalu terang. Bahkan hanya ada satu lampu kecil.
"Ini tempat apa pak Liam?"
"Penyimpanan Wine nyonya."
"Wine?"
"Iya. Apa kau-"
Sky langsung menggeleng. "Tidak, aku tidak minum minuman seperti itu. Bahkan tidak pernah sama sekali."
Pak Liam tersenyum hal yang wajar gadis seperti Sky tidak pernah meminum alkohol.
Tapi Sky melupakan satu hal, ia pernah di cekoki alkohol oleh sekretaris Han di hotel saat itu. untung saja Sky tidak menyadarinya.
"Tapi kenapa disimpan disini?"
"Minuman anggur seperti ini tidak boleh terkena matahari langsung nyonya dan suhunya tidak boleh lebih dari 24°c."
Sky mengangguk ngangguk. "Oh begitu."
Kali ini Pak Liam membawa Sky ke tempat yang luas kembali, cahaya redup dan ini seperti.
"Bioskop?" tanya Sky.
"Iya nyonya ini bioskop mini di mansion kita. Tuan Javier membuatnya untuk para pelayan agar tidak bosan."
"Yang Seperti ini dibilang mini, bahkan ini lebih luas dibanding rumahku."
Sky dan Pak Liam semakin masuk ke dalam sayup sayup terdengar suara orang tertawa.
Hening.
Ya, mereka langsung diam dan berdiri kala melihat Sky dan Pak Liam.
"Selamat siang nyonya." Sapa mereka serampak membungkukan badan.
"Selamat siang," jawab Sky tersenyum.
Sky berbisik kepada Pak Liam. "Aku tidak mau menganggu mereka. Biarkan mereka menonton,"
Pak Liam mengangguk. "Lanjutkan." ucapnya kepada para pelayan.
Sky tidak enak mereka yang tadinya tertawa tiba tiba hening karena kedatangannya.
Sky kembali mendengar suara seseorang kala keluar dari bioskop mini itu. Kini suara perempuan paruh baya yang sedang berteriak.
"Keluarkan tomat yang itu. Itu sudah busuk."
"Bersihkan buah buahan sebelum masuk lemari es."
"Hei kau bantu temanmu membuang sayuran yang sudah layu itu."
"issh.. kenapa bau sekali sayuran ini." Perempuan paruh baya itu mengibas ngibaskan tangannya di udara kala pelayan lelaki membawa sayuran busuk untuk dibuang.
Perempuan paruh baya itu menatap seseorang yang hendak menghampirinya. Matanya menyipit menyelidik dengan kedatangan mereka.
"Siapa itu? seperti... Seperti.."
Matanya membulat ia segera membungkukan badan ketika Sky berada tepat di hadapannya.
"Selamat siang nyonya."
"Siang."
Perempuan paruh baya itu heran, istri tuannya tersenyum kepadanya. Benarkah?
Ia melirik ke arah Pak Liam ingin menanyakan kenapa nyonya nya ini datang ke ruang bawah tanah tapi Pak Liam hanya melempar senyuman.
"Eum.. nyonya ini istri saya."
"I-istri?" Sky melihat bergantian ke arah mereka.
"Benarkah?"
Pak Liam dan perempuan di depannya itu mengangguk.
Sky mengulurkan tangannya. "Hallo kenalkan namaku Sky."
"Siapa yang tidak tahu namamu nyonya," batin Pak Liam.
Tak ada yang bisa ia katakan kala Sky mengulurkan tangan, ia hanya kembali melirik Pak Liam dan lagi lagi Pak Liam hanya tersenyum.
Perkenalan macam apa ini, tidak seperti nyonya besar yang berkuasa.
"S-saya Abigail nyonya. Anda bisa memanggil saya bibi Gail." Ia menyalami tangan Sky dengan kedua tangannya.
Jangan lupa tinggalkan jejak biar aku semangat nulisnya hehe ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Fareza Gmail.Com
cuma disini chef juna jadi kokki rumahan 😭🤣
2024-09-23
0
Angraini Devina Devina
ini lah orang yg berjiwa tinggi...
2023-09-03
1
ponakan Bang Tigor
wah Javier baik banget. menyejahterakan pelayannya
2022-08-15
2