15. Terendus

Karlita berdiri di balik kaca jendela rumah pengasingan barunya.

Kali ini ia di tempatkan jauh lebih menyedihkan dari sebelumnya, karena hampir tak ada satupun rumah lagi di sekeliling mereka.

Meskipun sebetulnya, jika kondisi normal Karlita akan sangat menyukainya, karena rumah itu pasti dibangun untuk menikmati liburan.

Panorama perbukitan yang hijau dengan sawah yang membentang luas sangatlah elok dipandang mata.

Segar udara, segar pula pandangan.

Karlita membisu di tempatnya. Entah apa hanya perasaannya saja atau apa, tapi ia merasa kini seolah adalah tempat pengasingan yang menakutkan.

Bayangan jika ia akan berakhir di sana membuatnya begitu merinding.

Karlita menghela nafas.

Ia meremas pinggiran tirai yang ia genggam, matanya menatap nanar keluar kaca jendela.

Teringat ia atas apa yang ia perbuat tiga puluh tahun silam dengan suami sahabat sekaligus majikannya yang akhirnya berbuah seorang putra bernama Leo.

Sungguh, ia tak menyangka jika apa yang ia lakukan kini membuat hidupnya seperti terjatuh dalam lubang yang sangat gelap dan dalam.

Ia hampir tak mampu menemukan celah sedikitpun untuk lari dan keluar dari situasi ini.

Karlita menangis seorang diri.

Menyesali apa yang telah terjadi nyatanya tak mampu merubah apapun.

Kebencian yang terlanjur mengakar pada hati seseorang membuatnya kini selalu dalam ketakutan yang tak bisa membuat hidupnya tenang.

Andai...

Andai waktu bisa ia putar ulang, mungkin Karlita ingin lari sejauh yang ia bisa dari takdir ini. Ia ingin menjadi Karlita yang lain, yang tak seperti dirinya yang sekarang.

Tak mengapa jika ia harus miskin, yang penting tak diburu, ia bisa hidup normal layaknya orang lain, yang bisa serumah dengan suami bukan hanya saat ia butuh tubuhnya saja, ia bisa mendampingi anaknya tumbuh dewasa, menikah lalu menimang cucu.

Karlita terus menangisi nasibnya. Betapa ia mengasihani dirinya sendiri yang tak berdaya karena pilihan bodohnya.

Dan tanpa Karlita sadari, di kejauhan, seseorang mengintainya dengan sebuah alat dan mengambil gambarnya beberapa kali.

Kondisi kaca jendela yang bening transparan memang membuat siapapun yang berdiri di sana mudah dilihat dari luar, apalagi jika melihatnya dengan sebuah alat canggih.

Karlita lupa pesan suaminya jika ia tak boleh berada dekat dengan jendela.

Yah, ia lupa atau memang sengaja lupa.

Ia memang sudah begitu jenuh dan putus asa. Harapan dan kekuatan satu-satunya tetap bertahan hingga sekarang hanyalah karena ia ingin bertemu Leo lagi.

Setidaknya satu kali, ia ingin bertemu putranya lagi. Bisa mengusap wajahnya lagi. Bisa memeluknya lagi.

Sudah sepuluh tahun berlalu, bukankah itu waktu yang sangat panjang untuk seorang Ibu yang dipisahkan dari anak yang dilahirkannya?

**--------**

Leo duduk menatap Dony dan ketiga anak buah yang ia bawa.

Mereka duduk berjejer di atas sofa di hadapan Leo.

Sungguh, jika semalam sebelum Dony tahu jika Leo yang ada di hadapannya adalah pendiri Laba-laba hitam, maka ia hanya mengagumi aura dan ketampanannya sebagai seorang Tuan muda.

Namun kini, begitu Dony sudah tahu siapa Leo yang sebenarnya maka rasanya nyalinya semakin ciut menghadapi Leo.

"Jadi kalian selama ini juga mencari Roy?"

Tanya Leo.

Ia berani menanyakannya dengan tenang karena Viera kini disuruhnya bebenah di lantai atas dan tidak boleh turun sebelum ia suruh.

Ke empat orang di depan Leo itu mengangguk.

"Informasi apa saja yang kalian dapat?"

Tanya Leo.

Dony kemudian mengambil satu buku catatan kecil dari saku tas nya dan diberikannya pada Leo.

Leo mengamati.

Terakhir Roy bilang ada tugas dari pimpinan. Hp nya aktif terakhir sekitar pukul dua dini hari. Ada yang melihat ia terakhir kali di dekat tugu tani. Lalu setelah itu naik van hitam.

"Hanya ini?"

Leo mengerutkan kening.

"Ya Bang, sampai kemudian malaikat hitam muncul mencari Viera dan mengacak-acak rumah."

Kata Dony.

"Jadi kalian menyimpulkan Roy memang berurusan dengan mereka?"

Dony mengangguk.

"Beberapa kali ia pernah menyebut soal hati-hati jika berurusan dengan malaikat hitam, aku rasa Roy sedang terlibat dengan mereka."

Ujar Dony.

Leo menghela nafas.

"Selain Roy, siapa lagi orang yang tersisa dari laba-laba hitam yang kalian tahu?"

Dony dan ketiga anak buahnya saling pandang, lalu menggeleng.

"Sepertinya tidak ada lagi Tuan, kecuali ada beberapa waktu lalu ada anggota laba-laba hitam ditemukan di pinggiran tol jagorawi dalam keadaan hampir membusuk."

Leo tercekat.

"Siapa?"

Tanya Leo.

Dony mencoba mengingat.

"Sap..."

Dony berusaha mengingat.

"Sapta maksudmu?"

Potong Leo tak sabar.

Dony segera mengangguk.

"Yah, Sapta."

Kata Dony.

Leo wajahnya langsung tegang.

"Siapa yang membunuh Sapta?"

Tanya Leo dengan suara keras.

"Kam... Kami tidak tahu Tuan."

Kata Dony mewakili semuanya.

Leo menghantam meja di depannya.

"Dony dan kawan-kawannya ini hanyalah kelompok kecil Tuan, mohon dimaklumi jika tak banyak paham tentang masalah yang terjadi antar kelompok-kelompok yang lebih besar."

Leo tertunduk. Rasa bersalah merayap di dalam dadanya.

Saat ia di asingkan, entah apa yang terjadi pada anggota kelompoknya.

Entah siapa yang memanfaatkan mereka, hingga akhirnya kini saling berhadapan dengan malaikat hitam lagi.

Kelompok yang semula hanya anak-anak sekolah bandel, kini berkembang menjadi kelompok-kelompok hitam yang hidup dalam dunia gelap.

Sapta...

Leo bahkan masih ingat wajahnya.

Anak itu, yang semula paling pendiam, namun begitu turun ke jalan menjadi sangat pemberani dan selalu paling di depan.

Saat Anton dan Roy mendampingi Leo, maka Sapta menjelma persis seperti jaring laba-laba yang mampu membungkus musuh siapapun yang masuk ke dalam perangkapnya.

Leo tak menyangka, jika Sapta sudah tak ada.

Kini Roy juga menghilang, dan Anton tak tahu pula ke mana rimbanya.

Mencari seluruh anggota laba-laba hitam tentu tak akan mudah jika ketiga orang itu tak ditemukan, karena merekalah yang langsung membawahi para anggota yang tersebar di mana-mana.

"Don."

Panggil Leo.

"Yah Tuan."

Jawab Dony.

"Kamu yakin akan membantuku menemukan Roy?"

Tanya Leo.

Dony mengangguk.

"Kami memang sedang melakukannya."

Kata Dony.

"Cari markas malaikat hitam, jika ketemu berikan padaku, biar aku urus sisanya."

Lalu...

"Kalian, bekerjalah di cafe ini, sekaligus menjaga Viera."

Kata Leo pada ketiga anak buah Dony.

Mereka mengangguk.

Leo menghela nafas.

"Malaikat hitam, jika benar Roy saat ini bersama mereka, lalu ada yang terjadi padanya, aku akan hancurkan mereka dengan tanganku sendiri."

Geram Leo sembari mengepalkan tinjunya.

Matanya yang tajam seolah menyala-nyala. Tampak sekali jika ia tak memiliki rasa takut pada apapun.

Dony berdecak kagum. Ia tak menyangka jika Leo yang selama ini hanya ia dengar namanya akhirnya bisa ia lihat sendiri, bahkan kini mereka bekerja sama.

**---------**

Terpopuler

Comments

Mardelis

Mardelis

siapakah yang telah mengambil foto karina

2025-03-09

0

Nurwana

Nurwana

begitulah karlita, hukum karma pasti ad....

2022-05-21

1

Dewi Pratysta

Dewi Pratysta

makin kesini makin penasaran ama ceritanya 😍😍

2022-02-21

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Musim Panas Terakhir
3 2. Gadis Karate
4 3. Saviera Dan Luna
5 4. Anakku, Di Mana Kau?
6 5. Pantang Melanggar Sumpah
7 6. Nasib Perempuan Kedua
8 7. Siapa Mencari Siapa
9 8. Sekelompok Pemburu
10 9. Wajah Itu
11 11. Gelisah Semalaman
12 12. Senyuman Pertama
13 13. Target Pemburu
14 14. Harimau Itu Kembali
15 15. Terendus
16 16. Gagal Menguping
17 17. Malam Naas
18 18. Kabar Kematian Karlita
19 19. Mengamuk
20 20. Aku Bukan Aleena
21 21. Luluh
22 22. Perguruan Mawar Hitam
23 23. Sosok
24 24. Terasa Aneh
25 25. Tanda Tanya
26 26. Apa Kau Gila
27 27. Takdir
28 28. Reuni Bad Boy
29 29. I'm Back
30 30. Gelisah
31 31. Terbakar
32 32. Kembali Ke Jalan Hitam
33 33. Tentang Rasa
34 34. Apa Maunya?
35 35. Bayang Masa Lalu
36 36. Menghilang Lagi
37 37. Keberadaan Roy
38 38. Semaunya Sendiri
39 39. Bos Besar
40 40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41 41. Kasih Ayah
42 42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43 43. Berusaha Mengerti
44 44. Serangan Tak Terduga
45 45. Amarah
46 46. Harimau VS Musang
47 47. Jangan Seperti Roy
48 48. Kacau
49 49. Terasa Berbeda
50 50. Kakak Laki-Laki
51 51. Tragis
52 52. Dendam Dari Masa Lalu
53 53. Terror Kematian
54 54. Tahan Boss
55 55. Sebuah Tanda
56 56. Masih Gelap
57 57. Goresan Tangan Aleena
58 58. Mega Mendung
59 59. Sialan, sial!
60 60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61 61. Teka Teki Tentang Ped
62 62. Kebenaran Pahit
63 63. Siapa Kau Ped?
64 64. Terbukanya Kunci Pertama
65 65. Satu Demi Satu
66 66. Sekelam Malam
67 67. Terhempas
68 68. Rasa Yang Berbeda
69 69. Pertemuan Saudara Tiri
70 70. Terlalu Rumit
71 71. Abelard Belindo
72 72. Kunci Kedua
73 73. Bad Boy's
74 74. Buku Harian Aleena
75 75. Tanda Tanya Besar
76 76. Kesal Salah Paham
77 77. Titik Temu
78 78. Badai Kecil
79 79. Hilangnya Tuan William
80 80. Leo
81 81. Mendekati Target
82 82. Rosario Dawson
83 83. Gerak Cepat
84 84. Saatnya Menjadi Pemburu
85 85. Pemburu Yang Diburu
86 86. Fight Fight Fight...
87 87. Saatnya Berhenti
88 88. Akhirnya
89 89. Sebuah kebenaran
90 90. Berkumpul Lagi
91 91. Menatap Senja
92 92. Akhir Sebuah Kisah
93 93. Othor Menyapa
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Prolog
2
1. Musim Panas Terakhir
3
2. Gadis Karate
4
3. Saviera Dan Luna
5
4. Anakku, Di Mana Kau?
6
5. Pantang Melanggar Sumpah
7
6. Nasib Perempuan Kedua
8
7. Siapa Mencari Siapa
9
8. Sekelompok Pemburu
10
9. Wajah Itu
11
11. Gelisah Semalaman
12
12. Senyuman Pertama
13
13. Target Pemburu
14
14. Harimau Itu Kembali
15
15. Terendus
16
16. Gagal Menguping
17
17. Malam Naas
18
18. Kabar Kematian Karlita
19
19. Mengamuk
20
20. Aku Bukan Aleena
21
21. Luluh
22
22. Perguruan Mawar Hitam
23
23. Sosok
24
24. Terasa Aneh
25
25. Tanda Tanya
26
26. Apa Kau Gila
27
27. Takdir
28
28. Reuni Bad Boy
29
29. I'm Back
30
30. Gelisah
31
31. Terbakar
32
32. Kembali Ke Jalan Hitam
33
33. Tentang Rasa
34
34. Apa Maunya?
35
35. Bayang Masa Lalu
36
36. Menghilang Lagi
37
37. Keberadaan Roy
38
38. Semaunya Sendiri
39
39. Bos Besar
40
40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41
41. Kasih Ayah
42
42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43
43. Berusaha Mengerti
44
44. Serangan Tak Terduga
45
45. Amarah
46
46. Harimau VS Musang
47
47. Jangan Seperti Roy
48
48. Kacau
49
49. Terasa Berbeda
50
50. Kakak Laki-Laki
51
51. Tragis
52
52. Dendam Dari Masa Lalu
53
53. Terror Kematian
54
54. Tahan Boss
55
55. Sebuah Tanda
56
56. Masih Gelap
57
57. Goresan Tangan Aleena
58
58. Mega Mendung
59
59. Sialan, sial!
60
60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61
61. Teka Teki Tentang Ped
62
62. Kebenaran Pahit
63
63. Siapa Kau Ped?
64
64. Terbukanya Kunci Pertama
65
65. Satu Demi Satu
66
66. Sekelam Malam
67
67. Terhempas
68
68. Rasa Yang Berbeda
69
69. Pertemuan Saudara Tiri
70
70. Terlalu Rumit
71
71. Abelard Belindo
72
72. Kunci Kedua
73
73. Bad Boy's
74
74. Buku Harian Aleena
75
75. Tanda Tanya Besar
76
76. Kesal Salah Paham
77
77. Titik Temu
78
78. Badai Kecil
79
79. Hilangnya Tuan William
80
80. Leo
81
81. Mendekati Target
82
82. Rosario Dawson
83
83. Gerak Cepat
84
84. Saatnya Menjadi Pemburu
85
85. Pemburu Yang Diburu
86
86. Fight Fight Fight...
87
87. Saatnya Berhenti
88
88. Akhirnya
89
89. Sebuah kebenaran
90
90. Berkumpul Lagi
91
91. Menatap Senja
92
92. Akhir Sebuah Kisah
93
93. Othor Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!