“Apa kau tuli? Kau tak mendengarku? Aku tak mau tinggal denganmu!”
“Kau harus mau, aku ingin memperbaiki keadaan”
“Kau tak akan memperbaiki keadaan dengan itu”
“Lalu apa yang harus aku lakukan, kau tau… Aku tak ingin Felik merasa tak memiliki seorang daddy”
Demian berkata dengan mata yang melotot, dirinya seakan tak ingin mendengarkan ucapan Deby. Demian memang begitu, dirinya selalu kekeh dengan egonya, tetapi dengan kekehnya itu banyak yang bisa dia selesaikan.
Pesawat landing cukup lama, karena memang antri dengan pesawat yang lain yang sedang mencari parkiran.
“Tuan ini runtutan acara yang di minta nona Mona untuk pernikahannya” ucap Rudi sembari memberikan sebuat iped dengan sususan acara.
Demian mengambil iped tersebut, kemudian dirinya melihatnya. Betapa terkejutnya dia melihat apa yang adik tirinya itu inginkan. Mata Johan melotot tak percaya sedangkan di sisi lain, James sedang menggoda Felik yang baru saja bangun tidur. Saat ini mereka tengah berada di lobby bandara.
“Pernikahan tujuh hari tujuh malam?” teriak Demian kepada Rudi setelah melihat roundownnya.
“Iya tuan, itu permintaan dri nona Mona” ucap Rudi sangat hati-hati, Rudi tau jika dirinya dalah bicara sedikit saja mungkin mulutnyalah yang pertama kali akan menjadi santapan makan malam tuannya itu.
“Cuh… Katakan padanya, aku tidak setuju… Kau suruh ubah ini atau aku tak akan ikut dalam acara itu”unjar Demian dengan mata yang sudah mulai memanas, nafasnya sudh terengah-engah. Dirinya sedang menahan amarahnya takut jika Felik melihatnya kembali dan akan menjadi takut.
“Baik tuan, Tuan mobilnya sudah tiba”
Mendengar mobil sudah tiba, Demin segera memasuki mobil tersebut.Demian duduk di dalam mobil bersama Deby dan Felik, sedangkn James ada di kursi depan bersama Rudi.
“Momy… Apa kita akan pulang ke ruamh uncle?” tanya Felik dengan wajah yang menghadap ke wajah Deby. Wajah anak itu sangat imut, entah apa yang di inginkan anak itu karena kemudian langsung luluh dan mau ikut dengan James dan Demian.
“Iya sayang, nanti di sana jangan nakal ya” ucap Deby yang masih mempukpuk punggung sang anak.
Perjalan terrasa tak begitu lama, mobil yang mereka kendaraipun sudah sampai di depan mainson keluarga Lee. Demian dan James turun terlebih dahulu. Deby masih sibuk membangunkan Felik, tak lama kemudian pintu sampingnya keluar.
“Ayo” ucap Demian dengan memberikan tangannya ingin mengambil alih Felik. Deby paham, dan langsung memberikan anaknya itu ke pada sang ayah dengan hati-hati.
“Pelan-pelan, dia akan terbangun jik kau kasar” ucapnya yang sedang berkemas dengan beberapa barangnya di dalam mobil.
“Aku tak akan kasar dengan anakku sendiri” ucap Demian yang kemudian berjalan mendahului Deby.
Deby dan Demian masuk, di susul dengan Rudi di belakang mereka. Tangan kiri Demian masih mengendong felik sedangkan tangan kanannya di gunakan untuk mengandeng Deby.
“STOOOOOOPPPPPPPP”
Teriak Mona dari lantai dua yang melihat sang kakak masuk membawa seorang wanita dan anak kecil di gendongnnya. Mona turun menuju sang kakak dan Deby yang masih berdiri di depan pintu rumah.
“Kenapa kau mengubah acaraku” Tanya gadis itu setelah berada di depan Demian.
“Ayo, Aku antn ke kamarmu” ucp Demian kepada Deby, dirinya seakan tak menanggapi ucapan sang adik.
“KAKAK…. “ teriak Deby lebih keras.
Demian pun menoleh, mendengar adiknya memanggilnya. Tetapi apa yang di dapat Mona, Mona bukannya mendapatkan jawaban dari sang kakak, tetapi dirinya di pelototi oleh Demian.
Sebenarnya Demian, benar-benar sangan marah kepada anak itu, kenapa dirinya tidak berfikir mengenai permintaannya yang aneh, pernikahan tujuh hari tujuh malam? Memang di kira tugas kakak-kakaknya hanya mengurusinya. Dirinya bahkan tak mengurus satu perusahaanpun, tetapi tetap meminta jatah saham.
“Ini kamarmu dan Felik, Kamarku berada di sampingmu, jika butuh apa-apa kau bisa memanggilku”ucap Demian yang dengan senyum tipis. Yup senyum yang hanya seujung bibir saja tetapi dapat meluluhkan hati setiap wanita yang melihatnya.
“Ehmm… eh.. terima kasih” ucap Deby sedikit membungkuk.
“Gak usah sungkan, Aku daddy Felik dan kau mommynya, seharusnya kita menikah, tapi sepertinya kau tidak akan mensetujuinya” ucap demian Lembut. Tatapan matanya menatap tajam ke amata Deby.
“Eh… Apa… Maksudny mu apa?” tanya Deby mencoba tidak mengerti maksud dari Demian.
“Lupakan, Istirahatnya, jangan lupa makan siangmu nanti di bawah oke” ucap Demian lagi
Demian berjalan meninggalkan Deby yang tengah bingun, Apa yang di maksudnya? Apapkah dia melamarku? Atau hanya berkata asal? Tetapi kenapa hati dan jantungku berdetak cepat.
*
*
*
*
*
Jangan lupa VOTE, LIKE, dan KOMENT ya guys, biar authornya tambah semangat upnya😊😊😊
Jangan lupa follow, like, coment dan vote author ya. Biar authornya tambah semangat☺️🙏🏻💪🏻
Selamat membaca semoga menghibur
Terimakasih untuk para pembaca dan salam dari FAIRUZ😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Alya Yuni
Hade si Mona ketrlluan
2022-10-17
0