12. Senyuman Pertama

Viera bangun pagi sekali saat rumah majikannya itu masih hening. Viera membuka semua tirai jendela rumah itu hingga membuat suasana rumah kini jauh lebih baik.

Apalagi, saat Viera membuka tirai yang ada di jendela kaca ruang makan, di mana jendela kaca itu setinggi dinding dan juga bisa digeser sebagai pintu menuju halaman samping rumah yang terhubung dengan halaman belakang, rasanya sejuk mata memandang karena langsung bisa melihat rumput yang terhampar seperti karpet berwarna hijau dan juga hutan buatan yang cukup lebat.

Viera menggeser kaca jendela itu, merasakan angin pagi berlarian memasuki rumah, menghirup aroma basah rerumputan oleh embun semalam.

Viera melangkah keluar dengan kakinya yang telanjang. Dibiarkannya kedua kaki putihnya menginjak rerumputan, merasakan kelembapan yang begitu menyenangkan.

Viera berjingkat pelan seperti gadis kecil, apalagi kemudian saat ia melihat dua ekor rusa muncul dari dalam hutan buatan.

Mata Viera membulat, dan langsung ia berlari ke arah dua ekor rusa yang jinak itu.

"Wah, luar biasa rumah ini."

Viera begitu takjub.

Ia mendekati rusa betina dan mengelusnya dengan lembut.

Benar-benar seperti mimpi.

Bagaimana bisa rusa menjadi hewan peliharaan sebuah rumah, bukan kucing atau anjing.

Viera masih menikmati kekagumannya akan rumah Leo saat pemuda tampan itu terbangun dari tidur dan membuka jendela kaca balkon kamarnya.

Pemuda itu berjalan keluar menuju balkon sambil merentangkan tangan dan menggeliat lalu menghirup udara pagi yang segar sebanyak-banyaknya.

Ah semalam ia begitu gelisah hingga tertidur nyaris jam tiga pagi, tapi anehnya ia bangun sepagi ini dan badannya terasa segar.

Leo baru akan melakukan push up sebentar di balkon saat matanya tanpa sengaja melihat Viera di dekat hutan buatan sedang bermain bersama rusa.

Leo sejenak menatap Viera dari tempatnya. Menatap Viera yang terus saja tersenyum sambil mengusap kedua rusa di dekatnya.

Leo membeku, matanya seolah tak mau beralih dari Viera di sana, dan melupakan keinginannya untuk melakukan aktifitas seperti biasa.

"Aleena."

Bisik Leo pada angin.

Yang entah apa angin itu sungguh menyampaikan, hingga tiba-tina Viera menoleh ke arah balkon kamar Tuan mudanya dan mendapati Leo tengah menatapnya lagi seperti tadi malam.

Leo tanpa sadar tampak tersenyum pada Viera. Senyumnya begitu menawan menghias wajah tampannya.

Senyuman yang sekian tahun seolah ikut terkubur dengan tubuh Aleena, yang kemudian tak pernah tampak ada diwajahnya hingga kemudian hari ini bisa kembali muncul tanpa ia sadari.

Viera jantungnya kembali berdegup kencang, sungguh ia belum pernah bertemu pemuda setampan Leo.

Seolah maha karya yang sungguh menawan, yang seolah tanpa cela.

Yah, Leo, Tuan Muda itu, sungguh tak akan ada gadis yang kuasa menolak pesonanya. Viera yang biasanya dingin pada laki-laki saja kini tak mampu bertahan. Bagai batu es yang mencair, Viera merasakan dunianya teralihkan.

Namun, Viera tiba-tiba saja tersadar akan posisinya yang hanya sebagai apa di rumah itu.

Ah, jangan mimpi ketinggian Vier! Kesal Viera mengingatkan dirinya sendiri.

Ia pun segera membungkukkan badan memberi salam pada sang Tuan Muda.

Leo di tempatnya begitu melihat Viera membungkuk langsung sadar jika yang ada di sana bukanlah Aleena.

Ya Tuhan, aku kenapa?

Batin Leo.

Pemuda itu segera berbalik, lalu masuk ke dalam kamar dan bergegas ke kamar mandi.

**--------**

Di sebuah ruang bawah tanah, seorang pemuda yang dirantai terlihat tak sadarkan diri setelah lebih dari tiga hari berturut-turut menerima siksaan demi siksaan.

"Lepaskan rantainya, dan seret kembali ke dalam sel. Kalau sampai mati, mampuslah kita."

Kata Baron pada anak buahnya.

Anak buah Baron sigap melaksanakan perintah Baron.

Sementara itu hp Baron terdengar ada panggilan masuk.

"Yah."

Baron mengangkat panggilan masuk itu.

"Kemarin bagaimana anak buah mu? Tak berhasil?"

Tanya suara di seberang sana.

"Kemarin target sudah lari entah ke mana, kami hanya mendapatkan rumahnya yang kosong."

Kata Baron.

"Hrggh!"

Suara di seberang sana menggeram.

"Mencari adik Roy tak becus, mencari Karlita juga tak becus!"

Maki si pemilik suara yang tak lain adalah Ricky.

Dan setiap kali Ricky bersuara tinggi, rasanya darah Baron menjadi seketika mendidih.

Ricky sebetulnya hanyalah orang baru di kelompoknya, tapi kemampuannya menjilat dan merayu atasan membuat posisinya melesat di atas Baron.

Sesungguhnya ini sangat membuat Baron marah. Ia merasa atasannya jelas tidak adil, karena selama ini Baron lah yang sebetulnya sudah melakukan banyak hal di lapangan.

Tapi...

Hah, bajingan kecil itu, dia hanya menggunakan wajah tampannya dan kelihaian bicara saja. Hampir tak ada yang bisa ia lakukan selain banyak bicara.

Di lapangan juga ia bukan tipe yang pandai bela diri. Ia akan selalu menghindari tugas yang memerlukan kekuatan fisik, dan andai tugas itu tak bisa dihindari, maka ia akan sengaja datang paling akhir setelah tinggal eksekusi.

Seperti bulan lalu, di mana mereka harus berebut tempat dengan kelompok Bloody389, ketara sekali Ricky berusaha datang terlambat setelan mereka hampir memenangkan pertempuran.

Dan yang paling membuat Baron kesal, atasannya justeru mengira Ricky lah yang paling banyak andil atas kemenangan mereka merebut tempat transaksi narkoba dengan kelompok dari segitiga emas.

Kini Ricki pun sudah mulai bersikap seolah bos besar yang bisa kapan saja memaki dan menyuruh Baron serta anak buah yang lain. Itu sangat memuakkan.

Anak buah Baron sudah selesai melepaskan ikatan rantai pada tawanan mereka, Baron menatap tubuh tak berdaya yang kini diseret anak buahnya untuk dimasukkan ke dalam sel itu.

Setelah tubuh itu digeletakkan begitu saja, anak buah Baron keluar dari ruangan sel itu dan kemudian menggemboknya dari luar.

"Kita cari lagi gadis itu, sekalian cari Karlita sampai dapat dan habisi saja di tempat."

Kata Baron pada anak buahnya itu.

Mereka kemudian meninggalkan ruangan bawah tanah, menutup ruangan itu dengan pintu kayu tebal hingga ruangan tersebut kini hanya tersisa lampu yang menyala redup.

Tangan pemuda yang tak lain adalah Roy itu bergerak-gerak pelahan. Matanya terbuka dengan susah payah.

Sungguh ia seperti antara hidup dan mati.

Ia melihat satu wadah dari seng berisi air dan nasi seperti bubur, Roy merangkak pelahan, ia haus luar biasa.

Roy meneguk air itu langsung dari wadah tanpa mengangkatnya persis binatang.

Tegukan pertama membuatnya muntah darah segar, namun ia melanjutkan minum lagi, semangatnya untuk bertahan hidup luar biasa.

Yah, tentu, ia tak mau mati konyol begitu saja di sana.

Setidaknya ia harus melihat matahari lagi sekalipun itu yang sebentar. Ia harus bertemu adiknya lagi meski itu hanya sebentar. Dan ia ingin datang ke makam kedua orangtuanya sekali lagi untuk mengucapkan maaf karena tak mampu menjadi kakak yang baik bagi Saviera.

Roy terbaring lemah di lantai sel yang lembab.

Sekujur tubuhnya perih dan sakit. Ia benar-benar merasa sekarat sekarang.

**-------**

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

malaikat hitam musuh bisnis ayah'a leo

2024-03-27

1

Lucyna

Lucyna

makin lama makin seru ceritanya 👍👍👍

2022-03-07

1

Hadiyanto Ajja

Hadiyanto Ajja

suka

2022-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Musim Panas Terakhir
3 2. Gadis Karate
4 3. Saviera Dan Luna
5 4. Anakku, Di Mana Kau?
6 5. Pantang Melanggar Sumpah
7 6. Nasib Perempuan Kedua
8 7. Siapa Mencari Siapa
9 8. Sekelompok Pemburu
10 9. Wajah Itu
11 11. Gelisah Semalaman
12 12. Senyuman Pertama
13 13. Target Pemburu
14 14. Harimau Itu Kembali
15 15. Terendus
16 16. Gagal Menguping
17 17. Malam Naas
18 18. Kabar Kematian Karlita
19 19. Mengamuk
20 20. Aku Bukan Aleena
21 21. Luluh
22 22. Perguruan Mawar Hitam
23 23. Sosok
24 24. Terasa Aneh
25 25. Tanda Tanya
26 26. Apa Kau Gila
27 27. Takdir
28 28. Reuni Bad Boy
29 29. I'm Back
30 30. Gelisah
31 31. Terbakar
32 32. Kembali Ke Jalan Hitam
33 33. Tentang Rasa
34 34. Apa Maunya?
35 35. Bayang Masa Lalu
36 36. Menghilang Lagi
37 37. Keberadaan Roy
38 38. Semaunya Sendiri
39 39. Bos Besar
40 40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41 41. Kasih Ayah
42 42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43 43. Berusaha Mengerti
44 44. Serangan Tak Terduga
45 45. Amarah
46 46. Harimau VS Musang
47 47. Jangan Seperti Roy
48 48. Kacau
49 49. Terasa Berbeda
50 50. Kakak Laki-Laki
51 51. Tragis
52 52. Dendam Dari Masa Lalu
53 53. Terror Kematian
54 54. Tahan Boss
55 55. Sebuah Tanda
56 56. Masih Gelap
57 57. Goresan Tangan Aleena
58 58. Mega Mendung
59 59. Sialan, sial!
60 60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61 61. Teka Teki Tentang Ped
62 62. Kebenaran Pahit
63 63. Siapa Kau Ped?
64 64. Terbukanya Kunci Pertama
65 65. Satu Demi Satu
66 66. Sekelam Malam
67 67. Terhempas
68 68. Rasa Yang Berbeda
69 69. Pertemuan Saudara Tiri
70 70. Terlalu Rumit
71 71. Abelard Belindo
72 72. Kunci Kedua
73 73. Bad Boy's
74 74. Buku Harian Aleena
75 75. Tanda Tanya Besar
76 76. Kesal Salah Paham
77 77. Titik Temu
78 78. Badai Kecil
79 79. Hilangnya Tuan William
80 80. Leo
81 81. Mendekati Target
82 82. Rosario Dawson
83 83. Gerak Cepat
84 84. Saatnya Menjadi Pemburu
85 85. Pemburu Yang Diburu
86 86. Fight Fight Fight...
87 87. Saatnya Berhenti
88 88. Akhirnya
89 89. Sebuah kebenaran
90 90. Berkumpul Lagi
91 91. Menatap Senja
92 92. Akhir Sebuah Kisah
93 93. Othor Menyapa
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Prolog
2
1. Musim Panas Terakhir
3
2. Gadis Karate
4
3. Saviera Dan Luna
5
4. Anakku, Di Mana Kau?
6
5. Pantang Melanggar Sumpah
7
6. Nasib Perempuan Kedua
8
7. Siapa Mencari Siapa
9
8. Sekelompok Pemburu
10
9. Wajah Itu
11
11. Gelisah Semalaman
12
12. Senyuman Pertama
13
13. Target Pemburu
14
14. Harimau Itu Kembali
15
15. Terendus
16
16. Gagal Menguping
17
17. Malam Naas
18
18. Kabar Kematian Karlita
19
19. Mengamuk
20
20. Aku Bukan Aleena
21
21. Luluh
22
22. Perguruan Mawar Hitam
23
23. Sosok
24
24. Terasa Aneh
25
25. Tanda Tanya
26
26. Apa Kau Gila
27
27. Takdir
28
28. Reuni Bad Boy
29
29. I'm Back
30
30. Gelisah
31
31. Terbakar
32
32. Kembali Ke Jalan Hitam
33
33. Tentang Rasa
34
34. Apa Maunya?
35
35. Bayang Masa Lalu
36
36. Menghilang Lagi
37
37. Keberadaan Roy
38
38. Semaunya Sendiri
39
39. Bos Besar
40
40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41
41. Kasih Ayah
42
42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43
43. Berusaha Mengerti
44
44. Serangan Tak Terduga
45
45. Amarah
46
46. Harimau VS Musang
47
47. Jangan Seperti Roy
48
48. Kacau
49
49. Terasa Berbeda
50
50. Kakak Laki-Laki
51
51. Tragis
52
52. Dendam Dari Masa Lalu
53
53. Terror Kematian
54
54. Tahan Boss
55
55. Sebuah Tanda
56
56. Masih Gelap
57
57. Goresan Tangan Aleena
58
58. Mega Mendung
59
59. Sialan, sial!
60
60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61
61. Teka Teki Tentang Ped
62
62. Kebenaran Pahit
63
63. Siapa Kau Ped?
64
64. Terbukanya Kunci Pertama
65
65. Satu Demi Satu
66
66. Sekelam Malam
67
67. Terhempas
68
68. Rasa Yang Berbeda
69
69. Pertemuan Saudara Tiri
70
70. Terlalu Rumit
71
71. Abelard Belindo
72
72. Kunci Kedua
73
73. Bad Boy's
74
74. Buku Harian Aleena
75
75. Tanda Tanya Besar
76
76. Kesal Salah Paham
77
77. Titik Temu
78
78. Badai Kecil
79
79. Hilangnya Tuan William
80
80. Leo
81
81. Mendekati Target
82
82. Rosario Dawson
83
83. Gerak Cepat
84
84. Saatnya Menjadi Pemburu
85
85. Pemburu Yang Diburu
86
86. Fight Fight Fight...
87
87. Saatnya Berhenti
88
88. Akhirnya
89
89. Sebuah kebenaran
90
90. Berkumpul Lagi
91
91. Menatap Senja
92
92. Akhir Sebuah Kisah
93
93. Othor Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!