Sakit

*********************

 

 

Arfian menelefon Early. "Halo, Sayang."

 

 

"Mas udah sampai mana?... aku udah siap nih buat kamu jemput." Ujar Early sambil mematut diri di depan cermin besar yang ada di kamarnya.

 

 

"Sayang, aku minta maaf yah. Dengan terpaksa aku batalkan malam malam kita. Aku janji akan menggantinya malam lain. Maafkan aku yah sayang." Arfian memberikan janjinya. Dia merasa tidak enak hati karena membatalkan rencana makan malamnya.

 

 

"Kenapa Sayang?...Apa kerjaan Mas belum selesai?...Aku bisa tunggu kok." Early masih mencoba membujuk Arfian.

 

 

"Keisha sedang sakit, dia di rumah sendirian. Orangtuanya sedang diluar kota. Aku harap kamu mengerti yah Sayang. Keisha sudah seperti adikku sendiri, aku gak bisa membiarkan dia sendirian disaat dia sedang sakit. Aku janji, aku akan mengganti makan malam ini di malam lainnya yah. Aku harap kamu tidak kecewa." Arfian mengatakan alasan dia membatalkan makan malamnya.

 

 

"Iya Mas, aku paham kok. Kamu jaga Keisha dengan baik yah." Early kecewa tapi dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia hanya pasrah saja makan malam bersama kekasihnya gagal padahal dia sudah berdandan dengan cantiknya.

 

 

Arfian pun dengan segera melajukan mobilnya menuju rumah Keisha. Arfian menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Keisha. Dia mengetuk pos jaga satpam dan meminta Atang, salah satu satpam di rumah Keisha, untuk membukakan pintu gerbang.

 

 

Tok...tok...tok.... Arfian mengetuk kaca pos satpam. Terlihat Atang dan Jono sedang asyik bermain catur.

 

 

"Tang, bukain gerbangnya!..." perintah Arfian.

 

 

Atang melihat sosok Arfian yang sudah berdiri di depan pos jaganya.

 

 

"Mas Arfian, ada apa Mas malam-malam kesini?" tanya Atang.

 

 

"Keisha sakit. Saya mau lihat keadaan dia." Jawab Arfian.

 

 

"Silahkan masuk Mas." Ujar Atang sambil membukakan pintu pagar.

 

 

Para satpam tidak mengetahui keadaan di dalam rumah, karena biasanya mereka keluar dan masuk lewat pintu samping rumah sehingga mereka tidak menyadari jika anak majikannya sedang sakit.

 

 

Setelah masuk ke dalam gerbang rumah, Arfian memencet bel, tapi setelah beberapa saat tidak ada yang membukakan pintu. Arfian menjadi yakin kalau tidak ada siapa-siapa di rumah Keisha.

 

 

Arfian mencoba membuka pintu rumah yang ternyata tidak dikunci. Tampak ruang tamu dan ruang keluarga yang gelap gulita tanda bahwa pemilik rumah belum menyalakan lampu di ruang tamu dan ruang keluarga.

 

 

Lampu di luar rumah menyala otomatis jika menjelang malam, lampu-lampu di teras luar dan taman pun akan otomatis menyala. Arfian memijit saklar lampu-lampu di ruang tamu dan keluarga.

 

 

Keadaan rumah tampak lengang dan sepi. Arfian langsung menuju ke lantai dua tempat kamar Keisha berada. Arfian mengetuk kamar Keisha tapi tidak ada jawaban. Kemudian Arfian mencoba langsung masuk ke kamar Keisha. Dia melihat Keisha yang sedang terbaring dan menggigil di atas kasur. Tubuhnya ditutup selimut sampai dadanya.

 

 

Arfian meraba dahi Kaisha dan dia merasakan suhu yang panas. Kemudian Arfian mencari termometer untuk mengukur suhu tubuh Keisha. Setelah menemukan alat yang dicarinya, Arfian dengan segera meletakkan termometernya di sela lengan Keisha. Setelah menunggu beberapa saat, termometer menunjukkan angka 39 derajat celcius.

 

 

"Ya Allah, Kei. Ini suhu tubuh kamu panas banget. Kita ke dokter yah. Ayo siap-siap kita ke dokter."

 

 

Tidak ada jawaban dari Keisha.

 

 

"Kei, bangun Kei." Arfian mengguncangkan tubuh Keisha dengan panik.

 

 

Masih tidak ada jawaban dari Keisha.

 

 

Dengan sigap Arfian membopong tubuh Keisha keluar dari kamar. Arfian membopong tubuh Keisha menuju mobilnya untuk ke rumah sakit. Arfian kalut, tidak bisa banyak berpikir. Arfian hanya berpikir kalau dia harus segera membawa Keisha ke rumah sakit.

 

 

"Tang, tolong bukakan pintu mobil. Saya harus bawa Keisha ke rumah sakit." seru Arfian ketika sudah sampai di dekat pos jaga.

 

 

Atang dan Jono segera melakukan perintah Arfian dengan membukakan pintu gerbang dan pintu mobil Arfian.

 

 

Setelah berada di dalam mobil, Arfian mendengar Keisha mengigau, meracaukan kata-kata yang tidak jelas.

 

 

Keisha merasa bahwa dia sedang bermimpi. Dalam mimpinya Keisha melihat kemarahan yang terpancar dari wajah Arfian. Keisha meracau dalam mimpinya.

 

 

"Maaf Kak Fian, aku gak bohong. Aku gak membohongi Kak Fian. Aku gak pura-pura sakit. Aku memang sakit Kak. Maafkan aku kalau aku menggagalkan rencana Kak Fian. Maaf Kak." Dalam keaadaan tidak sadar Keisha terus meracau.

 

 

Tiba di rumah sakit, Keisha langsung dibawa ka UGD untuk dilakukan pemeriksaan awal. Setelah dari UGD, Keisha ditempatkan di ruang rawat inap. Hasil pemeriksaan sementara dokter, Keisha harus tinggal di rumah sakit untuk dilakukan observasi selanjutnya keesokan harinya. Bersyukur setelah mendapatkan penanganan dari dokter, tak lama kemudian Keisha siuman dari pingsannya.

 

 

Setelah dirasa keadaan agak tenang, Arfian segera menghubungi orangtua Keisha. Arfian menenangkan orangtua Keisha bahwa Arfian lah yang akan menjaga Keisha yang sedang sakit. Arfian pun mencoba menghubungi tante Mala yang ternyata masih belum bisa dihubungi.

 

 

Arfian menjaga Keisha semalaman. Dia tertidur di sofa yang ada di samping kasur pasien.

 

 

Setelah observasi dilakukan, diputuskan jika Keisha harus rawat inap selama 2 hari.

 

 

"Kak...Kak Fian, maaf yah sudah merepotkan" mulut Keisha meminta maaf tapi hati Keisha senang bukan main karena dia berhasil menggagalkan rencana makan malam romantis Arfian dan Early.

 

 

"Kamu kok bisa sakit begini sih Kei?" "Tadi siang kamu minum air dingin yah?... kamu kan tahu kalau kamu gak bisa minum air dingin. Tanya Arfian lembut sambil mengelus kepala Keisha.

 

 

"Iya, maaf Kak, tadi siang setelah pulang dari kantor Kak Fian, sahabat-sahabat aku main ke rumah. Kita nonton sambil makan cemilan terus mereka kan minum air sirup dingin, aku juga mau coba sedikit. Aku gak nyangka kalau akibatnya bakal begini."

 

 

"Ya sudah kamu tidur lagi yah, dokter udah kasih kamu obat kan." Arfian mengelus dan mengecup kepala Keisha dengan lembut.

 

 

Keeseokan harinya, keempat sahabat Keisha datang ke rumah sakit. Arfian merasa bahwa dia harus pulang berganti pakaian dan menyelesaikan pekerjaannya di kantor. Maka dia pamit pulang pada Keisha setelah yakin jika Keisha sudah ada yang menemani di ruang rawat inapnya.

 

 

"Kei, Kakak pulang dulu ya. Teman-teman kamu sudah datang untuk menemani kamu. Nanti sore Kakak datang lagi menemani kamu ya."

 

 

"Iya Kak, terima kasih. Maaf kalau aku merepotkan Kakak."

 

 

"Hei, cantik. Kamu itu adikku. Tidak apa-apa jika kamu merepotkanku. Malah aku akan marah jika kamu tidak merepotkan aku. Hehehe." Arfian tersenyum sambil mengusap puncak kepala Keisha.

 

 

**************************

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!