18. Kabar Kematian Karlita

Rose meletakkan sendoknya dengan kasar karena setelah sekian lama dalam kurun waktu satu bulan lebih mereka akhirnya bisa duduk bersama dalam satu meja, Mamihnya masih saja bisa meninggalkan tempat hanya untuk menerima telfon orang lain.

Rose begitu muak dengan kehidupan keluarga mereka selama ini, terutama sejak perselingkuhan Daddy nya dengan salah satu bawahan Mami, dan kini Mami nya bahkan Rose rasa jauh lebih gila dari Daddy nya.

"Kau ini kenapa?"

Tanya Mami kesal menatap Rose, Mami yang baru kembali ke ruang makan setelah menerima telfon dari seseorang itu menatap Rose yang menatapnya kesal.

Luna di sebelah Rose juga hanya memutar-mutar sendoknya saja di atas piring. Ia pun sama sebagaimana kakaknya yang muak dengan kehidupan keluarga mereka, hanya saja Luna tak berani bersuara selantang Rose karena posisinya yang belum jadi apa-apa.

"Apa kamu tidak bisa bersikap seperti Hana?"

Tanya Mami pada Rose sambil menunjuk Hana yang makan dengan tenang setelah berulang kali mengambil gambar kebersamaan keluarga mereka yang palsu.

Rose mendengus.

"Aku bukan orang yang hidup di media sosial."

Kata Rose sinis.

"Orang lain tak peduli hidupmu yang menyedihkan, mereka hanya akan peduli semua hal yang terlihat menyenangkan meskipun itu palsu."

Kata Hana.

"Yah, itu buat kalian yang memang senang hidup dalam kepalsuan."

Tandas Rose.

"Sudahlah, nikmatilah makan malam ini, kenapa harus ribut."

Daddy menengahi.

"Setidaknya kita kumpul sekali dalam sebulan, bersikaplah seolah kita memang satu keluarga yang masih utuh."

Tambah Daddy lagi.

"Utuh apa? Kak Cindy saja tidak ada."

Luna memberanikan diri nimbrung.

Rose berdiri dan bersiap meninggalkan meja makan ketika Mami membentaknya.

"Rose, hentikan sikapmu yang ke kanak-kanakan!"

Mami menatap tajam Rose.

"Kau ini harusnya bahkan sudah menikah, tapi sikapmu masih senang merajuk seperti anak bayi."

Ujar Mami.

Rose mendengus.

"Menikah? Mami tahu usiaku berapa sekarang?"

Suara Rose bergetar.

"Semua temanku bahkan anaknya sudah masuk SMP, dan Mami baru membahas harusnya aku sudah menikah. Memangnya selama ini kalian ke mana saja sebagai orangtua hingga urusan perusahaan semua Rose yang harus urus dan mengabaikan waktu pernikahan Rose sendiri!"

Luna menatap kakaknya dengan iba, baru kali ini ia mendengar Rose mengungkapkan isi hatinya.

Mendengar kalimat Rose yang pedas seketika wajah Daddy tertunduk dan Mami melunakkan suaranya.

"Rose... duduklah, kita bicara baik-baik, jika kau mau menikah sekarang kau belum terlambat, kau masih cantik."

Kata Mami.

Rose membuang muka.

"Cantik. Cantik bukan berarti muda."

Tandas Rose.

"Sama seperti Mami, cantik, bahkan masih sangat cantik, tapi bukan berarti Mami masih muda dan pantas bergaul dengan laki-laki seusia Luna! Itu menjijikan dan Rose muak melihatnya!"

Kata Rose kasar lalu pergi begitu saja meninggalkan meja makan di mana Mami nya kini berdiri sambil memegangi sendok dengan tangan bergetar.

Luna ikut berdiri dan menyusul Rose.

Daddy dan Hana hanya menatap Rose dan Luna yang pergi, lalu kemudian menatap Mami yang wajahnya merah karena menahan amarah.

Daddy kemudian berdiri.

"Kau selalu mengatakan aku tak pantas menjadi seorang Ayah, tapi tampaknya kau jauh lebih tak pantas menjadi seorang Ibu."

Kata Daddy semakin membuat Mami emosi dan kemudian membanting sendok di tangannya, sebelum akhirnya mengobrak-abrik seluruh isi meja.

**-------**

Daddy baru saja masuk ke ruang kerjanya selepas acara makan malam keluarganya kacau balau.

Ia mendapat telfon dari Anton jika rumah pengasingan Karlita diserang dan Karlita tidak selamat.

Brakgh!!

Laki-laki paruh baya itu menghantam meja dengan segenap kekuatannya, matanya memerah antara menahan amarah dan air mata.

"Kita ke sana sekarang!"

Kata Laki-laki itu pada Anton.

Tuan William Calvin Harrys, begitu namanya.

Laki-laki itu keluar dari ruangannya dan berjalan dengan cepat, dua bodyguard yang setia mendampingi mengikuti.

"Mau ke mana lagi kau?"

Teriak Mami.

Laki-laki paruh baya yang masih terlihat gagah itu tak peduli, ia berlalu begitu saja dan menambah menjadi-jadi amukan Mami di ruang makan.

Hujan kini telah sampai di Jakarta. Mobil yang ditumpangi Tuan William meluncur cepat bersama tiga rombongan mobil yang lain. Tujuannya jelas ke rumah pengasingan Karlita.

Pedih, sakit, sesal, marah, semua bercampur menjadi satu.

"Siapa pelakunya?"

Tanya Tuan Will.

"Semua CCTV rusak. Anak buah saya yang bersiap untuk bergantian tugas menemukan semuanya sudah tewas."

Kata Anton.

"Bedebah!"

Tuan Will meradang.

"Jika ini ulah malaikat hitam, siapa sebetulnya otaknya."

Kata Tuan Will.

"Roy harusnya yang sudah bisa menembus masuk, sayangnya ia juga menghilang."

Ujar Anton.

Yah, Roy memang diperintahkan untuk menyusup dan mencari tahu siapa sebetulnya yang ada dibalik pemburuan Karlita dan melibatkan malaikat hitam belakangan ini.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, pemburuan Karlita semakin luar biasa sejak malaikat hitam terlibat.

Tuan Will sempat memikirkan kemungkinan jika otak semuanya adalah isteri pertamanya, tapi melihat kelakuannya yang hanya senang bermain dengan daun muda, tentu saja itu tidak mungkin.

Tuan Will tahu isteri pertamanya sangat membenci Karlita karena hubungan terlarangnya dengan Karlita, namun memikirkan kemungkinan isteri pertamanya itu sampai meminta Karlita diburu dan dibunuh itu mustahil.

Ada orang lain. Pasti orang lain. Entah siapa.

Mungkin seseorang yang sama-sama pengusaha dengannya, atau justeru seorang musuh lama dari masa lalu, atau bahkan Leo, musuh Leo yang terus ingin mengincar semua orang yang berhubungan dengannya.

Meskipun...

Karlita selalu mengatakan semua pasti ulah isteri pertama Tuan Will. Karlita selalu mengatakan jika ia diburu karena ia menjadi wanita kedua dalam kehidupan Tuan Will.

Ah! Bedebah!

Tuan Will mengepalkan tinjunya.

Hujan masih deras mengguyur saat akhirnya rombongan mobil Tuan Will sampai di rumah pengasingan Karlita.

Orang-orang bawahan Anton sudah berada di sana.

Tuan Will turun dari mobil, dan bergegas masuk ke dalam rumah.

Ia tercekat mendapati Karlita sungguh sudah tak bernyawa. Perempuan itu tergelatak bersimbah darah.

Tuan Will menghambur dan memeluk Karlita.

Sungguh ia mencintai perempuan itu segenap hatinya. Hanya ia memang tak mampu melakukan apapun untuk membuatnya merasa hidup lebih layak sebagaimana perempuan lain.

Tuan Will menangis.

Ia meraung memanggil nama Karlita.

Berharap perempuan itu akan membuka matanya lagi, dan jantungnya yang tertembus timah panas itu berdenyut lagi.

Tuan Will gagal melindungi sang kekasih, bahkan ia tak tahu siapa yang sesungguhnya bertanggungjawab akan hal ini.

"Karlita... Bangunlah!"

Kata Tuan Will.

"Bangunlah Karlitaaaa!!"

Raung Tuan Will.

Suaranya begitu keras seolah ingin beradu dengan suara derasnya air hujan yang turun ke bumi malam ini.

**----------**

Terpopuler

Comments

Zuraida Zuraida

Zuraida Zuraida

bisa berbuat tak bisa menjaga, sia sia khan

2023-07-24

1

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Istri pertamamu Will

2023-05-08

0

Nurwana

Nurwana

itulah karma tuan.....

2022-05-21

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Musim Panas Terakhir
3 2. Gadis Karate
4 3. Saviera Dan Luna
5 4. Anakku, Di Mana Kau?
6 5. Pantang Melanggar Sumpah
7 6. Nasib Perempuan Kedua
8 7. Siapa Mencari Siapa
9 8. Sekelompok Pemburu
10 9. Wajah Itu
11 11. Gelisah Semalaman
12 12. Senyuman Pertama
13 13. Target Pemburu
14 14. Harimau Itu Kembali
15 15. Terendus
16 16. Gagal Menguping
17 17. Malam Naas
18 18. Kabar Kematian Karlita
19 19. Mengamuk
20 20. Aku Bukan Aleena
21 21. Luluh
22 22. Perguruan Mawar Hitam
23 23. Sosok
24 24. Terasa Aneh
25 25. Tanda Tanya
26 26. Apa Kau Gila
27 27. Takdir
28 28. Reuni Bad Boy
29 29. I'm Back
30 30. Gelisah
31 31. Terbakar
32 32. Kembali Ke Jalan Hitam
33 33. Tentang Rasa
34 34. Apa Maunya?
35 35. Bayang Masa Lalu
36 36. Menghilang Lagi
37 37. Keberadaan Roy
38 38. Semaunya Sendiri
39 39. Bos Besar
40 40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41 41. Kasih Ayah
42 42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43 43. Berusaha Mengerti
44 44. Serangan Tak Terduga
45 45. Amarah
46 46. Harimau VS Musang
47 47. Jangan Seperti Roy
48 48. Kacau
49 49. Terasa Berbeda
50 50. Kakak Laki-Laki
51 51. Tragis
52 52. Dendam Dari Masa Lalu
53 53. Terror Kematian
54 54. Tahan Boss
55 55. Sebuah Tanda
56 56. Masih Gelap
57 57. Goresan Tangan Aleena
58 58. Mega Mendung
59 59. Sialan, sial!
60 60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61 61. Teka Teki Tentang Ped
62 62. Kebenaran Pahit
63 63. Siapa Kau Ped?
64 64. Terbukanya Kunci Pertama
65 65. Satu Demi Satu
66 66. Sekelam Malam
67 67. Terhempas
68 68. Rasa Yang Berbeda
69 69. Pertemuan Saudara Tiri
70 70. Terlalu Rumit
71 71. Abelard Belindo
72 72. Kunci Kedua
73 73. Bad Boy's
74 74. Buku Harian Aleena
75 75. Tanda Tanya Besar
76 76. Kesal Salah Paham
77 77. Titik Temu
78 78. Badai Kecil
79 79. Hilangnya Tuan William
80 80. Leo
81 81. Mendekati Target
82 82. Rosario Dawson
83 83. Gerak Cepat
84 84. Saatnya Menjadi Pemburu
85 85. Pemburu Yang Diburu
86 86. Fight Fight Fight...
87 87. Saatnya Berhenti
88 88. Akhirnya
89 89. Sebuah kebenaran
90 90. Berkumpul Lagi
91 91. Menatap Senja
92 92. Akhir Sebuah Kisah
93 93. Othor Menyapa
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Prolog
2
1. Musim Panas Terakhir
3
2. Gadis Karate
4
3. Saviera Dan Luna
5
4. Anakku, Di Mana Kau?
6
5. Pantang Melanggar Sumpah
7
6. Nasib Perempuan Kedua
8
7. Siapa Mencari Siapa
9
8. Sekelompok Pemburu
10
9. Wajah Itu
11
11. Gelisah Semalaman
12
12. Senyuman Pertama
13
13. Target Pemburu
14
14. Harimau Itu Kembali
15
15. Terendus
16
16. Gagal Menguping
17
17. Malam Naas
18
18. Kabar Kematian Karlita
19
19. Mengamuk
20
20. Aku Bukan Aleena
21
21. Luluh
22
22. Perguruan Mawar Hitam
23
23. Sosok
24
24. Terasa Aneh
25
25. Tanda Tanya
26
26. Apa Kau Gila
27
27. Takdir
28
28. Reuni Bad Boy
29
29. I'm Back
30
30. Gelisah
31
31. Terbakar
32
32. Kembali Ke Jalan Hitam
33
33. Tentang Rasa
34
34. Apa Maunya?
35
35. Bayang Masa Lalu
36
36. Menghilang Lagi
37
37. Keberadaan Roy
38
38. Semaunya Sendiri
39
39. Bos Besar
40
40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41
41. Kasih Ayah
42
42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43
43. Berusaha Mengerti
44
44. Serangan Tak Terduga
45
45. Amarah
46
46. Harimau VS Musang
47
47. Jangan Seperti Roy
48
48. Kacau
49
49. Terasa Berbeda
50
50. Kakak Laki-Laki
51
51. Tragis
52
52. Dendam Dari Masa Lalu
53
53. Terror Kematian
54
54. Tahan Boss
55
55. Sebuah Tanda
56
56. Masih Gelap
57
57. Goresan Tangan Aleena
58
58. Mega Mendung
59
59. Sialan, sial!
60
60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61
61. Teka Teki Tentang Ped
62
62. Kebenaran Pahit
63
63. Siapa Kau Ped?
64
64. Terbukanya Kunci Pertama
65
65. Satu Demi Satu
66
66. Sekelam Malam
67
67. Terhempas
68
68. Rasa Yang Berbeda
69
69. Pertemuan Saudara Tiri
70
70. Terlalu Rumit
71
71. Abelard Belindo
72
72. Kunci Kedua
73
73. Bad Boy's
74
74. Buku Harian Aleena
75
75. Tanda Tanya Besar
76
76. Kesal Salah Paham
77
77. Titik Temu
78
78. Badai Kecil
79
79. Hilangnya Tuan William
80
80. Leo
81
81. Mendekati Target
82
82. Rosario Dawson
83
83. Gerak Cepat
84
84. Saatnya Menjadi Pemburu
85
85. Pemburu Yang Diburu
86
86. Fight Fight Fight...
87
87. Saatnya Berhenti
88
88. Akhirnya
89
89. Sebuah kebenaran
90
90. Berkumpul Lagi
91
91. Menatap Senja
92
92. Akhir Sebuah Kisah
93
93. Othor Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!