“Permisi tuan saya akan membawanya masuk terlebih dahulu” ucap Deby yang kemudian menggendong Felik dan membawanya keluar ruangan, Madona yang sempat terdiam pun ikut berjalan di belakang Deby.
Demian yang masih setia berdiri di tempatnya pun hanya dapat melihat kepergian Deby sembari menggendong Felik. Wajah anak itu sangat pucat, terlihat sekali raut wajah takutnya setelah di tatap oleh Demian.
Deby sampai di ruangannya, ruangan yang biasanya di gunakannya untuk berkreasi dengan pikiran-pikirannya sehingga menghasilkan design yang bagus dan memukau. Felik turun dari gendongan Deby, di belakangnya terlihat Madona yang mengikutinya kemudian duduk di kursi samping Felik.
“Miss, kau mengenal tuan Demian?” tanya Madona penasaran.
“Iya” jawabnya lirih
“Wow hebat sekali… Kenapa gak bilang sih miss, jadi miss udah tau kalau tuan James sama tuan Demian itu kakak adik, makanya miss mau ambil orderan tuan James yang Cuma satu minggu itu?” tanya Madona lagi.
Benas sekali, beberapa hari lalu Deby yang sedang senggang tiba-tiba menerima seorang klien yang memintanya untuk membuat sebuat tuxedo dalam jangka waktu kurang dari satu minggu. sebenarnya jika di pikir-pikir, jarang sekali seorang designer baju dapat menerima pesanan dalam jangka waktu kurang dari satu minggu, Jika desainer ini menerimanya pasti dirinya membuatnya sangat terburu-buru.
Deby sedikit berfikir, mengingat kembali beberapa waktu lalu kenapa dirinya mau menerima pesanan tuan James.
“Momy… uncle tadi menakutkan” ucap Felik tiba-tiba. Deby yang masih dalam lamunannyapun akhirnya terkaget, bagaimana bisa seorang anak takut akan bapaknya.
“Gak papa sayang… uncle itu gak jahat kok, jadi kamu tenang aja ya?” ucap Deby sembari mengelus pipi gembul Felik.
“Miss Deby” ucao seseorang dari pintu ruangan tersebut.
Terlihat Lea sedang berdiri di depan pintu ruangan itu, tangannya di melambai-lambai pada Deby. Deby yang melihtnya pun langsung paham.
“Dona, tolong jaga Felik lagi sebentar ya, sepertinya miss Lea ada perlu lagi denganku” ucap Deby yang langsung melenggang pergi.
Felik yang melihat momynya pergi segera menyusul, tetapi belum ada satu langkah anak itu beranjak, Madona lebih dulu menariknya.
“Ayo ikut miss,,,, miss punya banyak mainan lho Felik” Felik yang jelas notabennya bocah kecil setelah mendengar kata mainan dirinya langsung bergerak mengikuti Madona.
Deby sampai di depan pintu menemui Lea, mereka berdua berbisik-bisik ringan, entah apa yang mereka rundingkan tetapi hal itu membuat panic wajah Deby.
“Udahlah ayo,… Kata tuan James mau pamitan. Kamu kan designernya” rayu Lea agar Deby keluar menemui kliennya.
“Baiklah, tapi miss Lea ikut ya” jawab Deby kemudian.
Mereka berjalan hingga sampai di ruangan tamu yang menyuguhkan dua pria tampan bak model yang tengah duduk manis.
James yang melihat Deby tersenyum ramah, sedangkan Demian yang melihat kedatangan wanita itu langsung menatapnya pekat.
“Nona terima kasih banyak saya ucapkan… saya mungkin akan selalu memesan tuxedo di sini, tuxedo yang saya terima sangat memuaskan meskipun harus tertukar dulu” ucapnya yang di barengi tawa renyahnya.
“Kami siap melayani pesanan tuan James” ucap Lea setelah tertawa pelan.
“Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu, untuk tuxedonya akan langsung saya bawa” ucap James yang kemudian berdiri.
Demian yang ada di samping sang adik itu tak berkata apapun, dirinya hanya sibuk mengamati gerak gerik Deby.
Deby dan Lea mengantarkan kepergian James dan Demian hingga depan pintu, Deby dan Lea dengan hormat melepas kepergian dua pria tanpan itu. Setelah kepergian mereka Deby dan Lea masuk. Deby berlari mencari keberadaan Felik yang tadi di titipkannya pada Madona, sedangkan Lea dirinya akan bernyanyi ria karena telah kedatangan klien yang sangat agung.
\~\~\~\~\~\~\~
“Kau mengenalnya” tanya James yang duduk di samping Demian.
Mereka sedang berjalan menuju mansion keluarga Lee, di mana Albert Lee selaku pembisnis kelas dunia itu tinggal bersama anak dan istrinya.
Mobil memasuki pekarangan mansion yang mewah, mobil itu berhenti tepat di depan pintu depn menurunkan dua pria yang setelan jas mereka masing-masing. Keduanya turun dari mobil, kemudian berjalan memasuki mansion.
“Apakah ayah benar-benar menunggu kita” tanya James pada satu bodyguard yang berdiri di depan pintu. Bodyguard itu hanya mengangguk.
Demian dan James langsung menuju ruang kerja milik sang ayah, di aman ruangan itu terletak di lantai tiga. Kedua manusia itu langsung memasuki ruangan kerja ayahnya setelah sampai di lantai tiga, pintu terbuka dan nampaklah satu pria dengan uban yang hampir memenuhi kepalanya.
“Duduklah” ucapnya setelah melihat kedatangan kedua anaknya.
“Maksud ayah meminta kalian ke sini adalah untuk meminta kalian ikut mengurus pernikahan adik kalian”
“Maksudnya kami berdua harus mengurus pernikahan anak jalan itu?” ucap James spontan.
Tuan Albert memang memiliki tiga anak, dua putra dan satu putri. Dua putra tuan Albert di milikinya dengan istri satu-satunya dan anak terakhirnya merupakan anaknya dengan selingkuhan.
“Jaga cara bicaramu James” bentak tuan Albert
“Tenanglah” ucap Demian dengan wajah datarnya
“Apa yang dia perlukan?” tanya Demian dengan rahang yang mengeras.
“Tanyakan pada adikmu” ucap tuan Albert kemudian.
Percakapan itutak berlangsung lama, saat ini Demian dan James sudah berada di kebun belakang mainson mereka.
“Jadi kau akan membantunya?” tanya James ke pada kakaknya yang sedang menatap kebuh di depannya.
“Entahlah… Bukankah kau sudah menyiapkan tuxedo, sepertinya dirimulebih siap untuk membantunya” jawab Johan dengn seringgai di sudut bibirnya.
“Aku hanya menyiapkannya untuk datang ke acaranya bukan membatunya” jawabnya dengan santai.
“oh ya… ngomong-ngomong tentang tuxedo, kau benar mengenal desiner itu?”
“Hem..”
“Wow hebat…Bagaimana bisa? Aku dengar dia pernah menjadi designer miss universe, tetapi beberapa bulan kemudian dia menghilang” ucap James sangat santai.
“Maksudmu menghilang?”
“Ya begitu, menghilang dari dunia fashion… ehhhmmmm tetapi aku menemukannya sekarang, desaignnya cukup bagus dan tak mengecawakan, wajahnya juga cantik meskipun ibu beranak satu?” ucapnya gamblang. Demian yang mendengar ocehn sang adik pun hnya menengok tnpa berniat menjawabnya.
“Tapi ya, dari tadi aku berfikir… itu anak desaignernya mirip denganmu… bahkan seperti copianmu. Apa kau tidak penasaran kenapa bisa begitu?” tanyanya lagi.
“Entah… Aku akan meminta Rudi untuk menyelidikinya” Jawabnya datar.
*
*
*
*
*
Jangan lupa follow, like, coment dan vote author ya. Biar authornya tambah semangat☺️🙏🏻💪🏻
Selamat membaca semoga menghibur
Terimakasih untuk para pembaca dan salam dari FAIRUZ😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments