AKU BERJANJI

"Lo kenapa bro?" tanya Adam yang melihat sahabatnya, Axelle, sedang duduk termenung memandang ke arah luar jendela.

Axelle William, seorang laki laki berusia 20 tahun. Saat ini sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta terkenal di Jakarta.

"Gue nggak apa apa. Lo udah mau balik?" tanya Axelle.

"Iya, gue mau balik barengan Nathan."

"Ya udah, gue palingan bentar lagi balik."

Adam meninggalkan Axelle. Sebenarnya ia tahu ada sesuatu yang terjadi pada Axelle, karena tidak biasanya ia termenung seperti itu. Adam tak ingin terlalu banyak bertanya, karena Axelle akan bercerita sendiri jika ia ingin berbagi.

Axelle masih memandang ke arah jalanan yang begitu padat di sore hari. Pikirannya terus memikirkan Vanessa yang berada di rumah sakit.

"Ia sedang hamil. Apa itu anakku?" batin Axelle.

Ia memang mengikuti mobil milik keluarga Barata hingga mereka sampai di rumah sakit. Axelle juga mendengar saat Dokter memberitahu kedua orang tua Vanessa mengenai kondisi gadis itu.

*****

Plakkk!!!

Sebuah tamparan kembali mendarat di pipi Vanessa. Baru saja ia sadar dan mendapati dirinya berada di rumah sakit, hatinya sudah kembali tersakiti.

"Memang, wanita jalang akan melahirkan wanita jalang juga. Aku yakin kamu juga pasti tidak tahu siapa ayah dari anak yang ada di dalam perutmu itu kan?" Ucap Helen sambil memandang sinis ke arah Vanessa

"Kamu benar benar mengecewakan Papa. Apa kamu tidak tahu kalau perbuatanmu ini mempermalukan Papa? Mempermalukan keluarga kita?!" Teriak Tio, hingga membuat Vanessa tersentak kaget.

"Aku ... sebenarnya aku ...," Vanessa ingin menceritakan yang terjadi, tapi ia yakin Ibu tirinya akan menghasut ayahnya dan mengatakan kalau ia berbohong.

"Apa? Apa kamu ingin mencari alasan lagi? Sayang, kamu harus mengambil tindakan. Aku tidak mau hal ini menjadi masalah untuk kita, apalagi untuk Victor."

Mendengar nama Victor, Tio menyadari bahwa Victor akan menjadi bulan bulanan jika sampai masalah ini diketahui publik. Ia tak ingin putranya ini menjadi bahan ejekan. Itu akan membuatnya malu.

Tio menatap ke arah Vanessa. Ia memang putrinya, tapi ia juga tidak akan mengorbankan putranya.

"Mulai hari ini, kamu tidak usah lagi kembali ke rumah. Kamu bukan lagi putriku. Aku akan meminta supir kembali ke sini untuk membawa barang barang milikmu."

Deghhh ....

Hati Vanessa seperti tersayat, sakit tapi tak berdarah. Papanya kini tak menganggap dirinya lagi. Sementara itu Helen tersenyum melihatnya. Keputusan yang diambil suaminya, adalah hal yang ia tunggu tunggu sejak 8 tahun yang lalu.

"Ayo kita pulang, sayang," ajak Helen.

"Aku akan membayar biaya rumah sakit ini, tapi jangan pernah lagi kamu menampakkan diri di hadapanku," itulah kata kata terakhir Tio sebelum meninggalkan Vanessa yang tanpa sadar sudah mengeluarkan air mata.

*****

Sudah 2 hari sejak terakhir kali ia bertemu dengan ayahnya. Benar saja, barang barang miliknya dibawakan oleh supir. Sebuah koper dan tas tangan.

Vanessa memegang perutnya, "Kini aku tidak punya siapa siapa lagi  aku hanya memilikimu. Apa Mama begitu jahat hingga ingin membunuhmu? Tapi mama benar benar tidak siap akan kehadiranmu."

Vanessa turun dari tempat tidurnya, ia ingin pergi ke toilet. Baru saja ia berjalan beberapa langkah, pintu ruangannya terbuka. Ia langsung memundurkan tubuhnya saat melihat siapa yang masuk ke dalam sana.

"Nes ...," panggil Axelle.

"Keluar!!"

"Aku ingin ...."

"Keluar!!!" Teriak Vanessa sambil memejamkan matanya. Ia tak bisa melihat laki laki itu lagi. Tidak sekarang, tidak kapanpun.

Axelle berjalan mendekati Vanessa dan meraih pergelangan tangan Vanessa yang tidak terluka, "Biarkan aku bicara."

"Lepaskan! Lepaskan aku! Tolong lepaskan aku," Axelle bisa mendengar nafas Vanessa yang begitu cepat. Gadis itu juga terus menghentakkan tangannya agar genggaman Axelle terlepas.

Wajah Vanessa menampakkan ketakutan dan kesedihan dalam saat yang bersamaan. Setelah beberapa kali mencoba melepaskan tangannya, akhirnya Axelle melepaskan tangan Vanessa saar seorang perawat masuk ke dalam ruangan.

Melihat kesempatan itu, Vanessa langsung berlari ke arah pintu tersebut, agar ia bisa menjauh dari Axelle.

"Nes!" panggil Axelle.

Axelle mengejar Vanessa. Ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada wanita itu dan juga bayi yang ada dalam kandungannya. Anaknya, ya anaknya.

Namun naas, saat Vanessa berusaha menuruni tangga, ia tersandung. Meskipun tangga itu tidak terlalu tinggi, tapi tetap terasa sakit. Vanessa bisa merasakan sesuatu yang basah mengenai celana rumah sakit yang dikenakannya. Ia pun kembali tak sadarkan diri.

"Ia kehilangan janinnya," hal itulah yang ia dengar saat seorang dokter berbicara di dalam ruangan. Ia ingin menangis, tapi tak ingin orang lain mengetahui kalau ia sudah sadar.

Vanessa menyadari bahwa Axelle masih berada di ruangan itu. Ia tak ingin melihat ataupun berbicara dengan laki laki itu, jadi ia harus berpura pura tetap tidur.

Setelah kepergian dokter, Axelle mendekati Vanessa dan duduk di sampingnya.

"Maafkan aku, nes. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu seperti ini. Aku ...,"

Vanessa ingin sekali melepaskan tangannya yang berada dalam genggaman Axelle. Ia merasa jijik disentuh oleh Axelle.

"Aku berjanji akan menjagamu. Maafkan aku."

*****

Malam semakin larut, Axelle masih saja berada di dalam ruangan rawat. Vanessa membuka matanya, melihat jam yang berada di dinding ruangan tersebut, jam 2 pagi.

Setelah memastikan Axelle tak menyadari kalau ia sudah sadar, ia segera turun dari tempat tidur. Berjalan ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Meskipun perutnya masih terasa sakit, tapi tidak ia pedulikan.

Vanessa melakukan semuanya dengan cepat dan tanpa suara. Ia mengangkat koper miliknya, karena jika ia menariknya maka akan menimbulkan suara. Untung saja pintu rumah sakit itu tidak mengeluarkan suara saat ia membukanya.

Vanessa segera pergi dari ruangan itu. Ia menarik koper miliknya dengan cepat ke arah pintu keluar sesuai petunjuk arah. Rasa sakit pun ia tahan meskipun semakin nyeri. Di lobby ternyata ada pangkalan taksi. Ia memanggil satu satunya taksi yang sedang mangkal di sana.

*****

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Sdh diabaikan oleh ayahnya sendiri, diperkosa, hamil, diusir dr rumah dan akhirnya keguguran..Semoga apa yg telah kau alami membuat dirimu kuat, dan tdk bisa diintimidasi oleh siapapun. Tio, dan Helen si wanita ular smg dapat karmanya

2024-07-19

0

💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ

💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ

nyesek.....kasihan vanesa.....
kebanyakan seorang ayah klo udah punya istri baru emang gitu....kurang perhatian sama anak sendiri....
walau tdk semua ya....krn banyak juga ayah yg bertanggungjawan

2022-03-17

3

Melda Winda MaLau

Melda Winda MaLau

nyesek bacanya thor

2021-11-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!