"Bunda, kenapa kita lari dan bersembunyi disini?"
"Apa Paman juri tadi Ayah Maura?" tanya Maura menatap Bundanya yang berdiri didepannya.
Freya terhenyak hingga membuatnya mundur selangkah. Kenapa Maura sampai berfikir kalau Bryan itu Ayahnya, pikir Freya. Freya berjongkok di depan anaknya.
"Paman juri yang ngasih Maura gelang itu Ayah Maura kan, Ma?" tanya Maura lagi.
"Bukan sayang. Dia bukan Ayah Maura." jawab Freya cepat walau hatinya sakit. Dia yakin kalau Bryan itu Ayah kandung Maura, tapi dia juga gak yakin karena dia sendiri tak mengenali wajah pria yang saat itu telah merenggut keperawanannya.
"Tapi Maura pernah dengar kalau Bunda dan Mama berbicara tentang Paman juri tadi itu Ayah Maura saat kita pulang dari rumah sakit waktu itu." kata Maura menatap Bunda Freya dan Mutia bergantian.
Freya lagi-lagi dibuat terkejut. Ternyata saat dia dan Mutia membahas Bryan, Maura belum tidur. Apa Maura mendengar semuanya, batin Freya bertanya-tanya. Tapi kenapa Maura tidak pernah menanyakannya pada Freya sebelumnya.
Tidak hanya Freya, Mutia pun juga di buat kaget akan perkataan Maura. Jangan bilang Maura belum tidur waktu itu. Atau Maura terbangun karena suaranya yang kencang dan membangunkan Maura sehingga Maura mendengar percakapannya dengan Freya.
"Kenapa Bunda diam?"
"Jadi benar Paman tadi Ayah Maura?" tanya Maura lagi dengan mata berkaca-kaca.
"Bbu-bukan sayang."
"Ddi-a bukan Ayah Maura." jawab Freya terbata-bata. Dia sudah mengeluarkan air matanya sedari tadi saat Maura terus bertanya.
"Bunda bohong." teriak Maura saat dia merasa Bunda Freya membohonginya. Padahal dia waktu itu dengar sendiri kalau orang yang dibicarakan Bunda dan Mama nya itu Paman jurinya. Karena yang ngasih dia gelang waktu itu Paman jurinya.
"Tidak sayang. Bunda tidak bohong sama Maura." tangan Freya langsung ditepis Maura saat tangan itu memegang lengan Maura untuk menenangkan gadis kecil itu.
"Bohong. Bunda bohong. Maura benci sama Bunda." Maura berlari mendekat kearah pintu dan langsung ditangkap Mutia sebelum Maura benar-benar keluar dari ruang kebersihan.
"Lepas!!!! Maura ingin ketemu Ayah." Maura terus memberontak dalam dekapannya Mutia dengan diiringi tangis kencangnya. Dia ingin keluar dan bertemu Ayahnya. Tapi kenapa Bunda Freya sama Mama Mutia tidak mengijinkannya.
"Sayang, dengarin Bunda yah." Freya mendekat dengan air mata yang semakin deras apalagi melihat anaknya yang menangis ingin ketemu Ayahnya.
"Dia bukan Ayah Maura. Ayah Maura pergi jauh dan Bunda juga tidak tahu kemana perginya Ayah Maura."
"Jadi Bunda mohon sama Maura untuk tidak bertanya tentang siapa Ayah Maura itu." Freya berusaha meyakinkan Maura kalau Bryan itu bukan Ayah dari Maura. "Maafkan Bunda sayang." batin Freya
"Nggak, Bunda bohong. Bunda jahat telah menyembunyikan Maura dari Ayah."
"Maura benci Bunda." teriak Maura dan terus memberontak dari dekapan Mutian.
Di luar ruangan kebersihan tempat Freya dan Maura bersembunyi, Bryan bisa mendengar semua percakapan yang terjadi antara Maura dan Freya.
Ada rasa marah dan kecewa saat tahu Freya berusaha membohongi Maura. Dan rasa sakit saat mendengar tangisan Maura.
"Apa sebegitu bencinya kamu sama aku, Freya?"
"Apa kamu gak kasihan dengan Maura yang terus menginginkan bertemu Ayahnya?"
"Ayah di sini Maura."
Batin Bryan menangis saat ini tiap mendengar suara tangisan Maura.
"Papa...!!! Ada apa ini?" Caca tiba-tiba menemui Papa dan Kakaknya yang membuat heboh seluruh pengunjung QOne Mall. Kenapa mereka ada disini, batin Caca bertanya.
Tadi dia dikasih tahu temannya kalau Kakaknya mengejar seorang wanita yang menggendong seorang anak. Dan anak itu yang Caca ajak foto barusan.
Dengan segera dia mencari keberadaan Kakaknya dan anak buahnya. Namun Caca tak hanya bertemu Kakaknya saja, tapi Papanya juga ada disana.
Papa Abri melihat putrinya sejenak. "Lihat saja dan jangan banyak tanya." jawab Papa Abri tegas.
"Maura..." pekik Freya dan Mutia saat Maura berhasil lepas dari dekapan Mutia dan lari keluar.
"Ayah.."
Deg
Jantung Bryan berdetak cepat saat melihat Maura keluar dari persembunyiannya dan memanggilnya Ayah. Maura berlari ke arahnya dengan deraian air mata.
"Ayah.." panggil Maura sekali lagi membuat Bryan langsung berjongkok saat Maura hampir sampai padanya.
"Ayah.."
Bryan langsung memeluk gadis kecil itu di dekapannya. Ada perasaan hangat yang menjalar di tububnya saat dia memeluk Maura. Dicium dan dihirupnya rambut Maura dengan sayang dan lembut.
"Ayah.."
"Iya sayang. Ini ayah." Bryan dapat merasakan jika Maura semakin mengeratkan pelukannya. Dia juga merasakan jika Maura kembali menangis. Diusapnya punggung Maura dengan pelan dan lembut.
Tak sengaja mata Bryan bertemu pandang dengan mata Freya yang saat ini Freya juga telah keluar dari persembunyiannya. Ada rasa marah, benci dan sakit yang dapat Bryan lihat dari tatapan mata Freya kepadanya.
Dengan keberaniannya Freya berjalan mendekat ke arah Bryan dan Maura. Dia sudah tidak peduli lagi mau bersembunyi kemana lagi. Toh Bryan juga sudah tahu keberadaannya. Lebih baik dihadapi saja bagaimanapun keadaan kedepan nantinya. Begitu pikiran Freya saat ini.
"Maura lepas!! Ayo ikut Bunda." kata Freya tegas pada Maura tanpa menatap Bryan sedikit pun.
"Maura mau sama Ayah." sentak Maura yang semakin mengeratkan pelukannya pada Bryan.
"Maura lepas sekarang atau Bunda akan pergi meninggalkan Maura." ancam Freya dengan suara bergetar menahan tangisnya. Matanya sudah kembali memerah dan berkaca-kaca.
Maura diam saja tanpa memperdulikan ancaman Bunda Freya. Dia masih marah sama Bunda Freya karena telah membohonginya.
"Baiklah...Bunda akan pergi. Dan jangan pernah cari Bunda." kata Freya setelah tidak mendapat respon sama sekali dari putrinya. Freya berjalan keluar dari lorong itu melewati Rendy, Papa Abri, Caca dan beberapa orang pengawal. Dia berusaha untuk tidak menangis dihadapan orang-orang itu.
Maura melihat Bunda Freya yang berjalan menjauh. Dia merenggangkan pelukannya pada Bryan. Dia menatap Bryan dengan mata berkaca-kaca seolah meminta pendapat pada Ayahnya itu.
Bryan mengangguk dan melepaskan pelukannya pada Maura dan membiarkan Maura mengejar Bundanya. Bryan tidak boleh egois untuk menahan Maura yang ingin bersama Bundanya. Karena Freya lah yang mengandung, melahirkan, merawat, membesarkan dan mendidik Maura sendirian selama hampir 6 th terakhir ini.
"Bunda.."
Freya menghentikan langkahnya saat Maura memanggilnya tanpa menoleh ke belakang.
"Bunda.."
Grep
Maura memeluk pinggul Bunda Freya dengan erat.
"Jangan pergi." ucap Maura lirih dengan suara tangisnya.
Freya memejamkan matanya berusaha untuk tidak menangis, namun sialnya air mata itu runtuh juga.
"Bunda.."
Freya mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Diusapnya kasar air mata yang jatuh di pipinya. Dia melepaskan pelukan Maura dan berbalik menghadap Maura. Dia berjongkok dan mengapus air mata putrinya itu.
"Kenapa kamu gak mau Bunda pergi?" tanya Freya dengan membenarkan rambut Maura yang acak-acakan.
"Maura ingin bersama Bunda." jawab nya dengan air mata yang terus mengalir.
Freya tersenyum getir. Dia tahu kalau putrinya itu tidak bisa jauh dari nya, tapi dia juga tahu kalau putrinya itu juga sangat menantikan kehadiran Ayahnya disampingnya. Dan sekarang Maura sudah tahu siapa Ayahnya. Haruskah dia memisahkan kembali.
"Maura yakin ingin bersama Bunda?" tanya Freya memastikan.
Maura menoleh kebelakang menatap Ayahnya. Maura menunduk, dia ragu harus memilih yang mana. Dia ingin bersama Ayahnya, tapi tidak mau berpisah dengan Bundanya. Kalau Maura boleh memilih antara ikut Bunda atau Ayah, Maura lebih memilih tinggal bersama keduanya. Bersama Ayah dan Bundanya.
Maura kembali menatap Ayahnya. Bryan tersenyum dan mengangguk sekali. Tidak apa Maura tidak bersama dirinya, dia bisa menemuinya kapan saja meski nantinya Freya melarangnya. Namun Bryan bertekad untuk mendekati Freya nantinya melalu Maura. Dia ingin bertanggung jawab atas kesalahannya waktu itu.
"Maura ingin pulang sama Bunda, tinggal bersama Bunda."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Yuni Astutik
😭😭😭😭😭
2024-11-25
0
ErGion Vernando Caprut Caprut
😭😭
2021-11-11
0
Death angel
situ yang ketemu kenapa saya yang lemes ya, tp gk mewek ☹️
2021-10-22
0