Cerita ini hanyalah fiksi dan karangan sang Author, apabila dalam cerita terdapat kesamaan baik dalam nama tokoh, tempat, atau kejadian tolong di maafkan.
Dirinya lebih memilih untuk membohongi sang anak. Bagaimana pun Felix belum saatnya tahu mengenai siapa ayahnya.
“Kau tau sayang, hari ini salju turun” kata Deby mengalihkan pembicaraan sang anak.
“Benarkan momy?”tanyanya dengan interest.
“Hemmm… Kau belom melihatnya?” tanya Deby lagi.
Felik yang merasa belom melihatnyapun langsung menggeleng cepat.
“Kau ingin melihatnya sayang?” tanya sang momy dengan melihattingkah sang anak.
Felik terlihat sangat tertarik dengan salju. Setiap turun salju dia akan berlari keluar untuk bermain menggunakan pakaian musim dinginnya.
Setelah makan malam itu selesai, Deby mengajak sang anak untuk beristirahat di ruang keluarga. Deby mengelus lembut rambut sang anak yang kepalanya berada di pangkuannya. Mereka sedang menonton serial kartun Animation Schools yang sangat di gemarinya.
“Momy…” panggilnya pada Deby.
“Hemmmm…”
“Apakah besok momy pulang malam lagi?” tanyanya pelan.
Deby mendudukan anaknya, dirinya menatap mata Felix mencari tahu apa yang ingin di katakan anaknya.
“Ada apa sayang” tanya seraya mengelus rambut sang buah hati.
“Aku ingin di jemput seusai sekolah” katnya dengan wajah yang mulai menunduk.
Deby menimbang-nimbang keinginan sang anak. Dirinya tau betul bagaimana Felik tumbuh, anak yang tumbuh tanpa belaian lasih sayang seorang ayah, nak yang juga tumbuh dengan kurangnya kasih sayang dari Deby.
Karena pada saat itu dirinya tegah sibuk dengan pekerjaan yang menumpuk di awal karirnya di kota itu.
“Momy pastikan besok akan menjemputmu” kata Deby dengan senyum lebarnya.
Ternyata anaknya sangat manis, Felik meminta perhatian dari sang ibu dangan cara yang cukup simple. Sangat jarang anak meminta di jemput oleh ibunya, manalagi mempunyai pekerjaan yang sangat susah di tinggalkan.
Felik sebenarnya hanya membutuhkan sedikit sentuhan kasih sayang dan cinta, meskipun kasih sayang dan cinta dari Deby sangat lah besar tetapi dia juga pasti merasa kurang karena tidak dapatnya kasih sayang dari seorang ayah.
“Apa tidak apa-apa?” tanya Felik dengan tatapan seduhnya mengarah ke wajah Deby.
Deby yang mengerti langsung menjawabnya dengan anggukan dan senyum yang sangat manis.
\~\~\~\~\~\~\~
Matahari pagi bersinar sangat cerah, semalam salju turun tak begitu lebat. Jendela kamar felik yang sedikit mengupa itu di buka oleh Deby menjadikan hawa dingin sedikit masuk.
“Aduh anak ini… kenapa tidak benar sih menguncinya, pasti semalam dia kedinginan” ucap Kiara sembari membenarkan Jendela itu.
Felik yang merasa terganggu akibat sinar mataharipun akhiny terbangun, tangannya ke atas kemudian turun kebawah mengusap-usap mata kecilnya, mulutnya menguap lebar.
“Momy….Morning” ucapnya dengan suara serak
“Morning sayang… Bangun dan bersiap kesekolah okay, momy siapkan sereal coklat untukmu” Felik yang mendengr kata sereal langsung beranjak dari temoat tidurnya.
Benar sekali dirinya sangat suka dengan sereal yang sering Deby buatkan apalagi juga sereal itu rasanya coklat, maka sereal coklat itu akan secepat kilat abis di lahap olehnya.
“Hati-hati sayang makannya… itu serealnya gak lari kok”unjar Deby dengan tertawa melihat tingkah sang anak.
“Momy nanti benar akan menjemputku?” tanya Felik memastikan, deby yang mendengarnya pun kemudian menganggukan kepalanya dan tersenyum lembut.
“Cepat habiskan, lalu berangkah ke sekolah bersama momy” ucap Deby dengan memungut selai coklat yang kemudian di olehkan ke atas roti tawarnya.
Setelah mengantarkan anaknya, Deby berniat langsung pergi menuju kantor tuan James. Tuan James merupakan CEO muda yang umurnya kisaran dua puluh delapan tahun, dirinya merupakan anak kedua dari Albert Lee, seorang konglomerat yang kaya raya elite dunia yang memiliki bisnis di mana-mana.
Deby berjalan pelan melewati resepsionis di lobby kantor Lee Company. Tetapi tiba-tiba jalannya terhenti ketika dirinya di hentikan oleh seorang wanita cantik.
“Maaf mau mencari siapa?” tanya lembut.
“Tuan James lee ada?” tanyanya dengan santai.
“Ohhh maaf tuan James sedang meeting, kira-kira ada perlu apa, nanti bisa saya sampaikan”
“Sebelumnya maaf, saya sekretaris tuan James, Dania Chatrine” wanita mengulurkan tangannya guna meminta Deby untuk menjabatnya.
Tak tunggu waktu lama Deby kemudian menjabat tangan sang sekretaris.
“Deby Natasya, saya designer tuxedo tuan James. Maaf sebelum nya ini memang kesalahan saya. Jadi tuxedo yang kemarin tuan James ambil di Butik Shopea itu tertukar.
Sekali lagi maafkan saya, saya benar-benar minta maaf atas ketreledoran saya” Jelas Deby seraya membungkukkan badan meminta maaf pada sang sekretaris.
“Tuxedo… Ohhh tuxedo coklat yang ingin di kenaknnya lusa” tebak sang sekretaris.
“Akan aku sampaikan pada tuan James, semoga tuan James mempunyai waktu untuk membawa ke butik” ucap nya lagi.
“Oh tidak aku dapat mengambilnya kapanpun… nanti siang atau sore, atau malam juga bisa” tawar Deby.
Deby benar-benar merasa bersalah sekaligus malu. Bagaimana tidak, Bedy merupakan designer di sebuah butik terkenal tetapi dia melakukan kesalahan yang sangat fatal seperti ini.
“Baiklah, akan aku tanyakan pada tuan James mengenai jam kosongnya. Sekiranya tidak dapat di antar akan ku hubungi kau untuk mengambilnya. Bagaimana?” Sebuah tawar menawar terjadi antara kedua belah pihak yang mana kemudian langsung di setujui oleh Deby.
Setelah melakukan perbicaraan yang cukup lama akhirnya Deby meminta izin pulang. Dirinya sempat melihat ke beberapa pojok menjcari seseorang yang memang dirinya tunggu.
“Apa ada lagi yang perlu di sampaikan?” tanya Dania yng merasa ada hal aneh pada Deby.
“Oh tidak… saya langsung kembali saja”
Deby berjalan meninggalkan Dania, dalam benaknya Deby menggerutu sangat keras, kenapa bisa dirinya melakukan kebodohan separah ini. Padahal sebelumnya dirinya tidak pernah melakukan hal ini.
Saat mobilnya berjalan menuju butik, tiba-tiba handphonenya berbunyi, di situ tertera nama sekolahan Felik.
“Hallo, Iya dengan saya Deby Natasya wali dari Felik Gael”
“…….”
“Apa… bagaimana bisa anak saya melakukan itu?”
“……”
“Baiklah saya akan segera datang kesekolah”
Telepon itu terputus, Deby langsung memutar balik mobilnya, dirinya sangat khawatir terhadap putra semata wayangnya itu. Mobil itu melaju sangat cepat beberapa kali melewati mobil yang berlalu llang di jalanan.
Sekitar dua puluh menitan mobl itu sudah bertengger di depan sekolah Felik, sang pengemudi pun sudah tak ada.
“Sayang apa yang terjadih” tanya Deby sembari ngos-ngosan.
Dirinya berjalan pelan ke arah sang anak yang sudah duduk di kursi, di samping Felik ada anak laki-laki yang sudah di temani oleh orang tuanya.
“Sayang ada apa” tanyanya sangat lembut, tanganya mengusap rambut Felik, badanya sedikit menunduk mensejejerkan tingginya dengan sang anak.
*
*
*
*
*
Jangan lupa follow, like, coment dan vote author ya. Biar authornya tambah semangat☺️🙏🏻💪🏻
Selamat membaca semoga menghibur
Terimakasih untuk para pembaca dan salam dari FAIRUZ😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments