“Dia anakku bukan?” tanya Demian dengan mata menatap ke seluruh wajah Deby.
Pertanyaan yang selalu membuat Deby takut akhirnya keluar juga. Demian bertanya dengan tatapan yang sangat serius, sedangkan Deby yang menjadi lawan bicaranya hanya terdiam dan tak menatapnya sama sekali.
“Hay… kau tak perlu takut, aku hanya bertanya bukan ingin membunuhnya” ucap Demian dengan tangan yang sudah di silangkan di depan dadanya.
Deby mencoba melihatnya, dirinya menatap Demian dengan tatapan takut.Demian yang menyadari itu langsung menggengam tangan Deby.
“Aku bilang gak usah takut, aku Cuma mau mastiin. Aku juga udah dapet hasil dari tes DNA jadi kamu tenang aja aku cum mau denger dari mulut kamu aja kok” ucapnya mencoba menenangkan wanita di depannya itu.
Mendengar penuturan Demian, Deby menoleh, dirinya bertatapan langsung dengan mata elang seorang Demian Lee.
“Apa yang kamu inginkan sebenarnya?” tanya Deby
“Kejujuranmu” ucap Demian langsung.
“Apa yang sebenarnya terjadi setelah hari itu?” tanya Demian mulai menyelidiki.
“Aku hamil” ucap Deby menunduk, nada bicaranya berubah merendah, kepalanya kembali menunduk.
“Apa Felik anakku?” tanya Demian lagi.
Demian memang tipe yang to the point, dirinya sangat enggang yang namanya bertele-tele. Makanya dari pembicaraannnya dengan Deby, Demian ingin langsung mendapatkan jawaban mengenai Felik.
Mendengar pertanyaan itu Deby hanya mengangguk. Dirinya masih menatap ke bawah, tak berani menatap Demian secara langsung.
“Kenapa tak mencariku, dan kenapa kau menutupinya ketika melihatku?” tanya Demian dengan nada bicara yang sangat lembut.
Bahwakan demian tidak pernah berbicara dengan nada selembut ini.
Deby yang mendengarnyapun mendongakkan kepalanya, Dirinya menyeritkan dahi kemudian wajahnya berubah.
“Apa kau bilang… mencarimu? Kau saja pergi tanpa pamitan” ucap Deby dengan nada menggebu-gebu.
Demian yang melihat itu tersenyum, senyumnya sangat manis mesipun hanya senyuman tipis. Tangannya semakin erat mengenggam tangan wanita di sampingnya itu.
“Aku meninggalkan pesan padamu di kertas” ucapnya tanpa dosa
“Kau kira aku akan menemukanmu hanya dengan kertas itu” jawab Deby dengan nada sewot.
Demian tertawa puas, dirinya akhirnya meilihat sisi beda Deby yang sangat di rindukannya. Deby yang merasa di tertawakan itu akhirnya melepaskan tangannya dan berdiri. Dirinya berjalan meninggalkan Dmian yang masih tertawa.
“Kau ingin kemana? Jangan tinggalkan aku”
Demian berdiri mengikuti Deby yang sudah berjalan menjauh dari pria itu. Deby dan Demin turun menuju lantai di mana sang buah hati berenang bersama James.
“Kenapa dia lebih dekat dengan James dari pada denganku” tanya Demian di belakang Deby.
Deby berdiri di seberang kolam renang, dirinya melihat Felik dan James yang tengah bermain air. Felik beberapa kali berteriak-teriak melihat James yang berusaha menggoyangkan flminggo miliknya. Deby menoleh, dirinya melihat Demian yang sudah berada di sampinganya.
“Felik takut padamu” unjar Deby sembarangan.
“Aku bukan hantu yang harus dia takuti” ucap Demian tak ingin kalah.
“tapi kau dingin seperti es, Felik tidak suka dengan orang yang tidak tersenyum padanya” jawab Deby yang masih setia menatap Felik dari kejauhan.
“Kau mendidiknya sangat baik” ucap Demian kemudian.
“Aku berjuang sangat keras untuknya” jawab Deby.
Ucapan Deby memang sangat benar, bagaimana tidak. Dirinya menahan cemooh yang bertubi-tubi di awal kehamilannya, tak hanya itu dirinya juga kehilangan pekerjaan dan di usir dari rumah. Deby yang tengah putus asa akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan pergi ke Paris.
Sore ini, Deby sudah berpindah kamar. Deby di minta untuk berpindah ke ruangan yang telah di pesan Demian. Ruangan VVIP hotel dengan tiga kamar dan kamar mandi di setiap kamar, dan ruang keluarga yang di lengkapi dengan tv, kulkas dan mini bar.
“Uncel… ayo jalan…jalan… ayo uncle…” ucap Felik yang sudah di atas James.James tertidur di sofa depan tv, yang mana membuat Felik menaikinya dan mendudukinya.
“Sayang jangan seperti itu” ucap Deby yang melihat anaknya berada di atas dada James.
“Euuuuggghhhhh… Felik” ucap James yang mencoba membuka matanya lebar.
“Uncelll….. ayo jalan-jalan” rengen anak kecil itu
“Aduh jagoan kamu bisa ajak daddymu” ucap James yang kemudian menutup matanya lagi.
“Daddy?... Daddy felik di sini?” tanyanya dengan mata melotot penasaran.
Felik melihat James memejamkan mata padahal sebelum mereka pindah James berkata kalau nanti sore James akan mengajak Felik Jalan-jalan. Di saat James merayu Felik, kakaknya yang tak lain demian merayu sang kekasih.
Flasback on
“Aku ingin membantumu merawat dan membesarkannya” ucap Demian yang masih setia berdiri di samping Deby.
Deby yang mendengar itupun langsung menoleh. Dirinya seakan tak percaya dengan ucapan Demian.
“Gak usah ngaco deh. Aku udah biasa kok ngerawat dia sendiri” ucap Deby yang kemdian pergi meninggalkan Demian.
“Tunggu” tangan Demin meraih kembali tangan Deby
“Kasih aku kesempatan buat menebus semuanya, kasih aku kesempatan buat deket sama Felik. Aku juga mau dia menggil aku Daddy. Aku juga mau Felik deket sama aku, gak takut seperti saat ini” ucap Demian.
Wajahnya terlihat sangat tulus, entahlah memang ketulusan atau hanya rayuan semata.
“Apa maumu yang sebenarnya?” tanya Deby yang sudah menatap mata Demian.
“Memperbaiki semua kesalahanku, memberkanmu dan Felik kenyamanan dan ketentaman” ucapnya datar, meskipun wajahnya datar tetapi matanya terlihat sangat tulus.
“Aku ingin menjagamu, memperbaiki lima
tahun yang lalu” ucapnya dengan tertunduk
“Aku baik-baik saja meskipun tanpamu” uncar Deby.
“Menikahlah denganku, hanya itu caraku membayar lima tahun lalu” ucap Demian, genggaman tangan Demian semakin erat.
“Pernikahan bukanlah hal yang mudah demian, meskipun aku mau, Felik belum tentu mau apa lagi melihat dirinya saja takut denganmu. Belum lagi masalah aku dengan keluargaku” ucap Deby yang meletakan tanganya di pipi Demian. Dirinya membelai wajah Demian lembut lalu memberikan senyuman indah.
“Aku mencintaimu Deb” ucap Demian.
Random sekali bukan pemikiran pria picik ini, Demian bukan pembisnis biasa, dia akan melakukan segala cara agar dapat mendapatkan apa yang di inginkannya. Seperti saat ini, dirinya berusaha sangat keras untuk mendapatkan Deby meskipun dirinya sendiri belum tau mengenai perasaannya pada Deby.
Deby tersenyum, dirinya melepas tangannya pada Demian, kemudian berjalan keluar menuju kolam renang.
“Felik, Ayo masuk, sudah hampir satu jam kamu mainan air, ayo cepat mandi nanti kamu kedinginan”teriak Deby dari pinggir kolam renang.
Felik dan James yang mendengarnyapun segera mendekat, James masih di dalam air, sedangkan Felik masih di atas flamingo berwarna biru.
“Momy mau ikut renang?” tanya anak kecil yang masih ada di atas flamingo itu.
“ayo keluar dari situ, sudah lama kamu di kolam sayang” uncar deby yang merenggangkan tangannya.
“Momy aku masih ingin main air dengan uncle”ucap anak kecil itu dengan tangan masih memeluk kepala flamingo.
“Keluar atau momy tinggal?” tanya Deby lagi
Setelah perayuan yang sangat lama akhirnya nak kecil itu yang tak lain adalah Felik berhasil di bujuk untuk keluar dari kolam renang, dan perlu di ketahui jika aksi rayu-merayu itu tak lepas dari jerit payat James yang memberikan banyak bujukan.
Deby berjalan menuju kamarnya dengan menggendong Felik setelah keluar dari lift, dirinya tertegun setelah melihat banyak karyawan yang sedang membersihkan kamarnya.
“Lho cleaningnya belom selesai?” unjar Deby setelah masuk ke dalam kamarnya. Karyawan yang membersihkan ruangan itu melihat kedatanagn deby tersenyum.
“Dengan nona Deby?” tanya salah satu karyawan itu. Deby yang merasa namany di panggilpun segera menganggukan kepalanya.
“Maaf nona kami lancing, kamar nona di pindahkan ke kamar VVIP, lantai paling atas nona” ucap salah satu karyawan itu.
“Eh kok bisa, sayakan memesan kamar ini, saya gak mesen kamar VVIP lho” ucap Deby dengan otot yang hampir keluar.
“Maaf nona, saya hanya di perintah” ucapnya menunduk.
“Gak bisa gitu donk, aku gak pesen lho”
“Kenapa Deb” unjar James yang masuk tiba-tiba. Dirinya memang ingin mengambil Felik.
“Eh tuan James, ini kamarny..”
“Oh kamarnya memang di pindahkan sama kakak, kau belum di kasih tau?”ucap James dengan wajah santainya. Felik yang berada dalam gendongan sang ibu pun segera turun, lalu meminta gendong James.
“APA?.... Kenapa di pindah, aku kan gak minta pindah!!!”
*
*
*
*
*
Maaf ya authornya tuh moodyan, dan minggu2 ini pas gak mood. Jadi upnya gak jelas gini😭🙏🏻🙏🏻
Jangan lupa follow, like, coment dan vote author ya. Biar authornya tambah semangat☺️🙏🏻💪🏻
Selamat membaca semoga menghibur
Terimakasih untuk para pembaca dan salam dari FAIRUZ😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments