6. Nasib Perempuan Kedua

Viera menatap sang Nyonya yang tampak menyeret dua koper pakaiannya dari dalam kamar.

Wajah perempuan cantik itu terlihat gelisah.

"Nyonya, kenapa begitu mendadak?"

Tanya Viera bingung.

Karlita menggeleng.

"Entahlah Viera, aku bahkan tidak tahu sampai kapan hidupku akan seperti ini."

Lirihnya dengan suara parau.

Rasa iba menelisik dalam dada Viera.

Sungguh malang nasibnya. Terkurung dalam sangkar emas, dan kapanpun akan selalu disuruh pindah tanpa meminta pendapatnya lebih dulu.

Sudah macam barang yang kapan saja bisa dipindahkan sang pemilik sesuka hati.

Karlita memeluk Viera. Berkali-kali ia meminta maaf dan mengucap terimakasih.

"Semoga kelak kita akan bertemu lagi Viera. Kamu gadis yang sangat baik. Satu bulan ini aku merasa jauh lebih baik karena ada kamu."

Bisik Karlita.

Viera mengangguk.

"Jaga diri Nyonya."

Kata Viera mencoba tak ikut menangis.

Karlita mengangguk seraya melepaskan pelukannya.

Tampak seorang laki-laki berperawakan kekar masuk ke dalam rumah, ia kemudian tanpa basa-basi langsung mengusung dua koper pakaian milik Karlita.

"Vier, tinggalkan rumah ini secepatnya. Hati-hati."

Karlita menggenggam tangan Viera erat sebelum kemudian akhirnya beranjak pergi.

Viera sejenak mengatur nafasnya, baru kemudian tergesa masuk ke dalam kamar untuk berkemas.

Viera tahu, bahwa jika sang Nyonya tiba-tiba dipindahkan, itu berarti orang yang mengancam jiwanya telah mengendus keberadaannya.

Sepupu Viera sudah empat kali ikut Nyonya Karlita berpindah-pindah, dan biasanya saat baru pindah Nyonya Karlita akan bagai hilang seperti ditelan bumi, baru nanti setelah dirasanya aman, ia akan menghubungi sepupu Viera lagi.

Yah kali ini, dengan Viera juga pasti sama. Suatu hari Nyonya Karlita akan menghubungi Viera lagi, dan saat itu Viera ingin pastikan ia juga selamat.

Viera buru-buru berkemas, lalu saat ia akan keluar, tanpa sengaja ia melihat bingkai foto anak Nyonya Karlita yang semalam habis dipeluk sang Nyonya.

Viera tanpa berpikir dua kali langsung menyambar foto itu dan memasukkannya ke dalam tas ransel.

Ia berusaha untuk tidak meninggalkan jejak apapun tentang sang Nyonya.

Tepat saat Viera baru membawa motornya sekitar tiga meter dari rumah Karlita, ia berpapasan dengan dua buah mobil hitam yang kemudian berhenti di depan rumah majikannya.

Viera sejenak menghentikan laju motornya. Diparkirkan nya motor itu di depan sebuah pagar besi rumah orang.

Tampak beberapa laki-laki turun dari dua mobil itu, mereka meringsek masuk ke dalam rumah.

Seolah tak takut aksi mereka diketahui penduduk, mereka begitu percaya diri mendobrak rumah orang lain lalu mengacak-acak isinya.

Viera segera naik ke atas motor, ia tak mau berurusan dengan sekelompok orang itu.

Jelas saja, jika ia telat sebentar saja, entah bagaimana nasibnya sekarang.

Gila!

Rutuk Viera dalam hati.

Viera melajukan motornya menuju kawasan Senen di mana rumah tinggal aslinya berada.

Ia terus berpikir keras, bagaimana lagi caranya sekarang ia menyambung hidup sampai nanti dihubungi lagi oleh Nyonya Karlita.

Selain itu, Viera juga memikirkan bagaimana cara menemukan sang Kakak.

Ia ingin segera mengetahui nasib Kakaknya.

Viera membawa motornya masuk gang kecil, melewati warung kopi yang tepat berada di dekat rumahnya.

"Hei Vier."

Sapa beberapa pemuda yang sedang asik kumpul di depan warung.

Viera memarkirkan motornya, lalu turun dan menghampiri mereka.

"Lihat apa sih?"

Tanya Viera pada mereka yang seperti sedang melihat video di hp.

"Nih lagi viral, baru tadi pagi di depan mall daerah Bogor."

Kata salah seorang dari mereka.

Viera yang penasaran melongok.

Si pemilik hp memutar ulang video aksi seorang pemuda menghajar sekelompok anak-anak berandalan.

"Kirain cuma Viera saja yang berani hajar orang pake tangan kosong."

Celetuk salah satu dari mereka.

Viera tersenyum kecut sambil menabok cowok berkaca mata yang barusan bicara.

"Pala lu."

Kata Viera sambil masuk warung kopi dan minta dibuatkan segelas kopi instan.

**-------**

Leo dengan santai melempar beberapa kemeja yang ia pilih di salah satu butik di dalam mall kepada Kevin yang mengikutinya.

Kevin kemudian memberikan kepada dua pelayan yang mengekor di belakangnya.

Setelah sekitar dua belas kemeja untuk dirinya sendiri, kini Leo mengambil tiga kemeja lain untuk Kevin.

"Ini untukmu."

Kata Leo lalu melenggang ke kasir.

Leo mengeluarkan kartu dari dompet, lalu menyodorkannya pada kasir.

Sambil menunggu Leo sejenak menyapukan pandangan ke sepenjuru mall.

Tanpa sengaja ia melihat seorang gadis yang mengendap-ngendap di dekat rak yang berisi tumpukan kemeja laki-laki.

Ia menutupi sebagian wajahnya dengan tas dompet.

Leo memicingkan matanya, gadis itu yang diam-diam memandangi Leo jadi salah tingkah begitu tahu Leo menatap ke arahnya.

Gadis itu baru akan melarikan diri saat ia terlalu cepat berbalik tanpa melihat sekitar hingga menabrak manekin yang jadi bergoyang-goyang hampir jatuh.

Dengan konyolnya dia kemudian mengomeli si manekin.

"Berdiri saja di situ, ngga usah minta ikut."

Katanya sambil cepat-cepat kabur.

Para pelayan yang melihat tampak menggeleng-gelengkan kepalanya.

Leo tanpa ekspresi tampak tak peduli, ia kemudian beralih pada Kevin lagi di dekatnya.

"Vin, kamu pernah ke rumah Ayah?"

Tanya Leo.

"Maksudnya rumah utama Tuan Besar?"

Tanya Kevin.

Leo mengangguk.

"Belum Tuan, selama ini saya hanya ditugaskan di rumah peristirahatan."

Kata Kevin.

"Di mana?"

"Di Lembang."

"Ayah kadang di sana?"

Tanya Leo.

"Yah, jika akan bermalam dengan Ibu Karlita beberapa hari mereka akan tidur di sana."

Leo menghela nafas.

Mendengar nama Ibunya rasanya dadanya tiba-tiba jadi sesak.

Lalu tampak Kevin menabok mulutnya sendiri.

Ia kelepasan mengatakan tentang Isteri kedua Tuan Besarnya.

"Kapan terakhir kamu melihatnya?"

Cecar Leo akhirnya.

Tampaknya Leo tak mau menyia-nyiakan kesempatan.

"Maksud Tuan Bu Karlita?"

Tanya Kevin.

Leo mengangguk.

Kevin terdiam sejenak, mencoba mengingat.

"Sudah cukup lama."

Kata Kevin.

Leo menghela nafas lagi.

"Aku tahu saat Ayah menyuruhku untuk menghubungi Ibu lebih dulu hanyalah basa-basi. Ia hanya mencoba mencari tahu apakah aku biasa menghubunginya atau tidak."

Kata Leo.

"Anda sama sekali tak pernah berkomunikasi dengan nya?"

Tanya Kevin.

Leo hanya melengos.

Kasir sudah selesai menghitung jumlah total belanja Leo.

Leo menekan beberapa angka pada alat yang disodorkan kasir, setelah transaksi berhasil, kasir memberikan kembali kartu milik Leo.

Kevin menerima kantong-kantong berisi kemeja Leo dan miliknya pula.

"Tuan, terimakasih."

Kata Kevin senang.

Belum ada satu hari bekerja dengan Leo, tapi bos mudanya sudah membelikannya kemeja baru.

"Tak usah berterimakasih, akan ada banyak tugas untukmu nanti. Maka kamu cari saja orang untuk mengurus rumah."

Kata Leo pada Kevin.

Mereka kemudian turun menggunakan lift, yang di dalam lift tersebut mereka bertemu dengan Rose dan Luna yang langsung menyembunyikan wajahnya di balik punggung sang Kakak begitu Leo masuk ke dalam lift.

**------**

Terpopuler

Comments

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2024-05-18

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2024-05-18

0

Yu Gina

Yu Gina

mangatse

2022-03-23

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Musim Panas Terakhir
3 2. Gadis Karate
4 3. Saviera Dan Luna
5 4. Anakku, Di Mana Kau?
6 5. Pantang Melanggar Sumpah
7 6. Nasib Perempuan Kedua
8 7. Siapa Mencari Siapa
9 8. Sekelompok Pemburu
10 9. Wajah Itu
11 11. Gelisah Semalaman
12 12. Senyuman Pertama
13 13. Target Pemburu
14 14. Harimau Itu Kembali
15 15. Terendus
16 16. Gagal Menguping
17 17. Malam Naas
18 18. Kabar Kematian Karlita
19 19. Mengamuk
20 20. Aku Bukan Aleena
21 21. Luluh
22 22. Perguruan Mawar Hitam
23 23. Sosok
24 24. Terasa Aneh
25 25. Tanda Tanya
26 26. Apa Kau Gila
27 27. Takdir
28 28. Reuni Bad Boy
29 29. I'm Back
30 30. Gelisah
31 31. Terbakar
32 32. Kembali Ke Jalan Hitam
33 33. Tentang Rasa
34 34. Apa Maunya?
35 35. Bayang Masa Lalu
36 36. Menghilang Lagi
37 37. Keberadaan Roy
38 38. Semaunya Sendiri
39 39. Bos Besar
40 40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41 41. Kasih Ayah
42 42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43 43. Berusaha Mengerti
44 44. Serangan Tak Terduga
45 45. Amarah
46 46. Harimau VS Musang
47 47. Jangan Seperti Roy
48 48. Kacau
49 49. Terasa Berbeda
50 50. Kakak Laki-Laki
51 51. Tragis
52 52. Dendam Dari Masa Lalu
53 53. Terror Kematian
54 54. Tahan Boss
55 55. Sebuah Tanda
56 56. Masih Gelap
57 57. Goresan Tangan Aleena
58 58. Mega Mendung
59 59. Sialan, sial!
60 60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61 61. Teka Teki Tentang Ped
62 62. Kebenaran Pahit
63 63. Siapa Kau Ped?
64 64. Terbukanya Kunci Pertama
65 65. Satu Demi Satu
66 66. Sekelam Malam
67 67. Terhempas
68 68. Rasa Yang Berbeda
69 69. Pertemuan Saudara Tiri
70 70. Terlalu Rumit
71 71. Abelard Belindo
72 72. Kunci Kedua
73 73. Bad Boy's
74 74. Buku Harian Aleena
75 75. Tanda Tanya Besar
76 76. Kesal Salah Paham
77 77. Titik Temu
78 78. Badai Kecil
79 79. Hilangnya Tuan William
80 80. Leo
81 81. Mendekati Target
82 82. Rosario Dawson
83 83. Gerak Cepat
84 84. Saatnya Menjadi Pemburu
85 85. Pemburu Yang Diburu
86 86. Fight Fight Fight...
87 87. Saatnya Berhenti
88 88. Akhirnya
89 89. Sebuah kebenaran
90 90. Berkumpul Lagi
91 91. Menatap Senja
92 92. Akhir Sebuah Kisah
93 93. Othor Menyapa
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Prolog
2
1. Musim Panas Terakhir
3
2. Gadis Karate
4
3. Saviera Dan Luna
5
4. Anakku, Di Mana Kau?
6
5. Pantang Melanggar Sumpah
7
6. Nasib Perempuan Kedua
8
7. Siapa Mencari Siapa
9
8. Sekelompok Pemburu
10
9. Wajah Itu
11
11. Gelisah Semalaman
12
12. Senyuman Pertama
13
13. Target Pemburu
14
14. Harimau Itu Kembali
15
15. Terendus
16
16. Gagal Menguping
17
17. Malam Naas
18
18. Kabar Kematian Karlita
19
19. Mengamuk
20
20. Aku Bukan Aleena
21
21. Luluh
22
22. Perguruan Mawar Hitam
23
23. Sosok
24
24. Terasa Aneh
25
25. Tanda Tanya
26
26. Apa Kau Gila
27
27. Takdir
28
28. Reuni Bad Boy
29
29. I'm Back
30
30. Gelisah
31
31. Terbakar
32
32. Kembali Ke Jalan Hitam
33
33. Tentang Rasa
34
34. Apa Maunya?
35
35. Bayang Masa Lalu
36
36. Menghilang Lagi
37
37. Keberadaan Roy
38
38. Semaunya Sendiri
39
39. Bos Besar
40
40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41
41. Kasih Ayah
42
42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43
43. Berusaha Mengerti
44
44. Serangan Tak Terduga
45
45. Amarah
46
46. Harimau VS Musang
47
47. Jangan Seperti Roy
48
48. Kacau
49
49. Terasa Berbeda
50
50. Kakak Laki-Laki
51
51. Tragis
52
52. Dendam Dari Masa Lalu
53
53. Terror Kematian
54
54. Tahan Boss
55
55. Sebuah Tanda
56
56. Masih Gelap
57
57. Goresan Tangan Aleena
58
58. Mega Mendung
59
59. Sialan, sial!
60
60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61
61. Teka Teki Tentang Ped
62
62. Kebenaran Pahit
63
63. Siapa Kau Ped?
64
64. Terbukanya Kunci Pertama
65
65. Satu Demi Satu
66
66. Sekelam Malam
67
67. Terhempas
68
68. Rasa Yang Berbeda
69
69. Pertemuan Saudara Tiri
70
70. Terlalu Rumit
71
71. Abelard Belindo
72
72. Kunci Kedua
73
73. Bad Boy's
74
74. Buku Harian Aleena
75
75. Tanda Tanya Besar
76
76. Kesal Salah Paham
77
77. Titik Temu
78
78. Badai Kecil
79
79. Hilangnya Tuan William
80
80. Leo
81
81. Mendekati Target
82
82. Rosario Dawson
83
83. Gerak Cepat
84
84. Saatnya Menjadi Pemburu
85
85. Pemburu Yang Diburu
86
86. Fight Fight Fight...
87
87. Saatnya Berhenti
88
88. Akhirnya
89
89. Sebuah kebenaran
90
90. Berkumpul Lagi
91
91. Menatap Senja
92
92. Akhir Sebuah Kisah
93
93. Othor Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!