8. Sekelompok Pemburu

Viera selepas mengakhiri pembicaraannya melalui saluran telefon dengan orang bernama Ricky yang mengaku teman kakaknya akhirnya memilih mandi.

Ia membuka ranselnya untuk mengambil handuk dan perlengkapan mandinya saat kemudian tangannya menyentuh bingkai foto yang tadi ia sempat bawa dari rumah Nyonya Karlita karena tak mau Nyonya yang malang itu meninggalkan jejak di sana.

Viera mengeluarkan bingkai foto itu, sejenak ia memandangi foto cowok berseragam abu-abu putih itu.

Viera mengerutkan kening, samar-samar setelah lama memperhatikan, entah kenapa ia seperti mengenalinya, Viera pernah bertemu dengannya tapi entah di mana.

Ah siapa namanya, Viera mencoba mengingat setiap pembicaraan Nyonya Karlita tentang anaknya, namun Viera tak bisa mengingat dengan pasti.

Viera baru kemudian meletakkan bingkai foto itu di atas kasur lantai yang ia duduki, lalu kembali memasukkan tangannya ke dalam ransel untuk meraih handuk dan perlengkapan mandinya.

Namun...

"Viera... Viera...!!"

Terdengar suara berisik di depan rumah.

"Vier... Cepat keluar!"

Viera belum sempat bangkit berdiri saat beberapa pemuda yang tadi kumpul-kumpul di warung kopi membuka pintu rumah Viera yang tidak dikunci dan tanpa bicara apa-apa lagi langsung menarik Viera keluar.

"Hey, ada apa?"

Viera berusaha menarik tangannya, namun dua pemuda lain mendorongnya dan menarik tangan Viera yang satunya.

"Ada apa hey, lepas!"

Viera memberontak.

"Sudah jangan berisik, lari saja, ada sekelompok orang bertato menuju rumahmu, mereka sudah di depan gang menanyakan rumahmu."

Jelas pemuda yang rambutnya gondrong yang makan gorengan bersama Viera di warung kopi.

Mereka melarikan Viera ke belakang stasiun senen, lalu terus berlari. Setelah cukup jauh, mereka kemudian mengajak Viera masuk ke sebuah bangunan yang tak begitu besar yang cukup tersembunyi.

"Sembunyi di sini."

Kata salah satu dari mereka dengan nafas terengah-engah.

"Apa yang terjadi?"

Tanya Viera bingung.

"Harusnya kami yang tanya, apa yang terjadi hingga kamu berurusan dengan kelompok Malaikat Hitam?"

Tanya pemuda berambut gondrong yang bernama Hendri.

Viera yang nafasnya juga terengah-engah tampak menatap Hendri dengan bingung.

"Apa katamu? Malaikat Hitam?"

Viera bergumam.

"Yah, kelompok itu, tak ada yang selamat jika berurusan dengan mereka."

Kata Kris, pemuda yang tadi mendorong Viera.

Viera mengeluarkan dompetnya dari belakang saku celananya, dan ia mengeluarkan kartu nama Ricky.

Hendri meraihnya dan terkejut melihat kartu nama itu.

"Dari mana ini?"

Tanya Hendri panik.

"Ko Acil, dia yang memberikanku, katanya Ricky inilah yang mencariku, dan tadi aku sudah menelfonnya."

"Ah gila!"

Hendri dan yang lain kompak.

"Jadi laki-laki berpenampilan rapih itu..."

Hendri tak menyangka.

"Kita harus bagaimana?"

Tanya Kris.

Alex yang sedari tadi duduk selonjor di lantai ruangan gedung itu menyahut,

"Laporkan ini pada Doni."

Viera yang mendengar nama suami sepupunya disebut celingak-celinguk.

Kris meraih hp nya, lalu cepat menelfon Doni.

"Kalian di mana goblok?"

Tanya Doni marah begitu Kris menelfonnya dan memberitahu mereka melarikan Viera bersama mereka.

"Kenapa tak kalian bawa ke rumahku!"

Bentak Doni lagi.

"Sori Bang Don, kami ngga bisa berpikir, kami tak akan bisa melawan mereka, jadi tak ada pilihan untuk kami lari."

Doni mendengus.

"Tunggu di situ, akan aku jemput, aku akan meminta bantuan teman."

Kata Doni.

Telfon ditutup, Kris menghela nafas lalu menyadarkan tubuhnya ke dinding.

"Apa katanya?"

Tanya Hendri dan Alex kompak.

"Doni akan menghubungi seorang teman untuk minta bantuan."

Hendri dan Alex mantuk-mantuk lalu mereka menatap Viera yang masih belum begitu paham dengan situasi di sekitarnya.

"Kami sudah janji akan melindungimu selama Roy pergi, jadi tenanglah Vier."

Ujar Hendri.

**-------**

Kevin sudah berada di balik kemudi untuk pulang ke rumah Leo lagi saat ponselnya berdering.

Kevin yang tak berani menerima panggilan membuat ponselnya berdering terus menerus, yang malah membuat Leo jadi kesal.

"Angkatlah, berisik!"

Kata Leo.

Kevin nyengir, lalu cepat ia meraih ponselnya untuk kemudian mengangkat panggilan dari Doni.

"Vin."

Suara Doni terdengar.

"Yah Don, katakanlah ada apa, aku sedang bawa mobil."

Kata Kevin agar Doni jangan sampai berbelit-belit.

"Masih ingat soal sepupu isteriku?"

Tanya Doni.

"Ah benar, aku baru akan menghubungimu soal dia? Bagaimana, masih butuh pekerjaan atau tidak? Kebetul..."

"Yah, butuh sekali, hari ini juga."

Serobot Doni yang jauh lebih tidak sabar menunggu kalimat Kevin selesai.

Kevin mendengus.

Kenapa jadi dia yang malah seperti buru-buru?

"Di mana tempatnya, aku akan antar dia ke sana."

Kevin mengerutkan kening, lalu...

"Aku tanya bos muda dulu."

Sahut Kevin, lalu menatap Leo dari kaca di atasnya yang memantulkan bayangan Leo yang duduk bersandar malas sambil memejamkan mata.

"Apa?"

Tanya Leo tanpa membuka matanya.

Wah, luar biasa, tanpa membuka mata dia seolah tahu Kevin menatapnya.

"Soal Bibi yang akan mengurus rumah, apa dia boleh di antar sekarang?"

Tanya Kevin.

"Yah baguslah, aku akan menyuruhnya masak agar aku bisa makan."

Jawab Leo santai.

Kevin mengerutkan kening, sejak semalam Kevin siapkan makanan tak dimakan sama sekali, sekarang malah ingin ada orang yang disuruhnya menyiapkan makan, bagaimana sih?

"Kamu tidak pandai masak, aku bisa masak sendiri tapi malas."

Kata Leo lagi tanpa basa-basi, yang lagi-lagi seperti tahu apa yang dipikirkan Kevin.

Kevin di tempatnya mendengus lagi.

Benar-benar tidak berperasaan, padahal Kevin sudah susah payah berusaha melayani sebaik mungkin.

"Yah baiklah Don, bawa dia ke tempat kami, alamatnya akan aku kirimkan."

Kata Kevin.

"Yah siap."

Jawab Doni cepat.

Telfon ditutup.

Kevin fokus ke jalan di depannya lagi.

"Video anda menghajar para berandalan itu langsung viral siang ini di media sosial."

Kata Kevin.

Leo diam saja. Tak tertarik membahasnya.

Leo sebetulnya melakukan itu tak lebih karena ingat masa lalunya saat dulu juga masih suka membuat onar di jalanan.

Tapi seingatnya, ia dan anggota kelompoknya tak pernah mengganggu pedagang kaki lima, tukang parkir atau orang-orang kecil lain di jalan.

Leo sudah terlalu banyak uang. Ia tak butuh itu. Yang ia butuhkan perhatian dan kasih sayang, materi tak jadi persoalan untuknya.

Ah perhatian dan kasih sayang, Leo jadi ingat Aleena lagi. Satu-satunya manusia yang ia kenal, yang seolah paling tahu apa sesungguhnya yang Leo butuhkan, dan Aleena memberikannya untuk Leo.

Aleena...

Leo merindukannya lagi.

Aroma rambutnya. Aroma tubuhnya. Rasa bibirnya. Lembut tatapan matanya. Lembut senyumannya. Lembut kulitnya.

Leo begitu tersiksa.

Hidupnya terasa semakin kosong.

Leo membuka matanya sejenak, menatap jalanan yang berkelok, menandakan sebentar lagi mereka akan sampai.

Leo menghela nafas.

Ia butuh lembaran baru, tapi entah bagaimana caranya, sementara pindah negara ternyata tak memberinya solusi.

**--------**

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

saling berhubungan, nama'a jg novel

malaikat hitam pasti dulu'a bermasalah sm laba" hitam, balas dendam

2024-03-27

1

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Sdh sampai bab ini sdh terbaca bakalan seru, apalagi cerita a'la² mafia suka banget..Btw cerita Putri Vampire terakhir blm ada kelanjutannya Kaaak..

2023-05-08

0

Nurwana

Nurwana

hanya dua kata kuncinya Leo klu kamu ingin berubah yaitw sabar dan ikhlas.

2022-05-21

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Musim Panas Terakhir
3 2. Gadis Karate
4 3. Saviera Dan Luna
5 4. Anakku, Di Mana Kau?
6 5. Pantang Melanggar Sumpah
7 6. Nasib Perempuan Kedua
8 7. Siapa Mencari Siapa
9 8. Sekelompok Pemburu
10 9. Wajah Itu
11 11. Gelisah Semalaman
12 12. Senyuman Pertama
13 13. Target Pemburu
14 14. Harimau Itu Kembali
15 15. Terendus
16 16. Gagal Menguping
17 17. Malam Naas
18 18. Kabar Kematian Karlita
19 19. Mengamuk
20 20. Aku Bukan Aleena
21 21. Luluh
22 22. Perguruan Mawar Hitam
23 23. Sosok
24 24. Terasa Aneh
25 25. Tanda Tanya
26 26. Apa Kau Gila
27 27. Takdir
28 28. Reuni Bad Boy
29 29. I'm Back
30 30. Gelisah
31 31. Terbakar
32 32. Kembali Ke Jalan Hitam
33 33. Tentang Rasa
34 34. Apa Maunya?
35 35. Bayang Masa Lalu
36 36. Menghilang Lagi
37 37. Keberadaan Roy
38 38. Semaunya Sendiri
39 39. Bos Besar
40 40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41 41. Kasih Ayah
42 42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43 43. Berusaha Mengerti
44 44. Serangan Tak Terduga
45 45. Amarah
46 46. Harimau VS Musang
47 47. Jangan Seperti Roy
48 48. Kacau
49 49. Terasa Berbeda
50 50. Kakak Laki-Laki
51 51. Tragis
52 52. Dendam Dari Masa Lalu
53 53. Terror Kematian
54 54. Tahan Boss
55 55. Sebuah Tanda
56 56. Masih Gelap
57 57. Goresan Tangan Aleena
58 58. Mega Mendung
59 59. Sialan, sial!
60 60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61 61. Teka Teki Tentang Ped
62 62. Kebenaran Pahit
63 63. Siapa Kau Ped?
64 64. Terbukanya Kunci Pertama
65 65. Satu Demi Satu
66 66. Sekelam Malam
67 67. Terhempas
68 68. Rasa Yang Berbeda
69 69. Pertemuan Saudara Tiri
70 70. Terlalu Rumit
71 71. Abelard Belindo
72 72. Kunci Kedua
73 73. Bad Boy's
74 74. Buku Harian Aleena
75 75. Tanda Tanya Besar
76 76. Kesal Salah Paham
77 77. Titik Temu
78 78. Badai Kecil
79 79. Hilangnya Tuan William
80 80. Leo
81 81. Mendekati Target
82 82. Rosario Dawson
83 83. Gerak Cepat
84 84. Saatnya Menjadi Pemburu
85 85. Pemburu Yang Diburu
86 86. Fight Fight Fight...
87 87. Saatnya Berhenti
88 88. Akhirnya
89 89. Sebuah kebenaran
90 90. Berkumpul Lagi
91 91. Menatap Senja
92 92. Akhir Sebuah Kisah
93 93. Othor Menyapa
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Prolog
2
1. Musim Panas Terakhir
3
2. Gadis Karate
4
3. Saviera Dan Luna
5
4. Anakku, Di Mana Kau?
6
5. Pantang Melanggar Sumpah
7
6. Nasib Perempuan Kedua
8
7. Siapa Mencari Siapa
9
8. Sekelompok Pemburu
10
9. Wajah Itu
11
11. Gelisah Semalaman
12
12. Senyuman Pertama
13
13. Target Pemburu
14
14. Harimau Itu Kembali
15
15. Terendus
16
16. Gagal Menguping
17
17. Malam Naas
18
18. Kabar Kematian Karlita
19
19. Mengamuk
20
20. Aku Bukan Aleena
21
21. Luluh
22
22. Perguruan Mawar Hitam
23
23. Sosok
24
24. Terasa Aneh
25
25. Tanda Tanya
26
26. Apa Kau Gila
27
27. Takdir
28
28. Reuni Bad Boy
29
29. I'm Back
30
30. Gelisah
31
31. Terbakar
32
32. Kembali Ke Jalan Hitam
33
33. Tentang Rasa
34
34. Apa Maunya?
35
35. Bayang Masa Lalu
36
36. Menghilang Lagi
37
37. Keberadaan Roy
38
38. Semaunya Sendiri
39
39. Bos Besar
40
40. Sebuah Kejutan Tentang Viera
41
41. Kasih Ayah
42
42. Tak Ada Yang Bisa Menghalangi
43
43. Berusaha Mengerti
44
44. Serangan Tak Terduga
45
45. Amarah
46
46. Harimau VS Musang
47
47. Jangan Seperti Roy
48
48. Kacau
49
49. Terasa Berbeda
50
50. Kakak Laki-Laki
51
51. Tragis
52
52. Dendam Dari Masa Lalu
53
53. Terror Kematian
54
54. Tahan Boss
55
55. Sebuah Tanda
56
56. Masih Gelap
57
57. Goresan Tangan Aleena
58
58. Mega Mendung
59
59. Sialan, sial!
60
60. Jangan Bilang Kamu Hantu
61
61. Teka Teki Tentang Ped
62
62. Kebenaran Pahit
63
63. Siapa Kau Ped?
64
64. Terbukanya Kunci Pertama
65
65. Satu Demi Satu
66
66. Sekelam Malam
67
67. Terhempas
68
68. Rasa Yang Berbeda
69
69. Pertemuan Saudara Tiri
70
70. Terlalu Rumit
71
71. Abelard Belindo
72
72. Kunci Kedua
73
73. Bad Boy's
74
74. Buku Harian Aleena
75
75. Tanda Tanya Besar
76
76. Kesal Salah Paham
77
77. Titik Temu
78
78. Badai Kecil
79
79. Hilangnya Tuan William
80
80. Leo
81
81. Mendekati Target
82
82. Rosario Dawson
83
83. Gerak Cepat
84
84. Saatnya Menjadi Pemburu
85
85. Pemburu Yang Diburu
86
86. Fight Fight Fight...
87
87. Saatnya Berhenti
88
88. Akhirnya
89
89. Sebuah kebenaran
90
90. Berkumpul Lagi
91
91. Menatap Senja
92
92. Akhir Sebuah Kisah
93
93. Othor Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!