ANINDITA, Sepenggal Kisah Masa Lalu

ANINDITA, Sepenggal Kisah Masa Lalu

Hilangnya Mahkota

Pengenalan Tokoh :

Anindita Purbaningrum (28 tahun)

Seorang pelayan di salah satu minimarket berusia dua puluh tiga tahun yang sejak usia enam belas tahun dia menjadi anak yatim piatu dan bertahan hidup sendiri dengan menjadi pekerja lepas di sana sini hanya mengandalkan ijasah SMP dan saat usia 23 tahun dia bekerja sebagai pelayan di salah satu mini market milik perorangan Leo Market.

Ricky Pratama (35 tahun)

Seorang asisten dan orang kepercayaan Dirgantara Poetra Laksmana, pemilik Angkasa Raya Grup. Kesibukannya mendampingi dan membimbing Dirga dalam mengelola perusahaan setelah kepergian Tuan Poetra Laksmana membuatnya tidak mempunyai waktu untuk memikirkan soal asmara dan wanita.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Malang, July 2016

" Koh, saya pamit pulang." ucap Anindita, gadis berusia dua puluh tiga tahun kepada Koh Leo, pemilik mini market tempat Anindita bekerja.

" Kamu pulang sama siapa, hari ini Yahya nggak berangkat, kan?" tanya Koh Leo seraya menutup pintu mini market.

" Saya pulang sendiri, Koh." Anindita menyahuti.

" Kamu yakin, Nin? Jalan yang biasa kamu lewati itu 'kan sepi dan gelap. Kamu sendirian lewat sana apa nggak terlalu bahaya?" tanya Koh Leo khawatir. " Koko antar saja, ya?"

" Nggak usah, Koh. Saya nggak apa-apa kok, Koh. Saya 'kan sudah biasa lewat sana. Insya Allah nggak akan terjadi apa-apa." Anindita mencoba meyakinkan bosnya itu.

" Ya sudah, tapi kamu hati-hati ya, Nin." Koh Leo dengan berat melepas Anindita pulang sendiri ke rumah kontrakannya.

" Kalau begitu saya pamit ya, Koh." Anindita berpamitan.

" Iya."

Setelah berpamitan dengan bosnya itu Anindita pun berjalan menuju parkiran untuk mengambil dan mengayuh sepedanya keluar dari pekarangan mini market.

Jarak dari rumah kontrakan dengan mini market tempat Anindita bekerja berjarak kurang lebih dua kilometer. Biasanya Anindita pulang naik motor bersama dengan Yahya, rekan kerjanya yang rumahnya hanya beda lima ratus meter dari rumahnya. Tapi karena Yahya hari ini ijin tidak masuk kerja akhirnya Anindita memakai sepedanya untuk berkendaraan menuju tempat kerja.

" Aaawww ..."

Braaakkk

Anindita memekik kaget saat sebuah mobil melaju jigjag dari arah berlawanan hingga membuat dia limbung mengendarai sepedanya karena menghindar agar tidak bertabrakan dengan mobil itu. Tapi naasnya karena gugup akhirnya Anindita benar-benar menabrak mobil itu.

" Ssshhh ..." Anindita mengelus lengannya yang terasa lecet karena terkena aspal jalan.

" M-maaf, Nona ... A-anda t-tidak a-apa-apa?"

Tiba-tiba suara seorang pria terdengar, pria yang tidak lain adalah pengendaraan mobil itu terdengar menghampiri Anindita. Anindita menoleh ke arah pria itu, seorang pria berwajah tampan dengan tubuh tinggi tegap yang berbicara padanya.

" M-maaf, Nona. S-saya k-kurang konsentrasi tadi."

Anindita memperhatikan tingkah laku pria itu yang terlihat aneh di matanya. Pria itu nampak gelisah. Sekali waktu pria itu terlihat mengusap kasar dadanya, terkadang mengelus tengkuknya. Dan saat pria itu berjongkok sambil mengusap kasar wajahnya, Anindita memberanikan diri untuk bertanya.

" Tuan Anda kenapa? Anda tidak apa-apa?" Anindita berusaha bangkit dan mendekat ke arah pria itu.

' Jangan mendekat! N-nona, S-saya mohon jangan mendekat, menjauhlah!" sergah pria itu membuat Anindita mundur menarik langkahnya kembali.

* Aaagghh ..." Pria itu tiba-tiba mengerang dan menjambak rambutnya sendiri. Anindita melihat pria itu nampak kesakitan entah karena apa, dan Anindita tergugah untuk membantunya.

" Tuan, apa Anda sakit?" Anindita kembali mendekat.

" Berhenti, Nona. T-tolong menjauhlah! Jangan dekati saya, Nona!" Pria itu terus berusaha menolak pertolongan Anindita. Pancaran mata pria itu benar-benar tersiksa, itu yang ditangkap oleh Anindita. Pria itu kemudian mengambil dompet dari sakunya lalu mengambil beberapa lembar uang seratus ribuan lalu menyodorkan kepada Anindita.

" Nona, i-ini untuk berobat Anda, cepatlah Nona pergi dari sini."

Anindita memandangi lembaran uang yang bisa dia kira jumlahnya lebih dari satu juta yang disodorkan pria itu.

" Tidak usah, Tuan. Saya hanya lecet saja. Nanti saya obati dengan obat merah juga pasti sembuh." Anindita menolak pemberian pria itu, karena dia memang merasa yang diberikan pria itu sangatlah berlebihan.

" N-nona, S-saya mohon terimalah, dan segera pergilah dari sini." Pria itu memaksa Anindita untuk menerima uangnya. Akhirnya dengan sangat terpaksa Anindita menerima uang itu. Dia kemudian memasukan uang itu ke dalam tasnya.

" Tuan, sebenarnya Anda kenapa? Tuan sakit? Biar saya bantu Anda, Tuan." Karena Anindita merasa jika pria itu bukanlah orang jahat dia berusaha terus menawarkan diri membantu pria itu.

" Saya tidak apa-apa, Nona. Nona pergilah ..." Pria itu lalu berjalan menuju mobilnya masih dengan kegelisahannya.

Anindita yang melihat pria itu seperti hal yang orang sedang sekarat merasa iba, dia berusaha mendekat apalagi saat pria itu menyandarkan tubuhnya di mobil seraya mengerang kencang.

" Aarrrgghh ..."

Bukannya merasa takut, Anindita malah semakin mendekat ke arah pria itu.

" Tuan, apa Anda sakit?" Anindita segera mengeluarkan botol air mineral lalu menyodorkan kepada pria itu. " Tuan, ini minumlah."

Pria itu melirik ke arah botol air mineral yang diberikan Anindita kepadanya, dan dengan cepat dia mengambil botol itu dan membukanya. Namun bukannya meminum air mineral, pria itu malah mengguyurkan air itu ke kepalanya membuat Anindita terkesiap.

" Tuan, kenapa Anda membasahi tubuh Anda sendiri?" tanya Anindita.

" Panas ..." keluh pria itu dengan suara parau.

" Panas??" Anindita kembali membelalakkan matanya. Bukankah cuaca malam ini sangat dingin, kenapa pria itu malah berkata panas.

" Tuan, sepertinya Anda ini sakit." Anandita ingin menyentuh kening pria itu namun pria itu menepis tangan Anindita.

" Nona, saya mohon pergilah! Saya tidak ingin mencelakai Nona. Nona tidak akan aman jika tetap berada dekat saya." Pria itu berucap seraya membuka kancing bajunya dengan tergesa. " Aaarrgghh ... panas." Kembali pria itu mengerang.

" Tuan, sebenarnya apa yang terjadi dengan Anda?"

" Seseorang memasukkan obat perangsang ke dalam minumanku, dan ini sangat berbahaya jika saya berada di dekat wanita. Jadi sebaiknya Nona pergi saja." Pria itu lantas membuka bajunya dan mengusap kasar tubuhnya.

Anindita bisa melihat jika pria sangat menderita dengan keadaannya.

" Tuan, sebaiknya Tuan istirahat dulu di dalam mobil, setelah tenang dan pengaruh obat itu hilang, Tuan bisa melanjutkan perjalanan Tuan. Mari saya bantu Tuan ke mobil." Anindita lalu membuka pintu mobil belakang dia kemudian memegang lengan kokoh pria itu, mencoba untuk menuntunnya masuk ke dalam mobil. Namun saat dia mulai menyentuh kulit pria itu tiba-tiba pria itu langsung memeluk tubuhnya dan memulai mendekatkan bibirnya ke wajah Anindita.

" Tu-Tuan, apa yang Anda lakukan?!" Anindita tersentak kaget karena sikap kurang ajar yang dilakukan pria tadi.

" M-maafkan saya, Nona. Saya benar-benar tidak tahan." Pria itu menghempaskan tubuh Anindita ke jok mobil belakang dan langsung menindih tubuh Anandita membuat Anandita memekik dan berontak.

" Tu-tuan tolong jangan lakukan ini, to-tolong lepaskan saya, Tuan." Anandita terus berusaha mendorong dan memukuli tubuh kekar yang mengungkungnya. Tapi pria itu seolah tak perduli dengan penolakan Anindita.

Pria itu terus saja mencumbu Anindita, lalu membuka pengait dan menurunkan resleting celana berbahan katun yang dipakai Anindita lalu menariknya ke bawah bersama underware yang digunakan Anindita.

" Tuan, hentikan! Tolong jangan lakukan hal itu!" Tangis Anindita seketika pecah. Apalagi saat pria itu pun membuka celana yang dipakainya dan dengan cepat pria itu menghujamkan miliknya ke dalam inti Anindita yang terasa sempit tapi dorongan yang begitu kuat akhirnya milik pria itu berhasil menembus inti Anindita hingga wanita itu menjerit menahan sakit karena harus kehilangan mahkota yang selama ini dijaganya. Sialnya jalanan yang memang sehari-harinya sepi itu dan jauh dari pemukiman penduduk tak dilewati oleh kendaraan manapun malam itu selain mobil pria itu dan juga sepeda milik Anindita.

*

*

*

Bersambung ...

Halo Ricky lover😁😁 yang mampir di sini. Semoga kalian tidak kecewa dengan Ricky ya. Ricky di RTB begitu dipuji emak² reader. Ibarat pepatah, Tak Ada Gading Yang Tak Retak, Tak Ada Manusia Yang Sempurna, seperti itulah, Ricky. Dia punya kesalahan di masa lalu nya. Bukan karena satu kesengajaan, bukan karena niat dia mencelakai orang lain. Tapi apa yang dilakukan Ricky malam itu benar-benar merenggut mahkota seorang gadis.

Readers : Mak Othooooooorrr jahaaaaaaaaattt !!! Ga rela Ricky dibuat seperti ini.

Othor : Kalo Othor jahat ga mungkin dong dibuatin novel tentang Ricky tersendiri seperti ini😂😂

Jangan lupa selalu tinggalan like & komennya ya 🙏

Happy Reading❤️

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Biar bagaimana pun masalah lalu Pak Asisten tapi aku tetap suka😊😊

2025-02-20

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

ini ricky aspri dirga bukan thor?

2023-11-01

0

Icci Vivo

Icci Vivo

aku suka ini ❤😭

2023-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Hilangnya Mahkota
2 Demam Tinggi
3 Apa Terjadi Sesuatu Malam Itu?
4 Kehilangan Sosok Pemimpin
5 Apa Kamu Hamil?
6 Aku Anak Papa
7 Aku Akan Bertanggung Jawab
8 Salah Orang
9 Papanya Dede Bayi
10 Melahirkan
11 Berita Mengejutkan
12 Kedatangan Johan
13 Anindita Yang Kalap
14 Situasi Chaos
15 Pengakuan Ricky
16 Bertemu Leo dan Sandra
17 Kehilangan Jejak
18 Angkasa Raya Group
19 Berkenalan
20 Tony Stark
21 Pergi Bersama
22 Permintaan Arya
23 Spesial Di Hati
24 Bertemu Mama Arya
25 Pertemuan Tak Terduga
26 Mencari Info Tentang Anin
27 Saya Tidak Butuh Tanggung Jawab Anda
28 Executive Assistant
29 Mencari Info Tentang Arya
30 Memberi Kesempatan
31 Mau Tuan Apa?
32 I Love You
33 Cari Uang Buat Siapa?
34 Selamat Datang Di Angkasa Raya Group
35 Papanya Rama
36 Merasa Tak Nyaman
37 Berbesar Hati
38 Bertemu Keluarga Besar Arya
39 Wajah Bahagia Rama
40 Seperti Bodyguard
41 Kalah Cepat
42 Masa Depan Untuk Arya
43 Merasa Rendah Diri
44 Mirip
45 Berebut Bayar
46 Poor Mama Anin
47 Tidak Ada Cinta
48 Fakta Tentang Anin
49 Kemarahan Anindita
50 Seperti Om Ricky
51 Ijab Qobul
52 Om Ricky Sudah Jadi Pengantin?
53 Malam Penuh Cinta
54 Assalamualaikum, Sayang!
55 Ricky Junior
56 Selamat Datang Di Malang
57 Kehilangan Jejak
58 Dua Garis Merah
59 Papa Nggak Sayang Rama
60 Wanita Paling Bahagia
61 Kepergian Arya
62 Ramalan
63 Cepatlah Pulang
64 Kecemasan Anindita
65 Berita Duka
66 Arti Dari Sebuah Mimpi
67 Kehilangan Separuh Nyawa
68 Tidak Perduli Siapa Anda
69 Potong Telinga
70 Pesan Arya
71 Hanya Halusinasi
72 Hot News
73 Setajam Belati
74 Menjemput Azab
75 Ibu Dari Anak Saya
76 Pindah Ke Apartemen
77 Yang Pantas Rama Dapatkan
78 Janji Ricky
79 Ayah Biologis
80 Kalah Taruhan
81 Virus Bucin
82 Menghukum Mama Anin
83 Pangeran Di Dunia Nyata
84 Dilanda Kecemasan
85 Papa Ricky
86 Bukan Papa Rama
87 Tolong Jangan Sakiti Mereka
88 Roti Tawar
89 Rumah Arya
90 Panggilan Baru Untuk Ricky
91 Aku Nggak Selingkuh
92 Main Dokter-Dokteran
93 Seperti Burung Dalam Sangkar
94 Kamu
95 Kode Alam
96 Masa Nifas
97 Grand Opening
98 Minta Papa Baru
99 Balas Dendam Dirga
100 Membalut Luka
101 Saya Mau Bicara
102 Saya Akan Mengambil Rama
103 Amanat Arya
104 Menemani Mama Anin
105 Cerita Tentang Ricky
106 Keinginan Rachel
107 Calon Suami
108 Bobo Sama Papa Ricky
109 Ciuman
110 Menagih Tanggung Jawab Anindita
111 Bapak Lihat Apa?
112 Saya Tidak Perduli Anggapan Orang
113 Mengantar Makanan
114 Kebahagiaan Bertemu Dengan Leo Dan Sandra
115 Alih Profesi
116 Tidak Wajar
117 Jangan Main-Main Dengan Saya!
118 Keberadaan Mama Arya
119 Menantu Yang Suka Membandel
120 Makan Malam Bersama
121 Hanya Cukup Menerima
122 Kotak Bunga Mawar
123 Saya Akan Ada Untukmu
124 Bapak Saja Yang Nekat
125 Jika Kita Menikah Nanti
126 Ternyata Dia Normal, Bro!
127 Jangan Senang Dulu
128 Pesan Link
129 Prioritas Utama
130 Nasi Rendang
131 Bapak Bisa Diam Tidak
132 Menemani Anin Melahirkan
133 Pratama Arka Rahardja
134 Merasa Lebih Tenang
135 Lebih Berkesan
136 Semangat, Rick!
137 Honeymoon
138 Surga Dunia
139 Bonchap 1 -- Ulah Monster
140 Bonchap 2 -- Hadiah Dari Ricky
141 Bonchap 3 -- Menepati Janji
142 Bonchap 4 -- Tuhan Mempunyai Cara-Nya Sendiri
143 Bonchap 5 -- Seharusnya Tidak Bersikap Egois
144 INFO NOVEL BARU
145 INFO NOVEL BARU
146 INFO NOVEL BARU
147 INFO NOVEL BARU
148 INFO NOVEL BARU
149 INFO NOVEL BARU
150 INFO NOVEL BARU
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Hilangnya Mahkota
2
Demam Tinggi
3
Apa Terjadi Sesuatu Malam Itu?
4
Kehilangan Sosok Pemimpin
5
Apa Kamu Hamil?
6
Aku Anak Papa
7
Aku Akan Bertanggung Jawab
8
Salah Orang
9
Papanya Dede Bayi
10
Melahirkan
11
Berita Mengejutkan
12
Kedatangan Johan
13
Anindita Yang Kalap
14
Situasi Chaos
15
Pengakuan Ricky
16
Bertemu Leo dan Sandra
17
Kehilangan Jejak
18
Angkasa Raya Group
19
Berkenalan
20
Tony Stark
21
Pergi Bersama
22
Permintaan Arya
23
Spesial Di Hati
24
Bertemu Mama Arya
25
Pertemuan Tak Terduga
26
Mencari Info Tentang Anin
27
Saya Tidak Butuh Tanggung Jawab Anda
28
Executive Assistant
29
Mencari Info Tentang Arya
30
Memberi Kesempatan
31
Mau Tuan Apa?
32
I Love You
33
Cari Uang Buat Siapa?
34
Selamat Datang Di Angkasa Raya Group
35
Papanya Rama
36
Merasa Tak Nyaman
37
Berbesar Hati
38
Bertemu Keluarga Besar Arya
39
Wajah Bahagia Rama
40
Seperti Bodyguard
41
Kalah Cepat
42
Masa Depan Untuk Arya
43
Merasa Rendah Diri
44
Mirip
45
Berebut Bayar
46
Poor Mama Anin
47
Tidak Ada Cinta
48
Fakta Tentang Anin
49
Kemarahan Anindita
50
Seperti Om Ricky
51
Ijab Qobul
52
Om Ricky Sudah Jadi Pengantin?
53
Malam Penuh Cinta
54
Assalamualaikum, Sayang!
55
Ricky Junior
56
Selamat Datang Di Malang
57
Kehilangan Jejak
58
Dua Garis Merah
59
Papa Nggak Sayang Rama
60
Wanita Paling Bahagia
61
Kepergian Arya
62
Ramalan
63
Cepatlah Pulang
64
Kecemasan Anindita
65
Berita Duka
66
Arti Dari Sebuah Mimpi
67
Kehilangan Separuh Nyawa
68
Tidak Perduli Siapa Anda
69
Potong Telinga
70
Pesan Arya
71
Hanya Halusinasi
72
Hot News
73
Setajam Belati
74
Menjemput Azab
75
Ibu Dari Anak Saya
76
Pindah Ke Apartemen
77
Yang Pantas Rama Dapatkan
78
Janji Ricky
79
Ayah Biologis
80
Kalah Taruhan
81
Virus Bucin
82
Menghukum Mama Anin
83
Pangeran Di Dunia Nyata
84
Dilanda Kecemasan
85
Papa Ricky
86
Bukan Papa Rama
87
Tolong Jangan Sakiti Mereka
88
Roti Tawar
89
Rumah Arya
90
Panggilan Baru Untuk Ricky
91
Aku Nggak Selingkuh
92
Main Dokter-Dokteran
93
Seperti Burung Dalam Sangkar
94
Kamu
95
Kode Alam
96
Masa Nifas
97
Grand Opening
98
Minta Papa Baru
99
Balas Dendam Dirga
100
Membalut Luka
101
Saya Mau Bicara
102
Saya Akan Mengambil Rama
103
Amanat Arya
104
Menemani Mama Anin
105
Cerita Tentang Ricky
106
Keinginan Rachel
107
Calon Suami
108
Bobo Sama Papa Ricky
109
Ciuman
110
Menagih Tanggung Jawab Anindita
111
Bapak Lihat Apa?
112
Saya Tidak Perduli Anggapan Orang
113
Mengantar Makanan
114
Kebahagiaan Bertemu Dengan Leo Dan Sandra
115
Alih Profesi
116
Tidak Wajar
117
Jangan Main-Main Dengan Saya!
118
Keberadaan Mama Arya
119
Menantu Yang Suka Membandel
120
Makan Malam Bersama
121
Hanya Cukup Menerima
122
Kotak Bunga Mawar
123
Saya Akan Ada Untukmu
124
Bapak Saja Yang Nekat
125
Jika Kita Menikah Nanti
126
Ternyata Dia Normal, Bro!
127
Jangan Senang Dulu
128
Pesan Link
129
Prioritas Utama
130
Nasi Rendang
131
Bapak Bisa Diam Tidak
132
Menemani Anin Melahirkan
133
Pratama Arka Rahardja
134
Merasa Lebih Tenang
135
Lebih Berkesan
136
Semangat, Rick!
137
Honeymoon
138
Surga Dunia
139
Bonchap 1 -- Ulah Monster
140
Bonchap 2 -- Hadiah Dari Ricky
141
Bonchap 3 -- Menepati Janji
142
Bonchap 4 -- Tuhan Mempunyai Cara-Nya Sendiri
143
Bonchap 5 -- Seharusnya Tidak Bersikap Egois
144
INFO NOVEL BARU
145
INFO NOVEL BARU
146
INFO NOVEL BARU
147
INFO NOVEL BARU
148
INFO NOVEL BARU
149
INFO NOVEL BARU
150
INFO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!