Air mata Anindita langsung berjatuhan di pipinya saat dia memandangi dua garis merah di alat testpack yang diberikan Sandra kepadanya. Bahunya pun terguncang karena suara tangis yang dia tahan. Bahkan kini tubuhnya luruh dan terduduk di bawah kamar mandi dengan memeluk lututnya. Anindita merasa penderitaannya akan terlanjut dengan kehamilannya saat ini.
" Ya Allah, kenapa Engkau terus memberikan cobaan ini kepada hamba?" keluh Anindita kini dengan suara Isak tangis yang mulai terdengar.
" Nin, Anin ... kamu nangis kenapa, Nin?" tanya Bi Teti, ART di rumah Koh Leo itu mengetuk pintu kamar mandi saat mendengar suara tangis Anindita dari kamar mandi.
" Ada apa, Bi?" Tiba-tiba suara Sandra pun terdengar dari luar kamar mandi.
" Ini, Ci. Anin ... kayanya sedang menangis di kamar mandi." Bi Teti menjelaskan kepada majikannya itu.
" Anin?" Sandra langsung terlihat cemas saat Bu Teti mengatakan Anin menangis di dalam kamar mandi. " Nin, ini Cici, Nin. Cepat kamu buka pintunya, Nin." Sandra menggedor pintu kamar mandi dengan kencang.
Anindita menyeka air matanya. Tubuhnya yang terasa lemas dia paksa untuk bangkit karena suara ketukan pintu. Anindita pun segera membuka pintu kamar mandi.
" Nin, kamu kenapa?" Sandra langsung menerobos masuk.
" Ini punya siapa, Nin?" Bi Teti yang melihat testpack yang terjatuh langsung meraih alat itu dan menunjukkan ke Anindita.
Sandra yang melihat alat testpack yang disodorkan Bi Teti ke Anindita dengan cepat menyerobot benda itu. Mata Sandra langsung terbelalak mendapati hasil dari testpack yang dipegangnya. Seketika itu juga hatinya langsung mencelos mengetahui saat ini Anindita tengah hamil dari hasil perko*saan yang dialami wanita itu lebih dari satu bulan yang lalu.
" Ya Tuhan, Nin." Sandra ingin merengkuh tubuh Anindita namun kaki Anindita yang sudah terasa lemas seakan tak mampu menopang tubuhnya. Belum lagi pusing yang dirasa Anindita membuat akhirnya tubuhnya terkulai dan jatuh pingsan.
***
" Usia kehamilannya masih sangat muda, masih sangat rentan. Nanti saya berikan vitamin dan obat penguatnya. Tolong bilang padanya jangan stress agar tidak mempengaruhi kondisi janinnya."
Anindita mengerjapkan matanya, samar-samar dia mendengar suara seseorang yang sepertinya sedang berbicara dengan Sandra.
" Memangnya dia itu siapa, San? Pembantu kamu yang baru?" tanya Cyntia, dokter kandungan yang juga merupakan teman dari Sandra.
" Dia pegawai di toko suamiku, Cyn." Sandra menjawab.
" Pegawai toko Koh Leo? Kok dia ada di sini?" tanya Cyntia penasaran.
" Iya, dia memang tinggal di sini."
" Dia sedang hamil, memang suaminya di mana? Nggak tinggal sama suaminya?" selidik Cyntia.
Sandra menggelengkan kepalanya. " Dia tidak punya suami," lirih Sandra.
" Nggak punya suami tapi hamil?" Cyntia berpikir sejenak. " Sorry ya kalau aku menduga begini, San. Apa dia itu selingkuhannya Koh Leo?"
Sandra langsung membelalakkan matanya saat mendengar tuduhan Cyntia.
" Astaga, Cyn. Tega sekali kamu menuduh seperti itu!" Sandra refleks memukul lengan Cyntia membuat Cyntia terkekeh.
" Sorry, soalnya dia pegawai Koh Leo, sedang hamil, nggak punya suami dan tinggal di sini. Jadi pikiran aku 'kan jadi ke mana-mana."
" Dia korban perko*saan, Cyn. Waktu pulang kerja dari toko Koh Leo."
" Astaga ...!" Cyntia menutup mulut dengan telapak tangannya.
" Dia anak yatim piatu, tinggal sendiri di rumah kontrakan. Karena itu aku meminta dia agar tinggal di sini. Kasihan kalau dia harus tinggal sendiri. Aku takut psikis dia jadi terganggu karena tidak ada orang yang mendampingi dia " Sandra menceritakan semua tentang Anindita.
" Aku mengerti niat baik kalian berdua menolong wanita itu. Tapi bagaimana pun juga sebagai seorang wanita bersuami kamu tetap harus waspada, San. Jangan sampai kamu lengah dan membiarkan dia jadi parasit dalam kehidupan kamu." Cyntia mencoba memperingatkan Sandra.
" Maksud kamu apa, Cyn?" Sandra mengeryitkan keningnya.
" Aku lihat wanita itu sangat cantik dan masih muda. Jangan sampai Koh Leo tergoda dengannya. Apalagi wanita itu tidak ada suami dan mengandung. Jangan sampai dia memanfaatkan kebaikan kalian untuk kepentingan dia sendiri."
" Anin bukan tipe seperti itu, Cyn." Sandra menampik anggapan Cyntia tentang Anindita.
" Aku bilang 'kan kamu mesti waspada, San. Kalau ternyata dia memang wanita baik dan tidak seperti yang aku duga ya syukur kalau begitu. Sikap waspada itu 'kan perlu, San. Aku hanya khawatir jika sampai terjadi sesuatu sama keluarga kamu dan Koh Leo."
" Kamu tidak perlu khawatir. Aku tahu apa yang harus aku lakukan." Nampaknya Sandra merasa terganggu dengan kalimat-kalimat provokasi yang diucapkan temannya itu.
" Ya sudah kalau begitu aku pamit, San." Cyntia berpamitan.
Sandra pun mengantar Cyntia sampai ke depan rumahnya.
***
Ricky memperlambat langkahnya saat dia melihat ada sebuah keranjang di depan pintu apartemennya. Dia memasang sikap waspada saat mendekati keranjang itu. Dan matanya seketika membulat sempurna saat melihat isi dari keranjang itu adalah seorang bayi mungil yang tersenyum ke arahnya seraya menggerakan kaki dan tangannya ke udara. Ricky menoleh ke sekitarnya. Sepi, tak ada manusia satu pun selain dia dan bayi mungil itu. Siapa yang meninggalkan bayi munggil ini di depan apartemennya? pikir Ricky.
Ricky menurunkan tubuhnya hingga kini dia berposisi jongkok. Dia menatap bayi yang dia duga adalah bayi laki-laki. Ricky melihat ada sebuah lipatan kertas di atas keranjang itu dan dengan cepat dia membuka dan membaca tulisan yang ada di kertas itu.
Tuan yang terhormat ...
Saya serahkan kepada Tuan, bayi Tuan hasil dari benih yang Tuan titipkan di rahim saya. Saya sudah mengandung dan melahirkan bayi itu dengan selamat. Sekarang ini tugas Tuan untuk mengurus dan merawatnya.
Dari Wanita yang telah Tuan renggut kesuciannya.
Ricky mengusap kasar wajahnya. Dia terus memandangi wajah bayi yang terus saja menatapnya seraya tersenyum.
" Hallo, Papa ..."
Ricky tersentak hingga tubuhnya terdorong ke belakang saat dia mendapati bayi yang dia prediksi baru berusia belum satu bulan itu berbicara dan menyapanya. Dan yang semakin membuatnya kembali tercengang adalah pemandangan saat bayi itu kini terduduk dan berdiri lalu berjalan ke arahnya sambil merentangkan kedua tangan ke arahnya seolah minta dipeluk olehnya.
" Papa, aku anak Papa ..." Bayi itu berkata sambil terus berjalan mendekati Ricky yang terus bergerak ke belakang dengan bantuan tangannya karena dia masih dalam posisi jongkok hingga dia sekarang ini tersudut di tembok.
" Papa, aku kangen Papa. Kenapa Papa tinggalin aku? Apa Papa nggak sayang sama aku?" ucap bayi itu kini semakin dekat dengan tubuh Ricky hingga Ricky hanya mampu menggelengkan kepala dan berteriak.
" Tidak, Tidaaaakkk ...!!" pekik Ricky kencang.
Ricky terkesiap dan terbangun dari tidurnya. Kini dia sudah terduduk di atas tempat tidur.
" Ya Tuhan, aku bermimpi ..." Ricky mengusap kasar wajahnya.
" Mimpi itu, mimpi seorang bayi. Wanita yang telah aku renggut kesuciannya?" Ricky mencoba mengingat apa saja yang ada di dalam mimpinya tadi.
" Arti mimpi itu, apakah wanita itu saat ini sedang mengandung anakku? Ya Tuhan ..." Ricky kembali mengusap kasar wajahnya.
*
*
*
Bersambung ...
Seperti novel² sebelumnya, aku mau kasih give away pulsa @50K untuk 5 orang ya. Aturannya pun seperti sebelum2nya. 5 orang yang ada di ranking teratas kasih dukungan di novel Anindita ini. GA selama satu bulan ke depan ya. Ditutup sampai 19 September. Yang berminat ikutan silahkan ya, terbuka untuk umum.
Sekarang ini bisa dibilang aku lagi garap 4 novel sekaligus dalam waktu yang bersamaan jadi
jangan lupa tinggalkan like & komen kalian agar Othor semangat up di tiap novelnya. Makasih🙏
Happy Reading ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
gia nasgia
signal klau sebagian diri tertinggal di Anin
2025-02-23
0
Nia Manjungkan
kereen cerita nya kak, biasanya bos yg jd peran utama, kali ni, asisten pribadi yg jd pemeran utama..mantaap kak😘😘
2023-05-15
0
Yati Nurjati
saya pembaca baru dari tulisan mu,semoga aju suka jalan ceritanya.
2023-03-20
0