3. Saviera Dan Luna

Viera memarkirkan motornya di depan sebuah rumah bergaya minimalis di pinggiran kota Jakarta Selatan.

Ia membawa satu kantong berisi satu bungkus nasi goreng kambing pesanan si pemilik rumah yang tak lain adalah majikannya.

Viera masuk ke dalam rumah melewati pintu samping seperti biasa, yang langsung masuk ke dapur.

Ia mengambil piring dan sendok, lalu meletakkannya di atas meja ruang makan.

Seorang wanita tampak keluar dari kamar, ia tersenyum menyambut kedatangan Viera.

"Maaf Bu, terlambat."

Kata Viera.

Wanita itu mengangguk sambil tersenyum.

Ia berjalan menuju ruang makan, mengambil tempat duduk menghadapi sajian nasi goreng yang dibelikan Viera di lapak depan Bank Mandiri sekitar warung buncit.

"Sudah lama aku ingin makan makanan kaki lima, jika tak ada kamu mana bisa aku makan begini."

Kata wanita itu.

Viera tertawa renyah.

"Katakan saja apa yang Bu Karlita ingin makan, nanti saya carikan."

Kata Viera pada majikannya yang seolah terpenjara dalam sangkar emasnya sekian tahun itu.

Karlita tersenyum, ia membuka bungkus nasi gorengnya, untuk kemudian menikmati sesuap demi sesuap.

"Kamu nggak makan?"

Tanya Karlita.

Viera menggeleng.

"Tadi sore sudah makan mie ayam Bu, masih kenyang."

Kata Viera.

Karlita mengangguk lagi.

Viera kemudian mengambil satu gelas kosong dari tempa gelas, lalu menuang air putih dan memberikannya pada sang Nyonya.

Ini adalah persis satu bulan ia bekerja di sana, menggantikan sepupunya yang tak bisa bekerja lagi karena sakit.

"Bagaimana kabar Iva?"

Tanya Karlita menanyakan kabar mantan asistennya yang sudah cukup lama bekerja padanya sejak menempati rumah itu.

"Sehat Bu, titipan Bu Karlita untuknya sudah aku sampaikan. Dia tinggal dekat stasiun Senen sekarang dengan mertua."

Kata Viera.

Karlita tersenyum.

Mertua, senang sekali jika menikah lalu bisa mengenal siapa mertuanya, iparnya, keluarga besarnya.

Sayang sekali, Karlita tak bisa merasakan semua itu.

Dinikahi hanya karena bisa melahirkan anak laki-laki, namun pada akhirnya tak bisa hidup bersama-sama seperti keluarga yang lain.

Keberadaannya bahkan seolah harus hilang bagai ditelan bumi.

Terkurung dengan semua fasilitas namun tak membuatnya bahagia sama sekali.

Ia tak bisa keluar rumah untuk bertegur sapa dengan tetangga, tak bisa memperkenalkan diri isteri siapa dan memiliki putra bernama siapa.

Sungguh hidup yang begitu menyedihkan.

Entah apa yang membuatnya harus memilih jalan hidup seperti ini.

Karlita menyuapkan satu sendok nasi goreng terakhirnya.

Tampak ia tersenyum puas.

Viera tampaknya berbeda dengan sepupunya yang selalu takut melanggar peraturan, yang selalu takut jika disuruh Karlita meski hanya membeli makanan di luar.

"Bajumu kotor kenapa Vier?"

Tanya Karlita setelah mengunyah habis seluruh makanan dalam mulutnya dan didapatinya baju Viera yang kotor.

Viera melihat ke arah bajunya yang terlihat sedikit kotor.

Ah yah, ia ingat saat tadi menghajar penjambret Ibu muda di kawasan senen, penjambret itu sempat memuntahkan darah begitu ia pukul, dan darahnya mengenai baju Viera.

Viera nyengir sambil menepuk bajunya yang terkena noda itu.

"Hehe ngga apa Bu, hanya noda biasa saja. Saya permisi mandi dulu Bu."

Kata Viera akhirnya.

Karlita pun mengangguk.

Viera membereskan bekas makanan sang Nyonya, membawanya ke dapur, mencuci sendok dan piring sebentar, lalu baru ia menuju kamarnya untuk mengambil handuk.

Di kamar ia melihat kalender yang ia tempel di dinding, diambilnya satu buah sepidol warna merah, lalu mencoret tanggal untuk hari ini.

Viera menghela nafas.

"Tunggu Kak, aku pasti akan menemukanmu, hidup ataupun mati."

Kata Viera.

**------**

Di sebuah rumah mewah seorang gadis cantik tampak bersungut-sungut tak henti-henti.

Para pelayan yang melayaninya hanya bingung memperhatikan putri bungsu majikannya yang terus saja mengomel tak karuan sejak kepulangannya dari Hamburg.

"Kenapa dia?"

Tanya seorang perempuan cantik lain yang baru pulang dari kantor dengan penampilan yang elegan.

Para pelayan menggeleng.

"Kak Rose."

Gadis cantik yang kemudian menyadari kehadiran kakaknya itu langsung menghampiri perempuan bernama Rose itu.

"Kamu tidak pulang bersama Daddy?"

Tanya Rose.

Gadis cantik itu menggeleng.

Bersamaan dengan itu, seorang perempuan lain melewati kamar si gadis cantik.

"Tuan putri manja sudah pulang rupanya, pantas semua pelayan berkumpul di sini."

Kata perempuan yang baru muncul itu.

"Ah Kak Hana, diamlah, Luna sedang kesal."

Gadis cantik bernama Luna itu merengut.

Perempuan bernama Hana itu melengos sambil tertawa.

"Memangnya kapan kamu tak kesal? Kamu kan bisanya hanya mengomel saja setiap hari."

Kata hana sambil menyibakkan rambutnya lalu melenggok meninggalkan mereka semua.

"Pasti dia pergi party lagi."

Kata Rose.

"Yah lah, kapan dia bisa berhenti? Pasti sampai mati dia akan tetap begitu."

Kata Luna kesal.

"Kenapa kamu ngga pulang dengan Daddy?"

Rose mengulang pertanyaannya.

"Memangnya Daddy ke Hamburg?"

Tanya Luna yang malah tidak tahu.

Rose mendengus.

"Kamu dan Mami sama saja, Ngga pernah tahu Daddy sedang apa dan di mana."

Kata Rose kesal.

"Lha makanya aku tanya."

Luna tak mau disalahkan.

"Daddy di Belanda, harusnya kalian dekat, kenapa tidak saling mengabari."

Rose jadi heran.

Aneh memang, mereka satu keluarga yang tinggal di atap yang sama, tapi tak setiap hari bisa saling bertemu, bahkan sedang apa, di mana itu juga masing-masing seperti sudah hidup sendiri-sendiri.

"Mana aku tahu, Daddy saja ngga ngasih tahu dia ada di sana."

Kata Luna.

"Yah yah... teruslah kita hidup seperti ini, aku bahkan sudah muak."

Kata Rose yang kemudian keluar dari kamar Luna.

"Kak, aku belum curhat."

Luna merajuk.

"Curhat apa, urusanku jauh lebih banyak daripada urusanmu yang pasti selalu tidak penting."

Kata Rose yang menjauhi kamar Luna.

"Haaaiiish..."

Luna cemberut.

"Pelayan, aku mau berendam saja."

"Aku mau dipijat."

"Jangan lupa buatkan aku salad buah."

"Kau mau jus."

Kata Luna akhirnya yang masih menambah sederet permintaannya.

Suasana hatinya yang kacau sejak di pesawat gara-gara untuk pertama kalinya diabaikan seorang cowok, semakin kacau gara-gara Kak Rose mengomelinya.

"Memangnya cuma aku satu-satunya yang aneh? Semua yang tinggal di rumah ini bukankah aneh? Kak Hana yang cuma tahunya party, Kak Rose yang hanya bekerja saja dan hidup terlalu serius hingga lupa menikah, lalu Kak Cindy yang tak pernah pulang karena sibuk keliling dunia, Mami yang juga selalu bersama geng sosialita tak jelasnya."

Luna masuk ke kamar mandi kamarnya yang luas dan mewah.

Aroma parfum mahal dari Perancis tercium di sepenjuru ruangan.

Ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju bathub yang sudah disiapkan oleh pelayan.

"Aku di rumah yang paling kecil, kalau aku aneh karena yang tua-tua mencontohkanku berperilaku aneh."

Luna ngedumel tak jelas.

**-------**

Terpopuler

Comments

Inonk_ordinary

Inonk_ordinary

orang² yg aneh

2025-03-20

0

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2024-05-18

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2024-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Musim Panas Terakhir
3 2. Gadis Karate
4 3. Saviera Dan Luna
5 4. Anakku, Di Mana Kau?
6 5. Pantang Melanggar Sumpah
7 6. Nasib Perempuan Kedua
8 7. Siapa Mencari Siapa
9 8. Sekelompok Pemburu
10 9. Wajah Itu
11 11. Gelisah Semalaman
12 12. Senyuman Pertama
13 13. Target Pemburu
14 14. Harimau Itu Kembali
15 15. Terendus
16 16. Gagal Menguping
17 17. Malam Naas
18 18. Kabar Kematian Karlita
19 19. Mengamuk
20 20. Aku Bukan Aleena
21 21. Luluh
22 22. Perguruan Mawar Hitam
23 23. Sosok
24 24. Terasa Aneh
25 25. Tanda Tanya
26 26. Apa Kau Gila
27 27. Takdir
28 28. Reuni Bad Boy
29 29. I'm Back
30 30. Gelisah
31 31. Terbakar
32 32. Kembali Ke Jalan Hitam
33 33. Tentang Rasa
34 34. Apa Maunya?
35 35. Bayang Masa Lalu
36 36. Menghilang Lagi
37 37. Keberadaan Roy
38 38. Semaunya Sendiri
39 39. Bos Besar
40 40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41 41. Kasih Ayah
42 42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43 43. Berusaha Mengerti
44 44. Serangan Tak Terduga
45 45. Amarah
46 46. Harimau VS Musang
47 47. Jangan Seperti Roy
48 48. Kacau
49 49. Terasa Berbeda
50 50. Kakak Laki-Laki
51 51. Tragis
52 52. Dendam Dari Masa Lalu
53 53. Terror Kematian
54 54. Tahan Boss
55 55. Sebuah Tanda
56 56. Masih Gelap
57 57. Goresan Tangan Aleena
58 58. Mega Mendung
59 59. Sialan, sial!
60 60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61 61. Teka Teki Tentang Ped
62 62. Kebenaran Pahit
63 63. Siapa Kau Ped?
64 64. Terbukanya Kunci Pertama
65 65. Satu Demi Satu
66 66. Sekelam Malam
67 67. Terhempas
68 68. Rasa Yang Berbeda
69 69. Pertemuan Saudara Tiri
70 70. Terlalu Rumit
71 71. Abelard Belindo
72 72. Kunci Kedua
73 73. Bad Boy's
74 74. Buku Harian Aleena
75 75. Tanda Tanya Besar
76 76. Kesal Salah Paham
77 77. Titik Temu
78 78. Badai Kecil
79 79. Hilangnya Tuan William
80 80. Leo
81 81. Mendekati Target
82 82. Rosario Dawson
83 83. Gerak Cepat
84 84. Saatnya Menjadi Pemburu
85 85. Pemburu Yang Diburu
86 86. Fight Fight Fight...
87 87. Saatnya Berhenti
88 88. Akhirnya
89 89. Sebuah kebenaran
90 90. Berkumpul Lagi
91 91. Menatap Senja
92 92. Akhir Sebuah Kisah
93 93. Othor Menyapa
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Prolog
2
1. Musim Panas Terakhir
3
2. Gadis Karate
4
3. Saviera Dan Luna
5
4. Anakku, Di Mana Kau?
6
5. Pantang Melanggar Sumpah
7
6. Nasib Perempuan Kedua
8
7. Siapa Mencari Siapa
9
8. Sekelompok Pemburu
10
9. Wajah Itu
11
11. Gelisah Semalaman
12
12. Senyuman Pertama
13
13. Target Pemburu
14
14. Harimau Itu Kembali
15
15. Terendus
16
16. Gagal Menguping
17
17. Malam Naas
18
18. Kabar Kematian Karlita
19
19. Mengamuk
20
20. Aku Bukan Aleena
21
21. Luluh
22
22. Perguruan Mawar Hitam
23
23. Sosok
24
24. Terasa Aneh
25
25. Tanda Tanya
26
26. Apa Kau Gila
27
27. Takdir
28
28. Reuni Bad Boy
29
29. I'm Back
30
30. Gelisah
31
31. Terbakar
32
32. Kembali Ke Jalan Hitam
33
33. Tentang Rasa
34
34. Apa Maunya?
35
35. Bayang Masa Lalu
36
36. Menghilang Lagi
37
37. Keberadaan Roy
38
38. Semaunya Sendiri
39
39. Bos Besar
40
40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41
41. Kasih Ayah
42
42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43
43. Berusaha Mengerti
44
44. Serangan Tak Terduga
45
45. Amarah
46
46. Harimau VS Musang
47
47. Jangan Seperti Roy
48
48. Kacau
49
49. Terasa Berbeda
50
50. Kakak Laki-Laki
51
51. Tragis
52
52. Dendam Dari Masa Lalu
53
53. Terror Kematian
54
54. Tahan Boss
55
55. Sebuah Tanda
56
56. Masih Gelap
57
57. Goresan Tangan Aleena
58
58. Mega Mendung
59
59. Sialan, sial!
60
60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61
61. Teka Teki Tentang Ped
62
62. Kebenaran Pahit
63
63. Siapa Kau Ped?
64
64. Terbukanya Kunci Pertama
65
65. Satu Demi Satu
66
66. Sekelam Malam
67
67. Terhempas
68
68. Rasa Yang Berbeda
69
69. Pertemuan Saudara Tiri
70
70. Terlalu Rumit
71
71. Abelard Belindo
72
72. Kunci Kedua
73
73. Bad Boy's
74
74. Buku Harian Aleena
75
75. Tanda Tanya Besar
76
76. Kesal Salah Paham
77
77. Titik Temu
78
78. Badai Kecil
79
79. Hilangnya Tuan William
80
80. Leo
81
81. Mendekati Target
82
82. Rosario Dawson
83
83. Gerak Cepat
84
84. Saatnya Menjadi Pemburu
85
85. Pemburu Yang Diburu
86
86. Fight Fight Fight...
87
87. Saatnya Berhenti
88
88. Akhirnya
89
89. Sebuah kebenaran
90
90. Berkumpul Lagi
91
91. Menatap Senja
92
92. Akhir Sebuah Kisah
93
93. Othor Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!