“Apa maksudmu, menghancurkan hidupmu? Apa yang aku lakukan?” tanyanya tak tahu apa yang di maksud Deby
“Iya… Kau…Kau Demian, Pria yang aku temui lima tahun silam di Bali, Pria yang telah merenggut segalanya dariku, Pria yang telah menghancurkan karir dan reputasiku, Pria…pria yang telah membuatku di buang dari keluarga…ku…hikss….hiksss…hikksss…” tak dapat di pungkiri air mata Deby keluar bak air terjun yang mengalir deras.
Demian yang secara langsung mendengar dengan jelas dari mulut Deby itupun terdiam, dirinya masih bingung dengan apa yang terjadi, tetapi Demian bukanlah pria yang dingin hatinya. Melihat Deby yang menangis bak kesurupan itu dirinya kemudian mendekat, perlahan Demian memeluk tubuh mungil sok tegar milik Deby.
“Maafkan aku jika aku berbuat salah padamu… tapi benar, aku tak tahu apa yang terjadi. Maafkan aku karena meninggalkanmu waktu itu” ucap Demian sembari memeluk tubuh Deby, tanganya di gunakannya untuk mengelus punggung Deby.
Tangis deby masih terdengar, dirinya masih sesenggukan dalam pelukan Demian, Demian juga tak henti-hentinya membelai punggung Deby agar dirinya berhenti menangis.
“Momy” suara anak kecil yang terdengar melepas pelukan yang Demian berikan pada Deby.
“Momy… Are you cry?” tanya anak kecil itu, tangan mungil felik membelai pipi Deby lembut.
“No sayang, sudah membeli mainannya, let’s go pulang” ucap Deby yang sudah menggenggam tangan sang buh hati.
“Aku membelikan makanan untukmu dan..”
“Tidak tuan James, terimakasih. Aku akan membawa Felik pulang. Sudah saatya dirinya beristirahat” ucap Deby yang kemudian berdiri.
Deby menggendong felik dan langsung berjalan keluar ruangan. Dirinya sama sekali enggan melihat kearah Demian.
“Apa yang terjadi?” tanya James kepada sang kaka setelah melihat Deby keluar dari ruangan itu.
Demian hanya diam, dirinya mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi lima tahun silam setelah adegan panas itu. Demian benar-benar tak tahu apa yang terjadi dan apa yang dirinya lakukan hingga menyakiti Deby.
Jujur saja melihat Deby yang meraung-raung mengeluarkan air matanya seperti tadi seakan menyanyat hati demian. Demian ikut sakit mendengat tip kata yang Deby ucapkan. Sebenarnya apa yang terjadi.
Demian berjalan keluar ruangan meninggalkan sang adik James yang terbenging melihat tragedy yang baru saja di lihatnya.
“Apa yang kau dapat hari ini?” tanyanya pada Rudi setelah berada di dalam mobil.
“Belum ada tuan, saya sedang menunggu hasil DNA anda dan Felik. Dr. Abraham mengatakan hasilnya dapat keluar seminggu setelah memasukkan sample” ucap Rudi dengan sedikit lirikan di cermin depan. Rudi dapat melihat keadaan sang bos dari cermin yang di lihatnya.
“Apa tak dapat di percepat, Rumah sakit itu milik anak cabang grup bukan?” tanya Demian yang masih memejamkan matanya.
“Iya tuan”
“Katakan pada pihak rumah sakit aku ingin hasil testnya di kirim besok atau lusa, kalau mereka tak menuruti tarik saja saham yang kita miliki” ucap Demian enteng. Matanya masih setia menutup tetapi pikirannya terus menuju lima tahun silam.
Flasback on
“Tuan, tuan Albert meminta anda kembali saat ini juga”
Demian melihat jam, saat ini jam tanganya menunjukan pukul empat lebih tiga puluh menit, dan saat ini sekretarisnya Rudi sudah berada di luar kamar untuk menjemputnya.
“Kau gila, Aku tak bisa meninggalkan Indonesia sepagi ini” ucapnya demian yang tengah keluar hanya dengan menggunakan boxer ketatnya.
“Tapi tuan, Tuan Albert yang meminta, Pesawat pribadi juga sudah di kirim dan sampai sejak tadi malam”
“SHIIITT… Apa sebenarnya yang ayah inginkan?” tanya Demian dengan mata yang sudah berapi-api.
“Saya tidak tahu tuan, tuan besar hanya meminta saya untuk mengajak tuan muda pulang secepatnya” ucapnya dengan kepala yang sudah menunduk.
“tunggu aku akan bersiap-siap”
Demian masuk kemudian mendekati Deby yang tengah tertidur lelap akibat permaiannan mereka yang baru selesai satu jam yang lalu.
“Maafkan aku karena meninggalkanmu dengan keadaan seperti ini. Jujur aku senang bertemu denganmu, aku juga bahagia dapat melihat dirimu mendesahkan namaku tadi malam. Dan sepertinya aku nyaman bersamamu” ucap demian yang kemudian meninggalkan kecupan yang sangat lam di kening Deby.
Demian membenahi selimut yang di kenakan Deby, setelahnya dirinya bergegas mengemasi barang-barang yang akan di bawanya. Setelah selesai berkemas, demian berjalan kembali mendekati Deby yang ,masih tertidur dalam balutan selimut. Dirinya memandangi Deby sangat lama, kemudian berjalan keluar.
Sebelum keluar Demian sempatkan untuk meletakan uang dan selembar surat untuk Deby.
Flasback Off.
Demian masih terdiam dengan mata yang tertutup di dalam mobilnya. Mobil yang di tumpanginya masih melaju dengan kecepatan normal kearah mainson ayahnya.
“Kau masih memikirkannya… Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya james setelah mendapatti Demian masuk ke dalam rumah besar itu.
“Apa yang terjadi sudah jelas bukan urusanmu” ucap Demian yang langsung pergi menuju kamarnya meninggalkan sang adik.
“Kakak… bagaimana acara pernikahanku, ayah bilang kakak dan kak Demian akan mengurusnya menggantikan ayah” ucap mona ayng tengah berjalan dari dapur.
Monalisa lee, anak terakhir dari Albert lee, dirinya juga merupakan anak dari selingkuhan ayahnya, yang mana kedua anak laki-laki
Albert sangat tidak suka padanya. Hany hanya karena dirinya anak selingkuhan sang ayah, sifatnya yang manja dan suka seenakknya juga membuat kedua kakakny menjadi sangat membencinya.
“Tanyakan sendiri dengan Demian, aku hanya mengikutinya” unjar James yang kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.
*
*
*
*
*
Jangan lupa follow, like, coment dan vote author ya. Biar authornya tambah semangat☺️🙏🏻💪🏻
Selamat membaca semoga menghibur
Terimakasih untuk para pembaca dan salam dari FAIRUZ😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments