"Kakak mau bicara sama kamu. Kamu udah selesai sarapannya...? Bisa kita bicara di taman belakang..." pinta Arfian.
*****************
Arfian hendak berdiri dari duduknya, belum sempat Arfian berdiri, Arini meletakkan sepiring nasi goreng di atas meja makan.
"Kamu mau kemana Fian. Sarapan dulu! Sudah Tante siapkan sarapan buat kamu."
"Iya Tan, terima kasih."
"Kei, kamu tunggu dulu Fian selesai sarapan, baru bicarakan apa yang ingin kalian bicarakan."
"Iya Mah. Kei sih santai, dia aja yang buru-buru mau bicara." Ujar Keisha datar.
Keisha membereskan piring dan gelas bekas sarapannya dan menyimpan piring dan gelas kotornya di tempat cuci.
"Aku tunggu kamu sambil nonton TV di ruang keluarga." Keisha berkata tanpa melihat wajah lawan bicaranya. Keisha pun segera keluar dari dapur menuju ruang keluarga.
"Sabar ya Fian. Sepertinya Kei masih marah sama kamu." Arini menatap Arfian dengan tatapan simpati.
"Gak apa apa Tan. Fian ngerti kok." Jawab Arfian.
Setelah menghabiskan sarapannya, Arfian segera beranjak menuju ruang keluarga.
"Makasih sarapannya, Tan. Fian izin bicara dengan Kei."
"Kamu yang sabar yah kalau bicara dengan Kei. Tante yakin kamu bisa menenangkan Kei. Kamu jauh lebih dewasa daripada Kei, jadi Tante mohon kamu harus punya banyak stok sabar."
"Iya, Tan." Sahut Arfian.
Arfian pun berjalan menuju ruang kelurga.
"Kei...." Arfian memanggil Keisha.
"Mau bicara tentang apa?" tanya Keisha tanpa basa basi.
"Kita ngobrolnya di taman belakang yuk!" ajak Arfian.
Dengan wajah cemberut, Keisha berdiri dari duduknya dan langsung berjalan menuju taman belakang tanpa melihat ke arah Arfian.
Setelah tiba di taman belakang, Keisha duduk di kursi taman. Diikuti Arfian yang duduk di sampingnya.
"Mau bicara apa...?" tanya Keisha ketus.
"Kei...Kak Fian minta maaf."
"Maaf untuk apa...?"
"Maaf karena Kak Fian marah-marah dan bentak kamu waktu itu."
"Oh karena itu." Ucap Keisha tak acuh. "Lupain aja lah. Gak penting juga."
"Tapi, Kak Fian benar-benar menyesal sudah marah-marah sama kamu. Bentak kamu juga. Kak Fian jadi gak tenang kalau belum minta maaf sama kamu." Ungkap Arfian.
"Udah aku maafin. Kamu gak usah khawatir lagi." Keisha masih bicara dengan nada ketus.
"Kei...." Panggil Arfian lirih.
"Sudah selesai...? Ada lagi yang mau dibicarakan...? Kalau sudah selesai, aku pamit mau ke kamar. Aku masih capek, jadi mau tidur lagi." Keisha hendak berdiri.
Arfian menahan tangan Keisha. "Tunggu dulu Kei.... Kamu masih marah pada Kakak...?"
"Tidak....Aku sudah tidak punya energi buat marah sama kamu. Mending aku pakai energi aku buat hal lain yang positif daripada dipakai buat marah sama kamu." Tegas Keisha.
"Kayanya kamu gak perlu cari-cari aku lagi deh. Urusan kita udah selesai. Jadi, gak ada lagi hal yang perlu kita bicarakan."
"Kalau kamu sudah tidak marah sama Kakak, kenapa kamu memanggil Kakak dengan sebutan Kamu." Tanya Arfian.
"Apa kamu lupa kalau kamu yang bilang kalau kamu tidak akan pernah mengizinkan aku untuk memanggil kamu dengan sebutan Kakak...." Ungkap Keisha ketus.
Arfian menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan. Dia tidak ingin emosinya kembali tersulut dalam menghadapi kekerasan Keisha.
"Udah deh. Sekarang kita jalani saja hidup kita masing-masing. Aku gak akan peduli lagi sama kamu. Kamu juga tidak usah peduli lagi sama aku. Kamu juga yang bilang kalau kita ketemu kita harus pura-pura tidak saling mengenal. Iya kan...?
Arfian terdiam mendengar kata-kata yang dilontarkan Keisha. Arfian tak bisa berkata-kata lagi karena semua yang diucapkan oleh Keisha adalah apa yang pernah diucapkan dirinya.
"Aku anggap urusan kita sudah selesai. Aku mau tidur." Keisha beranjak dari duduknya.
"Oh iya, jangan khawatir dengan hubungan kamu dengan perempuan itu. Aku janji aku gak akan pernah lagi mengganggu kalian. Anggap saja perbuatan aku yang licik itu sebagai ujian buat cinta kalian. Kalian lulus ujiannya kan...?" ujar Keisha sambil berdiri menghadap Arfian.
Arfian masih terdiam. Lidahnya kelu, sulit untuk mengeluarkan kata-kata. Bahkan sepatah kata pun sulit dia keluarkan.
Keisha segera masuk ke dalam rumah meninggalkan Arfian yang masih termenung.
Arfian baru tersadar dari lamunannya ketika Keisha sudah tidak ada lagi di hadapannya dan merasa kalau dia akan kehilangan Keisha.
*************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments