Keisha keluar dari kantor Arfian dengan perasaan yang tak menentu. Dia benci sekali dengan perempuan bernama Early itu. Keisha merasa bahwa Early adalah sebuah ancaman yang berbahaya yang harus segera dia tumpas dan hancurkan. Keisha menghubungi sahabat-sahabatnya untuk mengatur strategi memisahkan Arfian dan Early. Keisha menyadari bahwa untuk menyingkirkan Early, dia harus memakai strategi yang benar-benar jitu dan dia memerlukan sahabat-sahabatnya untuk berkolusi menyingkirkan racun yang bernama Early itu.
Sore harinya kelima sahabat itu berkumpul di kamar Keisha. Keisha menceritakan apa yang terjadi di kantor Arfian ketika Keisha bertemu dengan Early untuk pertama kalinya. Keisha mengutarakan kegundahan hatinya dan meminta tolong keempat sahabatnya itu untuk bersama mengatur strategi memisahkan Arfian dan Early.
Keisha ingat, Arfian dan Early merencanakan makan bersama malam ini. Keisha berniat untuk me-rusak rencana makan malam mereka yang Keisha yakini jika makan malam itu bukanlan makan malam biasa. Keisha curiga jika ada yang istimewa dengan makan malam yang Arfian rencanakan. Insting Keisha mengatakan bahwa Arfian akan melamar Early.
Sekarang, kelima sahabat itu sedang berpikir keras bagaimana caranya menggagalkan makan malam Arfian dan Early. Tapi belum ada satupun cara yang bisa mereka gunakan untuk menggagalkan makan malam itu. Akhirnya kelima sahabat itu pun menonton film di ruangan keluarga Keisha yang luas.
"Kei, tumben nih rumah kamu sepi banget. Pada kemana sih?..." tanya Lena. Alena adalah salah satu sahabat Keisha yang girly, dia juga sepupu dari Arfian. Wajahnya cantik dengan kulit yang putih bersih, rambutnya hitam panjang agak bergelombang. Sahabat Keisha yang lain adalah Prita. Prita adalah gadis yang sama tomboynya dengan Keisha, hobinya pun sama naik gunung. Kalau rambut Keisha agak panjang sebahu, Prita memotong rambutnya pendek. Dua sahabat lainnya adalah Erika dan Edies, gaya mereka sama dengan Lena, modis dan girly dengan paras imut dan tubuh yang mungil. Walaupun gaya dan hobi mereka berbeda, tapi mereka bersahabat, awalnya sih karena kelurga mereka yang berteman baik. Kemudian mereka bersekolah di tempat yang sama dan kelas yang sama. Erika dan Edies juga adalah sepupu jauh Keisha.
"Gak tau tuh mereka pada ngungsi kemana. Kalau Papa sama Mama sih lagi ke Surabaya. Ada partner kerja Papa yang mau ngadain pesta pernikahan anaknya. Kalau adik aku sih kayanya lagi keluyuran gak tau kemana. Abang aku kan, kalian tau sendiri lagi kuliah di Jepang. Mbak Ayu kan ikut suaminya dinas di Papua. Ayu adalah kakak sepupunya yang tinggal bersama dengan keluarga Keisha, semenjak menikah Ayu ikut suaminya yang tentara berdinas di luar kota. Lah itu bibik yang jumlahnya berempat itu kompakkan lagi main ke kampungnya masing-masing. Merana banget coba aku ditinggal sendiri. Ada tante sih, tapi kayanya tante lagi lembur deh di kantornya. Tadinya sih Papa sama Mama ngajakin aku ke Surabaya. Tapi males banget lah kalau pergi ke kondangan." Keisha bicara tanpa jeda.
"Aku punya ide bagus banget nih. Kamu kan sendirian di rumah. Kamu bisa pura-pura sakit, terus kamu hubungi tuh Kak Arfian buat nemenin kamu yang lagi sakit. Kak Arfian kan sayang banget tuh sama kamu. Kamu bisa manfaatin keadaan rumah yang lagi gak ada siapa-siapa, terus kamu sakit gak ada yang nemenin." Usul Erika.
"Ah gila, usul kamu je-lek banget sih Ka." Protes Keisha. "Kak Fian itu gak bisa dibohongi, kalau dia tahu aku pura-pura sakit, dia bisa marah. Lagian kalau aku sakit kan seharusnya aku ngehubungi kalian. Gak ah, usul kamu nyebelin banget."
"Kamu gak usah pura-pura sakit. Tapi kamu harus sakit beneran." Usul Prita. "Kita bikin kamu sakit, gimana?"
"Tubuh aku itu kuat yah, aku tuh jarang banget sakit. Tidur di alam liar aja aku kuat. Imun tubuh aku itu sekuat Gatot Kaca. Pantang yang namanya sakit." Tolak Keisha.
"Dasar takabur." Ucap Prita sambil menempeleng belakang kepala Keisha.
"Usul Prita bagus banget. Kita bikin kamu sakit. Sekarang kamu mandi air dingin. Kita tambahin es batu ke dalam bathtub kamu. Terus kamu minum air dingin yang banyak. Kamu kan bakalan batuk-batuk kalau banyak minum air es. Lagak lu aja bilang gak pernah sakit, padahal minum air es aja langsung batuk." Sambung Edies sambal menjitak kepala Keisha.
'Yey, aku kan menghindari minum air es biar gak sakit. Aku tuh cerdas, gak mau lah mengkonsumsi sesuatu yang bikin aku sakit." Sungut Keisha sebal sambil mengelus kepalanya yang sakit karena dikemplang Prita dan dijitak Edies. .
"Ya ampun, nih anak banyak banget omongnya sih. Nih, udah kita bikinin air sirup dingin buat kamu." Lena mencak-mencak sambil mengasongkan segelas limun dingin.
"Minum nih, aku tambahin es batu yang banyak. Udah sekarang kamu minum aja dengan hati yang ikhlas. Hahaha" Erika juga menyodorkan segelas besar minuman dingin.
Dengan ragu-ragu, Keisha menghabiskan dua gelas besar air es tersebut. Dan tak lama kemudian Keisha merasa tenggorokannya gatal dan perih. Keisha yakin sebentar lagi dirinya akan terserang demam karena radang tenggorokan yang dideritanya. Tak lama setelah itu, Prita langsung menyeret Keisha ke kamar mandi yang ada di dalam kamar tidur Keisha. Mereka sudah menyiapkan bathtub berisi air dingin yang sudah ditambahkan es batu. Memang keempat sahabat Keisha itu bisa sangat kejam. Tanpa rasa belas kasihan mereka memaksa Keisha untuk berendam di air dingin itu.
"Ini tuh buat kebaikan kamu juga. Kamu sendiri kan yang gak mau ketauan kalau kamu cuma pura-pura sakit. Ya udah kita bikin aja sekalian sakit." Cerocos Lena.
"Kita pulang dulu yah, kamu harus ingat kalau rencana kita ini gak berhasil yang artinya Kak Arfian gak datang buat menemani kamu yang lagi sakit. Kamu harus hubungi kita-kita. Kita ini sahabat kamu. Kita gak akan ngebiarin kamu sakit sendirian. Sekarang aku pulang dulu ya. Semoga rencana kita ini berhasil ya." Harap Edies.
Dan benar saja, selepas Maghrib. Keisha mengalami demam tinggi, suhunya sampai 38,5 derajat celsius. Keisha mencoba menghubungi Arfian. Tapi sayang setelah beberapa kali Keisha mencoba menghubungi Arfian tapi tetap gagal. Arfian tidak mengangkat teleponnya. Keisha sudah hampir menyerah, dia mencoba untuk menghubungi tantenya agar segera pulang. Tapi sayang, tantenya, Mala juga tidak mengangkat teleponnya. Karena sudah tidak kuat menahan sakit kepala dan rasa dingin yang menyergap, Keisha pun berencana untuk menelfon sahabat-sahabatnya.
Sesaat sebelum Keisha mendial nomer telepon Prita, ada panggilan telefon dari Arfian. Dengan hati yang berdebar-debar Keisha menjawab panggilan telefon dari Arfian.
"Hallo Kei, ada apa kamu menelefon Kakak?..." tanya Arfian.
Dengan suara serak Keisha menjawab pertanyaan Arfian. "Kak, aku di rumah sendirian. Papa dan Mama sedang keluar kota. Para bibik juga lagi pulang kampung. Aku udah coba telepon tante Mala, tapi tidak diangkat juga. Aku sakit Kak, aku kedinginan, kepalaku pusing, tenggorokan aku sakit banget. Kalau Kak Fian gak lagi sibuk, aku mohon Kakak datang ke rumah buat nemenin aku."
Arfian dilanda kebimbangan. Disatu sisi dia sudah merencanakan makan malam romantis dan berniat untuk melamar Early saat makan malam nanti. Arfian sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Tapi disisi lain, Arfian juga tidak tega jika harus mengabaikan Keisha yang sedang sakit. Arfian mencoba untuk bernegosiasi.
"Kei, udah kamu hubungi temen-temen kamu. Barangkali mereka bisa menemani kamu."
"Sebelum menghubungi Kak Fian pun aku sudah menghubungi mereka. Lena sama Prita lagi di luar kota. Edies sama Erika gak bisa dihubungi, mereka gak angkat telepon aku. Mungkin mereka ada kesibukan lain atau handphone mereka habis baterai. Aku juga bingung, tante Mala juga gak angkat teleponnya." Dengan suara serak Keisha berusaha untuk menjelaskan keadaannya. Walaupun dengan tenggorokan yang sangat sakit, Keisha paksakan untuk bicara, Keisha sadar penyakitnya dia ciptakan sendiri, jadi harus dia terima konsekuensinya.
Arfian masih dalam kebimbangan. Arfian tidak ingin membatalkan rencana yang sudah disusunnya bersama Early. Tapi Arfian juga tidak bisa kalau harus mengabaikan Keisha yang sedang sakit.
"Tapi kalau Kak Fian ada keperluan lain jangan maksain. Aku bisa kok sendiri. Aku bisa kompres sendiri. Bisa makan obat sendiri, nanti makannya aku pesen online saja."
"Ya sudah, kamu hati-hati di rumah ya." Ucap Arfian khawatir.
************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments