"Abrisam Bryan Alvaro...Bangun kamu.." gertak Mama Lea pada putranya yang sedari tadi dibangunkan namun bukannya bangun justru semakin nyenyak tidurnya.
"Bangun sekarang atau besok nikah sama Manda." ancam Mama Lea yang sudah geram akan tingkah putranya itu. Usia sudah kepala tiga lebih, namun susah untuk bangun pagi dan gak mau nikah dengan alasan belum menemukan orang yang pas.
"Alvaro.." teriak Mama Lea sekali lagi karena tak melihat adanya pergerakan dari balik selimut.
"Mama berisik ah." Bukannya bangun Alvaro justru menutupi kepalanya dengan bantal supaya tidak mendengar teriakan dari Mamanya.
"Baiklah kalau begitu." Mama Lea berjalan menuju pintu kamar Alvaro. Dia melirik putranya yang masih tetap sama tak ada niatan untuk bangun.
Mama Lea berdehem untuk menetralkan suaranya.
"Papa...Alvaro besok minta dinikahkan sama Manda."
Teriakan Mama Lea yang begitu menggelegar di penjuru mansion sontak membuat Alvaro bangun dari tidurnya. Dia duduk dengan rambut acak-acakan juga badannya yang telanjang memperlihatkan otot dada juga perut dan kedua lengannya yang mungkin membuat kaum hawa langsung menganga, terpesona dibuatnya. Seperti iklan L-Men.
"Kenapa kamu menatap Mama seperti itu? Mau Mama colok itu mata kamu." Mama Lea meletakkan kedua tangannya di pinggang menantang putranya itu yang menatapnya tajam dengan wajah dingin dan datar tanpa ekspresi itu.
"Bryan kan sudah pernah bilang sama Mama. Kasih Bryan waktu satu tahun lagi untuk memikirkan pernikahan dengan wanita manja itu." kata Bryan dengan tampang serius. Ini sudah berkali-kali dibicarakan dan Bryan bosan akan pembicaraan ini.
"Tapi waktumu tinggal dua bulan lagi kalau kamu lupa." Mama Lea langsung berlenggang pergi setelah mengingatkan Bryan.
"Sial." umpat Bryan kesal. Dia mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.
Flashback On
Bryan menggeliat saat cahaya sinar matahari memasuki kamar apartemen melalui celah jendela juga gorden. Dia mengusap wajahnya kasar saat mengingat kejadian semalam. Namun tanpa sadar sudut bibirnya tertarik dan sedikit bergetar menahan senyumnya saat mengingat si rosi yang biasanya tidak mau memasuki lubang dengan sendirinya si rosi menginginkan lubang itu hingga akhirnya si rosi terjepit kenikmatan yang belum pernah dirasakannya.
"Gila...Ternyata senikmat itu." gumam Bryan dengan senyum dibiarkan merekah di wajahnya.
Bryan bangkit dari tidurnya saat menyadari jika dia sendirian di kamar. "Dimana dia?" Bryan menatap ke penjuru arah mencari keberadaan gadis kecil yang bersamanya tadi malam.
Bryan beranjak dari ranjang dan mengambil bathrobe yang tersampir di kursi. Dia menatap kembali ke arah ranjang yang begitu berantakan. Bryan memicingkan matanya saat melihat sesuatu yang aneh di atas ranjang. Dia mendekat. "Darah." gumamnya.
"Shitt!!!" umpatnya kesal.
"Bagaimana bisa aku memperawani anak orang."
"Jadi semalam dia benar bukan anak buah Ladysa" Bryan mengingat saat gadis itu bilang tidak kenal sama Ladysa.
Tok tok tok
Bryan melirik pintu. "Masuk."
"Wihhhh gila kamu, Bry. Sampai berantakan seperti ini." seloroh pria berkacamata saat mendapati ranjang Bryan yang berantakan.
"Kok ada darah, Bry?" tanyanya saat melihat ada darah di seprai.
Bryan diam saja. Dia menatap tajam pada asistennya itu yang berdiri menunduk tak berani menatapnya.
"Maaf atas kelalaian saya Tuan." ucapnya penuh penyesalan. Dia siap diberi hukuman sama Bosnya, Bryan.
"Hei Rendy. Kenapa sih? Ada apa?" tanya pria berkacamata pada pria yang menunduk itu.
"Kenapa sih Bry?" tanyanya pada Bryan karena tak dapat jawaban dari Rendy.
"Bisa kamu jelaskan sekarang Rendy Yudha Pratama." kata Bryan dengan nada rendah dan penuh penekanan di setiap katanya.
Rendy mengangkat kepalanya menatap Bryan. "Maafkan saya Tuan. Saya salah membawa masuk seorang wanita. Saya kira wanita itu orang yang dikirim Ladysa, ternyata bukan. Dia orang asing yang mungkin salah datang ke apartemen." jelas Rendy
"Kemana saja kamu sampai dia kabur kamu tidak tahu?" tanya Bryan yang kini sudah menatap pemandangan kota S dipagi hari yang begitu ramai.
"Jadi benar dia bukan orangnya Ladysa." batin Bryan bertanya siapa sebenarnya gadis kecil itu. Kenapa dengan menyentuhnya saja si rosi sudah dengan mudahnya bereaksi.
"Cari tahu siapa wanita itu. Cek semua CCTV." perintah Bryan tegas pada Rendy untuk mencari tahu keberadaan gadis kecil yang telah dengan beraninya membangunkan si rosi dengan mudahnya.
"Kamu Bara." Bryan menatap pria berkacamata itu. "Bantu Rendy." Bara mengangguk. Dia paling suka kalau disuruh mencari seseorang.
"Kami permisi Tuan." pamit Rendy dan segera menjalankan apa yang diperintahkan Bryan padanya.
"Duluan bro." Bara menyusul Rendy yang sudah berjalan duluan.
"Aku harus menemukanmu."
Flashback Off
"Kapan acara juara olimpiade diadakan?" tanya Papa Abri pada Bryan yang terlihat sudah menyelesaikan acara sarapannya.
"Dua hari lagi, dan untuk finalnya tiga hari setelah acara dimulai." jawab Bryan sambil menyesap secangkir kopi kesukaannya.
"Kamu juga ikut jadi jurinya?" tanya Mama Lea.
"Iya. Aku jadi juri tamu di finalnya." jawab Bryan dan segera berdiri karena jam sudah menunjukkan hampir pukul 8 dan dia harus ke kampus terlebih dahulu.
"Aku berangkat Ma, Pa." pamit Bryan tanpa salam dan cium tangan
"Kakak tunggu...Aku ikut.." teriak seorang gadis yang baru saja menuruni tangga.
"Kakak ke kampus kan? Aku nebeng ya." katanya dan berlalu ke meja makan untuk mengambil setangkup roti yang di olesi selai coklat dan sebotol minum.
"Ma, Pa, Caca berangkat." pamit Caca pada Mama Papanya dan mengejar kakaknya yang sudah menunggu di mobil.
"Bukannya kamu gak ada kelas pagi hari ini." Bryan tahu semua jadwal adiknya ini. Karena dialah yang mengatur semua jadwal kegiatan Caca.
Caca tersenyum kaku pada Bryan. Dia lupa kalau Kakaknya lah yang mengatur semua jadwal kegiatannya. Dan pastinya Kakaknya itu tahu kalau dia tak ada jadwal kuliah pagi.
"It-tu..Aku mau-mau mengumpulkan tugas. Iya ngumpulin tugas." hehehe. Caca tertawa garing pada Bryan.
"Semoga Kakak nggak curiga." doa Caca dalam hati.
"Kakak sudah peringatkan kamu. Boleh kenal cowok tapi harus bisa jaga sikap dan perilaku. Kakak gak mau terjadi sesuatu sama kamu seperti Nesa." kata Bryan mengingatkan adiknya itu.
"Iya Kak." balas Caca. Dia jadi teringat Kakaknya nomor dua, Nesa namanya. Dia harus meninggal empat tahun yang lalu karena dibunuh kekasihnya karena tak mau melayani napsu be jat nya.
"Aku turun duluan, Kak. Makasih tebengannya." Caca lantas turun dan berlari menuju kampus yang sama dengan Bryan mengajar.
"Bagaimana, Ren? Apa kamu sudah menemukan wanita itu?" tanya Bryan menatap Rendy dari kaca spion didalam mobil.
"Sampai saat ini aku sama Bara belum menemukan wanita itu. Entah hilang kemana dia." jawab Rendy dengan bahasa non formal.
"Aku merasa kalau wanita itu hamil anak ku." Bryan menerawang jauh beberapa tahun yang lalu setelah tragedi tahun baru bersama gadis kecilnya. Hai Bryan..Sejak kapan dia jadi gadis kecilmu.
Bryan hampir beberapa bulan ingin makan yang aneh-aneh yang belum pernah dia makan. Bahkan makanan ataupun minuman yang tidak dia sukai nya pun ikut dia makan.
Keluarganya juga Rendy pun merasa heran dengan Bryan waktu itu. Tapi Bryan menutupinya. Hanya Rendy yang tahu akan semua yang terjadi pada Bryan kala itu.
"Kalaupun iya, dia pasti akan mencari mu." sahut Rendy
"Kalau sampai sekarang dia tak menunjukkan batang hidungnya kemungkinan besar dia memang tidak hamil." sambung Rendy
Bryan mengangguk samar, dia juga berpikiran seperti itu. "Entahlah. Atau mungkin dia sekarang sudah menikah dengan pria lain." pernyataan Bryan terdengar putus asa di telinga Rendy.
"Aku usahakan dalam waktu kurang dari dua bulan ini akan aku temukan gadis kecil itu untuk mu." kata Rendy pada atasannya sekaligus sahabatnya itu.
"Ehmm....Aku pegang kata-katamu."
Bryan menatap tajam pada Rendy lewat kaca spion dibalas dibalas seringaian sama Rendy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Oi Min
apa Bara asisten Bryan sama dg Bara yg di cari Freya dulu??
2023-10-05
0
Oi Min
apa Bara asisten Bryan sama dg Bara yg di cari Freya dulu??
2023-10-05
0
EndRu
Thor ..
kenapa suka sekali nama Bryan?
di novel rahim bayaran Juga Ada tokoh Bryan.
di sini Bryan lagi..
kan agak gimana gitu
2023-09-10
0