NovelToon NovelToon

Design Cinta Mr. CEO

MY STYLE in MILAN

Cerita ini hanyalah fiksi dan karangan sang Author, apabila dalam cerita terdapat kesamaan baik dalam nama tokoh, tempat, atau kejadian tolong di maafkan.

Aku berjalan pelan di tepian jalan Via Della Signora setelah kepulanganku dari café untuk bertemu teman lamaku. Tanpa ku sadari gumpalan kecil mulai berjatuhan mengenai wajahku. Aku mengarahkan wajahku ke atas mencoba melihat apa yang jatuh. Dan ternyata benar seperti dugaanku, gumpalan salju kecil mulai berjatuhan.

“Oh salju…. Sangat ini? apakah ini sudah waktunya?” gumamku pelan sembari mendongakkan kepalaku keatas.

Ku lihat gumapalan-gumpalan kecil itu turun, wajahku tersenyum.

Akhirnya musim dingin datang, kataku dalam hati.

……

……

……

-Butil Shopea-

“Kenapa bisa seperti ini… ini butik mahal bukan…apakah ini kesalahan kecil” ucap Jelius dengan nada membetak, matanya melotot seakan keluar dari kerangka, matany memerah rahangnya mengeras.

“Saya akan panggilkan designernya tuan, silahkan duduk kembali…” ucap seorang karyawan yang di duga bagian resepsionis di butik itu.

Laki-laki itu merupakan pelanggan VIP di butik Shopea. Butik Shopea adalah butik yang sangat terkenal di Milan, butik ini menyedian berbagai gaun dan tuxedo. Butik ini juga sering di sebut butik pengantik karena banyak pelanggan yang datang untuk memesan pakaian pengantin.

“Ms. Lea, bagaimana ini? itu tuan Jelius marah karena kesalahan di tuxedonya.” Ucap sang pegawai.

Pegawai ini bernama madona dia gadis keturunan Mexico, dirinya yang sangat pintar dalam menjahit manik-manik di gaun membuat Lea sang pemilik butik senang dengannya.

“Siapa designernya?

“Mrs. Deby” katanya pelan.

“Deby? What wrong? Setahu saya Deby tidak pernah memuat kesalahan dalam pakaian yang di buatnya?” jelas Lea.

Lea memang sangat mengetahui bagaimana kinerja Deby. Sejak pertama kali Lea bertemu dengan Deby hingga mereka menjadi atasan dan bawahan, Lea tidak pernah melihat kesalahan dalam pekerjaan Deby.

“Lalu bagaimana donk Miss?”tanya madona dengan wajah memelas. Jujur sebenarnya dirinya bingung menghadapi client yang satu ini.

“Coba hubungi Deby, tadi dia meminta izin keluar padaku, aku akan menangani masalah tuan Jelius” terang Lea.

Lea memang dapat di bilang wanita karir yang sangat sukses. Setelah kelulusannya dari Parsons School of Design dirinya memulai dengan mendirikan butik kecil. Setelah beberapa bulan dirinya mendirikan akhinya dirinya bertemu dengan Deby. Lea mengetahui Deby karena Deby merupakan salah satu designer muda yang sempat mendesind gaun miss universe dari Indonesia.

Tak lama dari setelah tuan Jelius dapat di tenangkan oleh Lea, Deby masuk dengan mantel tebalnya yang sedikit terkena salju. Matanya terbelalak melihat Lea yang tampak pusing di kursi ruang tamu.

“Ada apa?” tanya Deby setelah masuk ke dalam butik

“Pelangganmu emosi, kau salah mengukur badan seseorang ya?” tanya Lea mencari kebenaran akan masalah ini.

“Eh… maksudmu apa?” tanya Deby kembali

“ Duduklah, dengarkan aku, kepalaku pusing ini”

Deby duduk di sebelah kursi yang di duduki oleh temannya atau dapat juga di sebut sahabatnya setelah pindah ke Milan. Deby terdiam setelah melihat sepasang tuxedo yang di berikan Lea padanya. Lea menjelaskan mengenai masalah pada tuxedo tersebut.

“Percaya deh, aku gak mungkin salah ukuran” belanya yng kemudian melihat tuxedo tersebut.

“Tapi ini jelas-jelas salah, aku juga melihatnya di tanggal pemesanan, ukurannya memang tidak sama By”

“Tunggu…”

…..

…..

…..

“Pada hari itu memang ada dua orang yang memesan tuxedo dan bahan dan warna yang di pilih juga sama, masak iya ketuker?”

“Lha kamu kok tanya aku sih By, kan itu pelangganmu” jawab Lea dengan tawanya.

“Ihhhh jangan ketawa gitu donk, Ya. Bantuin aku nginget” rengek Deby.

“Dih, ini masalahmu ya, cepat selesaikan. tuan Jelius akan datang lagi besok pagi. Kau jangan pergi ya… Selesaikan masalahmu itu dengannya” ucap Lea yang kemudian berjalan pergi meninggalkan Deby dengan setelan tuxedo.

Deby melihat sesaat ukuran tuxedony, di tangnya sudah d pegangnya kertas yang berisi pesanan tuan Jelius beberapa minggu yang lalu. Deby melihatnya dengan seksama, dah akhirnya matanya terbelalak.

“Kok bener salah ukuran…. Atau jangan-jangan tertukar… aduh gimana donk” pikirannya berkecamuk, hatinya berdebar was-was jika apa yang dipikirkan benar-benar terjadi.

“Kalau sampai tertukar aku harus menghubungi pria itu lagi, mau taruh mana mukaku?” ucpnya lirih.

-Rumah Deby-

Bangunan dengan tingkat tiga lantai di dalamnya terdapat bebrapa pasang keluarga, salah satunya keluarga Deby. Deby tinggal di dalam gedung itu tepatnya di lantai dua kamar 11. Kamar yang memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang keluarga di gabung dengan ruang tamu serta satu dapur itu menjadi tempat berteduh Deby dan anaknya.

CKKKEEEELLLLL

Suara pintu terbuta, Deby yang sudah sangat lelah akhirnya masuk dan melepas mantel yang di gunakannya. Dirinya melihat ke ruang tamu, di sana Felix anak semata wayang Deby sedang asik meninton serial kartun kesukaannya.

“Momy pulanggg” ucap Deby dengan merentangkan tanganya. Felik yang mendengar suara sang momy pun segera bersiri, dirinya berlari ke dalam pelukan sang momy.

“Momy… I’m miss you” ucapnya setelah berada di pelukan sang momy.

“Momy juga sayang. Bagaimana sekolahmu? Apakah menyenangkan?”

Deby yang terkesan sangat sibuk akhinya memilih untuk memasukan Felix ke sekolah, hal ini bertujuan untuk menitipkan felik dan mengajarkan dirinya bagaimana caranya bergaul dengan teman-temannya yang lain.

“Senang momy, hari ini Felix mendapat teman baru… Bu guru jug bilang kalau Felix sudah pandai berhitung” ucap sang anak membanggakan dirinya.

“Good… ini baru anak momy. Kau sudah makan?” tanya Deby lanjut. Felix menggeleng dengan tatapan imutnya.

“Okay sekarang kita masak… kau mau spageti karbonara sayang?” tanya Deby yang sudah mendaratkan Felix di atas sofanya.

“Yup YUMMMYYYYY” jawab Felix dengan Expresi senang.

Tak membutuhkan waktu lama, Spageti karbonara buatan Deby pun akhirnya datang. Felix yang sudah tidak sabar dengan sepageti itu akhinya setelah di hidangkan anak itu memakan dengan lahapnya.

“Momy….”

“Ya, sayang”

“Momy, minggu depan ada acara hari ayah dan di sekolahan akan mengadakan pertandingan, apakah ayah Felix dapat datang di acara itu?”

tanya bocah kecil itu dengan mulut yang belepotan saus spageti.

Uhhhuuuuukkkk

Kiara terbatuk mendengar ucapan sang anak, bagaiamana ini selama ini dirinya telah pergi meninggalkan pria itu. Debypun sudah tak tahu mengenai pria itu. Semua yang terjadi di masalalu adalah kesalahan. Lalu apa yang harus di katakan Deby pada sang anak.

“Sayang…. Nanti momy yang akan datang ke acara itu” jelas Deby.

“Tapi bu guru mangundang Daddy, Mom?”

“Atau benar kata teman-teman Felix kalau sebenarnya Felix tdak memiliki Daddy?” tanya mendalam.

“Eoh tidak sayang… Kau punya Deddy yang sangat menyanyangimu… Dia akan datang” ucap Deby ragu.

Dirinya lebih memilih untuk membohongi sang anak. Bagaimana pun Felix belum saatnya tahu mengenai siapa ayahnya.

*

*

*

*

*

Jangan lupa follow, like, coment dan vote author ya. Biar authornya tambah semangat☺️🙏🏻💪🏻

Selamat membaca semoga menghibur

Terimakasih untuk para pembaca dan salam dari FAIRUZ😚

SEORANG ANAK

Cerita ini hanyalah fiksi dan karangan sang Author, apabila dalam cerita terdapat kesamaan baik dalam nama tokoh, tempat, atau kejadian tolong di maafkan.

Dirinya lebih memilih untuk membohongi sang anak. Bagaimana pun Felix belum saatnya tahu mengenai siapa ayahnya.

“Kau tau sayang, hari ini salju turun” kata Deby mengalihkan pembicaraan sang anak.

“Benarkan momy?”tanyanya dengan interest.

“Hemmm… Kau belom melihatnya?” tanya Deby lagi.

Felik yang merasa belom melihatnyapun langsung menggeleng cepat.

“Kau ingin melihatnya sayang?” tanya sang momy dengan melihattingkah sang anak.

Felik terlihat sangat tertarik dengan salju. Setiap turun salju dia akan berlari keluar untuk bermain menggunakan pakaian musim dinginnya.

Setelah makan malam itu selesai, Deby mengajak sang anak untuk beristirahat di ruang keluarga. Deby mengelus lembut rambut sang anak yang kepalanya berada di pangkuannya. Mereka sedang menonton serial kartun Animation Schools yang sangat di gemarinya.

“Momy…” panggilnya pada Deby.

“Hemmmm…”

“Apakah besok momy pulang malam lagi?” tanyanya pelan.

Deby mendudukan anaknya, dirinya menatap mata Felix mencari tahu apa yang ingin di katakan anaknya.

“Ada apa sayang” tanya seraya mengelus rambut sang buah hati.

“Aku ingin di jemput seusai sekolah” katnya dengan wajah yang mulai menunduk.

Deby menimbang-nimbang keinginan sang anak. Dirinya tau betul bagaimana Felik tumbuh, anak yang tumbuh tanpa belaian lasih sayang seorang ayah, nak yang juga tumbuh dengan kurangnya kasih sayang dari Deby.

Karena pada saat itu dirinya tegah sibuk dengan pekerjaan yang menumpuk di awal karirnya di kota itu.

“Momy pastikan besok akan menjemputmu” kata Deby dengan senyum lebarnya.

Ternyata anaknya sangat manis, Felik meminta perhatian dari sang ibu dangan cara yang cukup simple. Sangat jarang anak meminta di jemput oleh ibunya, manalagi mempunyai pekerjaan yang sangat susah di tinggalkan.

Felik sebenarnya hanya membutuhkan sedikit sentuhan kasih sayang dan cinta, meskipun kasih sayang dan cinta dari Deby sangat lah besar tetapi dia juga pasti merasa kurang karena tidak dapatnya kasih sayang dari seorang ayah.

“Apa tidak apa-apa?” tanya Felik dengan tatapan seduhnya mengarah ke wajah Deby.

Deby yang mengerti langsung menjawabnya dengan anggukan dan senyum yang sangat manis.

\~\~\~\~\~\~\~

Matahari pagi bersinar sangat cerah, semalam salju turun tak begitu lebat. Jendela kamar felik yang sedikit mengupa itu di buka oleh Deby menjadikan hawa dingin sedikit masuk.

“Aduh anak ini… kenapa tidak benar sih menguncinya, pasti semalam dia kedinginan” ucap Kiara sembari membenarkan Jendela itu.

Felik yang merasa terganggu akibat sinar mataharipun akhiny terbangun, tangannya ke atas kemudian turun kebawah mengusap-usap mata kecilnya, mulutnya menguap lebar.

“Momy….Morning” ucapnya dengan suara serak

“Morning sayang… Bangun dan bersiap kesekolah okay, momy siapkan sereal coklat untukmu” Felik yang mendengr kata sereal langsung beranjak dari temoat tidurnya.

Benar sekali dirinya sangat suka dengan sereal yang sering Deby buatkan apalagi juga sereal itu rasanya coklat, maka sereal coklat itu akan secepat kilat abis di lahap olehnya.

“Hati-hati sayang makannya… itu serealnya gak lari kok”unjar Deby dengan tertawa melihat tingkah sang anak.

“Momy nanti benar akan menjemputku?” tanya Felik memastikan, deby yang mendengarnya pun kemudian menganggukan kepalanya dan tersenyum lembut.

“Cepat habiskan, lalu berangkah ke sekolah bersama momy” ucap Deby dengan memungut selai coklat yang kemudian di olehkan ke atas roti tawarnya.

Setelah mengantarkan anaknya, Deby berniat langsung pergi menuju kantor tuan James. Tuan James merupakan CEO muda yang umurnya kisaran dua puluh delapan tahun, dirinya merupakan anak kedua dari Albert Lee, seorang konglomerat yang kaya raya elite dunia yang memiliki bisnis di mana-mana.

Deby berjalan pelan melewati resepsionis di lobby kantor Lee Company. Tetapi tiba-tiba jalannya terhenti ketika dirinya di hentikan oleh seorang wanita cantik.

“Maaf mau mencari siapa?” tanya lembut.

“Tuan James lee ada?” tanyanya dengan santai.

“Ohhh maaf tuan James sedang meeting, kira-kira ada perlu apa, nanti bisa saya sampaikan”

“Sebelumnya maaf, saya sekretaris tuan James, Dania Chatrine” wanita mengulurkan tangannya guna meminta Deby untuk menjabatnya.

Tak tunggu waktu lama Deby kemudian menjabat tangan sang sekretaris.

“Deby Natasya, saya designer tuxedo tuan James. Maaf sebelum nya ini memang kesalahan saya. Jadi tuxedo yang kemarin tuan James ambil di Butik Shopea itu tertukar.

Sekali lagi maafkan saya, saya benar-benar minta maaf atas ketreledoran saya” Jelas Deby seraya membungkukkan badan meminta maaf pada sang sekretaris.

“Tuxedo… Ohhh tuxedo coklat yang ingin di kenaknnya lusa” tebak sang sekretaris.

“Akan aku sampaikan pada tuan James, semoga tuan James mempunyai waktu untuk membawa ke butik” ucap nya lagi.

“Oh tidak aku dapat mengambilnya kapanpun… nanti siang atau sore, atau malam juga bisa” tawar Deby.

Deby benar-benar merasa bersalah sekaligus malu. Bagaimana tidak, Bedy merupakan designer di sebuah butik terkenal tetapi dia melakukan kesalahan yang sangat fatal seperti ini.

“Baiklah, akan aku tanyakan pada tuan James mengenai jam kosongnya. Sekiranya tidak dapat di antar akan ku hubungi kau untuk mengambilnya. Bagaimana?” Sebuah tawar menawar terjadi antara kedua belah pihak yang mana kemudian langsung di setujui oleh Deby.

Setelah melakukan perbicaraan yang cukup lama akhirnya Deby meminta izin pulang. Dirinya sempat melihat ke beberapa pojok menjcari seseorang yang memang dirinya tunggu.

“Apa ada lagi yang perlu di sampaikan?” tanya Dania yng merasa ada hal aneh pada Deby.

“Oh tidak… saya langsung kembali saja”

Deby berjalan meninggalkan Dania, dalam benaknya Deby menggerutu sangat keras, kenapa bisa dirinya melakukan kebodohan separah ini. Padahal sebelumnya dirinya tidak pernah melakukan hal ini.

Saat mobilnya berjalan menuju butik, tiba-tiba handphonenya berbunyi, di situ tertera nama sekolahan Felik.

“Hallo, Iya dengan saya Deby Natasya wali dari Felik Gael”

“…….”

“Apa… bagaimana bisa anak saya melakukan itu?”

“……”

“Baiklah saya akan segera datang kesekolah”

Telepon itu terputus, Deby langsung memutar balik mobilnya, dirinya sangat khawatir terhadap putra semata wayangnya itu. Mobil itu melaju sangat cepat beberapa kali melewati mobil yang berlalu llang di jalanan.

Sekitar dua puluh menitan mobl itu sudah bertengger di depan sekolah Felik, sang pengemudi pun sudah tak ada.

“Sayang apa yang terjadih” tanya Deby sembari ngos-ngosan.

Dirinya berjalan pelan ke arah sang anak yang sudah duduk di kursi, di samping Felik ada anak laki-laki yang sudah di temani oleh orang tuanya.

“Sayang ada apa” tanyanya sangat lembut, tanganya mengusap rambut Felik, badanya sedikit menunduk mensejejerkan tingginya dengan sang anak.

*

*

*

*

*

Jangan lupa follow, like, coment dan vote author ya. Biar authornya tambah semangat☺️🙏🏻💪🏻

Selamat membaca semoga menghibur

Terimakasih untuk para pembaca dan salam dari FAIRUZ😚

BERTEMU CLIENT

Cerita ini hanyalah fiksi dan karangan sang Author, apabila dalam cerita terdapat kesamaan baik dalam nama tokoh, tempat, atau kejadian tolong di maafkan.

“Sayang ada apa” tanyanya sangat lembut, tanganya mengusap rambut Felik, badanya sedikit menunduk mensejejerkan tingginya dengan sang anak.

“Heh… jadi anak nakal ini anakmu?” tanya ibu yang ada di sampng teman Felik.

“Maaf sebelumnya, ini ada apa ya. kenapa tiba-tiba putra saya di banggil ke ruang guru?”

“Begini nyonya Deby, Felik tadi memukul Kris tanpa sengaja” ucap guru itu lembut.

“Apanya yang tanpa sengaja, coba liat ini wajah Kris memar-memar begini” ucap wanita itu tak ingin kalah.

Aku yang melihat Felik semakin menundukpun kemudian memeluknya erat, Aku tahu jika anakku ini sedang ketakutan.

“Bukankah hal wajar jika anak-anak seusia berkelahi, mungkin mereka hanya merebutkan mainan” jawab Deby yang semakin memeluk Felik.

Felik yang mendengar jawaban sang ibu pun langsung menengok melihat sang momy.

“Momy…” Felik menatap Deby.

“Gak papa sayang” kata Deby masih menenangkan sang anak.

“Miss. Cattie, saya minta izin untuk membawa pulang anak saya, jika anak yang di lukai anak saya masih meminta ganti rugi saya akan bertanggung jawab dan mengirim ganti rugi seperti apa yang di inginkannya. Perlu di ketahui ya Miss Cattie, saya tidak pernah mengajarkan anak saya untuk berbuat nakal terhadap temannya, Jika anak saya memuluk berarti anak saya telah di nakali lebih dulu” jelas Deby panjang lebar.

Deby dan felik sudah berada di dalam mobilnya, kini focus Deby ada dapa perkerjaannya, tetapi sesekali matanya melirik sang anak.

“Are you okay” tanya Deby dengan senyum di wajahnya.

“Hikkksss….Hiikkkkssss…Momyyyyyy” tangis anak itu pecah, Deby yang mengerti keadaannya langsung meminggirkan mobilnya.

“Gak papa sayang kamu gak salah kok… Momy ada di sini… tenang ya”

“Kenapa hemmm… kau bisa cerita ke momy, momy tidak akan memarahimu” ucap Deby sembari memeluk Felik erat.

“Mom… Kris mengatakan kalau aku tidak punya daddy… dia memngatakan kalau aku anak yang di buang daddy… hikkkksss…. Hikksssss….” Ucapnya di sela-sela tangisnya.

“No… kamu punya daddy sayang, Cuma saat ini daddy sedang pergi jauh. Siatu saat kau akan bertemu dengan daddy” jawab Kiara pelan.

Terdengar nada panggilan dari Hp Deby, dirinya yang masih memeluk Felik kemudian mengalihkannya mencari benda pipih itu. Setelah di temukannya, Deby langsung memencet tombol untuk menjawabnya.

“……...”

“APA?”

“……..”

“Ya aku ke sana, bentar lagi sampai kok” jawab Deby dengan orang yang ada di balik telephone tersebut.

“Sayang Kita ke butik momy ya, nanti kamu main sama kak Madona okey” rayu Deby.

Mobil berjalan dengan kencang menuju Butik milik Lea, di dalam butk sudah ada tuan Jelius yang membentak-bentak par karyawan di butik itu. Dirinya masih tidak terima dengan kesalahan sang designer karena salah nya ukuran di tuxedonya.

Beberapa karyawan sudah terdiam, mereka tak dapat berkata-kata, madona yang biasanya lihai menenangkan karyawan saja saat ini diam tak mampu membuka mulutny.

“Maaf saya terlambat” ucap Deby yang masuk dengan menggandeng Felik.

“Miss Deby” ucap Madona pelan setelah melihat Felik yang menggenggam tanganya erat.

“Sayang kamu main sama kak Madona ya, momy masih ada urusan” ucap Deby dengan mengantar sang buah hati ke arah Madona.

Madona yang paham akan ucapan Deby segera mengambil alih Felik, Felik memang sedikit dengan dengan Madona karena sejak umur dua tahun dirinya sering di ajak ke butik dan bermin bersama Madona masih menjadi pegawai baru.

“Semuanya bisa pergi, biar masalah ini saya yang menangani” ucap Deby pada para pegawai yang sempat di bentak-bentak oleh Jelius.

“Maafka atas keteledoran saya tuan, semua kesalahan ini adalah salah saya, saya benar-benar meminta maaf atas apa yang telah terjadi” ucap Deby dengan sangat sopan.

Madona dan Lea yang ada di elakang melihatnya pun terkesima, tidak seperti biasanya Deby dpat bersikat serendah ini.

“KAU…KAU tau jika ini kesalahan besar, tetapi kau tidak mencoba memperbaikinya” bentak Jelius dengan mata melotot, matanya memerah rahanya mengeras tangnnya mengepal.

“Bukankah kau tau jika aku akan menggunaknnya akhir minggu ini, Jika aku tidak memeriksanya pasti hal ini akan terjadi di hari H pesta”ucapnya lagi dirinya menatap Deby dengan tatapan berapi-api.

“Maafkan kesalahan saya pak… Saya benar-benar tidak sengaja” jawab Deby dengan wajah mulai tertunduk.

“Sepertinya kau sudah mulai bosan kerja di Butik ini ya… apa perlu saya mengajukan keluhan sehingga kau di pecat” ucap Jelius secara terang-terangan.

Lea, Madona dan para pegawai yang mendengarkannyapun terbelalak tidk percaya dengan ucapan Jelius.

“Tidak pak…tidak”ucap Deby yang kemudian berlutut di hadapan Jelius.

Felik yang melihat kajadian ini langsung berlari kearah Deby, Madona yang sedari tdi menggengam tangan Felik saja tidak dapat menghentikan anak itu. Felik berlari memeluk sang ibu.

“Momy…”ucapnya dengan melihat wajah Deby.

“Oh… jadi ini anakmu, apakah ini contoh yang baik untuk anakmu, melihat ibunya berlutut di depan seorang pria” ucapnya dengan senyum sinisnya.

“Tuan maafkan aku, aku akan memperbaiki kesalahan itu” ucap Deby

“Apa yang ingin kau perbaiki… tuxedoku? Hey bukankh aku sudah mengatakan JIKA PAGI INI AKU MAU TUXEDOKU” ucapnya dengan nada membentak.

Deby yang mendengarnya pun terdiam, dirinya sangat tau akan permintaan Jelius kemarin, tetapi apalah daya dirinya tidak bertemu langsung dengan James dan ini memperburuk.

“Maafkan saya tuan, tuxedo tuan akan saya antar nanti sore” ucap Deby yang masih memeluk sang putra.

Felik yang merasa sang ibu gemetar mulai melihatnya kembali, Felik tiba-tiba menoleh melihat kearah Julius.

“Om… tidak boleh kasar sama momy” ucap anak kecil itu.

“ehhh kau tau apa anak kecil” ucap jelius dengan tangan yang hmpir mencekal tangan mungil Felik.

Deby sekuat tenaga memeluk Felik untuk tidak berbuat hal-hal yang tidak di inginkannya.

Di luar butik yang sedang mencekap itu, sebuah mobil Porsche 911 berhenti dan terparkir rapi. Tak lama kemudian seseorang keluar dari mobil tersebut berjalan memasuki pintu butik Shopea.

“Permisi… apakah nona Deby ada… aku ingin menukar tuxedo”ucapnya setelah masuk dalam butik.

Orang-orang yang mendengarnya pun segera melihat ke arahnya.

*

*

*

*

*

Jangan lupa follow, like, coment dan vote author ya. Biar authornya tambah semangat☺️🙏🏻💪🏻

Selamat membaca semoga menghibur

Terimakasih untuk para pembaca dan salam dari FAIRUZ😚

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!