BERBAGI

Axelle terbangun dari tidurnya. Lehernya sangat sakit karena ia tidur di sofa. Ia melihat ke arah tempat tidur, tak ada Vanessa di sana. Ia segera beranjak dan mengecek ke kamar mandi, tapi ternyata juga kosong.

Ia segera keluar dari ruangan dan bertanya pada perawat yang berjaga. Mereka mengatakan kalau mereka baru saja ganti shift kerja dan setelah mereka mengecek di komputer, tidak ada data bahwa Vanessa keluar dari rumah sakit.

Tanpa pikir panjang, Axelle segera menuju ke bagian keamanan gedung. Ia menjelaskan tentang hilangnya pasien, sehingga ia diperbolehkan untuk melihat rekaman CCTV semalam.

"Dia pergi ...," gumam Axelle. Pada tangkapan CCTV, terlihat Vanessa yang keluar dari rumah sakit sambil menarik kopernya pada jam 2 dini hari.

"Terima kasih," ucap Axelle pada bagian keamanan. Setelah itu, ia langsung pergi meninggalkan rumah sakit dan mulai mencari kemungkinan Vanessa berada.

*****

"Lo kenapa sih bro? Kayaknya gue lihat belakangan ini penampakan lo muram aja," ucap Adam saat mereka berada di dalam sebuah bar.

Axelle kembali meneguk minuman yang tersisa di dalam gelasnya. Ia sudah menghabiskan hampir 2 botol minuman itu sendirian.

"Nat, temen lo kenapa nih?" Tanya Adam.

"Gue juga nggak tahu. Bro, lo kenapa? Cerita sama kita. Siapa tahu kita bisa bantuin lo," ujar Nathan.

Axelle menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat wajah sahabat sahabatnya itu. Bukannya bercerita, Axelle malah tertawa. Namun, Adam dan Nathan bisa melihat air mata yang keluar dari mata milik Axelle, sesuatu yang tak pernah ia lakukan.

Adam dan Nathan akhirnya membawa Axelle ke apartemen milik Adam. Mereka adalah sahabat sejak kecil karena orang tua mereka berteman.

Adam dan Nathan membawa Axelle ke kamar tamu.

"Nes, maafin aku," Axelle kembali menangis dan meracau tidak jelas. Adam dan Nathan hanya bisa saling memandang tanpa tahu maksud dari racauan Axelle.

"Bro, tenang bro," Adam berusaha menenangkan Axelle.

Axelle berusaha membuka matanya, "dam, gue jahat. Dia udah pergi, dam. Gue udah perkosa dia, dam!"

Deghhh ....

Nathan dan Adam kembali saling berpandangan. Siapa yang sudah Axelle perkosa? Itu yang kini ada di dalam pikiran mereka.

Keesokan paginya, Axelle terbangun dengan kepala yang sangat sakit. Ia mengerjapkan matanya dan memijat pelipisnya. Ia memandang ke sekeliling, ia tahu ia berada di apartemen Adam. Ia sering menginap di sini, bahkan sebagian pakaiannya pun ia simpan di apartemen ini.

Axelle beranjak dari tempat tidur dan pergi membersihkan diri. Saat ia keluar dari kamar, Adam baru saja pulang dari membeli sarapan. Ia meletakkan 3 buah kotak berisi bubur ayam di atas meja.

Axelle menarik kursi dan duduk di meja makan. Tak lama, Nathan pun ikut bergabung. Mereka menyantap bubur ayam dalam keadaan hening. Namun, Axelle bisa merasakan kalau kedua sahabatnya ini sedang memperhatikannya.

"Lo berdua kenapa ngeliatin gue begitu sih? Apa ada yang salah di muka gue?" Tanya Axelle.

"Sepertinya kita perlu bicara, Ax," Adam menatap tajam ke arah dirinya.

Setelah membereskan sarapan mereka, kini mereka bertiga duduk di ruang keluarga dengan sofa sofa yang berukuran agak besar.

"Lo mau cerita, atau gue yang akan mulai bertanya?" Ucap Adam.

"Cerita apaan?" Tanya Axelle.

"Apa yang bikin lo sampai mabok semalam?"

"Ooo, gue cuma lagi pengen aja, lagi bosen sama kuliah gue," jawab Axelle enteng.

"Lo yakin cuma gara gara itu?" Adam menekan setiap kata dalam kalimatnya, sementara Nathan hanya melihat mereka berdua.

"Iya."

Adam menghela nafasnya kasar. Ia masih tidak habis pikir sahabatnya itu tetap menyembunyikan masalahnya sendiri. Tapi Adam tidak akan memaksa. Adam juga menoleh ke arah Nathan dan menggelengkan kepalanya, menandakan bahwa sebaiknya mereka tidak melanjutkan pembicaraan mereka.

*****

"Kamu mau kemana nanti, ca?"

"Aku nggak tahu, Rik. Tapi aku harus pergi. Aku minta tolong kamu ngomong sama Pak Rangga ya kalau aku nggak bisa kerja di sana lagi. Bilang aja aku dipaksa berhenti oleh orang tuaku karena aku harus kuliah," pinta Vanessa.

"Ya, nanti aku ngomong sama Pak Rangga."

"Aku boleh nginep di sini ya Rik, semalam aja. Besok aku pergi."

Saat ini Vanessa sedang berada di dalam kamar kost milik Rika. Ia tidak tahu lagi harus pergi kemana. Bahkan sahabatnya Ardi dan Anna, tak pernah mencarinya lagi.

"Iya, boleh kok. Tapi maaf ya, kasurku kecil, jadi kita harus dempetan."

"Aku di bawah aja nggak apa apa, Rik. Yang penting aku nggak kehujanan."

"Eh jangan, bisa sakit kamu tidur di bawah. Kita berbagi aja di atas. Oya ca, kamu mau nggak tinggal sama Tanteku. Ia buka salon, siapa tahu kamu bisa kerja di sana."

"Aku mau, Rik. Terima kasih."

"Aku hubungin Tante Ayu dulu ya. Kamu istirahat aja, aku mau ke kamar mandi dulu."

"Ya."

Waktu masih menunjukkan pukul 4 pagi. Rika terbangun saat ada yang mengetuk pintu kamar kostnya.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!