Apa Kamu Hamil?

Anindita memperhatikan kamar seluas tiga kali tiga meter yang akan dia tempati. Terdapat sebuah kasur single bed ukuran seratus dua puluh sentimeter, lemari pakaian plastik, nakas dan kursi kecil di dekat lemari juga kipas angin di atas nakas.

" Ini nanti kamu tidur di sini." Sandra menunjukkan kamar itu kepada Anindita.

" Sementara ini kamu istirahat saja dulu, jangan pikirkan soal pekerjaan sampai kamu tenang. Nanti Ci Sandra temani kamu. Sekarang Koko mau balik ke toko lagi." Koh Leo memberitahukan.

" Koh ... sama minta tolong, jangan beritahukan tentang hal ini pada pegawai di toko. Saya malu ..." lirih Anindita.

" Iya, Koko tidak akan bicara tentang hal ini pada yang lain, tapi ... bagaimana dengan Yahya? Dia sangat dekat dengan kamu. Dia juga sangat mencemaskan kamu tadi."

Anindita terdiam beberapa saat, Yahya memang selama ini selalu baik terhadapnya, apalagi dia selalu mengantar dan menjemputnya jika ke tempat kerja. Rasanya tidak adil jika dia tidak berterus terang terhadap Yahya, tapi dia malu harus menceritakan apa yang menimpanya.

" Hmmm, Yahya biar nanti saya yang kasih tahu saja, Koh." Akhirnya Anindita memutuskan dia sendiri yang akan memberitahukan kepada Yahya.

" Ya sudah kalau begitu. Koko pergi dulu, ya." Koh Leo berpamitan.

" Iya, terima kasih Koh Leo dan Ci Sandra sudah menolong saya." Anindita tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada bosnya itu.

***

Seminggu berlalu, Anindita sudah mulai kembali beraktivitas normal. Selama beristirahat di rumah Koh Leo, Sandra selalu mengajak berbicara tentang berbagai macam hal. Sandra pun mengajari Anindita memasak berbagai macam makanan karena Sandra memang sebenarnya bercita-cita ingin mempunyai sebuah restoran. Sandra ingin agar Anindita tidak terus terpuruk dan termenung dengan kesedihannya.

Sementara itu di Jakarta, Ricky semakin sibuk dengan aktivitasnya. Sebagai orang yang selama ini dipercaya oleh Pak Poetra dan paling berpengalaman di antara anak-anak dari Pak Poetra, tentu saja dia harus ikut membantu Dirga dalam mengambil keputusan-keputusan penting tentang pekerjaan.

Ricky meraih ponselnya yang berbunyi lalu membaca pesan yang masuk ke ponselnya.

" Selamat siang, Pak Ricky. Ini data yang kami dapat sejauh ini. Apakah dari gambar-gambar ini salah satunya ada yang cocok dengan yang Pak Ricky cari? Semua ini kami ambil dari masyarakat di sekitar tempat yang Pak Ricky tunjuk. Wanita sekitar usia dua puluh tahunan, tinggi semampai, berambut panjang, berkulit putih, berwajah cantik dan mempunyai sepeda."

Ricky kemudian memperhatikan satu persatu gambar wanita yang dikirimkan oleh orang suruhannya itu, tapi tak ada satu pun sesuai dengan yang dia cari. Ricky kemudian mengetikkan pesan membalas orang suruhannya itu.

" Tidak ada satu pun yang cocok dengan yang saya cari. Tolong cari lagi ke daerah sekitar yang dekat dengan pemukiman yang sudah kalian cari itu."

" Baik, Pak Ricky. Kami akan mencoba mencari lagi." Orang yang disuruh menyahuti.

Ricky kemudian menarik laci di meja kerjanya. Dia kemudian mengambil sebuah ikat rambut berwarna biru muda milik wanita yang telah dia renggut kesuciannya itu.

" Di mana sebenarnya kamu tinggal? Bagaimana kondisi kamu sekarang?" tanya Ricky membatin.

***

Satu bulan kemudian ...

" Kamu kenapa, Nin? Muka kamu kok pucat gitu?" tanya Ika saat melihat wajah Anindita yang terlihat pucat pasi. Bagaiamana tidak pucat pasi, sejak tadi pagi tak ada satu makanan pun yang bisa masuk ke perutnya. Setiap masuk makanan perutnya selalu menolak dan akhirnya harus dikeluarkan kembali.

" Kamu sakit ya, Nin?" tanya Ika kembali.

Anindita menggelengkan kepala. " Aku nggak apa-apa, Ka. Mungkin ini karena aku nggak sarapan tadi pagi." Anindita menjawab pertanyaan Ika.

" Lho, kok nggak sarapan, sih?" tanya Ika heran, karena dia tahu sekarang ini Anindita tinggal bersama bosnya, kenapa Anindita sampai tidak sarapan.

" Tadi pagi perut aku sakit banget jadi nggak bisa sarapan." Anindita mengatakan alasan kenapa dia tidak makan.

" Ada apa kalian berkumpul di sini?" Tiba-tiba terdengar suara Koh Leo di belakang mereka.

" Oh ... i-ini, Koh. Saya lihat wajah Anin pucat, ternyata dia belum makan bilangnya." Ika menjawab.

" Kamu belum makan? Memang tadi nggak sarapan di rumah, Nin?" Koh Leo mengeryitkan keningnya.

" Tadi perut saya sakit, Koh. Nggak bisa masuk makanan." Anindita memberi alasan.

" Oh, ya sudah sekarang kamu makan saja dulu. Ka, tolong ambilkan roti sandwich dua sama air mineral yang ukuran besar." Koh Leo menyuruh Ika untuk melakukan apa yang dimintanya.

" Baik, Koh." Ika dengan cepat menyahuti.

Tak berapa lama Ika sudah kembali membawa dua roti sandwich juga air mineral di tangannya.

" Kamu makan dulu sana rotinya biar nggak lemas dan ada tenaga jadi nggak pucat begitu." Koh Leo menyuruh Anindita segera makan kemudian berlalu dari hadapan Anindita juga Ika

" Koh Leo baik banget sama kamu, Nin." Ika menilai jika Anindita memang diperlakukan sangat spesial oleh bosnya itu. " Jangan-jangan Koh Leo itu suka sama kamu, Nin.

" Astaghfirullahal adzim, kamu jangan su'udzon seperti itu. Koh Leo bukannya baik sama semua karyawan?" Anindita menepis dugaan Ika yang menurutnya berlebihan itu.

" Iya memang baik sama semua karyawan, tapi sama kamu tetap kerasa beda perlakuannya." Ika tetap percaya akan dugaannya itu.

Anindita menggelengkan kepala. " Sudah hayo kembali kerja, nanti kalau Koh Leo kemari lagi terus dengar yang kamu katakan tadi, bisa bahaya kamu, Ka."

Ika menyeringai merespon ucapan Anindita. " Ya sudah, kamu juga cepat makan dulu rotinya."

Anindita pun beranjak ke arah dapur kecil yang terletak di belakang toko milik Koh Leo itu.

***

" Huek ... Huek ...."

Mata Anindita sampai berair saat dia harus mengeluarkan cairan yang terasa asam dari mulutnya.

" Ya Allah, kenapa aku muntah-muntah terus tiap pagi begini? Apa jangan-jangan aku ..." Anindita mengusap kasar wajahnya, dia tak sanggup untuk meneruskan kalimatnya. Rasanya terlalu takut untuk menyebutkan hal itu.

" Huek ... huek ...."

" Nin, Anin ... kamu kenapa, Nin? Kamu sakit ya?"

Suara Sandra terdengar dari luar kamar mandi disertai suara ketukan pintu.

Setelah mencuci mulutnya dan menyeka air matanya, Anindita pun keluar dari dalam kamar mandi.

" Nin, kamu muntah-muntah?" tanya Sandra saat melihat wajah pucat Anindita.

Anindita menganggukkan kepalanya. " Iya, Ci." Anindita menjawab pelan, sesungguhnya rasa takut dan khawatir yang saat ini melanda hatinya.

" Nin, maaf kalau Cici tanya seperti ini. Kamu kapan terakhir kali menstruasi?" tanya Sandra hati-hati. Sebelumnya Sandra membawa tubuh Anindita untuk duduk di kursi meja makan.

Deg

Pertanyaan yang dilontarkan Sandra semakin membuat dada Anindita bergolak. Dia merasa jika istri dari bos nya itu pun mencurigai hal yang sama dengannya. Seketika itu juga hatinya serasa mencelos jika harus membayangkan suatu hal yang buruk akibat peristiwa yang menimpanya lebih dari satu bulan yang lalu itu.

" S-saya terakhir halangan sekitar tengahan bulan kemarin, Ci." Tangan Anindita meremas baju yang dikenakannya.

" Ini sudah tanggal dua puluh lima. Berarti satu bulan lebih kamu tidak datang bulan?"

" Iya, Ci ..." lirih Anindita semakin menundukkan matanya hingga air mata yang sejak tadi ditahan untuk tidak terjatuh akhirnya luruh juga di pipinya walau tanpa suara

Sandra langsung menggenggam tangan Anindita.

" Nin, apa kamu hamil?"

Deg

Kata-kata yang diucapkan Sandra adalah hal yang paling dia takutkan selama ini. Walaupun belakangan ini dia pun merasa jika dia mengalami tanda-tanda seperti orang yang sedang hamil muda, tapi dia tak berharap jika dia benar-benar akan mengalami hal itu.

" Saya nggak tahu, Ci. Saya nggak tahu harus bagaimana jika itu benar terjadi sama saya. Saya takut, Ci ..." Seketika itu juga tangis Anindita kembali pecah. Dan Sandra langsung meraih tubuh Anindita ke dalam pelukannya. Dia mengusap halus punggung gadis itu, mencoba menyalurkan kekuatan tanpa terucap sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

*

*

*

Bersambung

Kemarin ada yg tanya begini di FB, like & komen itu sama² penting karena punya poin masing². Komen itu juga bisa mempengaruhi popularitas suatu karya. Dan komen itu bisa menjadi rekomendasi untuk readers baru yang ingin membaca karya dari Othor tersebut.

Makanya jangan lupa selalu tinggalkan like & komentar kalian. Karena itu salah satu nyawa Othor bisa bertahan di sini. Makasih🙏

Happy Reading❤️

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

kasihan juga Anin🥺

2025-02-23

0

Nawalia Mohdlekat

Nawalia Mohdlekat

entah nak komen ape

2024-01-01

1

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Anindita untung bosnya baik
👍❤

2023-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 Hilangnya Mahkota
2 Demam Tinggi
3 Apa Terjadi Sesuatu Malam Itu?
4 Kehilangan Sosok Pemimpin
5 Apa Kamu Hamil?
6 Aku Anak Papa
7 Aku Akan Bertanggung Jawab
8 Salah Orang
9 Papanya Dede Bayi
10 Melahirkan
11 Berita Mengejutkan
12 Kedatangan Johan
13 Anindita Yang Kalap
14 Situasi Chaos
15 Pengakuan Ricky
16 Bertemu Leo dan Sandra
17 Kehilangan Jejak
18 Angkasa Raya Group
19 Berkenalan
20 Tony Stark
21 Pergi Bersama
22 Permintaan Arya
23 Spesial Di Hati
24 Bertemu Mama Arya
25 Pertemuan Tak Terduga
26 Mencari Info Tentang Anin
27 Saya Tidak Butuh Tanggung Jawab Anda
28 Executive Assistant
29 Mencari Info Tentang Arya
30 Memberi Kesempatan
31 Mau Tuan Apa?
32 I Love You
33 Cari Uang Buat Siapa?
34 Selamat Datang Di Angkasa Raya Group
35 Papanya Rama
36 Merasa Tak Nyaman
37 Berbesar Hati
38 Bertemu Keluarga Besar Arya
39 Wajah Bahagia Rama
40 Seperti Bodyguard
41 Kalah Cepat
42 Masa Depan Untuk Arya
43 Merasa Rendah Diri
44 Mirip
45 Berebut Bayar
46 Poor Mama Anin
47 Tidak Ada Cinta
48 Fakta Tentang Anin
49 Kemarahan Anindita
50 Seperti Om Ricky
51 Ijab Qobul
52 Om Ricky Sudah Jadi Pengantin?
53 Malam Penuh Cinta
54 Assalamualaikum, Sayang!
55 Ricky Junior
56 Selamat Datang Di Malang
57 Kehilangan Jejak
58 Dua Garis Merah
59 Papa Nggak Sayang Rama
60 Wanita Paling Bahagia
61 Kepergian Arya
62 Ramalan
63 Cepatlah Pulang
64 Kecemasan Anindita
65 Berita Duka
66 Arti Dari Sebuah Mimpi
67 Kehilangan Separuh Nyawa
68 Tidak Perduli Siapa Anda
69 Potong Telinga
70 Pesan Arya
71 Hanya Halusinasi
72 Hot News
73 Setajam Belati
74 Menjemput Azab
75 Ibu Dari Anak Saya
76 Pindah Ke Apartemen
77 Yang Pantas Rama Dapatkan
78 Janji Ricky
79 Ayah Biologis
80 Kalah Taruhan
81 Virus Bucin
82 Menghukum Mama Anin
83 Pangeran Di Dunia Nyata
84 Dilanda Kecemasan
85 Papa Ricky
86 Bukan Papa Rama
87 Tolong Jangan Sakiti Mereka
88 Roti Tawar
89 Rumah Arya
90 Panggilan Baru Untuk Ricky
91 Aku Nggak Selingkuh
92 Main Dokter-Dokteran
93 Seperti Burung Dalam Sangkar
94 Kamu
95 Kode Alam
96 Masa Nifas
97 Grand Opening
98 Minta Papa Baru
99 Balas Dendam Dirga
100 Membalut Luka
101 Saya Mau Bicara
102 Saya Akan Mengambil Rama
103 Amanat Arya
104 Menemani Mama Anin
105 Cerita Tentang Ricky
106 Keinginan Rachel
107 Calon Suami
108 Bobo Sama Papa Ricky
109 Ciuman
110 Menagih Tanggung Jawab Anindita
111 Bapak Lihat Apa?
112 Saya Tidak Perduli Anggapan Orang
113 Mengantar Makanan
114 Kebahagiaan Bertemu Dengan Leo Dan Sandra
115 Alih Profesi
116 Tidak Wajar
117 Jangan Main-Main Dengan Saya!
118 Keberadaan Mama Arya
119 Menantu Yang Suka Membandel
120 Makan Malam Bersama
121 Hanya Cukup Menerima
122 Kotak Bunga Mawar
123 Saya Akan Ada Untukmu
124 Bapak Saja Yang Nekat
125 Jika Kita Menikah Nanti
126 Ternyata Dia Normal, Bro!
127 Jangan Senang Dulu
128 Pesan Link
129 Prioritas Utama
130 Nasi Rendang
131 Bapak Bisa Diam Tidak
132 Menemani Anin Melahirkan
133 Pratama Arka Rahardja
134 Merasa Lebih Tenang
135 Lebih Berkesan
136 Semangat, Rick!
137 Honeymoon
138 Surga Dunia
139 Bonchap 1 -- Ulah Monster
140 Bonchap 2 -- Hadiah Dari Ricky
141 Bonchap 3 -- Menepati Janji
142 Bonchap 4 -- Tuhan Mempunyai Cara-Nya Sendiri
143 Bonchap 5 -- Seharusnya Tidak Bersikap Egois
144 INFO NOVEL BARU
145 INFO NOVEL BARU
146 INFO NOVEL BARU
147 INFO NOVEL BARU
148 INFO NOVEL BARU
149 INFO NOVEL BARU
150 INFO NOVEL BARU
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Hilangnya Mahkota
2
Demam Tinggi
3
Apa Terjadi Sesuatu Malam Itu?
4
Kehilangan Sosok Pemimpin
5
Apa Kamu Hamil?
6
Aku Anak Papa
7
Aku Akan Bertanggung Jawab
8
Salah Orang
9
Papanya Dede Bayi
10
Melahirkan
11
Berita Mengejutkan
12
Kedatangan Johan
13
Anindita Yang Kalap
14
Situasi Chaos
15
Pengakuan Ricky
16
Bertemu Leo dan Sandra
17
Kehilangan Jejak
18
Angkasa Raya Group
19
Berkenalan
20
Tony Stark
21
Pergi Bersama
22
Permintaan Arya
23
Spesial Di Hati
24
Bertemu Mama Arya
25
Pertemuan Tak Terduga
26
Mencari Info Tentang Anin
27
Saya Tidak Butuh Tanggung Jawab Anda
28
Executive Assistant
29
Mencari Info Tentang Arya
30
Memberi Kesempatan
31
Mau Tuan Apa?
32
I Love You
33
Cari Uang Buat Siapa?
34
Selamat Datang Di Angkasa Raya Group
35
Papanya Rama
36
Merasa Tak Nyaman
37
Berbesar Hati
38
Bertemu Keluarga Besar Arya
39
Wajah Bahagia Rama
40
Seperti Bodyguard
41
Kalah Cepat
42
Masa Depan Untuk Arya
43
Merasa Rendah Diri
44
Mirip
45
Berebut Bayar
46
Poor Mama Anin
47
Tidak Ada Cinta
48
Fakta Tentang Anin
49
Kemarahan Anindita
50
Seperti Om Ricky
51
Ijab Qobul
52
Om Ricky Sudah Jadi Pengantin?
53
Malam Penuh Cinta
54
Assalamualaikum, Sayang!
55
Ricky Junior
56
Selamat Datang Di Malang
57
Kehilangan Jejak
58
Dua Garis Merah
59
Papa Nggak Sayang Rama
60
Wanita Paling Bahagia
61
Kepergian Arya
62
Ramalan
63
Cepatlah Pulang
64
Kecemasan Anindita
65
Berita Duka
66
Arti Dari Sebuah Mimpi
67
Kehilangan Separuh Nyawa
68
Tidak Perduli Siapa Anda
69
Potong Telinga
70
Pesan Arya
71
Hanya Halusinasi
72
Hot News
73
Setajam Belati
74
Menjemput Azab
75
Ibu Dari Anak Saya
76
Pindah Ke Apartemen
77
Yang Pantas Rama Dapatkan
78
Janji Ricky
79
Ayah Biologis
80
Kalah Taruhan
81
Virus Bucin
82
Menghukum Mama Anin
83
Pangeran Di Dunia Nyata
84
Dilanda Kecemasan
85
Papa Ricky
86
Bukan Papa Rama
87
Tolong Jangan Sakiti Mereka
88
Roti Tawar
89
Rumah Arya
90
Panggilan Baru Untuk Ricky
91
Aku Nggak Selingkuh
92
Main Dokter-Dokteran
93
Seperti Burung Dalam Sangkar
94
Kamu
95
Kode Alam
96
Masa Nifas
97
Grand Opening
98
Minta Papa Baru
99
Balas Dendam Dirga
100
Membalut Luka
101
Saya Mau Bicara
102
Saya Akan Mengambil Rama
103
Amanat Arya
104
Menemani Mama Anin
105
Cerita Tentang Ricky
106
Keinginan Rachel
107
Calon Suami
108
Bobo Sama Papa Ricky
109
Ciuman
110
Menagih Tanggung Jawab Anindita
111
Bapak Lihat Apa?
112
Saya Tidak Perduli Anggapan Orang
113
Mengantar Makanan
114
Kebahagiaan Bertemu Dengan Leo Dan Sandra
115
Alih Profesi
116
Tidak Wajar
117
Jangan Main-Main Dengan Saya!
118
Keberadaan Mama Arya
119
Menantu Yang Suka Membandel
120
Makan Malam Bersama
121
Hanya Cukup Menerima
122
Kotak Bunga Mawar
123
Saya Akan Ada Untukmu
124
Bapak Saja Yang Nekat
125
Jika Kita Menikah Nanti
126
Ternyata Dia Normal, Bro!
127
Jangan Senang Dulu
128
Pesan Link
129
Prioritas Utama
130
Nasi Rendang
131
Bapak Bisa Diam Tidak
132
Menemani Anin Melahirkan
133
Pratama Arka Rahardja
134
Merasa Lebih Tenang
135
Lebih Berkesan
136
Semangat, Rick!
137
Honeymoon
138
Surga Dunia
139
Bonchap 1 -- Ulah Monster
140
Bonchap 2 -- Hadiah Dari Ricky
141
Bonchap 3 -- Menepati Janji
142
Bonchap 4 -- Tuhan Mempunyai Cara-Nya Sendiri
143
Bonchap 5 -- Seharusnya Tidak Bersikap Egois
144
INFO NOVEL BARU
145
INFO NOVEL BARU
146
INFO NOVEL BARU
147
INFO NOVEL BARU
148
INFO NOVEL BARU
149
INFO NOVEL BARU
150
INFO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!