"Ehmm...Lakukan tugas kalian dengan bersih. Besok sudah harus ada hasilnya." tut. Mama Lea mengakhiri sambungan telephone dari orang diseberang sana.
Mama Lea menyeringai saat membayangkan rencana yang dia susun berhasil. "Hanya Manda yang boleh menjadi istri Alvaro dan juga menantu di rumah ini." gumam Mama Lea dengan senyum liciknya.
"Mama gak usah macam-macam."
Mama Lea terlonjak kaget saat mendengar suara bass dari suaminya. "Sejak kapan dia disini?" batinnya.
Mama Lea menoleh dan menyunggingkan senyum paksa. "Papa...Sejak kapan Papa disini?" tanya Mama Lea mendekati Papa Abri.
"Buat apa Mama meminta orang untuk mengubah hasil tes DNA Bryan dan anaknya?" Mama Lea menelan salivanya kasar saat mendapat pertanyaan dari Papa Abri. "Apa dia sejak tadi disini?" batinnya. Karena dia tidak mendengar suara pintu terbuka dan orang masuk kamar.
"Apa maksud Papa?" Papa Abri berdecak saat istrinya justru bertanya balik dan pura-pura tidak tahu.
"Sudahlah, Ma. Gak usah pura-pura lagi." Papa Abri duduk di tepi ranjang melepas jas dan juga melonggarkan dasinya.
"Mama meminta orang untuk mengubah hasil tes DNA Bryan dan anaknya supaya Bryan bisa menikah dengan Manda sesuai keinginan Mama kan." kata Papa Abri tepat sasaran.
"Kenapa memangnya?" tanya Mama Lea yang akhirnya membenarkan perkataan suaminya.
"Sudah berulang kali Papa bilang ke Mama kalau Papa gak sudi punya menantu dari keluarga Hertanto."
"Apa Mama lupa kalau anak Mama dibunuh dari salah satu dari keluarga Hertanto, hah?" bentak Papa Abri pada Istrinya itu.
Papa Abri sudah muak tiap kali istrinya itu selalu membahas pernikahan Manda dengan Bryan, anaknya. Sudah jelas beberapa tahun yang lalu anaknya dibunuh oleh salah satu keluarga Hertanto masih saja berniat memiliki hubungan dengan keluarga itu.
"Tapi Manda berbeda, Pa." Mama Lea tetap saja membela Manda.
"Tetap saja dia memiliki darah keluarga Hertanto." tukas Papa Abri.
"Kalau Mama sampai berbuat macam-macam jangan salahkan Papa kalau semua fasilitas yang Papa kasih ke Mama akan Papa sita-" Papa Abri menatap tajam pada istrinya itu.
"-dan Papa tak segan akan mengasingkan Mama di hutan bahkan dipulau tanpa ada yang menemani Mama." Mama Lea menegang mendengar ancaman suaminya itu.
Papa Abri berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah memberi ancaman pada istrinya.
Mama Lea terduduk lemas di ranjang. Nafasnya memburu menahan amarah. "Semua gara-gara wanita murahan, wanita pela cur, wanita penggoda. Wanita sialan." umpat Mama Lea penuh kekesalan.
"Bahkan suami ku sendiri membelanya. Sesempurna apa sih dia." geram Mama Lea karena kesal diberi ancaman sama suaminya sendiri.
...............
Freya mencuri pandang ke arah kamarnya dimana Maura sedang tidur ditemani Ayahnya, Abrisam Bryan Alvaro.
Sejak pulang dari rumah sakit setelah melakukan tes DNA, Maura begitu lengket sama Bryan seperti perangko. Maura merengek meminta Ayah Bryan untuk menemaninya belajar dan bermain. Tanpa ada penolakan Bryan langsung menyetujuinya.
Dan kini Maura dan Bryan sedang tidur di kamar Freya yang juga kamar Maura setelah tadi Bryan menemani Maura bermain dan belajar tebak bahasa.
"Kenapa Maura langsung akrab banget sih sama tuh monster." gerutu Freya yang memang sedari tadi di cuekin Maura.
"Tahu gini tadi aku kembali saja kekantor untuk bekerja."
"Gak enak banget jadi sekertaris nya si monster itu."
"Lebih enak jadi karyawan biasa walau kerjaan menggunung." omel Freya sambil memasukkan buah anggur ke dalam mulutnya.
Freya terus saja mengomel gak jelas sambil ngemil buah dan nonton drama china tentunya.
"Ihhh....Bosen juga kalau seperti ini." Freya menyandarkan kepalanyadi bahu sofa sambil memejamkan matanya.
"Apa yang harus aku lakukan??" gumamnya dengan posisi yang masih sama.
Freya menghembuskan nafas pelan dan membuka matanya. Dia diam beberapa detik tanpa berkedip kemudian menyunggingkan senyum sinisnya. "Si monster ada dimana-mana." gumam Freya dan kembali memejamkan matanya setelah memasukkan buah anggur ke dalam mulutnya.
Bryan menyerit. "Monster? jadi dia memanggilku monster." Bryan menarik sudut bibirnya membentuk senyum tipis melihat tingkah Freya yang menggemaskan. Apalagi saat bibir Freya yang terus bergerak karena memakan buah anggur membuat Bryan menelan salivanya susah payah. Ingin rasanya dia mengecup, menyesap dan melu mat dua belahan kenyal itu dengan bibirnya, pasti sangat lembut dan manis.
Bryan menunduk, meletakkan kedua tangannya di sandaran sofa untuk menumpu badannya. Dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Freya.
Kening Freya mengkerut saat tiba-tiba merasa sangat gelap saat dia memejamkan matanya. "Tadikan masih bisa merasakan adanya cahaya." batin Freya.
Semakin lama Freya merasakan adanya hembusan nafas hangat yang menerpa bulu halus di pipinya. Sontak saja dia membuka matanya.
"Kau!!" pekik Freya dan langsung bangkit dari duduk rebahannya. Dia berdiri dan menunjuk Bryan yang ternyata berdiri di belakang sofa. "Jadi tadi beneran dia." batin Freya.
Freya mendelik menatap tak suka pada Bryan yang terlihat menyunggingkan senyum menyebalkan bagi Freya.
"Kk-kau..Sedang apa anda disitu? Bukannya tadi anda tidur dikamar." sungut Freya kesal pada Bryan yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
Bryan berdehem dan kembali seperti semula. Bryan yag tegas, dingin dan datar. Dan ada lagi tambahan yang Freya sematkan untuk Bryan. Monster, mesum dan sekarang tambah seperti jailangkung yang muncul tiba-tiba.
"Ada yang ingin saya bicarakan." kata Bryan yang terdengar serius. Dia berjalan memutari sofa dan duduk tanpa Freya persilahkan. Bryan memegang tangan Freya saat Freya ingin duduk di sofa yang lain.
Freya mendelik, menatap tangannya yang dipegang Bryan. Dia melepas tangan Bryan yang memegang tangannya. Bukannya di lepas Bryan semakin mengencangkan genggamannya itu.
"Lepas ishh...Sakit!!." keluh Freya saat merasakan tangannya sakit.
Bryan melonggarkan genggamannya. "Duduk sini." Bryan menarik tangan Freya mendekat dan duduk disebelahnya.
Freya segera menggeser duduknya setelah tangan Bryan melepas genggamannya pada tangannya. Dia gak mau duduk dekat-dekat dengan Bryan dan Bryan membiarkan itu.
"Saya minta maaf." kata Bryan setelah terjadi keheningan beberapa menit setelah mereka duduk.
Freya diam saja, pandangannya lurus kedepan menatap televisi. Tapi ujung ekor matanya melirik Bryan. Dia ingin mendengar kata apa lagi yang akan Bryan sampaikan padanya.
"Maaf karena dulu saya tidak percaya dengan anda."
[Baru sadar kamu kalau aku tidak berbohong]
"Maaf juga karena telah mengambil keperawanan anda."
[Maaf dia bilang. Enak saja kalau ngomong. Dia gak tahu aja itu mahkota yang aku jaga selama 19 tahun dan hilang karena kelakuan bejat kamu monster sialan]
"Tapi kalau di ingat lagi malam itu begitu indah." Bryan menatap Freya yang kebetulan Freya juga mendelik menatapnya.
"Di malam tahun baru kita saling menghangatkan di atas ranjang." Freya semakin melebarkan matanya menganga tak percaya dengan yang Bryan katakan.
"Apalagi seperti adegan itu." Freya mengikuti arah pandang Bryan yang tertuju pada televisi.
"Haruskah kita melakukan seperti itu." kata Bryan dengan mengangkat kedua alisnya menatap Freya yang wajahnya sudah memerah karena marah dan malu bercampur jadi satu.
"Bryan!!!!!!! Keluar kamu dari apartemenku sekarang!" usir Freya pada Bryan. Dia menarik tangan Bryan diusirnya dari unit apartemennya. Bryan hanya tersenyum saja dan mengikuti langkah Freya yang menariknya.
"Jangan pernah datang kesini lagi."
Brakkk
Freya menutup pintu dengan kencang. Dia berjalan menuju ruang keluarga yang TV nya masih menyala itu.
"Adegan sialan. Kenapa kamu muncul disaat Bryan ada disini." omel Freya pada TV yang tidak memiliki salah itu.
Freya mengambil HP nya yang berbunyi itu, tanpa melihat siapa yang menelephon nya.
"Besok pagi saya jemput. Kita langsung ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes DNA."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
🍀🍀🍀🍀🍀
betul kan mama nya Bryan ...
2023-03-09
0
Death angel
iman dek kuat mas rosi yang gk kuat 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-10-22
0
Eka ELissa
lok minta maaf yg bner dobg bryan biar hti ibu ank mu luluh lanth dn mau trima maaf mu
ini mh smbil bcanda kmu...
ya di usirr kn....😄😄😁😁
nex...🌹🌹🌹🌹🌹💕💜
2021-08-15
6