" Jadi gimana ini, Pi? Anin beneran hamil." Sandra terlihat cemas saat berbincang dengan Koh Leo di ruang keluarga.
" Anin nggak mungkin kerja di toko terus 'kan, Pi? Nanti pegawai lain akan curiga," sambung Sandra kembali.
" Iya, Papi juga pikir begitu, Mi." Koh Leo memijat pelipisnya. Apa yang terjadi dengan Anin benar-benar membuatnya pusing.
" Apa Anin suruh istirahat di rumah saja, Pi?" Sandra memberikan masukan.
" Di rumah sini?"
" Iya, lalu di mana lagi? Dia nggak mungkin kembali ke kontrakan apalagi dalam keadaan hamil begini, siapa yang akan memantau dia? Belum lagi nanti menghadapi omongan tetangga karena kehamilannya. Yang ada dia nanti malah stress dan itu membahayakan janinnya."
" Mi, apa Anin mau menerima kehamilannya ini?" Pertanyaan Koh Leo membuat Sandra langsung mengeryitkan keningnya.
" Maksud Papi?" selidik Sandra.
" Maksud Papi itu, apa Anin mau meneruskan kehamilannya ini tau dia ada niat untuk menggugurkannya?"
" Astaga, Papi! Aborsi itu dosa, sama saja dengan pembunuhan, Pi!" Sandra meninggikan suaranya menentang apa yang dikatakan suaminya tadi.
" Papi 'kan cuma tanya, Mi. Siapa tahu Anin punya pemikiran ke arah sana." Koh Leo menepis anggapan jika dia lah yang mempunyai ide gila itu.
" Kalaupun Anin punya niat ke arah situ, Mami akan menghalangi. Biar kita asuh saja anak itu daripada digugurkan." Sandra langsung berniat mengadopsi anak Anin jika Anin memilih untuk menghentikan kehamilannya.
" Ya sudah, berarti Anin dirumahkan saja. Nggak usah disuruh pegang pekerjaan, Mi. Dia 'kan nggak boleh kerja terlalu berat."
" Mana mau dia diam saja, Pi. Anin itu bukan tipe orang yang senang berpangku tangan. Nggak disuruh pun dia bantu-bentu pekerjaan Bi Teti. Apalagi sekarang dia nggak kerja di toko dan banyak di rumah, pasti pekerjaan apa saja ingin dia kerjakan." Sandra memahami jika Anin bukanlah tipe orang yang pemalas.
" Ya asal Mami pantau saja, dia jangan pegang pekerjaan yang berat. Kasihan kalau dia sampai kecapean," ucap Koh Leo.
Sandra terdiam mendengar perkataan suaminya itu. Tiba-tiba dia merasa terusik saat teringat ucapan Cyntia pagi tadi tentang kemungkinan yang bisa terjadi jika menempatkan seorang wanita asing di dalam rumahnya.
" Pi ... " Sandra kemudian menatap wajah Koh Leo, dia ingin tahu ekpresi wajah suaminya itu.
" Anin itu cantik ya, Pi?" tanya Sandra memancing reaksi sang suami. " Papi suka nggak sih melihat wanita cantik seperti Anin itu?"
Koh Leo menoleh ke arah istrinya kemudian membuka kaca matanya.
" Kenapa Mami bicara seperti itu? Jangan bilang kalau Mami mau menyuruh Papi untuk menikahi Anin ..." Koh Leo terkekeh saat mengucapkan kalimat itu.
" Ck, mana ada istri yang menyuruh suaminya menikah dengan wanita lain." Sandra dengan cepat membantah.
" Lalu kenapa Mami tiba-tiba bicara seperti itu?" Koh Leo menelisik perkataan-perkatan istrinya yang terdengat aneh di telinganya tadi.
Sandra mendesah, dia ragu antara ingin mengatakan atau tidak apa yang membuatnya gelisah.
" Mi, apa yang sedang Mami pikirkan?" tanya Koh Leo sepertinya menyadari jika istrinya itu sedang memikirkan sesuatu. Akhirnya Sandra memutuskan menceritakan apa yang ditakutkan Cyntia tentang keberadaan Anin terhadap suaminya itu.
Koh Leo menarik nafas dalam-dalam lalu mendekat ke arah istrinya.
" Yang meminta Anin untuk tinggal di sini, siapa? Mami sendiri, kan? Jujur waktu Mami mengijinkan Anin untuk tinggal di rumah ini, Papi bangga punya istri seperti Mami. Punya empati yang tinggi terhadap orang yang tertimpa musibah. Jangan jadikan pahala yang Mami dapat karena menolong orang yang sedang dalam kesulitan itu hilang karena Mami terpengaruh oleh omongan orang. Papi sudah menganggap Anin seperti adik sendiri. Dia yatim piatu, tidak ada kelurga yang bisa dia andalkan untuk membantu dia. Papi seperti berkaca pada diri Papi sendiri. Mami lihat 'kan, Papi juga tidak punya saudara. Tidak ada yang membantu kita saat kita kesusahan. Tapi untung Papi punya istri seperti Mami yang dengan sabar menemani Papi."
" Iya Mami ingat, Pi."
" Mami sudah mendampingi Papi dari kita susah. Mungkin jika saat itu bukan kamu yang menjadi istri Papi mungkin wanita itu akan kabur meninggalkan Papi. Tapi Mami tidak seperti itu, kan? Mami tetap setia mendampingi Papi sampai kita berhasil membangun mini market sekarang ini. Jadi bagaimana mungkin Papi tega melakukan itu terhadap Mami?" Koh Leo merengkuh tubuh istrinya mencoba menenangkan kegelisahan yang sempat hinggap di hati istrinya itu.
Sementara itu tanpa mereka sadari jika perbicaraan mereka tertangkap oleh telinga Anindita yang malam itu hendak meminta ijin kembali ke kontrakannya besok pagi.
Cerita Sandra tentang tuduhan yang disanpaikan dokter kandungan yang memeriksanya tadi pagi membuat hatinya sedikit tak nyaman. Bagaimana mungkin dokter itu tega menuduhnya akan merebut suami dari Sandra itu? Dia bukanlah orang yang tidak tahu diri, yang sanggup membalas kebaikan orang lain dengan penghianatan.
Anindita mengurungkan niatnya untuk mengutarakan tujuannya sekarang, apalagi saat melihat saat ini Leo sedang memeluk Sandra, rasanya dia tak enak hati mengganggu suasana romantis mereka. Anindita memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Anindita memandangi perutnya yang masih rata. Mungkin beberapa bulan lagi perutnya itu akan mengembang dan semakin besar karena janin yang telah bersemayam di rahimnya. Janin hasil dari pemer*kosaan yang dia alami, yang dilakukan oleh seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya. Seketika cairan bening langsung berjatuhan di pipinya.
" Lihatlah hasil perbuatanmu, Tuan. Aku yang harus menanggungnya sendiri, hiks ... hiks ..." suara Isak tangis mengakhiri keluhan Anindita sebelum akhirnya dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan terlelap dengan air mata yang masih menetes di pipinya.
***
Ricky terus terlihat gelisah dalam tidurnya. Mimpi tentang bayi terus saja menghantuinya.
" Papa ... Papa ... hiks ... hiks ...."
" Papa jahat, Papa nggak sayang sama dede, Papa jahaaaaatttt ...!!"
" Tidaaaakk ...!" Ricky langsung terbangun dari tidurnya. Dia menggelengkan kepalanya sambil terus berucap, " Tidak, aku tidak seperti itu ..." Ricky mengusap kasar wajahnya.
Ricky menyibak selimutnya. Dengan hanya bertelanjang dada dan menggunakan boxer dia lalu melangkah ke arah bathroom. Dia membasuh wajahnya di bawah kucuran air di wastafel lalu mengeringkannya dengan handuk kecil.
Ricky menatap wajahnya di cermin.
" Kenapa belakangan ini aku selalu bermimpi tentang bayi? Dan kenapa bayi-bayi itu selalu memanggilku dengan sebutan Papa? Apa karena aku terlalu mengkhawatirkan wanita itu? Atau jangan-jangan wanita itu benar mengandung anakku?" gumam Ricky memejamkan matanya beberapa saat. Namun saat dia membuka mata kembali matanya langsung terbelalak lebar saat dia melihat pantulan seorang bayi yang tersenyum seraya melambaikan tangan ke arahnya dalam cermin tersebut. Sontak Ricky menoleh ke arah belakang posisi dia berdiri, tapi tak dijumpai siapapun di sana. Ricky bergegas keluar dari bathroom dan meraih ponselnya untuk menghubungi nomer seseorang.
Ricky melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Dia merasa belum terlalu malam menghubungi orang yang dia tuju.
" Hallo, Den. Tolong cari wanita seperti ciri-ciri sebelumnya tapi sedang dalam kondisi hamil sekitar ... satu bulan atau lebih sedikit." Ricky mencoba mengingat kapan peristiwa itu terjadi. " Tolong kau kerahkan beberapa orang lagi. Masa untuk cari satu orang saja sepertinya susah sekali." Ricky mulai agak kesal karena orang yang disuruhnya tak juga berhasil menemukan wanita itu.
Selepas menghubungi orang suruhannya, Ricky kembali merebahkan tubuhnya dengan kedua tangan melipat di bawah kepalanya.
" Sebenarnya kamu ada di mana saat ini, Nona? Jika benar saat ini kau sedang mengandung anakku, aku pasti akan bertanggung jawab atas perrbuatanku itu. Percayalah Nona. Aku bukan tipe laki-laki pengecut yang selalu lari dari tanggung jawab," gumam Ricky kembali sembari memejamkan matanya mencoba mengistirahatkan kembali tubuh dan pikirannya.
*
*
*
Bersambung ...
Yang mau gabung di akun sosmed Othor silahkan dipolow akun baru IG : rez.zha29 untuk FB : Rez Zha
Dan jangan lupa tinggalkan jejak like & komennya ya, Makasih🙏
Happy Reading ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
gia nasgia
Kayaknya bukan Rizal yg di hubungi Ricky 😂buktinya Anin susah di temukan
2025-02-23
0
👸 Naf 👸
untung sandra baik banget, ga jaya istri² atasan yg suka culas sm karyawan, smoga Sandra tetep baek sm Anin enggak terprovokasi temennya yg periksa Anin kmrn
2023-11-07
1
gia nasgia
Thor jangan kelamaan pertemuan antara Ricky dan Anin🥺
2023-07-13
0