Satu minggu setelah pertemuan Keisha dan Arfian. Arfian mulai menata hatinya kembali. Dia menguatkan hati dan tekadnya untuk melamar Early. Jum'at sore setelah menjemput Early dari kantornya, Arfian mengajar Early makan malam di restoran favorit Early. Arfian mengungkapkan rencananya untuk mempertemukan Early dengan kedua orangtuanya.
"Aku belum siap, Mas." Ungkap Early cemas.
Early masih merasa khawatir apakah keluarga Arfian bisa menerimanya. Dia takut dengan latar belakangnya yang bukan siapa-siapa. Early sadar bahwa statusnya jauh dibawah Arfian. Inilah yang menjadi kekhawatiran Early ketika menerima tawaran cinta Arfian.
"Keluargaku bukan tipe keluarga yang memandang seseorang dari status sosialnya. Mereka tidak pernah memandang rendah orang-orang dengan kedudukan yang tidak sama dengan mereka. Aku yakin mereka akan menerima kamu." Arfian menjawab kekhawatiran Early.
"Besok, hari Sabtu aku jemput kamu. Dan setelah kita selesai makan, aku mau ngajak kamu beli baju baru. Aku ingin kamu terlihat percaya diri sewaktu bertemu dengan orangtua aku."
Early tertegun mendegar perkataan Arfian tentang memakai baju baru untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Benar dugaan Early bahwa orang-orang seperti Arfian dan keluarganya memandang seseorang dari tampilan luarnya. Tetapi, Early pasrah dengan keadaan seperti ini. Dia sadar bahwa penampilan sangat penting di mata keluarga Arfian.
"Iya, Mas. Aku sih terserah kamu aja."
"Kita berangkat ke butik lang-ganan Mami aku."
Early hanya bisa menganggukan kepalanya tanda setuju.
Sabtu siang, Early memandang dirinya di depan cermin. Bajunya cantik, kalung yang elegan, anting yang indah, ditambah sepatu yang menawan membuat Early terlihat sangat luar bisa.
"Aku tampak sangat cantik dan percaya diri. Aku pasti bisa mengambil hati kedua orangtua Arfian." Early sangat yakin dengan dirinya.
"Sudah siap, Sayang?..."
"Iya, Mas. Aku cantik kan. Mereka akan menyukai aku kan...? Tanya Early khawatir.
"Iya, kamu sangat cantik dan menawan. Papi dan Mamiku pasti menyukai kamu. Kita berangkat sekarang.!"
*********************
Sesampainya di depan rumah arfian, hati Early kembali berdebar kencang. Dia takut kalau dia tidak bisa menyenangkan hati kedua orangtua Arfian.
"Ayo kita masuk." Ajak Arfian sambil memeluk bahu Early.
"Iya, Mas."
"Mam...Pap...kenalkan, ini gadis yang sangat aku cintai. Early."
"Selamat siang Om. Tante...." Early memberi salam pada kedua orangtua Arfian.
"Siang..." jawab Farid dan Maya
"Ayo silahkan duduk. Saya, Maya, Maminya Arfian." Maya mempersilahkan Early untuk duduk di sofa Ruang Tamu. Sedangkan Farid, Papinya Arfian hanya berdiam seribu bahasa melihat interaksi antara istri dan pacar anaknya.
"Minggu lalu, Arfian cerita kalau dia memiliki gadis yang dia sukai dan akan mengenalkannya kepada kami. Kamu cantik. Siapa nama kamu?" tanya Maya.
"Early Mirashanti." Jawab Early.
"Kamu masih tinggal dengan orangtua?" tanya Maya.
"Ibu saya meninggal 3 tahun yang lalu, sedangkan ayah saya sudah meninggal sejak saya masih anak-anak." Jawab Early.
"Oh maaf. Kalau begitu kamu tinggal dengan siapa sekarang...?"
"Saya tinggal sendiri. Saya mempunyai Kakak laki-laki yang tinggal di kota lain."
"Tante dengar dari Arfian, kamu itu sekertarisnya Rayhan. Kamu suka kerja jadi sekertaris di perusahaannya Rayhan?..." tanya Maya
"Mami apa-apaan sih nanyanya seperti polisi." Protes Arfian.
"Diam kamu Fian! Mami kan ingin tahu lebih dekat tentang pacar kamu ini." Sahut Maya sambil memukul bahu Arfian.
"Maaf ya Early kalau Tante langsung tanya-tanya kamu seperti ini. Habisnya Tante penasaran dengan perempuan yang telah berhasil mencuri hati Arfian. Dia itu gunung es, selalu gak peduli sama perempuan kecuali sama Keisha. Kamu sudah kenal dengan Keisha kan?" tanya Maya dengan antusias.
"Iya sudah." Jawab Early datar.
"Keisha itu anaknya sahabat Om dan Tante. Cuma dia satu-satunya gadis yang bisa mengambil perhatian Arfian, selain Tante tentunya." Canda Maya.
"Mami kok malah ngomongin Keisha sih."
"Eh iya maaf. Ngomong-ngomong tentang Keisha, itu anak kemana aja sih. Udah lama gak kesini. Nanti deh Mami telepon dia buat datang kemari. Nanti Mami buatin kue kesukaan dia."
Hati Early terasa sakit, dia sangat cemburu, karena Maminya Arfian membicarakan tentang gadis yang sangat dibencinya.
"Mam, Fian udah lapar nih. Kapan kita makan siangnya?" tanya Arfian mengalihkan perhatian Maya yang asyik membicarakan Keisha.
"Aduuuh maafin Mami...Ayo Early kita ke ruang makan. Kita makan siang bareng ya. Mami sudh masak banyak khusus buat menyambut kedatangan kamu."
Mereka pun beranjak menuju ruang makan.
"Ini semua Mami yang masak loh. Arfian sama Papinya itu suka sekali dengan masakan sunda, jadi Mami masaknya masakan sunda semua. Ada sayur asem, karedok, ikan goreng, lalapan, ulukutek leunca, ikan asin sepat, sama sambal ulek. Arfian suka sekali makan lalapan sama sambal. Kamu juga suka sama masakan sunda kan...?" tanya Maya pada Early.
"Iya, saya suka." Jawab Early dengan wajah sumringah, padahal jika diajak makan ke Restoran Sunda oleh Arfian, Early selalu menolaknya.
"Makan memakai tangan itu selain sunah Rasul, juga menyehatkan karena ada bakteri baik yang menempel pada jari-jari setiap orang. Jadi, bakteri baik yang menempel pada jari kita itu bisa menangkal efek berbahaya dari mikroba-mikroba yang terdapat dalam setiap makanan. Tangan juga bisa menjadi sensor suhu sehingga dapat mencegah lidah kita terbakar karena menyantap makanan yang masih panas. Kemudian, kalau kita makan dengan menggunakan tangan, ..."
"Stop Mamiku sayang...! Kenapa jadi ngasih materi kuliah sih. Kalau Mami kasih materi kuliah dulu, kapan kita makannya...? Gerutu Arfian.
"Iya maaf. Mami keceplosan. Sudah lama Mami gak kasih materi kuliah jadinya keceplosan begini deh."
"Mami aku ini dosen yang sudah pensiun dini. Jadinya gini nih, ngasih kuliahnya jadi gak tau tempat dan waktu." Arfian menjelaskan pada Early kalau dulu maminya adalah seorang dosen.
"Ayo kita mulai makannya. Kalau terus berdebat seperti ini, kapan kita mulainya. Cacing di perut Papi sudah pada protes."
"Iya Papi Sayang. Papi mau makan sama apa, biar Mami ambilkan." Tanya Maya pada Farid dengan nada suara ceriwis khasnya.
Mereka pun makan siang diselingi dengan obrolan ringan antara Early, Arfian dan Maya. Sedangkan Farid lebih banyak mendengarkan saja obrolan mereka.
*********************
Setelah selesai makan siang mereka kembali ke Ruang Tamu. Maya, Arfian dan Early beranjak menuju Ruang Tamu, sedang Farid masuk ke Ruangan Kerjanya, entah apa yang akan dia lakukan di ruangannya.
"Mas, aku ingin ke kamar mandi, dimana ya...? Tanya Early pada Arfian.
"Kamu mau ke kamar mandi di kamarku. Ayo...!" ajak Arfian jahil.
"Ih, jangan Mas. Kamar mandi yang ada di luar kamar kamu saja." Ucap Early malu-malu.
"Kamar mandinya ada di sebelah dapur. Mau aku temani..? tanya Arfian usil.
"Dasar nakal..." sambil mencubit lengan Arfian, Early beranjak dari tempat duduknya.
"Tante, saya permisi ingin ke kamar mandi.."
"oh iya silahkan."
Setelah early pergi ke kamar mandi, Maya duduk mendekat di samping Arfian.
"Fian, pacarmu itu kelihatannya baik, sopan dan juga cantik. Mami tidak melihat ada cela yang tampak dari dirinya. Tapi hati Mami kok gak sreg yah."
"Maksud Mami apa...? Tanya Arfian gusar.
Maya tampak terdiam sejenak, bingung untuk merangkai kata-kata supaya tidak menyinggung hati putra sulungnya itu.
"Boleh Mami cerita sedikit...?
"Apa Mam...?"
"Kamu tahu kan kalau Papi sama Mami itu bersahabat dengan Papa dan Mamanya Keisha. Arini pernah cerita tentang janji kamu pada Arini. Kamu ingat janji apa yang kamu ucapkan pada Mamanya Keisha kan. Dulu sewaktu kamu masih kanak-kanak, Mami lupa umur kamu berapa saat itu, kamu janji sama Keisha kalau kamu akan menikahinya kalau dia dewasa."
"Iya, tapi kan waktu itu Fian masih anak-anak. Belum mengerti apa yang aku ucapkan tentang pernikahan."
"Mami paham kalau itu hanya sekadar janji seorang bocah saja. Tapi, saat itu Mami sama Papi menganggap serius dengan apa yang kamu janjikan. Mami, Papi dan juga Mama dan Papanya Keisha bersepakat kalau memang berjodoh, kami ingin kamu menikahi Keisha. Kamu sudah mengenal Keisha sejak lahir dan kamu juga sangat menyayanginya. Maka kami merasa tidak ada salahnya kalau kami menjodohkan kalian. Mami dan Papi juga sayang sama Keisha dan sudah menganggap dia sebagai anak perempuan kami.
Deg
Hati Early berdegup kencang mendengar perkataan Maya dari balik tembok.
*********************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments