Tony Stark

" Tidak boleh, ya?"

Anindita mengerjapkan matanya saat pendengarannya menangkap suara Arya kembali.

" Oh, maaf ... untuk apa Mas meminta nomer HP saya?" tanya Anindita.

" Supaya saya bisa order dulu kalau mau pesan buket, jadi nggak usah menunggu." Arya memberikan alasan.

" Oh, maaf kalau Mas merasa tidak nyaman harus menunggu lama. Tapi kalau Mas nya mau order via telepon, mas bisa hubungi telepon toko saja dulu, Mas." Anindita memberi saran.

" Sebentar saya ambilkan dulu kartu namanya." Anindita kemudian berjalan ke arah meja kasir dan mengambil kartu nama Alabama Florist lalu menyerahkan kartu itu kepada Arya.

" Oh, oke. Terima kasih ..." ucap Arya.

" Permisi, Mas," Anindita pun kemudian berpamitan meninggalkan Arya yang masih menatap punggungnya hingga menghilang di balik pintu.

Selepas melihat Anindita menghilang, Arya pun kemudian berjalan melangkah keluar toko florist. Dia kemudian menuju ke mobilnya, dan menyalakan mesin mobilnya setelah menaruh buket itu di jok belakang. Dia lalu mengambil uang lembaran seratus ribuan dari dalam dompetnya.

" Pak ...!" Arya mengacungkan uang yang dipegangnya kepada tukang parkir di depan toko bunga itu.

" Haduh, Mas. Uang kecil saja pakainya," ujar petugas parkir saat Arya menyodorkan uang pecahan seratus ribuan itu.

" Ambil saja semua, Pak. Nggak usah dikembalikan," ucap Arya.

" Alhamdulillah, makasih, Mas." Petugas parkir itu langsung menempelkan uang itu di keningnya sebagai ungkapan rasa syukurnya.

" Sama-sama, Pak." Arya menyahuti. " Oh ya, Pak. Hmmm ... karyawan toko bunga itu yang namanya Anin yang punya kecil namanya Ramadhan, kalau kerja anaknya ikut dibawa juga, ya?" tanya Arya mencari informasi tentang Anindita.

" Oh, Mbak Anin? Iya, karena Mbak Anin tinggal di di sana." Petugas parkir itu menunjuk ke arah bangunan kecil di belakang toko.

" Dia tinggal di sana?" Arya terperanjat mengetahui tempat tinggal Anindita.

" Iya, Mas."

" Dengan suaminya?" Arya sengaja memancing pertanyaan itu.

" Mbak Anin sudah nggak punya suami, sudah pisah dengar-dengar sih." Petugas parkir itu kemudian menyeringai. " Kenapa, Mas? Naksir Mbak Anin, ya?" tebaknya kemudian.

Arya yang menyadari keingintahuannya terhadap Anindita mengundang perhatian orang lain hanya mengembangkan senyuman tipisnya.

" Terima kasih infonya, Pak." Arya pun lalu mengendarai mobilnya keluar menjauh dari Alabama Florist.

***

" Mbak Anin ...!"

Anindita yang berjalan dengan menggenggam tangan Ramadhan saat berniat membeli cemilan untuk Ranadhan pun menghentikan langkahnya saat Pak Bondan, tukang parkir yang bertugas di Alabama Florist itu memanggil namanya.

" Ada apa, Pak Bondan?" tanya Anindita.

" Tadi siang ada tamu toko bunga tanya-tanya Mbak Anin, lho."

" Oh ya? Siapa, Pak?" Kening Anindita berkerut mendengar cerita dari Pak Bondan bahwa ada seseorang yang bertanya-tanya tentangnya. Siapa? pikir Anindita.

" Cowok, Mbak. Saya juga nggak kenal. Orangnya ganteng, Mbak. Pakai mobilnya juga keren." Pak Bondan menunjukkan jempolnya.

" Siapa ya, Pak?" Anindita masih berpikir.

" Orangnya rada-rada brewokan, gantenglah pokoknya, Mbak."

Anindita mendesah, sepertinya dia tahu siapa yang bertanya-tanya tentangnya itu.

" Kayanya naksir Mbak Anin deh orang itu, Mbak." Pak Bondan menggoda Anindita.

Anindita tersenyum tipis menanggapi ucapan Pak Bondan.

" Pak Bondan ini ada-ada saja, mana mungkin orang seperti saya ini ditaksir orang kaya dia, Pak." Anindita menepis anggapan Pak Bondan.

" Lho, memang Mbak tahu orangnya?" tanya Pak Bondan.

" Iya, Pak. Orang itu yang pernah menolong Ramadhan yang hampir kejatuhan papan karangan bunga waktu itu. Pak Bondan ingat nggak?"

" Oh, waktu kejadian yang Rama itu saya nggak kerja, Mbak."

" Oh, Pak Bondan nggak ada ya waktu kejadian itu?"

" Iya, Mbak."

" Oh ya sudah, saya keluar dulu, Pak. Saya mau cari cemilan buat Rama nanti malam," pamit Anindita kemudian berjalan ke arah mini market di seberang toko bunga Alabama.

***

" Sholatullah salamullah ala toha rosulullah

Sholatullah salamullah ala yasin habibillah

Tawassalna bibismillah wabil hadi rosulillah

Wakulimuja hidilillah biahlilbadriya Allah ..."

Anindita menidurkan Ramadhan dengan membacakan sholawat seraya mengelus kening Ramadhan hingga anaknya itu terlelap dengan mimpinya. Dia melihat sudut bibir anaknya itu tersenyum sepertinya anaknya itu mengalami mimpi yang membuatnya bahagia.

" Bahagia selalu ya, Nak. Walaupun hanya ada Mama yang membesarkan kamu." Anindita mencium kening anaknya itu.

Ddrrtt ddrrtt

Anindita langsung mengambil teleponnya, saat ponselnya itu berbunyi.

" Hallo, ada apa, Ci?" tanya Anindita saat mengangkat panggilan telepon bosnya itu.

" Nin, ada pelanggan toko florist yang chat Cici minta nomer telepon kamu, Cici kasih nggak apa-apa, ya!" ungkap Lucy.

" Siapa, Ci?" Walaupun Anindita menebak jika orang yang meminta nomernya itu adalah Arya tapi dia tetap bertanya kepada Lucy.

" Orang yang waktu itu nolongin Rama, kamu ingat nggak?"

Anindita menghela nafas perlahan. Ternyata dugaannya benar, pria itulah yang meminta nomer ponselnya.

" Kalau Cici duga, sepertinya dia suka sama kamu, Nin." Lucy terkekeh.

" Cici bisa saja, nggak mungkinlah, Ci." Anindita mencoba menyangkal.

" Nothing is impossible, Nin. Jangan suka pesimis, jodoh itu siapa yang tahu. Sepertinya orangnya juga baik. So sweet lagi, pakai minta nomer kamu langsung ke Cici, pejuang tangguh nih kayanya." Lucy menggoda Anindita hingga membuat wajah wanita itu merona. Untung saja saat ini dia sedang tak berhadapan langsung dengan Lucy.

" Dia ganteng gitu, Nin. Kalau Cici lihat foto profilnya mirip Tony Stark, lho." Lucy kembali.

" Ya ampun, Ci ..." Anindita ikut terkekeh mendengar Lucy menyamakan Arya dengan aktor Hollywood Robert Downey **. itu.

" Kalau Cici boleh kasih saran, kalau memang ada pria yang coba mendekati kamu, nggak ada salahnya kamu membuka hati kamu untuk pria itu, Nin. Rama butuh sosok ayah, kamu juga butuh seorang pendamping hidup. Jangan menutup hati terus. Mungkin untuk saat ini kamu memang belum merasakan butuh, tapi nanti kamu dan anak kamu akan butuh sosok pria yang akan memimpin kalian melewati kehidupan ke depannya, Nin."

" Nanti jika saatnya Rama sudah mulai sekolah, saat teman-temannya bercerita tentang papa mereka, saat itu mungkin akan terasa berat untuk anakmu."

Anindita menarik nafas yang terasa tercekat. Semua yang dikatakan Lucy memang benar adanya. Itu juga yang kadang terpikirkan namun dia berusaha untuk menepis dengan beranggapan dia akan mampu memberi penjelasan kepada anaknya itu.

" Ya sudah ya, Nin. Cici tutup dulu teleponnya. Takut menghalangi yang lagi mau telepon kamu, nggak bisa-bisa masuk karena kamu lagi telepon sama Cici." goda Lucy kembali.

" Iya, Ci." Anindita baru saja berniat meletakkan kembali ponselnya namun tiba-tiba benda pipih itu kembali berbunyi.

Deretan angka yang terasa asing baginya muncul di layar ponselnya saat ini.

" Assalamualaikum ..." sapa Anindita.

" Waalaikumsalam, Anin ... ini saya Arya."

Deg

Seketika hati Anindita berdebar kencang saat mendengar suara Arya.

" Oh, i-iya ... ada apa, Mas? Apa mau mengajukan komplain tentang pesanan tadi siang?" tanya Anindita mencoba mengalihkan rasa gugupnya saat berbicara dengan pria itu.

" Oh, tidak ... bukan itu. Maaf ya, saya minta nomer kamu ke boss kamu, karena kamu nggak mau kasih ke saya."

Anindita mendesah, sebenarnya di juga merasa kesal nomer teleponnya bisa sampai ke tangan Arya, tapi tidak mungkin dia harus marah kepada Lucy, yang ada dia akan dianggap orang yang tidak tahu terima kasih.

*

*

*

Bersambung ...

Visual Arya

Happy Reading

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

sebelas duabelas dgn Ricky

2025-02-24

0

👸 Naf 👸

👸 Naf 👸

Haduh babang Aryaa ganteng bangettt 😍😍😍😍

2023-11-07

0

gia nasgia

gia nasgia

Waduh bakalan ada diantara dua pilihan sepertinya 🤔🤦

2023-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 Hilangnya Mahkota
2 Demam Tinggi
3 Apa Terjadi Sesuatu Malam Itu?
4 Kehilangan Sosok Pemimpin
5 Apa Kamu Hamil?
6 Aku Anak Papa
7 Aku Akan Bertanggung Jawab
8 Salah Orang
9 Papanya Dede Bayi
10 Melahirkan
11 Berita Mengejutkan
12 Kedatangan Johan
13 Anindita Yang Kalap
14 Situasi Chaos
15 Pengakuan Ricky
16 Bertemu Leo dan Sandra
17 Kehilangan Jejak
18 Angkasa Raya Group
19 Berkenalan
20 Tony Stark
21 Pergi Bersama
22 Permintaan Arya
23 Spesial Di Hati
24 Bertemu Mama Arya
25 Pertemuan Tak Terduga
26 Mencari Info Tentang Anin
27 Saya Tidak Butuh Tanggung Jawab Anda
28 Executive Assistant
29 Mencari Info Tentang Arya
30 Memberi Kesempatan
31 Mau Tuan Apa?
32 I Love You
33 Cari Uang Buat Siapa?
34 Selamat Datang Di Angkasa Raya Group
35 Papanya Rama
36 Merasa Tak Nyaman
37 Berbesar Hati
38 Bertemu Keluarga Besar Arya
39 Wajah Bahagia Rama
40 Seperti Bodyguard
41 Kalah Cepat
42 Masa Depan Untuk Arya
43 Merasa Rendah Diri
44 Mirip
45 Berebut Bayar
46 Poor Mama Anin
47 Tidak Ada Cinta
48 Fakta Tentang Anin
49 Kemarahan Anindita
50 Seperti Om Ricky
51 Ijab Qobul
52 Om Ricky Sudah Jadi Pengantin?
53 Malam Penuh Cinta
54 Assalamualaikum, Sayang!
55 Ricky Junior
56 Selamat Datang Di Malang
57 Kehilangan Jejak
58 Dua Garis Merah
59 Papa Nggak Sayang Rama
60 Wanita Paling Bahagia
61 Kepergian Arya
62 Ramalan
63 Cepatlah Pulang
64 Kecemasan Anindita
65 Berita Duka
66 Arti Dari Sebuah Mimpi
67 Kehilangan Separuh Nyawa
68 Tidak Perduli Siapa Anda
69 Potong Telinga
70 Pesan Arya
71 Hanya Halusinasi
72 Hot News
73 Setajam Belati
74 Menjemput Azab
75 Ibu Dari Anak Saya
76 Pindah Ke Apartemen
77 Yang Pantas Rama Dapatkan
78 Janji Ricky
79 Ayah Biologis
80 Kalah Taruhan
81 Virus Bucin
82 Menghukum Mama Anin
83 Pangeran Di Dunia Nyata
84 Dilanda Kecemasan
85 Papa Ricky
86 Bukan Papa Rama
87 Tolong Jangan Sakiti Mereka
88 Roti Tawar
89 Rumah Arya
90 Panggilan Baru Untuk Ricky
91 Aku Nggak Selingkuh
92 Main Dokter-Dokteran
93 Seperti Burung Dalam Sangkar
94 Kamu
95 Kode Alam
96 Masa Nifas
97 Grand Opening
98 Minta Papa Baru
99 Balas Dendam Dirga
100 Membalut Luka
101 Saya Mau Bicara
102 Saya Akan Mengambil Rama
103 Amanat Arya
104 Menemani Mama Anin
105 Cerita Tentang Ricky
106 Keinginan Rachel
107 Calon Suami
108 Bobo Sama Papa Ricky
109 Ciuman
110 Menagih Tanggung Jawab Anindita
111 Bapak Lihat Apa?
112 Saya Tidak Perduli Anggapan Orang
113 Mengantar Makanan
114 Kebahagiaan Bertemu Dengan Leo Dan Sandra
115 Alih Profesi
116 Tidak Wajar
117 Jangan Main-Main Dengan Saya!
118 Keberadaan Mama Arya
119 Menantu Yang Suka Membandel
120 Makan Malam Bersama
121 Hanya Cukup Menerima
122 Kotak Bunga Mawar
123 Saya Akan Ada Untukmu
124 Bapak Saja Yang Nekat
125 Jika Kita Menikah Nanti
126 Ternyata Dia Normal, Bro!
127 Jangan Senang Dulu
128 Pesan Link
129 Prioritas Utama
130 Nasi Rendang
131 Bapak Bisa Diam Tidak
132 Menemani Anin Melahirkan
133 Pratama Arka Rahardja
134 Merasa Lebih Tenang
135 Lebih Berkesan
136 Semangat, Rick!
137 Honeymoon
138 Surga Dunia
139 Bonchap 1 -- Ulah Monster
140 Bonchap 2 -- Hadiah Dari Ricky
141 Bonchap 3 -- Menepati Janji
142 Bonchap 4 -- Tuhan Mempunyai Cara-Nya Sendiri
143 Bonchap 5 -- Seharusnya Tidak Bersikap Egois
144 INFO NOVEL BARU
145 INFO NOVEL BARU
146 INFO NOVEL BARU
147 INFO NOVEL BARU
148 INFO NOVEL BARU
149 INFO NOVEL BARU
150 INFO NOVEL BARU
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Hilangnya Mahkota
2
Demam Tinggi
3
Apa Terjadi Sesuatu Malam Itu?
4
Kehilangan Sosok Pemimpin
5
Apa Kamu Hamil?
6
Aku Anak Papa
7
Aku Akan Bertanggung Jawab
8
Salah Orang
9
Papanya Dede Bayi
10
Melahirkan
11
Berita Mengejutkan
12
Kedatangan Johan
13
Anindita Yang Kalap
14
Situasi Chaos
15
Pengakuan Ricky
16
Bertemu Leo dan Sandra
17
Kehilangan Jejak
18
Angkasa Raya Group
19
Berkenalan
20
Tony Stark
21
Pergi Bersama
22
Permintaan Arya
23
Spesial Di Hati
24
Bertemu Mama Arya
25
Pertemuan Tak Terduga
26
Mencari Info Tentang Anin
27
Saya Tidak Butuh Tanggung Jawab Anda
28
Executive Assistant
29
Mencari Info Tentang Arya
30
Memberi Kesempatan
31
Mau Tuan Apa?
32
I Love You
33
Cari Uang Buat Siapa?
34
Selamat Datang Di Angkasa Raya Group
35
Papanya Rama
36
Merasa Tak Nyaman
37
Berbesar Hati
38
Bertemu Keluarga Besar Arya
39
Wajah Bahagia Rama
40
Seperti Bodyguard
41
Kalah Cepat
42
Masa Depan Untuk Arya
43
Merasa Rendah Diri
44
Mirip
45
Berebut Bayar
46
Poor Mama Anin
47
Tidak Ada Cinta
48
Fakta Tentang Anin
49
Kemarahan Anindita
50
Seperti Om Ricky
51
Ijab Qobul
52
Om Ricky Sudah Jadi Pengantin?
53
Malam Penuh Cinta
54
Assalamualaikum, Sayang!
55
Ricky Junior
56
Selamat Datang Di Malang
57
Kehilangan Jejak
58
Dua Garis Merah
59
Papa Nggak Sayang Rama
60
Wanita Paling Bahagia
61
Kepergian Arya
62
Ramalan
63
Cepatlah Pulang
64
Kecemasan Anindita
65
Berita Duka
66
Arti Dari Sebuah Mimpi
67
Kehilangan Separuh Nyawa
68
Tidak Perduli Siapa Anda
69
Potong Telinga
70
Pesan Arya
71
Hanya Halusinasi
72
Hot News
73
Setajam Belati
74
Menjemput Azab
75
Ibu Dari Anak Saya
76
Pindah Ke Apartemen
77
Yang Pantas Rama Dapatkan
78
Janji Ricky
79
Ayah Biologis
80
Kalah Taruhan
81
Virus Bucin
82
Menghukum Mama Anin
83
Pangeran Di Dunia Nyata
84
Dilanda Kecemasan
85
Papa Ricky
86
Bukan Papa Rama
87
Tolong Jangan Sakiti Mereka
88
Roti Tawar
89
Rumah Arya
90
Panggilan Baru Untuk Ricky
91
Aku Nggak Selingkuh
92
Main Dokter-Dokteran
93
Seperti Burung Dalam Sangkar
94
Kamu
95
Kode Alam
96
Masa Nifas
97
Grand Opening
98
Minta Papa Baru
99
Balas Dendam Dirga
100
Membalut Luka
101
Saya Mau Bicara
102
Saya Akan Mengambil Rama
103
Amanat Arya
104
Menemani Mama Anin
105
Cerita Tentang Ricky
106
Keinginan Rachel
107
Calon Suami
108
Bobo Sama Papa Ricky
109
Ciuman
110
Menagih Tanggung Jawab Anindita
111
Bapak Lihat Apa?
112
Saya Tidak Perduli Anggapan Orang
113
Mengantar Makanan
114
Kebahagiaan Bertemu Dengan Leo Dan Sandra
115
Alih Profesi
116
Tidak Wajar
117
Jangan Main-Main Dengan Saya!
118
Keberadaan Mama Arya
119
Menantu Yang Suka Membandel
120
Makan Malam Bersama
121
Hanya Cukup Menerima
122
Kotak Bunga Mawar
123
Saya Akan Ada Untukmu
124
Bapak Saja Yang Nekat
125
Jika Kita Menikah Nanti
126
Ternyata Dia Normal, Bro!
127
Jangan Senang Dulu
128
Pesan Link
129
Prioritas Utama
130
Nasi Rendang
131
Bapak Bisa Diam Tidak
132
Menemani Anin Melahirkan
133
Pratama Arka Rahardja
134
Merasa Lebih Tenang
135
Lebih Berkesan
136
Semangat, Rick!
137
Honeymoon
138
Surga Dunia
139
Bonchap 1 -- Ulah Monster
140
Bonchap 2 -- Hadiah Dari Ricky
141
Bonchap 3 -- Menepati Janji
142
Bonchap 4 -- Tuhan Mempunyai Cara-Nya Sendiri
143
Bonchap 5 -- Seharusnya Tidak Bersikap Egois
144
INFO NOVEL BARU
145
INFO NOVEL BARU
146
INFO NOVEL BARU
147
INFO NOVEL BARU
148
INFO NOVEL BARU
149
INFO NOVEL BARU
150
INFO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!