gelang itu....

Maura menangis di dekapan Bryan yang duduk di depan Ruang UGD bersama Rendy. Sedangkan Mutia mengerus pendaftaran Freya karena hanya dia yang tahu identitas Freya.

Sejak melihat kondisi Bundanya yang pingsang tadi Maura terus saja menangis. Karena dia hanya memiliki Bunda Freya keluarga satu-satunya. Ayahnya sendiri Maura tidak tahu keberadaannya.

Bryan sendiri tadi sempat kaget saat melihat orang yang ditolong Rendy itu adalah Freya, karyawannya di kantor cabang kota Y. Lebih kagetnya lagi saat Maura menangis meraung melihat Freya yang pingsan. Jadi Maura ini anaknya Freya. Pertanyaan itu seakan terus berputar didalam otaknya yang sedikit kacau sejak pertemuannya dengan Freya beberapa hari yang lalu.

"Pah-man.." panggil Maura dengan suara serak dan masih terlihat sesenggukan meski sudah tak menangis lagi walau sesekali air mata itu jatuh di pipi chubby Maura.

"Bun-dah ng-gak ap-pah kan, Pa-man?" tanya Maura yang matanya sudah terlihat bengkak hingga matanya semakin menyipit.

Bryan mengelus punggung Maura pelan. Dia sendiri juga tidak tahu bagaimana kondisi Freya, karena sudah lima belas menit lebih dokter yang memeriksa kondisi Freya belum keluar.

"Paman gak tahu cantik."

"Maura berdoa saja semoga Bundanya Maura nggak kenapa-kenapa yah."

"Semoga Bundanya Maura cuma kelelahan saja." Maura mengangguk dengan menggunakan punggung tangannya dia menghapus air matanya dengan kasar.

"Kalau Ayah tinggal bersama Maura dan juga Bunda, pasti Bunda gak akan capek untuk bekerja mencari uang buat Maura." ujar Maura lirih memandang pintu UGD yang masih tertutup rapat itu.

"Kenapa Ayah jahat banget ninggalin Bunda sama Maura selama ini."

"Nanti kalau Maura ketemu sama Ayah, Maura akan memarahi Ayah karena membiarkan Bunda bekerja sendirian untuk membesarkan Maura." Maura terlihat marah pada sosok Ayahnya yang belum pernah dia temui itu. Sosok Ayah yang selalu dia rindukan. Dan sosok Ayah yang selalu dia nantikan kehadirannya.

Bryan yang mendengar itu hanya diam saja. Jauh dilubuk hatinya yang paling dalam dia merasa sakit. Sakit yang tak berdarah saat melihat kemarahan Maura pada sosok Ayah yang katanya belum pernah dilihatnya itu.

Seperti apa kehidupan yang dilalui Freya dan Maura selama ini.

Bryan kembali dihadapkan pertanyaan lain yang menghantui pikirannya. Sampai terbesit rasa penasarannya untuk menyelidiki lebih jauh sosok Freya dan juga Maura.

Apa Freya gadis kecilku waktu itu dan Maura itu anak hasil kejahatanku?

Lagi-lagi pertanyaan kembali hadir di benak Bryan yang semakin menguatkan keyakinannya untuk segera menemukan sosok gadis kecil waktu itu yang mampu membangunkan 'si rosi'.

Mutia sudah kembali dari pendaftaran administrasi bertepatan dengan pintu Ruang UGD terbuka.

"Bagaimana Dok, keadaan Kakak saya?" tanya Mutia cepat. Terlihat di wajahnya yang begitu cemas dan khawatir bercampur menjadi satu.

"Dia baik saja, juga sudah sadar."

"Tidak perlu dikhawatirkan. Dia hanya kekurangan cairan saja karena kurang minum juga telat makan. Dan sepertinya dia juga kelelahan."

"Sekarang pasien sedang diinfus jadi nanti kalau cairan infusnya sudah habis pasien boleh langsung pulang." jelas Dokter dan langsung pamit pergi.

Mutia segera masuk ke dalam juga Bryan yang menggendong Maura. Namun langkah Bryan dihentikan Rendy.

"Kenapa?" tanya Bryan tegas

"Maaf Tuan. Adik saya membuat masalah di Bar. Jadi saya mohon untuk ijin pergi ke sana." jawab Rendy yang terlihat cemas pada adiknya. Apalagi adiknya itu perempuan.

"Ehmmm...Panggil saja sopir untuk datang kesini. Dan juga bawakan mobilku kesini." perintah Bryan.

"Baik Tuan." jawab Rendy

"Bawa sini itu makanannya." Bryan meminta paper bag yang berisi makanan yang tadi di beli Rendy.

Setelah Rendy memberikan paper bag itu, Bryan bergegas masuk kedalam Ruang UGD dimana Freya berada.

Dan Rendy sendiri segera pergi setelah melihat Tuannya sudah menghilang dibalik pintu.

"Kamu gak apa kan, Frey?" tanya Mutia setelah meletakkan tas ransel milik Maura di atas kursi. Dia sendiri duduk di samping Freya yang sedang berbaring.

"Aku gak apa. Cuma sedikit lelah dan lapar." canda Freya membuat Mutia terkekeh.

"Oh iya..Maura mana?" tanya Freya yang tak melihat keberadaan Maura. Padahal dia datang ke kota J untuk anaknya, Maura.

"Bunda.."

Freya menoleh ke sumber suara dan dia kaget saat mendapati Maura ada di gendongannya Tuan Muda Abrisam. Kenapa ada Tuan Muda Abrisam disini, batin Freya bertanya-tanya.

Bryan langsung menurunkan Maura di samping Freya setelah dia berdiri dekat brankar Freya.

"Bunda tidak apa-apakan?"

"Mana yang sakit Bunda?"

"Nanti biar Maura usap terus Maura tiup setelah itu Maura cium."

"Biar sakitnya cepat pergi."

Freya tersenyum haru pada putrinya itu. Dia bangun untuk duduk dibantu Mutia. Direngkuhnya tubuh mungil Maura dalam pelukannya dan diciumnya kepala Maura dengan sayang.

"Sayang..Maura? Kamu kenapa?" Freya merenggangkan pelukannya saat merasa kalau Maura sedang menagis.

"Maura takut Bunda kenapa-kenapa?" huwaaa...Maura menangis lagi.

"Sudah sayang, Bunda gak apa."

"Bunda baik-baik saja." Freya menghapus air mata putri kecilnya itu dengan kedua tangannya.

"Tapi kenapa tangan Bunda ditusuk jarum seperti Maura waktu sakit kemarin? Kan ini sakit, Bunda." Maura memegang tangan Bunda Freya yang terpasang jarum infus. Maura seperti mengingat waktu dulu dia sempat dirawat di rumah sakit dan di infus.

"Gak apa sayang. Sakitnya cuma sebentar kok." ujar Freya dengan tersenyum.

"Benar Bunda. Bunda nggak bohong."

"Iya sayang. Bunda nggak bohong."

"Bunda..Maura lapar.." bisik Maura namun masih bisa didengar. Membuat Freya juga Mutia tertawa pelan. Bahkan Bryan yang sedari tadi berdiri dengan tegaknya tanpa ekspresi menarik sedikit ujung bibirnya membentuk senyum tipis yang sangat tipis sampai tak terlihat kalau dia sedang tersenyum.

Bryan mendekat dan memberikan paper bag pada Freya.

"Ini tadi saya sempat membeli makanan untuk kalian." kata Bryan yang terlihat kaku saat berhadapan dengan Freya.

Freya tersenyum dan menerimanya. "Terima kasih Tuan Muda Abrisam. Maaf membuat anda repot." Freya terlihat sungkan dengan atasannya itu.

Mutia merasa heran dengan Freya. Sejak kapan temannya ini kenal dengan orang yang di sebut Tuan Muda itu. Namun dia simpan dulu pertanyaan itu sampai Tuan Muda itu pergi.

"Kenapa Tuan ada disini?" tanya Freya yang merasa heran kenapa Tuan Muda Abrisam bisa menggendong Maura tadi.

"Kebetulan saya tadi yang membawa anda kesini." jawab Bryan apa adanya.

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih."

"Bunda lapar.." mata Maura kembali berkaca-kaca karena cacing di perutnya sudah mulai berisik dan membuatnya tidak nyaman.

"Iya sayang, sebentar ya." Freya memberikan paper bag itu pada Mutia. "Tolong, Mut."

Mutia segera mengeluarkan isi kotak makan di dalam paper bag.

"Ini..Kamu juga makan. Biar Maura aku yang suapi." Mutia memberikan sekotak nasi berisi lauk kepada Freya.

"Aku nanti saja, aku belum lapar." tolak Freya yang merasa sungkan pada Bryan.

"Sekarang!!" kata Mutia tegas membuat Freya cemberut dan segera mengambil kotak nasi itu dengan kasar.

Mutia geleng kepala melihat Freya yang mode manjanya muncul. Mutia mengambil Maura dan diajaknya duduk dekat dengannya untuk disuapi makan.

Bryan hampir saja menampakkan senyum lebarnya saat melihat Freya yang cemberut tadi. Ingin rasanya dia mencium pipi Freya dan jauh lebih ingin mencium dua benda kenyal yang terbelah berwarnah peach itu. Bryan sedang berfantasi liar dengan imajinasinya bercumbu bersama Freya hingga membuat 'si rosi' bergerak-gerak dibawah sana. Sialan!!! umpat Bryan yang tak bisa mengontrol diri itu.

"Freya..Saya pergi dulu."

"Di depan ada supir saya nanti yang akan membawa kalian kembali ke hotel." kata Bryan pada Freya membuat Freya menghentikan aktivitas makannya.

"Gadis cantik, Paman pulang dulu ya." Bryan mengusap kasar rambut Maura.

"Iya Paman..Makasih ya gelangnya." kata Maura sambil mengangkat tangan kirinya yang melingkar sebuah gelang pemberian dari Bryan.

"Gelang itu..."

🍁🍁🍁

Have a nice day

Terpopuler

Comments

QQ

QQ

tambah penasaran di tiap episode nya😊😊😊

2021-12-06

0

himawatidewi satyawira

himawatidewi satyawira

kasihan bnr yng namanya 'rosi' bisa kesandung namanya disebut"..maaf othor...
suka ma ceritanya, alurnya jg bhsnya

2021-10-29

0

Kasiyati

Kasiyati

gelang itu punya Freya kayak nya

2021-09-04

4

lihat semua
Episodes
1 Nomor 2889a
2 Maafkan aku Ibu
3 Mimpi
4 Dua bulan lagi
5 Bunda janji
6 Sekarang giliran anda
7 Kompetisi
8 Bunda
9 gelang itu....
10 Belum bisa bertemu
11 Tetap disini
12 Papa Abri dan Alex
13 Unggah foto
14 QOne Mall
15 Iya sayang ini Ayah
16 Rencana
17 Welcome to baby,
18 Mematuhi perintah tanpa ada penolakan
19 Sayang
20 Bryan!!!!!!! Keluar kamu
21 Lihat aja belum sudah main tutup
22 Rumah Sakit
23 Histeris
24 Upsss!!! Sorry...!!!
25 Permintaan Maura
26 Nasi pecel bukan salad sayur
27 Minta Maaf
28 Dia segalanya bagiku, dialah nyawaku
29 Flashback
30 Kondisi Maura
31 Menjaga Proyek dari Kucing Liar
32 Calon istri
33 Ada Maura diantara Kami
34 Kalau anda mau, ambil saja Nona
35 Paman itu siapa Bunda?
36 Apa kamu bersedia Freya?
37 Bukan tidak, tapi belum
38 Paman itu jahat
39 Saling menyuapi
40 Membahas pernikahan ku dengan Manda
41 Aku tidak tertarik dengan mu
42 Anda sungguh luar biasa
43 Apa maksud kamu Bryan?
44 Anak kita sudah menunggu
45 Tidak untuk sekarang
46 I'm willing to.......
47 Dipercepat
48 Dibayar berapa kamu??
49 Beraninya kau menyakiti wanitaku!!
50 My first kiss
51 Hidupmu bakal hancur lagi
52 Will be mine alone
53 Mahar Fantastis Tuan Bryan
54 Tidak bisa mengontrol diri
55 Mau depan atau belakang?
56 Teddy Bear
57 Kesombongan Tuan Muda
58 Dia sudah ada disini
59 Siapa dia?
60 Maura ingin ketemu Ayah sekarang!
61 Ketakutan Freya
62 Maaf ya Mas!!
63 Dasi
64 Wanita murahan
65 Katakan dengan jelas
66 Itulah kenyataannya
67 Apartemen
68 Lipstik
69 Model pengganti
70 Hukuman
71 Cupang Merah
72 Benda pipih kecil dan panjang
73 Kejutan yang justru membuatnya terkejut
74 Stay by my side
75 Tuan Muda yang malang
76 Gengsi
77 Minta maaf dan jelaskan semuanya
78 Bermimpi lah
79 Mati karena merindu
80 Panik
81 Susah dicari dan mahal
82 Kekacauan di dapur
83 Tatapan Rindu
84 Kadal betina
85 Nama khusus dari Bapak
86 Abrisam Bucin Alvaro
87 Mama sudah pergi.
88 Maafkan Mama
89 Kurang belaian
90 Kecelakaan
91 Menambah Stamina
92 Seorang penguntit
93 Apa yang kamu inginkan??
94 Kostum laknat
95 Kostum Laknat Part 2
96 Tahan Rend_
97 Bersalah
98 Permainan Takdir
99 Semangat untuk Maura
100 Hanya sebentar
101 Menidurkan belut
102 Tidak semudah itu
103 Bertahan dan Menyerah
104 Didalam panas, diluar mendung
105 Pura-Pura Bodoh
106 Pulang
107 Buaya takut sama buaya
108 Sakit tak berdarah
109 Glow Up
110 Digasak sampai habis
111 Saatnya bertindak
112 Biar ada temannya
113 Kalah Sebelum Perang
114 Ketakutan Bukan Keberanian
115 Harga Diri
116 Sudah puaskan!!!
117 Pangeran Lebah dan Putri Butterfly
118 Bakso Mercon
119 Suami Macam Apa????
120 Jangan Hanya Janji, Tapi Buktikan
121 Cemburu
122 Kamu Berhak Bahagia
123 Rahasia
124 Anelis Iri
125 Hair Dryer
126 Dinner Romantis
127 Jelmaan Singa
128 Fashion Terbaru
129 Ditinggal Pas Lagi Enak-Enaknya
130 Sudah Kaya, Sombong, Suka Numpang Lagi
131 Enak Tidak???
132 Jangan Egois
133 Peternakan Sapi Dua Hektar
134 Memoroti Teman
135 Dicabut Nikmat Sakitnya
136 Ditunda dulu lahirannya
137 Seorang Imam
138 Menuntut Bryan
139 Tindakan
140 Cicil telinganya dulu
141 Lapar!!!!
142 Kan Aku Ayahnya!!
143 Gagal Mengambil Kesempatan
144 Dia siapa maksud kamu?
145 Bawang Bombai
146 Berdebat
147 Masih Berdebat
148 Tukang Pijit
149 Cinta Pertama yang Belum Pernah Dimuali
150 Kurang Puas
151 Kabar Duka
152 Harus Ikhlas Meski itu Berat
153 Tukang Provokasi
154 Terpancing Permainan Sendiri
155 Dasar Matre!!
156 Tidak ingin menjadi orang tua egois
157 Jangan asal nemplok
158 Dua dari Tiga Nyawa
159 Redup tanpa ada sinar
160 Hilang tanpa kabar
161 Pesantren Part 1
162 Pesantren Part 2
163 Dia siapa?
164 Keberanian Maura
165 Karena lupa, akhirnya jadi
166 Rela Melepaskan
167 Harta Berharga
168 Novel Baru
169 Novel Baru
Episodes

Updated 169 Episodes

1
Nomor 2889a
2
Maafkan aku Ibu
3
Mimpi
4
Dua bulan lagi
5
Bunda janji
6
Sekarang giliran anda
7
Kompetisi
8
Bunda
9
gelang itu....
10
Belum bisa bertemu
11
Tetap disini
12
Papa Abri dan Alex
13
Unggah foto
14
QOne Mall
15
Iya sayang ini Ayah
16
Rencana
17
Welcome to baby,
18
Mematuhi perintah tanpa ada penolakan
19
Sayang
20
Bryan!!!!!!! Keluar kamu
21
Lihat aja belum sudah main tutup
22
Rumah Sakit
23
Histeris
24
Upsss!!! Sorry...!!!
25
Permintaan Maura
26
Nasi pecel bukan salad sayur
27
Minta Maaf
28
Dia segalanya bagiku, dialah nyawaku
29
Flashback
30
Kondisi Maura
31
Menjaga Proyek dari Kucing Liar
32
Calon istri
33
Ada Maura diantara Kami
34
Kalau anda mau, ambil saja Nona
35
Paman itu siapa Bunda?
36
Apa kamu bersedia Freya?
37
Bukan tidak, tapi belum
38
Paman itu jahat
39
Saling menyuapi
40
Membahas pernikahan ku dengan Manda
41
Aku tidak tertarik dengan mu
42
Anda sungguh luar biasa
43
Apa maksud kamu Bryan?
44
Anak kita sudah menunggu
45
Tidak untuk sekarang
46
I'm willing to.......
47
Dipercepat
48
Dibayar berapa kamu??
49
Beraninya kau menyakiti wanitaku!!
50
My first kiss
51
Hidupmu bakal hancur lagi
52
Will be mine alone
53
Mahar Fantastis Tuan Bryan
54
Tidak bisa mengontrol diri
55
Mau depan atau belakang?
56
Teddy Bear
57
Kesombongan Tuan Muda
58
Dia sudah ada disini
59
Siapa dia?
60
Maura ingin ketemu Ayah sekarang!
61
Ketakutan Freya
62
Maaf ya Mas!!
63
Dasi
64
Wanita murahan
65
Katakan dengan jelas
66
Itulah kenyataannya
67
Apartemen
68
Lipstik
69
Model pengganti
70
Hukuman
71
Cupang Merah
72
Benda pipih kecil dan panjang
73
Kejutan yang justru membuatnya terkejut
74
Stay by my side
75
Tuan Muda yang malang
76
Gengsi
77
Minta maaf dan jelaskan semuanya
78
Bermimpi lah
79
Mati karena merindu
80
Panik
81
Susah dicari dan mahal
82
Kekacauan di dapur
83
Tatapan Rindu
84
Kadal betina
85
Nama khusus dari Bapak
86
Abrisam Bucin Alvaro
87
Mama sudah pergi.
88
Maafkan Mama
89
Kurang belaian
90
Kecelakaan
91
Menambah Stamina
92
Seorang penguntit
93
Apa yang kamu inginkan??
94
Kostum laknat
95
Kostum Laknat Part 2
96
Tahan Rend_
97
Bersalah
98
Permainan Takdir
99
Semangat untuk Maura
100
Hanya sebentar
101
Menidurkan belut
102
Tidak semudah itu
103
Bertahan dan Menyerah
104
Didalam panas, diluar mendung
105
Pura-Pura Bodoh
106
Pulang
107
Buaya takut sama buaya
108
Sakit tak berdarah
109
Glow Up
110
Digasak sampai habis
111
Saatnya bertindak
112
Biar ada temannya
113
Kalah Sebelum Perang
114
Ketakutan Bukan Keberanian
115
Harga Diri
116
Sudah puaskan!!!
117
Pangeran Lebah dan Putri Butterfly
118
Bakso Mercon
119
Suami Macam Apa????
120
Jangan Hanya Janji, Tapi Buktikan
121
Cemburu
122
Kamu Berhak Bahagia
123
Rahasia
124
Anelis Iri
125
Hair Dryer
126
Dinner Romantis
127
Jelmaan Singa
128
Fashion Terbaru
129
Ditinggal Pas Lagi Enak-Enaknya
130
Sudah Kaya, Sombong, Suka Numpang Lagi
131
Enak Tidak???
132
Jangan Egois
133
Peternakan Sapi Dua Hektar
134
Memoroti Teman
135
Dicabut Nikmat Sakitnya
136
Ditunda dulu lahirannya
137
Seorang Imam
138
Menuntut Bryan
139
Tindakan
140
Cicil telinganya dulu
141
Lapar!!!!
142
Kan Aku Ayahnya!!
143
Gagal Mengambil Kesempatan
144
Dia siapa maksud kamu?
145
Bawang Bombai
146
Berdebat
147
Masih Berdebat
148
Tukang Pijit
149
Cinta Pertama yang Belum Pernah Dimuali
150
Kurang Puas
151
Kabar Duka
152
Harus Ikhlas Meski itu Berat
153
Tukang Provokasi
154
Terpancing Permainan Sendiri
155
Dasar Matre!!
156
Tidak ingin menjadi orang tua egois
157
Jangan asal nemplok
158
Dua dari Tiga Nyawa
159
Redup tanpa ada sinar
160
Hilang tanpa kabar
161
Pesantren Part 1
162
Pesantren Part 2
163
Dia siapa?
164
Keberanian Maura
165
Karena lupa, akhirnya jadi
166
Rela Melepaskan
167
Harta Berharga
168
Novel Baru
169
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!