Deby seakan menuli, dirinya sama sekali tak merespon perkataan Demian. Demian yang meras terabaikan itu akhirnya memegang tangan Deby. Dirinya meminta perhatian Deby untuk melihatnya.
“Hai nona Deby… Nona… aku sedang berbicara denganmu, apa kau mendengarkanku” ucap Demian jengkel.
“Maaf tuan, saya di sini bekerja secara professional” ucap Deby dengan ata tajamnya mengarah ke Demian. Demian tertawa kecil kemudian melihat Deby kembali.
“Saya ke sini ingin bertemu dengan mu” Demian menyilangkan kkinya dan menyenderkan tubuhnya.
“Maaf tuan, jika tidak ada urusan dengan pekerjaan, syaya akan pergi” ucap Deby yang kemudian berdiri.
“Tunggu” Cekal Demian pada tangan Deby
“Apa anak itu anakku juga?” tanya Demian yang masih mencekal tangan Deby, alisnya di naikan satu bibirnya menyeringgai.
“A…Apa maksud mu tuan… An..anak yang mana?” Deby berbalik melihat ke arah Demian
“Anak kecil itu, yang memanggilmu momy” ucap Demian
Deby masih saja terdiam tanpa sepatahkatapun, sidirnya saat ini sangat takut, takut jika Felik di rebut ataupun dirinya di sakiti kembali. Perlu Demian ketahui bahwa Deby bisa berdiri tegak saat ini karena dirinya mampu melewati rintangan yang lima tahun lalu menimpannnya.
“Oh tenanglah nona… Aku hanya bertanya”
“Aku melihat wajah nya sangat mirip denganku, apa yang terjadi pada mu setelah itu” bisik Demian di samping telinga Deby, Bisikan itu sangat halus membuat Deby bergidik ngeri.
Deby masih saja mematung, dirinya melihat ke bawah, jujur Deby benar-benar sangat takut. Jantungnya dag…dig…dug… seakan ingin keluar.
“Maaa…maaf tuan, dia anakku dan su…suamiku” jawab Deby yang masih tak berani melihat wajah Demian. Demian sangat mengerti perasaan Deby saat ini, dirinya hanya tersenyim kecut. Sebenarnya Demian telah mengetahuinya bahwa anak itu adalah anaknya.
Sepulang dari mainson tuan Albert sang ayah, Demian langsung meminta Rudi sekretarisnya untuk mencari informasi mengenai Deby dan anaknya yaitu Felik. Pagi hari, ketika sarapan Rudi sudah memberikan berkas-berkas mengenai Deby dan Felik, dan benar Felik adalah anak Deby, yang mana Deby mengandung setelah kepulangannya dari Bali. Yang jadi pertanyaannya saat ini adalah apakah benar Felik anaknya?
Flasback On
“Pagi tuan”
“Pagi… Bagaimana?”
“ Ini data yang anda inginkan… Bahkan nona muda itu benar-benar hamil setelah kepulangannya dari Bali” ucap rudi dengan berbisik di telinga Demian
“Lalu?”
“Nona juga sempat di kucilkan ketika berada di Indonnesia”
“Kenapa?” tanya Demian dengan wajah yang sangat kaget
“Nona hamil tanpa suami tuan”
“Oh … jadi Felik tidak memiliki seorang ayah?”
“iya tuan?”
“Dimana dirinya tinggal?”
“Nona tinggal di sekitar Jln. XXX Lantai dua kamar 11” ucap Rudy dengan menunduk.
“Selidiki lebih dalam, pekerjaanmu bagus”
Flasback off
Demian masih menahan tangan Deby dan tetap menatapnya tajam, Wajah Demi yang merasa terus di tatap itu sudah sedemikin rupa berubah. Deby semakin menunduk diriny enggn melihat Demian.
“Ehm.. maaf tuan, sepertinya saya harus pergi. Tuan bisa meneruskan pembicraannya pada miss Lea” ucap Deby dengan tangan yang mencoba melepaskan genggaman tangan Demian pada pergelangan tangannya.
“Tunggu” ucap Demian dengan mencoba meraih tangan Deby, tapi nasnya tangan yang di raih oleh demian itu cepat-cepat di lepaskannya.
“Apa?” tanya Ddeby dengan raut wajah yang sangat tidak bersahabat.
“Apakah benar itu anakku?... Katakan dengan jujur” ucap Demian lagi.
Mendengar ucapan Demian yang mencoba mendesaknya Deby semakin takut. Dirinya takut jika Demian tahu bahwa Felik itu anaknya, maka dirinya akan mengambil Felik dari tangan Deby.
“BUKAN”
Deby berjalan meninggalkan ruangan di mana Demian masih berdiri terdiam, Demian mengutuk dirinya, jika anak itu adalah anak Demian maka dirinya berjanji akan membawa anak itu dan juga Deby bersamanya.
Deby memasuki ruang kerjanya yang mana di sana sudah ada Madona, Madona menoleh dan tersenyum ceria.
“Wihhh dapet customer VVIP nih miss” goda Madona dengan gamblangnya.
“VVIP apanya, bikin tekanan iya” jawab Deby asal
“Maksudnya miss? Bukannya tuan Demian ingin memesan tuxedo dengan desaind khusus dari miss ya?” tanya dengan menatap Deby yang mulai focus pada kertas-kertas di hadapannya.
“Kau saja yang mendesign, aku ingin mengajukan cuti minggu ini” ucap Deby tiba-tiba.
“Cuti apa lho miss, aku yakin miss Lea gak bolehin”
“Itu urusan aku Madona”
Deby kembali menatap laptopnya setelah menjawab beberapa pertanyaan Madona. Madona berfikir mendapatkan seorang custumer seperti Demian sangatlah bagus, tetapi berbeda, mendapatkan costumer seperti Demian merupkan malapetaka yang harus dirinya hindari.
Waktu begitu cepat berlalu, tak di rasa saat ini matahari telah hilang. Deby bergegas menuju mobilnya mengendarainya hingga depan gedung tempat tinggalnya.
“Nona Deby baru pulang” ucap seorang neneng yang tinggal di lantai bawah.
Deby menoleh kemudian tersenyum lembut, dirinya sedikit membungkuk kemudian menganggukkan kepala.
“iya nek”
“Ohhh saya kira dari tadi, soal nya tadi nenek liat Felik masuk mobil, nenek kira itu mobil Deby” ucap nenek itu.
“Mo..Mobil?... Maksudnya mobil siapa ya nek?” tanya Deby dengan perasaan khawatir.
“Tadi sepulang sekolah ada mobil yang yang berhenti di depan gedung, felik sudah naik tangga, tetapi di panggil oleh seseorang dari dalam mobil itu. Nenek kira Felik mengenalnya karena Felik langsung tersenyum dan ikut dengannya” ucap sang nenek panjang lebar.
TING
Suara pesan masuk dalam hp Deby, dirinya segera merogoh hp yang ada di dalam tasnya dan membuka pesan tersebut. Dalam tersebut terlihat gambar Felik bermain bersama James dengan senang.
Melihat pesan tersebut Deby sangat mengetahui siapa yang membawa Felik. Dirinya bersumpah bahwa tak akan pernah memaafkan Demian jika terjadi sesuatu terhadap anak semata wayangnya itu.
DREEETTTT
Telepon masuk, di layar tak terlihat sebuah nama dan hanya nomor yang tak di kenalnya. Deby menggeser tombol tersebut dan mengangkatnya.
Percakapan dalam telephon:
“Hallo”
“Sayang… Kau melihatnya?... Cepatnya ke sini dan akan ku perjelas semuanya”
“Kau apakan Felik” tanya Deby dengan suara bergetar
“James hanya mengajaknya bermain sebentar, akan ku kirim lokasinya. Cepat ke sini ya sayang”
Telepon terputus sepihak. Benar telepon itu di putus oleh Demian. Pria yang memang merupakan ayah biologis dari Felik itu telah menyuruh James menjemput Felik. Demian ingin melakukan test DNA dan ya sedikit memperkenalkan dirinya pada sang anak.
“YAAAAA… DEMIAN” ucap Deby yang sudah masuk ke dalam ruangan Demian.
Demian, James dan Felik yang mendengar suaranyapun segera menengok. Felik dan James yang sedang adik dengan maiannya juga sempat teralihkan
“Momyyyy” ucap sang buah hati yang kemudian berlari menghampiri Deby
“Tuan” dua penjaga pintu yang sedari itu masuk.
Sebenarnya tadi Deby sempat di larang masuk, tetapi dengan akal busuknya Deby mengelabuhi penjaga itu dan masuk nyelonong ka dalam ruangan itu.
“tak apa, biarkan saja” ucap Demian ketika melihat Deby berada di depannya.
“Momy, Uncel James membelikanku mainan… lihatlah” Felik menarik-narik tangan Deby agar mendekat ke sofa dimana James dan Demian duduk.
“Duduklah, Felik akan bermain lagi dengan James” ucap Demian dengan mata yang terus menatap Deby.
“Sini Felik, kita lanjutkan” ucap James meraih tangan mungil ponakannya itu.
James mengajak Felik keluar, dirinya berkata ingin mengajak Felik membeli makanan sekaligus membeli mainan lagi.
“Apa maumu?” tanya Deby yang sudah malas meladeni kelakuan Demian
“Aku hany mau pengakuanmu saja bahwa anak itu anakku juga” ucap Demian datar.
Deby yang mendengar itu secara sepontar dirinya langsung tersenyum sinis. Deby melirik sebentar kearah Demian sebelum memulai kata-katanya.
“Apa yang akan kau lakukan jika aku mengatakan itu anakmu? Dan apa yang akan kau lakukan jika aku mengatakan dia bukan anakmu?” tanya Deby
“Cukup mudah, jika Felik anakku, menikahlah dengan ku dan rawat Felik bersama. Dan jika kau mengatakannya bukan anakku maka aku akan melakukan tes DNA untuk mengetahu kebenarannya” jelasnya dengan seringgai di bibirnya.
“Apa kau sudah gila hah, Aku sudah mengatakannya bahwa Felik bukanlah anakmu” Jelas deby dengan nada meninggi.
Demian berdiri, dirinya berjalan mendekati meja kerjanya kemudian mengambil beberapa lembar kertas dan melemparnya kepada Deby.
“Apa kau ingin mengatakannya dia anakmu dan suamimu lagi?” tanya dengan badan membungkuk ingin mendudukkan bokongnya ke sofa.
Deby yang mendengar itu seakan tersihir. Dirinya tiba-tiba tak dapat berkata apapun.
Deby benar-benar diam. Deby melihat tulisan yang ada di kertas itu, kertas itu berisi informasi mengenai dirinya secara mendetail.
“Untuk apa kau lakukan semua ini?” tanya Deby mencoba memberanikan dirinya melihat Demian.
“Untuk mendapatkanmu kembali dan juga anakku” ucap nya santai
Deby membuang mukanya acuh mendengar penuturan Demian, Deby benar-benar tak habis fikir dengan jalan hidup Demian. Setelah dirinya meninggalkan Deby di Bali lima tahun silam dan menghancurkan hidupnya apa lagi yang ingin Demian perbuat.
“Apakah belum cukup untukmu? Kau sudah menghancurkan hidupku… menghancurkan hidup anak yang tanpa dosa dan sekarang kau berkata demikian… Sebenarnya apa kamumu TUAN DEMIAN?” ucap Deby di sertai bentakan di akhir kalimatnya.
“Apa maksudmu, menghancurkan hidupmu? Apa yang aku lakukan?” tanyanya tak tahu apa yang di maksud Deby
*
*
*
*
*
Jangan lupa follow, like, coment dan vote author ya. Biar authornya tambah semangat☺️🙏🏻💪🏻
Selamat membaca semoga menghibur
Terimakasih untuk para pembaca dan salam dari FAIRUZ😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Tulip
wah buaya satu ini cepay sekali oral sayang dasar play boy
2022-10-30
0