Design Cinta Mr. CEO
Cerita ini hanyalah fiksi dan karangan sang Author, apabila dalam cerita terdapat kesamaan baik dalam nama tokoh, tempat, atau kejadian tolong di maafkan.
Aku berjalan pelan di tepian jalan Via Della Signora setelah kepulanganku dari café untuk bertemu teman lamaku. Tanpa ku sadari gumpalan kecil mulai berjatuhan mengenai wajahku. Aku mengarahkan wajahku ke atas mencoba melihat apa yang jatuh. Dan ternyata benar seperti dugaanku, gumpalan salju kecil mulai berjatuhan.
“Oh salju…. Sangat ini? apakah ini sudah waktunya?” gumamku pelan sembari mendongakkan kepalaku keatas.
Ku lihat gumapalan-gumpalan kecil itu turun, wajahku tersenyum.
Akhirnya musim dingin datang, kataku dalam hati.
……
……
……
-Butil Shopea-
“Kenapa bisa seperti ini… ini butik mahal bukan…apakah ini kesalahan kecil” ucap Jelius dengan nada membetak, matanya melotot seakan keluar dari kerangka, matany memerah rahangnya mengeras.
“Saya akan panggilkan designernya tuan, silahkan duduk kembali…” ucap seorang karyawan yang di duga bagian resepsionis di butik itu.
Laki-laki itu merupakan pelanggan VIP di butik Shopea. Butik Shopea adalah butik yang sangat terkenal di Milan, butik ini menyedian berbagai gaun dan tuxedo. Butik ini juga sering di sebut butik pengantik karena banyak pelanggan yang datang untuk memesan pakaian pengantin.
“Ms. Lea, bagaimana ini? itu tuan Jelius marah karena kesalahan di tuxedonya.” Ucap sang pegawai.
Pegawai ini bernama madona dia gadis keturunan Mexico, dirinya yang sangat pintar dalam menjahit manik-manik di gaun membuat Lea sang pemilik butik senang dengannya.
“Siapa designernya?
“Mrs. Deby” katanya pelan.
“Deby? What wrong? Setahu saya Deby tidak pernah memuat kesalahan dalam pakaian yang di buatnya?” jelas Lea.
Lea memang sangat mengetahui bagaimana kinerja Deby. Sejak pertama kali Lea bertemu dengan Deby hingga mereka menjadi atasan dan bawahan, Lea tidak pernah melihat kesalahan dalam pekerjaan Deby.
“Lalu bagaimana donk Miss?”tanya madona dengan wajah memelas. Jujur sebenarnya dirinya bingung menghadapi client yang satu ini.
“Coba hubungi Deby, tadi dia meminta izin keluar padaku, aku akan menangani masalah tuan Jelius” terang Lea.
Lea memang dapat di bilang wanita karir yang sangat sukses. Setelah kelulusannya dari Parsons School of Design dirinya memulai dengan mendirikan butik kecil. Setelah beberapa bulan dirinya mendirikan akhinya dirinya bertemu dengan Deby. Lea mengetahui Deby karena Deby merupakan salah satu designer muda yang sempat mendesind gaun miss universe dari Indonesia.
Tak lama dari setelah tuan Jelius dapat di tenangkan oleh Lea, Deby masuk dengan mantel tebalnya yang sedikit terkena salju. Matanya terbelalak melihat Lea yang tampak pusing di kursi ruang tamu.
“Ada apa?” tanya Deby setelah masuk ke dalam butik
“Pelangganmu emosi, kau salah mengukur badan seseorang ya?” tanya Lea mencari kebenaran akan masalah ini.
“Eh… maksudmu apa?” tanya Deby kembali
“ Duduklah, dengarkan aku, kepalaku pusing ini”
Deby duduk di sebelah kursi yang di duduki oleh temannya atau dapat juga di sebut sahabatnya setelah pindah ke Milan. Deby terdiam setelah melihat sepasang tuxedo yang di berikan Lea padanya. Lea menjelaskan mengenai masalah pada tuxedo tersebut.
“Percaya deh, aku gak mungkin salah ukuran” belanya yng kemudian melihat tuxedo tersebut.
“Tapi ini jelas-jelas salah, aku juga melihatnya di tanggal pemesanan, ukurannya memang tidak sama By”
“Tunggu…”
…..
…..
…..
“Pada hari itu memang ada dua orang yang memesan tuxedo dan bahan dan warna yang di pilih juga sama, masak iya ketuker?”
“Lha kamu kok tanya aku sih By, kan itu pelangganmu” jawab Lea dengan tawanya.
“Ihhhh jangan ketawa gitu donk, Ya. Bantuin aku nginget” rengek Deby.
“Dih, ini masalahmu ya, cepat selesaikan. tuan Jelius akan datang lagi besok pagi. Kau jangan pergi ya… Selesaikan masalahmu itu dengannya” ucap Lea yang kemudian berjalan pergi meninggalkan Deby dengan setelan tuxedo.
Deby melihat sesaat ukuran tuxedony, di tangnya sudah d pegangnya kertas yang berisi pesanan tuan Jelius beberapa minggu yang lalu. Deby melihatnya dengan seksama, dah akhirnya matanya terbelalak.
“Kok bener salah ukuran…. Atau jangan-jangan tertukar… aduh gimana donk” pikirannya berkecamuk, hatinya berdebar was-was jika apa yang dipikirkan benar-benar terjadi.
“Kalau sampai tertukar aku harus menghubungi pria itu lagi, mau taruh mana mukaku?” ucpnya lirih.
-Rumah Deby-
Bangunan dengan tingkat tiga lantai di dalamnya terdapat bebrapa pasang keluarga, salah satunya keluarga Deby. Deby tinggal di dalam gedung itu tepatnya di lantai dua kamar 11. Kamar yang memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang keluarga di gabung dengan ruang tamu serta satu dapur itu menjadi tempat berteduh Deby dan anaknya.
CKKKEEEELLLLL
Suara pintu terbuta, Deby yang sudah sangat lelah akhirnya masuk dan melepas mantel yang di gunakannya. Dirinya melihat ke ruang tamu, di sana Felix anak semata wayang Deby sedang asik meninton serial kartun kesukaannya.
“Momy pulanggg” ucap Deby dengan merentangkan tanganya. Felik yang mendengar suara sang momy pun segera bersiri, dirinya berlari ke dalam pelukan sang momy.
“Momy… I’m miss you” ucapnya setelah berada di pelukan sang momy.
“Momy juga sayang. Bagaimana sekolahmu? Apakah menyenangkan?”
Deby yang terkesan sangat sibuk akhinya memilih untuk memasukan Felix ke sekolah, hal ini bertujuan untuk menitipkan felik dan mengajarkan dirinya bagaimana caranya bergaul dengan teman-temannya yang lain.
“Senang momy, hari ini Felix mendapat teman baru… Bu guru jug bilang kalau Felix sudah pandai berhitung” ucap sang anak membanggakan dirinya.
“Good… ini baru anak momy. Kau sudah makan?” tanya Deby lanjut. Felix menggeleng dengan tatapan imutnya.
“Okay sekarang kita masak… kau mau spageti karbonara sayang?” tanya Deby yang sudah mendaratkan Felix di atas sofanya.
“Yup YUMMMYYYYY” jawab Felix dengan Expresi senang.
Tak membutuhkan waktu lama, Spageti karbonara buatan Deby pun akhirnya datang. Felix yang sudah tidak sabar dengan sepageti itu akhinya setelah di hidangkan anak itu memakan dengan lahapnya.
“Momy….”
“Ya, sayang”
“Momy, minggu depan ada acara hari ayah dan di sekolahan akan mengadakan pertandingan, apakah ayah Felix dapat datang di acara itu?”
tanya bocah kecil itu dengan mulut yang belepotan saus spageti.
Uhhhuuuuukkkk
Kiara terbatuk mendengar ucapan sang anak, bagaiamana ini selama ini dirinya telah pergi meninggalkan pria itu. Debypun sudah tak tahu mengenai pria itu. Semua yang terjadi di masalalu adalah kesalahan. Lalu apa yang harus di katakan Deby pada sang anak.
“Sayang…. Nanti momy yang akan datang ke acara itu” jelas Deby.
“Tapi bu guru mangundang Daddy, Mom?”
“Atau benar kata teman-teman Felix kalau sebenarnya Felix tdak memiliki Daddy?” tanya mendalam.
“Eoh tidak sayang… Kau punya Deddy yang sangat menyanyangimu… Dia akan datang” ucap Deby ragu.
Dirinya lebih memilih untuk membohongi sang anak. Bagaimana pun Felix belum saatnya tahu mengenai siapa ayahnya.
*
*
*
*
*
Jangan lupa follow, like, coment dan vote author ya. Biar authornya tambah semangat☺️🙏🏻💪🏻
Selamat membaca semoga menghibur
Terimakasih untuk para pembaca dan salam dari FAIRUZ😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments